Molekul, atom, dan ion dalam wujud padatan terikat saling berdekatan akibat
adanya gaya antarmolekuler, antaratom, dan antarion.
Apabila temperatur zat padat naik, partikel membutuhkan energi yang cukup
untuk memecahkan partikel penyusunnya dan berubah menjadi bentuk
cairan. Jika energinya masih cukup, molekul akan berubah menjadi bentuk
gas.
Padatan dengan tekanan uap tinggi, seperti I₂ dan kamfor, dapat berubah
langsung dari padatan ke gas, disebut proses sublimasi. Proses sebaliknya
disebut deposisi.
Wujud zat dalam kehidupan sehari-hari
• Wujud Gas
Gas termasuk fluida tak berbentuk yang dapat menyebar dan memenuhi ruang yang
ditempatinya.
Sifat molekulnya sangat berjauhan satu sama lain sehingga hampir tidak ada gaya tarik-
menarik ataupun tolak-menolak antarmolekul penyusunnya.
Perubahan wujud zat menjadi Gas
GAS
Salah satu sifat gas yakni letak partikel penyusunnya yang sangat tidak beraturan. Hal
ini menyebabkan gerakan yang sangat leluasa, cepat dan kuat sehingga seringkali
bertumbukan antarmolekulnya ataupun molekul dengan dinding wadah yang
melingkupinya.
Terdapat 3 besaran yang menjadi fokus bahasan, yakni tekanan (dyne per cm²), volume
(liter atau cm³), dan suhu (K).
Hukum Charles
dan Gay Lussac
Dalam penentuan spiritus etil nitrit, gas oksida nitrat yang dibebaskan dari spiritus
dikumpulkan pada sebuah buret gas dengan volume 30,0 ml pada temperatur 20C
dan tekanan 740 mmHg. Berapakah volumenya pada 0C dan 760 mmHg? (Gas
dianggap bersifat ideal).
Jawab :
Contoh soal 2!
Berapa volume 2 mol gas ideal pada 25C dan tekanan 780 mmHg? (1 atm = 760
mmHg).
Jawab :
Berat Molekul
Berat molekul. Jumlah molekul gas (n) dapat diganti dengan m/BM (dapat juga
dituliskan g/M), dimana g adalah massa gas dalam gram dan M adalah berat molekul.
Dua metode yang sangat umum dipakai untuk menentukan berat molekul cairan
yang mudah menguap seperti alkohol dan kloroform ada metode Regnault dan Victor
Meyer. Pada metode Victor Meyer, cairan ditimbang dalam bola kaca; kemudian
diuapkan dan volume ditentukan pada tekanan dan temperatur tertentu.
Contoh soal 3!
Jika 0,30 g etil alkohol dalam bentuk uap mempunyai volume 200 ml dengan tekanan 1
atm dan temperatur 100C, berapakah berat molekul etil alkohol tersebut? Uap
dianggap bersifat gas ideal.
Jawab :
Teori Kinetik Molekuler. Teori yang dikembangkan untuk menerangkan
sifat gas dan untuk memberikan keterangan tambahan bagi berlakunya
hukum gas disebut teori kinetik molekuler.
Berlaku :
1. Gas terdiri dari partikel-partikel yang disebut molekul, dengan volume
total yang sebegitu kecil sehingga diabaikan terhadap volume ruangan
dimana molekul itu berada. Keadaan ini berlaku untuk gas nyata pada P
rendah dan T tinggi ketika molekul gas berjauhan.
2. Partikel gas tidak saling tarik-menarik, melainkan bergerak bebas.
Berlaku pada P rendah.
3. Gerakan partikel tidak beraturan dan terus-menerus karena memiliki
energi kinetik. Energi ini berbanding lurus dengan T absolut gas, atau E =
3/2.RT.
4. Molekul memperlihatkan elastisitas sempurna, artinya tidak ada
kecepatan yang hilang setelah molekul saling bertumbukan, baik
antarmolekul maupun dengan wadahnya.
Dari anggapan-anggapan tersebut, diturunkanlah persamaan dasar kinetik berikut:
Contoh soal 4!
Berapa kecepatan akar rata-rata kuadrat dari oksigen dimana berat molekulnya 32,0
g/mol pada suhu 25C?
Jawab :
Persamaan van der Waals untuk Gas Nyata. Persamaan kinetik
sebelumnya ternyata harus dibandingkan dengan persamaan gas ideal,
karena teori kinetik didasarkan dengan menganggap bahwa gas itu adalah
ideal. Faktanya tidak semua gas ideal (gas nyata).
Gas tidak terbentuk dari bulatan kecil dan elastis sempurna yang tidak
saling tarik-menarik, melainkan terbentuk dari volume tertentu yang
cenderung untuk saling tarik-menarik. Tentu hal ini berpengaruh pada harga
volume dan tekanan dalam persamaan gas ideal. Sehingga diperlukan suatu
koreksi untuk disesuaikan dengan hasil eksperimen.