Anda di halaman 1dari 11

Manusia dan Keadilan

1.Ardian Syaputra
2.Zulfa Dwita
3.Yesica Putri Oktavianti
4.Discha Prameswara

Tingkat I Reguler B
Keadilan
PENGERTIAN KEADILAN

Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah


dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang
berbuat adil merupakan orang yang bijaksana. Keadilan adalah pengakuan dan
perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Jadi, keadailan pada
pokoknya terletak peda keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut
hak dan menjalankan kewajiban (Suyadi, 1986)

Contoh Keadilan:

Seorang koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan


dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun pada
wajahnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia
tidak adil pada rakyat kecil yang dikarenakan mencuri dompet mendapatkan
masa kurungan lebih dari sang koruptor, padahal koruptor lah yang mencuri
uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet itu. Bahkan koruptor bisa
mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan seperti apartemen didalam
penjara.
Khong Hu Tsu seorang filosof Cina, berependapat bawa Keadilan:
bila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja,
maka itulah keadilan.
Aristoteles mengatakan bahwa keadilan adalah suatu kelayakan
dalam tindakan manusia.
Plato menganggap bahwa keadilan itu merupakan kewajiban
tertinggi dalam kehidupan negara yang baik, sedangkan orang
yang adil adalah orag yang mampu mengendalikan diri,
perasaannya dikendalikan oleh akal sehat.
Batasan adil menurut Ensiklopedi Indonesia yaitu:
1. Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak
2. Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak
yang harus diperolehnya.
3. Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan
mana yang salah, bertindak jujur dan tepat menurut peraturan atau
syarat dan rukun yang telah di tetapkan. Tidak sewenang-wenang
dan tidak maksiat atau berbuat dosa.
Ditinjau dari bentuk ataupun sifat-sifatnya, keadilan dapat di
kelompokkan menjadi 3 jenis:
1. Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan
substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan
menjaga kesatuannya.
2. Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal
yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama
diperlakukan secara tidak sama.
3. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan
kesejahteraan umum.
Kejujuran dan Kebenaran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuatu
dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan
kenyataan yang ada.

Kebenaran atau benar dalam arti moral berarti tidak palsu, tidak
munafik, yakni bila perkataannya sesuai dengan kayakinan batinnya
atau hatinya.
Kecurangan dan Pemulihan Nama Baik
Kecurangan

Curang atau kecurangan artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan hati
nuraninya. Atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud
memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia
menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar
dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat
sekelilingnya hidup menderita.

Sebab-Sebab Seseorang Melakukan Kecurangan

Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan, ditinjau dari hubungan manusia


dengan alam sekitarnya ada empat aspek yaitu:

1. Aspek ekonomi

2. Aspek kebudayaan

3. Aspek peradaban

4. Aspek tenik
Pemulihan Nama Baik

Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan


segala kesalahannya, bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai
dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak. Penjagaan
nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan.
Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah
laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan
perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan
santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-
perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada
hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan
segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai
dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik.
Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta
maaf.

Anda mungkin juga menyukai