Anda di halaman 1dari 31

SKIN CLEANSING (SOAP)

apt. Annisa Kartika Sari, S.Farm., M.Farm


Referensi
Sabun adalah garam alkali dari asam lemak rantai
panjang. Ketika lemak atau minyak disaponifikasi,
garam natrium atau kalium yang terbentuk dari
asam lemak rantai panjang disebut sabun.
Jadi, sabun dihasilkan dari dua bahan utama, yaitu
alkali dan trigliserida (lemak atau minyak)
Saponifikasi
Hidrolisis lemak menjadi asam
lemak dan gliserol dalam kondisi
basa. Basa yang biasa digunakan
adalah natrium hidroksida
(NaOH) dan kalium hidroksida
(KOH). NaOH biasa digunakan
pada reaksi berupa sabun keras
(padat), sedangkan KOH
digunakan pada reaksi berupa
sabun cair karena sifatnya yang
mudah larut dalam air
Sabun membersihkan dengan mengubah
tegangan permukaan air serta mengemulsi
dan melarutkan kotoran yang akan dibilas.
Mekanisme Sabun Kedua ujung sabun memiliki polaritas yang
berbeda di mana ujung rantai karbon
Skin Cleansing
panjang bersifat nonpolar dan hidrofobik,
sedangkan ujung garam karboksilat bersifat
ionik dan hidrofilik.
Ketika sabun digunakan untuk
membersihkan minyak atau kotoran, ujung
nonpolar dari molekul sabun melarutkan
Mekanisme Sabun lemak dan minyak (nonpolar) yang disertai
kotoran. Ujung garam yang menyukai air
Skin Cleansing
(hidrofilik) dari molekul sabun memanjang
ke luar di mana mereka dapat dilarutkan
dalam air.
Molekul sabun melapisi minyak atau lemak,
membentuk cluster yang disebut misel.
Ujung hidrofilik dari molekul sabun
Mekanisme Sabun memberikan polaritas pada misel, sehingga
mengemulsikannya dalam air. Akibatnya,
Skin Cleansing
gumpalan kecil minyak dan lemak yang
dilapisi dengan molekul sabun ditarik ke
dalam lapisan air dan dapat dibilas.
1. Fats and Oils
2. Additives :
Fragrance
Free fatty acid or Superfatting
Glycerin
Colorants and Pigments
Soap Raw Materials Preservartives
Skin Conditioners
Antimicrobial Agents
Synthetic Surfactants
3. Other Additives : Exfoliants, Anti-acne
actives, anti-irritants
Fats and Oils
Perbedaan antara lemak dan
minyak hanya terletak pada
keadaan fisiknya: lemak berupa
padatan dan minyak berupa cairan.
Lemak dan minyak biasanya terdiri
dari molekul asam lemak jenuh dan
tak jenuh yang mengandung antara
7 dan 21 karbon yang terdistribusi
secara acak pada kerangka gliserol.
Fats and Oils
Karakteristik sabun yang diproduksi ditentukan oleh
kualitas dan komposisi asam lemak penyusun komponen
dalam campuran lemak awal. Secara umum, panjang rantai
atom karbon kurang dari 12 dapat menimbulkan iritasi pada
kulit; sebaliknya, panjang rantai jenuh atom karbon yang
lebih besar dari 18 membentuk sabun yang kurang larut
dan berbusa.
Lemak dan minyak yang digunakan di seluruh dunia, lemak
daging sapi dan domba
Minyak dari kelapa, kelapa sawit, kedelai, dan babassu
adalah minyak yang paling sering digunakan.
Beberapa lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun komersial
Fragrance
Pewangi adalah aditif yang paling penting untuk
akseptansi konsumen terhadap produk pembersih
personal. Pewangi juga digunakan untuk menutupi bau
khas dasar yang identik dengan asam lemak.
Pewangi juga dikenal mampu mengubah tingkat
kelembutan dari sabun bar. Misalnya, sabun bar yang
menargetkan konsumen dengan kulit sensitif memiliki
kandungan wewangian yang cukup untuk menutupi bau
dasar asam lemak sekaligus memberikan aroma lembut
yang memperkuat tingkat kelembutannya. Kadar
wewangian dalam sabun batangan biasanya berkisar dari
0,3% (kulit sensitif) hingga 1,5% (sabun deodoran).
Free Fatty Acid or
Superfatting
Superfatting berfungsi meningkatkan
profil busa dari sabun bar,
menghilangkan alkali bebas
(menurunkan pH), dan dapat
memberikan beberapa atribut yang
meningkatkan kelembutan kulit.
Glycerin
Gliserin populer karena kemampuannya untuk
menyerap air (humectancy). Hal ini
menjadikannya zat aditif yang ideal untuk
perawatan kulit (pelembab). Karakteristik
humektannya, bahkan pada kadar rendah,
dapat mengubah kemampuan rinsability dari
sabun bar, sehingga mengubah persepsi
konsumen terhadap produk sabun hanya
sebagai agen pembersih tetapi juga pelembab
Preservatives
Bahan pengawet (agen pengkelat dan antioksidan)
diperlukan untuk mencegah terjadinya oksidasi akibat
basis sabun yang terdiri dari asam lemak tak jenuh yang
tinggi (misalnya, oleat, linoleat, linolenat) dan adanya
aditif sabun tertentu, seperti fragrance, cenderung
rentan terhadap perubahan oksidatif atmosfer
Contoh Agen Pengkelat : ethylene diamine tetra acetate
(EDTA)
Contoh Antioksidan : butylated hydroxytoluene (BHT)
Antimicrobial Agents
Trichlorocarbanilide (TCC) efektif melawan bakteri gram-
positif, sedangkan trichlorodiphenylhydroxy ether
(triclosan) dan parachloro m-xylenol (PCMX) telah
terbukti efektif melawan bakteri gram-positif dan gram-
negatif. Kadar penggunaan bahan aktif ini tergantung
pada klaim yang terkait dengan produk akhir dan
peraturan pemerintah. Misalnya, di Amerika Serikat,
tingkat penggunaan maksimum yang diizinkan untuk
triclosan dan TCC masing-masing adalah 1,0% dan 1,5%.
Synthetic Surfactants
Surfaktan sintetis sering digunakan untuk meningkatkan
kinerja sabun bar, menghasilkan sensasi kulit yang lebih
baik, mengurangi iritasi, dan meningkatkan kualitas dan
kuantitas busa. Surfaktan sintetis digunakan pada kadar
mulai dari 5% (combar low-level) hingga 80% (Syndet).
Beberapa contoh surfaktan sintetis yang umum
digunakan dalam sabun bar termasuk natrium cocoyl
isethionate, alkil eter sulfonat dan cocomonogliserida
sulfat.
Proses Pembuatan Sabun

Saponifikasi
Reaksi kaustik (alkali) dengan trigliserida
menghasilkan gliserin dan sabun

Netralisasi asam lemak dengan alkali


Lemak dan minyak dihidrolisis (dipecah) menggunakan
uap bertekanan tinggi untuk menghasilkan asam lemak
murni dan gliserin. Asam lemak kemudian dimurnikan
dengan distilasi dan dinetralkan dengan alkali untuk
menghasilkan sabun dan air
Evaluasi Kinerja Sabun
SNI 06-3532-1994

No Uraian SNI

-
1 pH 8-10

2 Kadar Air (%) Maks. 15

Alkali
Maks. 0,1
3 Bebas (%NaOH)
Maks 0,4
- (%KOH)

Asam Lemak Bebas


4. <2,5
(%)
Asam Lemak Bebas (ALB)
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang
berada dalam sabun yang tidak terikat sebagai
senyawa natrium ataupun senyawa trigliserida.
Tingginya asam lemak bebas pada sabun akan
mengurangi daya membersihkan sabun
tersebut, karena asam lemak bebas merupakan
komponen yang tidakdiinginkan dalam proses
pembersihan. Pada saat sabun digunakan,
sabun tersebut tidak langsung menarik kotoran
(minyak), tetapi akan menarik komponen asam
lemak bebas yang masih terdapat dalam sabun,
sehingga mengurangi daya membersihkan
sabun tersebut
Alkali Bebas
Alkali bebas adalah alkali dalam sabun yang
tidak terikat sebagai senyawa.
Kelebihan alkali dalam sabun mandi tidak boleh
melebihi 0,14% untuk sabun Kalium. Hal ini
disebabkan karena alkali memiliki sifat yang
keras dan dapat menyebabkan iritasipada kulit.
Kelebihan alkali pada sabun dapat disebabkan
karena konsentrasi alkali yang terlalu pekat
atau penambahan alkali yang berlebihan pada
proses penyabunan
Kadar Air
Air adalah bahan yang menguap pada
pemanasan dengan suhu dan tekanan tertentu.
Kadar air pada sabun batang memiliki nilai
maksimal 15%. Kadar air sabun akan sangat
mempengaruhi kekerasan sabun batang
yangdihasilkan
Uji Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman atau pH merupakan parameter
kimiawi yang penting pada produk kosmetik
semisal sabun, karena nilai pH mempengaruhi daya
absorpsi di kulit. Umumnya pH sabun padat
berkisar 8-10.
Sabun yang memiliki pH tinggi dapat
meningkatkan pertumbuhan bakteri
Propionibacterium dan membuat kering kulit. Hal
ini terjadi karena sabun dengan pH tinggi dapat
membengkakkan keratin sehingga memudahkan
masuknya bakteri yang menyebabkan kulit
menjadikering dan pecah-pecah, sedangkan sabun
dengan pH terlalu rendah dapat menyebabkan
iritasi pada kulit
Uji Tambahan
Selain uji yang dipersyaratkan oleh Standar
Nasional Indonesia (SNI), perlu dilakukan uji
tambahan yang meliputi uji stabilitas busa dan
penerimaan produk oleh calon konsumen. Uji
peneriman produk oleh calon konsumen
meliputi uji aroma, uji daya busa, dan tekstur
dalampenggunaan sabun.
*Uji Stabilitas Busa
Pengujian stabilitas busa dilakukan untuk
mengetahui banyaknya busa yang dihasilkan
pada pemakaian sabun padat. Busa adalah
struktur yang relatif stabilyang terdiri dari
kantong-kantong udara yang terbungkus
lapisan tipis, yang merupakan dispersi gas
dalam cairan yang distabilkan oleh suatu zat
pembusa yang bersifat aktif permukaan
(sabun).
Kecepatan pembentukan dan stabilitas busa
yang dihasilkan merupakan dua hal penting
untuk produk pembersih tubuh.
*Uji Penerimaan Produk
Uji penerimaan produk oleh calon konsumen
dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan
konsumen dengan membandingkan produk
yang dihasilkan terhadap produk komersial
di pasaran. Kriteria yang digunakan adalah
aroma, daya busa dan tekstur dalam
penggunaan pada kulit. Skala penilaian yang
digunakan adalah
(1)tidak suka,
(2)kurang suka,
(3)sedikit suka,
(4)suka,
(5)sangat suka.
Kualitas sabun yang diinginkan dilihat melalui
parameter mutu antara lain: tampilan umum
(meliputi kepadatan sabun/compact,
bercahaya, kesat), kelarutan yang baik,

Kualitas Sabun
pembusaan yang baik dan stabil, daya
membersihkan tinggi,berbuih, tahan terhadap
ketengikan, baik dalam air lunak, stabilitas
baik(berhubungan dengan warna). Perbedaan
minyak dan lemakmenghasilkan sabun dengan
mutu yang berbeda pula, misalnya
warna,konsistensi pembusaan dan daya
membersihkan
Evaluasi Kinerja Sabun
Lather/Busa
The amount of lather, how rapidly a product lathers, and the
quality of lather can be judged by a trained panel. This
trained panel rates the product on lather quantity, quality,
and quickness by rating it on a numerical scale. Typically
panelists are trained to rotate a soap bar a fixed number of
times and evaluate it for attributes versus benchmark
products. Variables affecting lather performance of a product
in- clude water temperature, water hardness, and method of
washing.

Wear Rate/Use-Up
The measurement of how long a bar lasts under normal use
conditions is an important attribute to the consumer perceived
value. The use-up rate is measured by first weighing the soap bar
and then washing the bar for a set number and length of times (for
example, 25 washings for 10 sec each). The bar is then dried and
weighed again and the use-up or wear rate is reported as the
percent weight loss.
Evaluasi Kinerja Sabun

Slough/Mush

Cracking

Hardness

Bar Feel and Sandiness

Sensory Skin Evaluations

Clinical Evaluations
Tugas

Cari ingredients sabun yang kalian


miliki di rumah. Kemudian tuliskan
fungsi dan konsentrasi masing-
masing ingredients pada sabun
tersebut.

Note : Jika tidak tercantum


konsentrasinya, silahkan cari di
HPE
Thank
you!!

Anda mungkin juga menyukai