Anda di halaman 1dari 3

Perjuangan Rama mendapatkan wanita idamannya yang bernama Annisa tidaklah

mudah. Dengan modal wajah dan kantong yang pas-pasan bahkan cenderung kurang, tentu
saja membuat hal tersebut semakin sulit untuknya. Hingga suatu hari, tepatnya malam ketika
langit dipenuhi bintang-gemintang, suara burung hantu yang lagi kebelet kawin bersahut-
sahutan, dan Rama yang lagi uring-uringan karena cintanya selalu bertepuk sebelah tangan,
tiba-tiba datang seorang tua aneh yang mengaku sebagai dewa cinta bagi para jomblo yang
galau akan harapan.

Ia memberikan benda yang dapat menjadikan senyuman Rama menjadi menawan, dan
setiap wanita yang melihatnya dijamin akan langsung suka dan cinta kepada Rama. Akan
tetapi benda tersebut hanya bisa dipakai sebanyak empat kali. Mendapat jaminan seperti itu,
Rama pun langsung mencoba dan mempraktikannya. Tapi tiap kali ia mencoba
memperlihatkan senyuman mautnya itu kepada Annisa, ada saja yang selalu membuat dia
gagal bahkan salah sasaran. Bukannya Annisa yang suka, justru malah wanita lain, dari ibu-
ibu penjual sayuran, tante-tante ababil kesepian, sampai-sampai cewek jadi-jadian.

Sampai suatu saat, pada kesempatan terakhir, karena sebuah kebetulan dan sedikit
keberuntungan, Rama akhirnya berhasil membuat Annisa melihat senyum maut miliknya
sehingga Annisa pun jatuh cinta kepadanya. Rama merasa sangat senang, seandainya joget
binal di tempat umum gak dilarang mungkin ia akan ngelakuin hal tersebut buat
mengekspresikan kegembiraan yang ia rasakan sekarang ini.

Hari demi hari kini sering ia habiskan berdua bersama Annisa. Kadang ia senyum-
senyum nista mengenang masa-masa menjadi ‘the jones’ alias jomblo ngenes. Kesepian,
kedinginan, sakit hati bin sakit gigi waktu malam minggu ketika para pasangan muda-mudi
keluar dari habitatnya untuk jalan-jalan memadu kasih, ia di rumah cuma bisa nangis
sendirian nonton dRama korea di dalam kamar, benar-benar dehidrasi akan belaian seorang
wanita – tragis.

Tapi semua masa-masa kelam tersebut telah berlalu, karena sekarang sosok Annisa
selalu ada di dekatnya. Menemani dikala suka dan duka.

***

Langit malam nampak cerah bertabur bintang, kucing-kucing saling mengeong


bersahut-sahutan, dan Rama tengah bersantai duduk melamun sambil mendengarkan lagu
kesukaannya. Hampir tiga bulan sudah ia berpacaran dengan Annisa. Entah kenapa suasana
malam ini mengingatkan Rama ketika ia pertama kali bertemu dengan dewa cinta anti jomblo
galau. Dia pun tersenyum ingin sekali rasanya dapat bertemu kembali dengan dewa tersebut
dan mengucapkan terima kasih kepadanya karena berkat benda yang dia berikan berhasil
membuat Annisa benar-benar jatuh cinta kepada dirinya.

“halooooo ciiinnnn... apaaa kabaarrrr??” sahut dewa cinta yang tiba-tiba telah berada di
samping Rama

“kutil, eh kutil !!!” Rama kaget


“ishhh.. dasar, elo tuh yang kutil” protes dewa cinta “gimana benda yang eike kasih ke elo,
manjur kannnn??”

“eh, ternyata dewa cinta.. saya kira setan banci yang lagi horni, hehe” celoteh Rama asal
bunyi “wah kebetulan dewa dateng, gue pengen ngucapin thank you banget sama dewa, iya,
manjur banget !!!”

“heh, sempak lo ngatain gue setan banci !!! hahh..dasar, untung eike orangnya sabar klo gak
udah eike garuk pake garpu muka lo” kata dewa cinta sewot “terus, gimana ram, kamu
bahagia sekarang??”

“jelas bahagia donk dewa” jawab Rama mantap

“kamu yakin??” tanya dewa cinta lagi

“iya gue yakin seyakin yakinnya yakin, emank kenapa?? Kok dewa tanya kayak gitu??”
heran Rama

“enggak, gak maksud apa-apa kok, cumaaa....” kata dewa

“cumaaa apa??” Rama penasaran

“apa kamu senang dengan kisah cinta seperti ini??” tanya dewa dengan mimik muka yang
mulai serius

“maksud dewa??” kata Rama bingung

“maksud eike, apa kamu senang dengan Annisa yang jatuh cinta sama elo karena khasiat
benda yang eike kasih, atau dengan kata lain bukan cinta yang tulus karena elo apa adanya??”

“.... (hening)” tiba-tiba Rama pun terdiam

“yaahhh, bengong dah lo...” kata dewa kemudian memecah keheningan “oh iya, eike malam
ini sempet-sempetin dateng ketemu sama elo pengen kasih tau kalo khasiat benda yang eike
kasih bakal hilang kurang lebih sekitar tujuh hari dari sekarang”

“hah??” belum sempat Rama mencerna maksud dari kata dewa sebelumnya, Rama harus
kembali cengok

“Iya, khasiatnya bakal hilang. Ya udah ciinn, eike pergi dulu yaa, soalnya ada pasien lain
yang perlu servis eike nih. Babayyy cintaaaa” wuuusshhh...dewa pun lagi-lagi menghilang

“Tu, tu, tunggu dewaa !!!” sahut Rama seketika dengan perasaan yang masih kaget
bercampur bingung

Setelah dewa cinta pergi, Rama pun mulai merasakan kalut yang luar biasa. Jika benar
yang dewa tadi katakan, ia bingung harus bagaimana. Sejak awal ia tidak terpikir kalo khasiat
cinta Annisa kepada dirinya akan hilang seiring berjalannya waktu.

***
Enam hari telah berlalu semenjak malam itu, dan selama itu pula Rama berada dalam
kegalauan yang berlapis-lapis. Makan gak enak, tidur gak nyenyak, upil di hidung pun terasa
sesak. Besok merupakan batas waktu khasiat cinta Annisa akan menghilang. Ia masih tetap
bingung harus melakukan apa. Ia ingin sekali bertemu kembali dengan dewa cinta dan
meminta agar khasiat cinta Annisa tidak akan pernah hilang atau setidaknya minimal bisa di
isi ulang kembali. Segala usaha telah ia coba namun ia tidak tau bagaimana cara bertemu
dengan dewa cinta.

Akhirnya, Rama pasrah. Memang benar, setelah berpikir panjang dan mendalam ia
sadar tidak seharusnya ia memaksa Annisa jatuh cinta kepadanya. Cinta Annisa kepadanya
bukanlah cinta yang tulus dan murni, melainkan hanya cinta semu semata.

Esoknya, khasiat cinta Annisa benar-benar menghilang. Bahkan parahnya Annisa


tidak ingat apapun tentang diri Rama. Rama kembali menjadi seorang jomblo. Tetapi aneh, ia
tidak merasa sedih ataupun kecewa. Justru ada sesuatu yang muncul dari dalam dirinya, yaitu
perasaan nyaman dan lega di dalam hatinya. Karena sejak awal cara yang ia lakukan telah
salah.

Kemudian Rama merenung, jikalau semua masa-masa indah bersama Annisa memang
harus berakhir. Ia bisa saja memulainya kembali dari awal. Tentu saja dengan cara yang
benar dan fair. Ya, benar. Ia hanya tinggal memulai semuanya kembali dari awal. “Kalo
memang jodoh tidak akan kemana” pikir Rama dengan senyum yang tumben keliatan manis
dan berharap semoga masih ada remik-remik cinta yang tersisa untuk dirinya jauh di dasar
lubuk hati Annisa.

***

Di tengah keramaian pengunjung toko buku, laki-laki berambut ikal, bermata bulat,
dan berbaju kasual itu berjalan menyusuri lorong berisi rak-rak buku yang tersusun rapi
menuju tempat duduk dimana terdapat wanita manis berkulit sawo matang dan berambut
panjang tengah asik membolak-balik halaman buku yang di pegangnya.

“Halo.. gue Rama” sapa laki-laki itu

“Eh, halo.. Annisa” jawab wanita itu

THE END

Anda mungkin juga menyukai