Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH IMUNOLOGI

KELOMPOK I

Disusun Oleh:

KELOMPOK I

1. BETSI MURIANDA NIM 202001201P


2. DEKA WAHYU KURNIAWAN NIM 202001218P
3. DINDA HANDAYANI NIM 202001202P
4. LINA YULIANAWATY S. NIM 202001217P

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KELAS KONVERSI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADILA

BANDAR LAMPUNG

2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem kekebalan tubuh sangat mendasar peranannya bagi kesehatan,


tentunya harus disertai dengan pola makan sehat, cukup berolahraga, dan terhindar
dari masuknya senyawa beracun ke dalam tubuh.Sekali senyawa beracun hadir dalam
tubuh, maka harus segera dikeluarkan.
Kondisi sistem kekebalan tubuh menentukan kualitas hidup.Dalam tubuh
yang sehat terdapat sistem kekebalan tubuh yang kuat sehingga daya tahan tubuh
terhadap penyakit juga prima. Pada bayi yang baru lahir, pembentukan sistem
kekebalan tubuhnya belum sempurna dan memerlukan ASI yang membawa sistem
kekebalan tubuh sang ibu untuk membantu daya tahan tubuh bayi. Semakin dewasa,
sistem kekebalan tubuh terbentuk sempurna. Namun, pada orang lanjut usia, sistem
kekebalan tubuhnya secara alami menurun. Itulah sebabnya timbul penyakit
degeneratif atau penyakit penuaan.
Pola hidup modern menuntut segala sesuatu dilakukan serba cepat dan
instan.Hal ini berdampak juga pada pola makan.Sarapan di dalam kendaraan, makan
siang serba tergesa, dan malam karena kelelahan tidak ada nafsu makan.Belum lagi
kualitas makanan yang dikonsumsi, polusi udara, kurang berolahraga, dan stres.
Apabila terus berlanjut, daya tahan tubuh akan menurun, lesu, cepat lelah, dan
mudah terserang penyakit. Karena itu, banyak orang yang masih muda mengidap
penyakit degeneratif.
Kondisi stress danpola hidup modern sarat polusi, diet tidak seimbang, dan
kelelahan menurunkan daya tahan tubuh sehingga memerlukan kecukupan antibodi.
Gejala menurunnya daya tahan tubuh sering kali terabaikan sehingga timbul berbagai
penyakit infeksi, penuaan dinipadausiaproduktif.
Sejak dasawarsa1960 perhatian terhadap teknik imunisasi makin meningkat.
Dewasa ini, imunisasi telah menjadi amat terkenal sebagai metoda pilihan untuk
penentuan analit secara kuantitatif.Imunisasi telah masuk ke dalam banyak cabang
dan disiplin dari penelitian ilmiah terutama yang berkaitan dengan subyek biologis.

2
Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkaitan dengan respon
organisme terhadap penolakan antigen, pengenalan diri sendiri dan bukan
dirinya,serta semua efek biologis, serologis dan kimia, fisika fenomena imun.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh
patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis
luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai
cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka
dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.
Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat
menginfeksi organisme.

2.2 Fungsi Sistem Imun


Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit dengan menghancurkan dan
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan
virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh, Menghilangkan jaringan atau sel yg
mati atau rusak untuk perbaikan jaringan, Mengenali dan menghilangkan sel yang
abnormal. Dan Sasaran utama yaitu bakteri patogen dan virus.Leukosit merupakan
sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, dansel mast).

2.3 Respon Imun


Tahap :
Deteksi dan mengenali benda asing, Komunikasi dengan sel lain untuk
berespons, Rekruitmen bantuan dan koordinasi respons dan estruksi atau supresi
penginvasi

3
Tabel 1. Tahapan dan mekanisme aktifasi respon imun

Tahapan respon
induksi Amplifikasi /regulasi Eksekusi
imun
Antibody (+komplemen/sel
Keterlibatan
APC; limfosit APC; Thelper sitotoksik); limfosit
Sel/molekul sitotoksik; makrofag
Pelepasan
Mekanisme Pemprosesan-presentasi Lisis yang diperantarai
sitokin;
antigen; pengenalan penyebaran signal
komplemen; opsonisasi dan
antigen oleh reseptor transduksi melalui
fagositosis; sitotoksisitas
spesifik limfosit molekul membrane sel
Proliferasi dan Eliminasi nonself; netralisasi
Aktifasi sel limfosit T atau
Konsekuensi diferensiasi limfosit T toksin atau penghancuran virus
B
atau B atau mikroorganisasi lainnya

2.5 Jenis-Jenis Sistem Imun


1. Sistem imun non spesifik ,natural atau sudah ada dalam tubuh (pembawaan )
Sistemimun non spesifik ,natural atau sudah ada dalamtubuh (pembawaan )
adalahpertahanantubuhterdepandalam melawan mikroorganisme. Disebut
nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu.
Terdiri dari:
a. Pertahanan fisik/mekanik
Kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan, batuk, bersin akan mencegah
masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh. Kulit yang rusak misalnya oleh
luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok akan meninggikan resiko
infeksi.
b. Pertahanan biokimia
Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kel kulit,
telinga, spermin dalam semen, mengandung bahan yang berperan dalam pertahanan
tubuh secara biokimiawi.asam HCL dalam cairan lambung , lisozim dalam keringat,
ludah , air mata dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram
positif  dengan menghancurkan dinding selnya. Air susu ibu juga mengandung
laktoferin dan asam neuraminik yang mempunyai sifat antibacterial terhadap E. coli
dan staphylococcus.

4
Lisozim yang dilepas oleh makrofag dapat menghancurkan kuman gram
negatif dan hal tersebut diperkuat oleh komplemen.Laktoferin dan transferin dalam
serum dapat mengikat zan besi yang dibutuhkan untuk kehidupan kuman
pseudomonas.

c. Pertahanan humoral
Berbagai bahan dalam sirkulasi berperan pada pertahanan tubuh secara
humoral. Bahan-bahan tersebut adalah:
Komplemen
Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteridanparasitkarena:
 Komplemen dapat menghancurkan sel membran bakteri
 Merupakan faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofagketempatbakteri
 Komponenkomplemenlain yang mengendap pada permukaan bakteri
memudahkan   makrofag untuk mengenal dan memfagositosis (opsonisasi).
Interferon
Adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang
mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi
virus.Interveron mempunyai sifat anti virus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar
sel yang terinfeksi virus sehingga menjadi resisten terhadap virus.Disamping itu,
interveron juga dapat mengaktifkan Natural Killer cell (sel NK). Sel yang diinfeksi
virus atau menjadi ganas akan menunjukkan perubahan pada permukaannya.
Perubahan tersebut akan dikenal oleh sel NK yang kemudian membunuhnya. Dengan
demikian penyebaran virus dapat dicegah.

C-Reactive Protein (CRP)


Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan
komplemen.CRP dibentuk oleh badan pada saat infeksi.CRP merupakan protein yang
kadarnya cepat meningkat (100 x atau lebih) setelah infeksiatauinflamasiakut.CRP
berperanan pada imunitas non spesifik, karena dengan bantuan Ca++ dapat mengikat
berbagai molekul yang terdapat pada banyak bakteri dan jamur.

5
d. Pertahanan seluler
Fagosit/makrofag dan sel NK berperanan dalam sistem imun non spesifik
seluller.
Fagosit
Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis tetapi sel
utama yang berperaan dalam pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear
(monosit dan makrofag) serta sel polimorfonuklear seperti neutrofil.
Dalam kerjanya sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem
imun spesifik. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingakt sebagai berikut:
Kemotaksis, menangkap, memakan (fagosistosis), membunuh dan
mencerna.Kemotaksis adalah gerakan fagosit ketempat infekis sebagai respon
terhadap berbagai factor sperti produk bakteri dan factor biokimiawi yang dilepas
pada aktivasi komplemen.Antibody seperti pada halnya dengan komplemen C3b dapat
meningkatkan fagosistosis (opsonisasi). Antigen yang diikat antibody akan lebih
mudah dikenal oleh fagosit untuk kemudian dihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan
oleh adanya reseptor untuk fraksi Fc dari immunoglobulin pada permukaan fagosit.

Natural Killer cell (sel NK)


Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan dalam sirkulasi dan tidak
mempunyai cirri sel limfoid dari siitem imun spesifik, maka karenan itu disebut sel
non B non T (sel NBNT) atau sel poplasi ketiga.
Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma dan
interveron meempunyai pengaruh dalam mempercepat pematangan dan efeksitolitik
sel NK.

2. Sistem imun spesifik atau adaptasi


Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing.Benda asing yang
pertama kali muncul dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitiasi sel-
sel imun tersebut. Bila sel imun tersebut berpapasan kembali dengan benda asing
yang sama, maka benda asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian
akan dihancurkan olehnya. Oleh karena sistem tersebut hanya mengahancurkan
benda asing yang sudah dikenal sebelumnya, maka sistem itu disebut spesifik.sistem

6
imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang
berbahaya, tetapi umumnya terjalin kerjasama yang baik antara antibodi, komplemen
, fagosit dan antara sel T makrofag.
Sistem imun spesifik ada 2 yaitu;
a. Sistem imun spesifik humoral
Yang berperanan dalam sistem imun humoral adalah limfosit B atau sel B. sel
B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Bila sel B dirangsang oleh benda asing
maka sel tersebut akan berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat
menbentuk zat anti atau antibody. Antibody yang dilepas dapat ditemukan didalam
serum.Funsi utama antibody ini ialah untuk pertahanan tehadap infeksi virus, bakteri
(ekstraseluler), dandapatmenetralkantoksinnya.
b. Sistem imun spesifik selular
Yang berperanan dalam sistem imun spesifik seluler adalah limfosit T atau
sel T. sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama dari sel B. factor timus yang
disebut timosin dapat ditemukan dalam peredaran darah sebagai hormon asli dan
dapat memberikan pengaruhnya terhadap diferensiasi sel T diperifer. Berbeda
dengan sel B , sel T terdiri atas beberapa sel subset yang mempunyai fungsi
berlainan. Fungsi utama sel imun spesifik adalah untuk pertahanan terhadap bakteri
yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit, dan keganasan.

Imunitas spesifik dapat terjadi sebagai berikut:


1. Alamiah
a. Pasif
Imunitas alamiah pasif ialah pemindahan antibody atau sel darah putih yang
disensitisasi dari badan seorang yang imun ke orang lain yang imun, misalnya
melalui plasenta dan kolostrum dari ibu ke anak.
b. Aktif
Imunitas alamiah katif dapat terjadi bila suatu mikoorgansme secara alamiah
masuk kedalam tubuh dan menimbulkan pembentukan antibody atau  sel yang
tersensitisasi.

2. Buatan 

7
a. Pasif
Imunitas buatan pasif dilakukan dengan memberikan serum, antibody,
antitoksin misalnya pada tetanus, difteri, gangrengas, gigitan ular dan difesiensi imun
atau pemberian sel yang sudah disensitisasi pada tuberkolosis dan hepar.
b. Aktif
Imunitas buatan aktif dapat ditimbulkan dengan vaksinasi melalui pemberian
toksoid tetanus, antigen mikro organism baik yang mati maupun yang hidup.

Tabel 1.1. Karakteristik sistem imun alami dan sistem imun adaptif (guide immunology)
karakteristik Imunitas alami Imunitas adaptif
Barier fisik (kulit, mukosa, vili, fimbria, cilia),
Antibody (immunoglobulin), sel T
Komponen secret protein & non protein, fagosit, sel NK,
dan sel B
eosinofil dan sel K
Ketergantungan pada Tidak tergantung pada paparan antigen Tergantung pada paparan antigen
antigen sebelumnya sebelumnya
Membedakan dengan detail jenis
Antigen spesifik Tidak membedakan jenis antigen
antigen
Waktu tunggu Spontan (menit – jam) Lambat (3-5 hari)
Memori imunologis Tidak ada Ada
Terutama tersususn atas polisakarida & Terutama tersususn polipeptida
Pathogen
polinukletida (proten)
Pengenalan dilakukan oleh reseptor yang Pathogen dikenali oleh reseptor
Rekognisis patogen
terbentuk pada germline yang terbentuk secara acak
Spesifisitas reseptor longgar, mengenali
Spesifisitas sempit, reseptor hanya
Spesifisitas reseptor berbagai struktur molekul disebut pathogen –
mengenal epitop tertentu
associated molecular pattern
Dapat dibangkitkan oleh paparan antigen
Pembangkitan aksi antigen
melalui efek dari sitokin
eksistensi Pada semua metazoa Hanya terdapat pada vertebrata

a. Pengertian Antibodi
Antibodi adalah protein immunoglobulin yang disekresi oleh sel B yang
teraktifasi oleh antigen.Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan
dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia.Senjata ini
diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan.
Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu.

b. Fungsi
 Untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen.

8
 Membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.

c. Sifat Antibodi
Antibodi mempunyai sifat yang sangat luar biasa, karena untuk membuat
antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar biasa, dan
pantas dicermati. Proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur
musuhnya dengan baik. Dan, di alam ini terdapatjutaanmusuh (antigen).
Dia mengetahui polanya berdasarkan perasaan. Sulit bagi seseorang untuk
mengingat pola kunci, walau cuma satu, Akan tetapi, satu sel B yang sedemikian
kecil untuk dapat dilihat oleh mata, menyimpan jutaan bit informasi dalam
memorinya, dan dengan sadar menggunakannya dalam kombinasi yang tepat.

d. Proses Pembentukan Antibodi


 Antibodi terbentuk secara alami di dalam tubuh manusia dimana substansi
tersebut diwariskan dari ibu ke janinnya melalui inntraplasenta. Antibody yang
dihasilkan pada bayi yang baru lahir titier masih sangat rendah, dan nanti antibody
tersebut berkembangseiringperkembanganseseorang.
 Pembentukan antibody karena keterpaparan dengan antigen yang menghasilkan
reaksi imunitas, dimana prosesnya adalah:
Misalnya bakteri salmonella. Saat antigen (bakteri salmonella) masuk ke dalam
tubuh, maka tubuh akan meresponnya karena itu dianggab sebagai benda asing.
karena bakteri ini sifatnya interseluler maka dia tidak sanggup untuk di hancurkan
dalam makrofag karena bakteri ini juga memproduksi toksinsebagai pertahanan
tubuh. Oleh karena itu makrofag juga memproduksi APC yang berfungsi
mempresentasikan antigen terhadap limfosit.agar respon imun berlangsung dengan
baik.Ada dua limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T.

9
e. Klasifikasi Antibodi
 IgG (Imuno globulin G)
IgG merupakan antibodi yang paling umum. Dihasilkan hanya dalam waktu
beberapa hari, ia memiliki masa hidup berkisar antara beberapa minggu sampai
beberapa tahun. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem
getah bening, dan usus. Mereka mengikuti aliran darah, langsung menuju musuh dan
menghambatnya begitu terdeteksi.Mereka mempunyai efek kuat anti-bakteri dan
penghancur antigen.Mereka melindungi tubuh terhadap bakteri dan virus, serta
menetralkan asam yang terkandung dalam racun.
Selain itu, IgG mampu menyelip di antara sel-sel dan menyingkirkan bakteri
serta musuh mikroorganis yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit.Karena
kemampuannya serta ukurannya yang kecil, mereka dapat masuk ke dalam plasenta
ibu hamil dan melindungi janin dari kemungkinan infeksi. Jika antibodi tidak
diciptakan dengan karakteristik yang memungkinkan mereka untuk masuk ke dalam
plasenta, maka janin dalam rahim tidak akan terlindungi melawan mikroba. Hal ini
dapat menyebabkan kematian sebelum lahir. Karena itu, antibodi sang ibu akan
melindungi embrio dari musuh sampai anak itu lahir.
 IgA (Imuno globulin A)
Antibodi ini terdapat pada daerah peka tempat tubuh melawan antigen seperti
air mata, air liur, ASI, darah, kantong-kantong udara, lendir, getah lambung, dan
sekresi usus.Kepekaan daerah tersebut berhubungan langsung dengan kecenderungan
bakteri dan virus yang lebih menyukai media lembap seperti itu. Secara struktur, IgA
mirip satu sama lain. Mereka mendiami bagian tubuh yang paling mungkin dimasuki
mikroba.Mereka menjaga daerah itu dalam pengawasannya layaknya tentara andal
yang ditempatkan untuk melindungi daerah kritis.
Antibodi ini melindungi janin dari berbagai penyakit pada saat dalam
kandungan. Setelah kelahiran, mereka tidak akan meninggalkan sang bayi,
melainkan tetap melindunginya. Setiap bayi yang baru lahir membutuhkan
pertolongan ibunya, karena IgA tidak terdapat dalam organisme bayi yang baru lahir.
Selama periode ini, IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem
pencernaan bayi terhadap mikroba. Seperti IgG, jenis antibodi ini juga akan hilang

10
setelah mereka melaksanakan semua tugasnya, pada saat bayi telah berumur
beberapa minggu.
 IgM (Imuno globulin M)
Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel B.
Pada saat organisme tubuh manusia bertemu dengan antigen, IgM merupakan
antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan musuh.Janin dalam rahim
mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika musuh menyerang
janin, jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat.
Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar
IgM dalam darah.
 IgD (Imuno globulin D)
IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel B.
Mereka tidak mampu untuk bertindak sendiri-sendiri.Dengan menempelkan dirinya
pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel T menangkap antigen.
 IgE (Imuno globulin E)
IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah.Antibodi ini
bertanggung jawab untuk memanggil para prajurit tempur dan sel darah lainnya
untuk berperang.Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi pada tubuh.
Karena itu, kadar IgE tinggi pada tubuh orang yang sedang mengalami alergi.

2.7 Sistem Komplement


Sistem komplemen adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat
kompleks protein yang satu dengan lainnya sangat berbeda.Pada kedaan normal
komplemen beredar di sirkulasi darah dalam keadaan tidak aktif, yang setiap saat
dapat diaktifkan melalui dua jalur yang tidak tergantung satu dengan yang lain,
disebut jalur klasik dan jalur alternatif.Aktivasi sistem komplemen menyebabkan
interaksi berantai yang menghasilkan berbagai substansi biologik aktif yang diakhiri
dengan lisisnya membran sel antigen.Aktivasi sistem komplemen tersebut selain
bermanfaat bagi pertahanan tubuh, sebaliknya juga dapat membahayakan bahkan
mengakibatkan kematian, hingga efeknya disebut seperti pisau bermata dua. Bila
aktivasi komplemen akibat endapan kompleks antigen-antibodi pada jaringan

11
berlangsung terus-menerus, akan terjadi kerusakan jaringan dan dapat menimbulkan
penyakit.
Komplemen sebagian besar disintesis di dalam hepar oleh sel hepatosit, dan
juga oleh sel fagosit mononuklear yang berada dalam sirkulasi darah. Komplemen C
l juga dapat di sintesis oleh sel epitel lain diluar hepar. Komplemen yang dihasilkan
oleh sel fagosit mononuklear terutama akan disintesis ditempat dan waktu terjadinya
aktivasi. Sebagian dari komponen protein komplemen diberi nama dengan huruf C:
Clq, Clr, CIs, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8 dan C9 berurutan sesuai dengan urutan
penemuan unit tersebut, bukan menurut cara kerjanya

2.8 Sel-Sel Sistem Imun

1.   Sel-Sel Sistem Imun Nonspesifik


Sel sistem imun non spesifik bereaksi tanpa memandang apakah agen
pencetus pernah atau belum pernah dijumpai.Reaksinya pun tidak perlu diaktivasi
terlebih dahulu seperti pada sistem imun spesifik.Lebih jauh lagi respon imun non
spesifik merupakan lini pertama pertahanan terhadap berbagai faktor yang
mengancam.Sel-sel yang berperan dalamnsistem imun nonspesifik adalah sel fagosit,
sel nol, dan sel mediator.
a)      Sel Fagosit
Sel fagosit terbagi dua jenis, yaitu fagosit mononuclear dan fagosit
polimorfonuklear.Fagosit mononuclear terdiri dari sel monosit dan sel makrofag,
sedangkan fagosit polimorfonuclear terdiri dari neutrofil dan eusinofil.

Sel Monosit dan Sel Makrofag


Persentase sel monosit dalam sel darah putih berkisar 5 %. Monosit
bersirkulasi dalam darah hanya selama beberapa jam, kemudian bermigrasi ke dalam
jaringan, dan berkembang menjadi makrofaga (macrophage) besar (pemangsa besar).
Makrofaga jaringan, yang merupakan sel-sel fagositik terbesar, adalah fagosit yang
sangat efektif dan berumur panjang.Sel-sel ini menjulurkan kaki semu (psedopodia)
yang panjang yang dapat menempel ke polisakarida pada permukaan mikroba dan

12
menelan mikroba itu, sebelum kemudian dirusak oleh enzim-enzim di dalam lisosom
makrofaga itu.
Beberapa makrofaga bermigrasi ke seluruh tubuh, sementara yang lain tetap
tinggal secara permanen dalam jaringan tertentu: dalam paru-paru (makrofaga
alveoli), hati (sel-sel Kupffer), ginjal (sel-sel mesangial), otak (sel-sel mikroglia),
jaringan ikat (histiosit), dan pada limpa, nodus limfa, serta jaringan limfatik.
Mikroorganisme, fragmen mikroba, dan molekul asing yang memasuki darah
menghadapi makrofaga ketika mereka terjerat dalam bangun limpa yang mirip
dengan jarring, sementara yang berada dalam cairan jaringan mengalir ke dalam
limfa dan disaring melalui nodus limfa.
Namun, beberapa mikroba telah mengevolusikan mekanisme untuk
menghindari perusakan oleh sel fagositik.Beberapa bakteri mempunyai kapsul bagian
luar yang tidak dapat ditempeli makrofaga.Contoh bakteri tersebut adalah
Mycobacterium tuberculosis, yang bersifat resisten terhadap perusakan oleh lisosom
dan bahkan dapat bereproduksi di dalam makrofaga.

Sel Neutrofil
Neutrofil merupakan sel fagosit yang berasal dari sel bakal myeloid dalam
sumsum tulang.Jumlahnya sekitar 60-70% dari semua sel darah putih
(leukosit).Neutrofil adalah fagosit pertama yang tiba, diikuti oleh monosit darah,
yang berkembang menjadi makrofaga besar dan aktif.Sel-sel yang dirusak oleh
mikroba yang menyerang membebaskan sinyal kimiawi yang menarik neutrofil dari
darah untuk datang. Neutrofil itu akan memasuki jaringan yang terinfeksi, lalu
menelan dan merusak mikroba yang ada disana. (Migrasi menuju sumber zat kimia
yang mengundang ini disebut kemotaksis).Di dalam neutrofil terdapat enzim lisozim
dan laktoferin untuk menghancurkan bakteri atau benda asing lainnya yang telah
difagositosis.Setelah memfagositosis 5-20 bakteri, neutrofil mati dengan melepaskan
zat-zat limfokin yang mengaktifasi makrofag. Biasanya, neutrofil hanya berada
dalam sirkulasi kurang dari 48 jam karena neutrofil cenderung merusak diri sendiri
ketika mereka merusak penyerang asing.

13
Sel Eusinofil
Sama seperti sel fagosit lainnya, sel eosinofil berasal dari sel bakal myeloid.
Ukuran sel ini sedikit lebih besar daripada neutrofil dan berfungsi juga sebagai
fagosit.Eosinofil berjumlah 2-5% dari sel darah putih.Peningkatan eosinofil di
sirkulasi darah dikaitkan dengan keadaan-keadaan alergi dan infeksi parasit internal
(contoh, cacing darah atau Schistosoma mansoni). Walaupun kebanyakan parasit
terlalu besar untuk dapat difagositosis oleh eosinofil atau oleh sel fagositik lain,
namun eosinofil dapat melekatkan diri pada parasit melalui molekul permukaan
khusus, dan melepaskan bahan-bahan yang dapat membunuh banyak parasit. Selain
itu, eosinofil juga memiliki kecenderungan khusus untuk berkumpul dalam jaringan
yang memiliki reaksi alergi.Kecendrungan ini disebabkan oleh faktor kemotaktik
yang dilepaskan oleh sel mast dan basofil yang menyebabkan eosinofil bermigrasi
kearah jaringan yang meradang. Sel fagosit terutama makrofag dan neutrofil;
memiliki peran besar dalam proses peradangan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut
sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik lainnya.
b)      Sel Nol
Sel Natural Killer (Sel NK) merupakan golongan limfosit tapi tidak
mengandung petanda seperti pada permukaan sel B dan sel T. Oleh karena itu
disebut sel nol. Sel ini beredar dalam pembuluh darah sebagai limfosit besar yang
khusus, memiliki granular spesifik yang memiliki kemampuan mengenal dan
membunuh sel abnormal, seperi sel tumor dan sel yang terinfeksi oleh virus. Sel NK
berperan penting dalam imunitas nonspesifik pada patogen intraseluler.Sel jenis
khusus mirip limfosit yang diproduksi di dalam sumsum tulang ini juga tersedia di
limpa, nodus limfa, dan timus dan merupakan 10 % – 20 % bagian dari limfosit
perifer.Bentuknya lebih besar dari limfosit B dan limfosit T.

c)      Sel Mediator


Sel yang termasuk sel mediator adalah sel basofil, sel mast, dan trombosit.Sel
tersebut disebut sebagai mediator dikarenakan melepaskan berbagai mediator yang
berperan dalam sistem imun.

14
Sel basofil dan sel mast
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya dan diduga juga
dapat berfungsi sebagai fagosit.Sel basofil secara struktural dan fungsional mirip
dengan sel mast, yang tidak pernah beredar dalam darah tapi tersebar di jaringan ikat
di seluruh tubuh.Awalnya sel basofil dianggap berubah menjadi sel mast dengan
bermigrasi dari sistem sirkulasi, tapi para peneliti membuktikan bahwa basofil
berasal dari sumsum tulang sedangkan sel mast berasal dari sel prekursor yang
terletak di jaringan ikat.Ada dua macam sel mast yaitu terbanyak sel mast jaringan
dan sel mast mukosa.Yang pertama ditemukan di sekitar pembuluh darah dan
mengandung sejumlah heparin dan histamine.Sel mast yang kedua ditemukan di
slauran cerna dan napas.Proliferasinya dipacu IL-3 dan IL-4 dan ditingkatkan pada
infeksi parasit.Baik sel basofil maupun sel mast memiliki reseptor untuk IgE dan
karenanya dapat diaktifkan oleh alergen spesifik yang berkaitan dengan antibodi
IgE.Kemudian bila terdapat alergen spesifik berikutnya yang bereaksi dengan
antibodi, maka perlekatan keduanya menyebabkan sel mast atau basofil rupture dan
melepaskan banyak sekali histamin, bradikinin, serotonin, heparin, substansi
anafilaksis yang bereaksi lambat, dan sejumlah enzim lisosomal.Bahan-bahan inilah
yang menyebabkan manifestasi alergi.Selain itu keduanya pun dapat membentuk dan
menyimpan heparin dan histamin.

Trombosit
Trombosit adalah fragmen sel yang berasal dari megakariosit besar di
sumsum tulang belakang. Trombosit berperan dalam pembatasan daerah yang
meradang, dimana apabila terpajan ke tromboplastin jaringan di jaringan yang cedera
maka fibrinogen, yang telah diaktifkan melalui proses berjenjang yang melibatkan
pengaktifan suksesif faktor-faktor pembekuan, diubah menjadi fibrin. Fibrin inilah
yang membentuk bekuan cairan interstitiumdi ruang-ruang di sekitar bakteri dan sel
yang rusak.

15
2. Sel-sel Sistem Imun Spesifik
a)   Sel T
Karakteristik Sel T
         Sel T tidak mengeluarkan antibodi. Sel –sel ini harus berkontak langsung
dengan sasaran suatu proses yang dikenal sebagai immunitas yang diperantarai oleh
sel (cell-mediated immunity, imunitas seluler).
         Bersifat klonal dan sangat spesifik antigen.Di membran plasmanya, setiap Sel
T memiliki protein-protein reseptor unik.
         Sel T diaktifkan oleh antigen asing apabila antigen tersebut disajikan di
permukaan suatu sel yang juga membawa penanda identitas individu yang
bersangkutan, yaitu, baik antigen asing maupun antigen diri harus terdapat di
permukaan sel sebelum sel T dapat mengikuti keduanya.
         Tidak semua turunan sel T yang teraktivasi menjadi sel T efektor.Sebagian
kecil tetap dorman, berfungsi sebagai cadangan sel T pengingat yang siap merespon
secara lebih cepat dan kuat apabila antigen asing tersebut muncul kembali di sel
tubuh.
         Selama pematangan di timus, sel T mengenal antigen asing dalam kombinasi
dengan antigen jaringan individu itu sendiri, suatu pelajaran yang diwariskan ke
semua turunan sel T berikutnya
         Diperlukan waktu beberapa hari setelah pajanan antigen tertentu sebelum sel T
teraktivasi besiap untuk melancarkan serangan imun seluler.

Sub populasi sel T


Ketika sel T terpajan ke kombinasi antigen spesifik, sel-sel dari sel klon sel T
komplementer berproliferisai dan berdiferensiasi selama beberapa hari,
menghasilkan sejumlah besar sel T teraktivasi yang melaksanakan berbagai respons
imunitas seluler.Terdapat tiga subpopulasi sel T, tergantung pada peran mereka
setelah diaktifkan oleh antigen.

         Sel Tc (cytotocic)


Sel T yang menghancurkan sel penjamu yang memiliki antigen asing,
misalnya sel tubuh yang dimasuki oleh virus, sel kanker, dan sel cangkokan.

16
         Sel Th (helper)
Berperan menolong sel B dalam memproduksi antibodi, memperkuat
aktivitas sel T sitotoksik dan sel T penekan (supresor) yang sesuai, dan mengaktifkan
makrofag.
         Sel Ts (supperssor)
Sel T yang menekan produksi antibodi sel B dan aktivitas sel T sitotoksik dan
penolong.Sebagian besar dati milyaran Sel T diperkirakan tergolong dalam
subpopulasi penolong dan penekan, yang tidak secara langsung ikut serta dalam
destruksi patogen secara imunologik.Kedua subpopulasi tersebut disebut sel T
regulatorik, karena mereka memodulasi aktivitas sel B dan Sel T sitotoksik serta
aktivitas mereka sendiri dan aktivitas makrofag.
         Sel Tdh (delayed hypersensitivity)
Merupakan sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi
lainnya ketempat terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat.Dalam fungsinya, sel
Tdh sebenarnya menyerupai sel Th.
         Limfokin
Dalam biakan sel limfosit T dapat ditemukan berbagai bahan yang
mempunyai efek biologic.Bahan-bahan tersebut disebut limfokin dan dilepas sel T
yang disensitisasi. Beberapa jenis limfokin yaitu: interleukin, interferon, factor
supresor, factor penolong , dan sebagainya.

b)   Sel B
                  Sel B merupakan 5-15 % dari jumlah seluruh limfosit dalam sirkulasi.Fungsi
utamanya ialah memproduksi antibodi.Sel B ditandai dengan adanya
immunoglobulin yang dibentuk didalam sel dan kemudian dilepas, tetapi sebagian
menempel pada permukaan sel yang selanjutnya berfungsi sebagai reseptor
antigen.Kebanyakan sel perifer mengandung IgM dan IgD dan hanya beberapa sel
yang mengandung IgG, IgA, dan IgE, pada permukaannya.Sel B dengan IgA banyak
ditemukan dalam usus.Antibody permukaan tersebut dapat ditemukan dengan teknik
imunofluoresen.

17
Major Histocompatability Complex (MHC)
Di dalam tubuh manusia terdapat sistem marker glikoprotein yang dikode oleh gen
yang dikenal dengan Histocompatability Complex (MHC). Protein tersebut sangat berperan
dalam komunikasi antara sel dan respon imun dalam tubuh, termasuk kemampuan
merespon tipe antigen. Molekul MHC melekat pada permukaan membran sel terutama
pada sel asessoris.

Secara umum ada 2 jenis atau kelas molekul MHC yaitu MHC-I dan MHC-II, meskipun ada
yang menyebutkan ada 3 kelas MHC dengan menambahkan kelas MHC yaitu MHC-III. Setiap
klas mempunyai peranan berbeda dalam regulasi imun. MHC – I digunakan untuk
menyajikan antigen intrasel kepada sel Tsitolitik (CTL/CD8) sedangkan MHC-II untuk
menyajikan antigen intrasel intravakuola pada sel Thelper.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan
bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan
virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem
kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga
menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat
berkembang dalam tubuh.Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap
sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko
terkena beberapa jenis kanker.

19

Anda mungkin juga menyukai