Hasil diskusi
1. Tahap Inisiasi
Menemukan judul tugas proyek yang akan di buat yaitu sabun transparant dengan
ekstrak kulit manggis.
Tinjauan Pustaka
1. Sabun
Sabun merupakan salah satu produk yang digunakan sebagai pembersih dengan
bantuan media air. Secara umum sabun berbentuk padatan (batang) dan ada juga dalam
bentuk cair. Masing-masing bentuk tentunya mempunyai kelebihan tersendiri di
berbagai sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara
efektif dapat mengikat partikel dalam suspensi yang mudah dibawa oleh air bersih. Di
era milenial ini, deterjen sintetik mulai menggantikan sabun sebagai alat bantu untuk
mencuci atau membersihkan.
Sabun merupakan campuran minyak atau lemak (nabati, seperti minyak zaitun atau
hewani, seperti lemak kambing) dengan alkali atau basa (seperti natrium atau kalium
hidroksida) melalui suatu proses yang disebut dengan saponifikasi. Lemak
akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Secara tradisional,
alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran tumbuhan
seperti arang kayu.
Bahan-Bahan Alami Pembuat Sabun
Bahan-bahan alami pembuat sabun biasanya berasal dari minyak nabati dan hewani.
Minyak nabati merupakan senyawa trigliserida yang merupakan campuran dari asam
lemak dan gliserol. Minyak nabati diklasifikasikan menjadi minyak padat dan minyak cair.
Minyak padat adalah minyak yang dapat berubah menjadi padat pada suhu tertentu,
sehingga harus dilelehkan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan campuran
sabun. Kandungan minyak padat akan membuat sabun menjadi keras. Minyak padat di
antaranya adalah minyak kelapa, minyak kelapa sawit, cocoa butter, dan beeswax.
Berbeda dengan minyak cair. Minyak cair tidak membeku pada suhu tertentu. Selain itu,
kandungan minyak cair akan menghasilkan sabun yang lembek. Minyak cair di antaranya
adalah minyak zaitun, minyak jarak, minyak canola, minyak biji bunga matahari, minyak
alpukat, minyak almond, minyak kemiri, minyak argan dan minyak jojoba.
Dilansir dari salah satu sumber, berikut ini bahan-bahan yang biasanya digunakan dalam
proses pembuatan sabun.
Minyak Kelapa
Tekstur yang keras dan busa pada sabun dihasilkan oleh minyak kelapa. Oleh karena itu,
minyak kelapa adalah salah satu komponen penting dalam pembuatan sabun. Namun,
kandungan minyak kelapa di dalam sabun sebaiknya tidak terlalu banyak karena dapat
menyebabkan kulit kering.
Minyak Kelapa Sawit
Ada dua bagian kelapa sawit penghasil minyak yang dapat digunakan sebagai bahan
dasar sabun. Satu Buah kelapa sawit dan bijinya. Minyak yang berasal dari biji kelapa
sawit lebih sering disebut dengan Minyak Inti Kelapa Sawit.
Minyak kelapa sawit dapat menghasilkan sabun yang keras dan tahan lama. Tetapi,
minyak kelapa sawit yang digunakan terlalu banyak dapat mengurangi jumlah busa.
Fungsi minyak inti kelapa sawit kurang lebih sama dengan minyak kelapa, sehingga
sering dijadikan sebagai bahan penggantinya.
Cocoa Butter
Cocoa butter dihasilkan dari biji buah cokelat. Cocoa butter yang membuat tekstur sabun
menjadi keras ini juga berfungsi melembutkan kulit. Dibandingkan dengan minyak-
minyak yang dibahas sebelumnya, Cocoa butter memiliki harga yang lebih mahal.
Beeswax
Selain madu, produksi lain dari lebah adalah beeswax. Beeswax adalah bahan baku yang
biasa digunakan untuk membuat pomade.
Minyak Zaitun
Minyak Zaitun sangat bagus untuk dijadikan bahan dasar pembuatan sabun. Jenis-jenis
minyak zaitun di antaranya adalah extra virgin, pomace, pure, dan extra light. Semua
jenisnya sudah banyak digunakan untuk perawatan kulit. Tetapi, jenis yang paling sering
digunakan sebagai bahan pembuat sabun adalah jenis pomace. Hal itu dikarenakan jenis
pomace memiliki harga yang lebih terjangkau.
Minyak zaitun memiliki khasiat menetrasi kulit yang lebih baik dari jenis minyak lainnya.
Tidak membuat pori-pori tersumbat dan membuatnya lebih kencang. Jenis sabun yang
menggunakan 100% minyak zaitun dikenal dengan nama Castile Soap.
Minyak Jarak (Castor Oil)
Castor oil terbuat dari buah pohon jarak. Minyak ini memiliki khasiat menjaga
kelembapan kulit dan dapat menghasilkan busa yang banyak pada sabun. Hanya saja,
kandungan minyak jarak yang terlalu banyak akan membuat sabun terlalu lembek dan
wanginya akan mendominasi.
Minyak Bunga Matahari
Biji bunga matahari kaya akan vitamin E. Kandungan tersebut berkhasiat mencegah
penuaan dini dan memperbaiki sel-sel kulit yang rusak. Selain itu, harga minyak bunga
matahari lebih terjangkau daripada minyak zaitun.
Minyak Canola
Minyak Canola memiliki khasiat yang hampir sama dengan minyak zaitun. Namun,
harganya lebih terjangkau. Agar menghasilkan sabun yang berkualitas, minyak Canola
harus dicampurkan dengan minyak padat lain.
Bahan Kimia Pembuat Sabun
Bahan kimia yang digunakan untuk membuat sabun adalah akali. Pada umumnya, jenis
alkali yang digunakan adalah NaOH dan KOH. Sabun batang atau padat menggunakan
NaOH, sedangkan sabun cair menggunakan senyawa KOH.
2. Buah manggis
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan buah lokal yang banyak dijumpai di
Indonesia, dengan rasa buah yang manis, asam berpadu sedikit sepat. Secara umum,
bagian buah manggis terdiri atas daging buah dan kulit buah (perikarp). Kulit buah
manggis diketahui tersusun atas senyawa polifenol yang cukup banyak, diantaranya
adalah antosianin, xantone, tannin, saponin dan senyawa asam fenolat. Xantone yang
banyak terdapat pada kulit buah manggis berfungsi sebagai antioksidan. Komponen
seluruh buah manggis yang paling besar adalah kulitnya, yaitu 70-75%, sedangkan daging
buahnya hanya 10-15% dan bijinya 15-20%. Kandungan xantone tertinggi terdapat dalam
kulit buah manggis, yakni 107,76 mg per 100 gr kulit buah (Iswari dan Sudaryono, 2007).
Selain senyawa xantone, kulit buah manggis juga mengandung antosianin. Antosianin
merupakan jenis flavonoid yang penting dan mempunyai beberapa respon positif bagi
tubuh. Antosianin dan beberapa flavonoid yang bermanfaat di dunia kesehatan sebagai
antikarsinogen, antiinflamasi, antihepatoksik, antibakterial, antiviral, antialergenik,
antitrombotik, dan sebagai perlindungan akibat kerusakan yang disebabkan oleh radiasi
sinar UV dan sebagai antioksidan (Kwartiningsih, dkk., 2009). Dalam mengambil senyawa
antioksidan yang terdapat dalam buah manggis dibutuhkan teknik ekstraksi. Metode
ekstraksi yang selama ini digunakan yaitu sokletasi, maserasi, dan refluks. Proses
tersebut termasuk konvensional dan tidak efisien karena membutuhkan waktu ekstraksi
yang lama, pemakaian pelarut kimia yang bermacam-macam, harga pelarut yang relatif
mahal, serta yield yang dihasilkan realtif sedikit (Afoakwah AN, dkk., 2012). Ekstraksi
secara konvensional untuk mengambil senyawa antioksidan memakan waktu yang lama
dan melibatkan proses termal yang dapat merusaknya. Untuk itu diperlukan teknik
ekstraksi yang lebih efisien dalam mengekstraknya. Seiring dengan kemajuan teknologi,
metode terbaru yang dapat dipilih sebagai alternatif pengganti A.9 Prosiding SNST ke-10
Tahun 2019 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim 41 ekstraktor konvensional adalah
ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro (Microwave Assisted Extraction).
Keuntungan menggunakan MAE yaitu aplikasinya yang luas dalam mengekstrak berbagai
senyawa termasuk senyawa yang labil terhadap panas. Selain itu laju ekstraksi yang lebih
tinggi, konsumsi pelarut yang lebih rendah, dan pengurangan waktu ekstraksi yang
signifikan dibanding ekstraksi konvensional (Aliefa, dkk., 2015).
3. Evaporasi
Evaporasi adalah suatu proses yang bertujuan memekatkan larutan yang terdiri atas
pelarut (solvent) yang volatile dan zat terlarut (solute) yang non volatile (Widjaja,2010).
Evaporasi adalah proses pengentalan larutan dengan cara mendidihkan atau
menguapkan pelarut. Di dalam pengolahan hasil pertanian proses evaporasi bertujuan
untuk, meningkatkan larutan sebelum proses lebih lanjut, memperkecil volume larutan,
menurunkan aktivitas air (Praptiningsih 1999). Dalam kebanyakan proses evaporasi,
pelarutnya adalah air. Evaporasi dilakukan dengan menguapkan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Evaporasi
tidak sama dengan pengeringan. Dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair yang
sangat kental, bukan zat padat. Evaporasi berbeda pula dengan destilasi, karena uapnya
adalah komponen tunggal. Evaporasi berbeda dengan kristalisasi, karena evaporasi
digunakan untuk memekatkan larutan bukan untuk membuat zat padat atau Kristal (MC.
Cab,dkk.,1993).
4. Grinding Sizing
Grinding adalah suatu proses penghalusan atau penggerusan bahan baku melalui
pergesekan antara partikel-partikelnya. Proses ini dilakukan menggunakan alat khusus
yang disebut mesin penggiling atau grinder. Tujuan dari grinding adalah untuk
menghasilkan ukuran partikel yang lebih kecil sehingga menjadi lebih halus atau halus.
Penghalusan ini dapat dilakukan pada berbagai jenis bahan baku seperti biji-bijian,
rempah-rempah, gula, kopi, dan masih banyak lagi.
Pada dasarnya, grinding melibatkan dua jenis gerakan, yaitu gerakan rotasi dan
gerakan translasi. Gerakan rotasi dilakukan oleh mesin penggiling yang memiliki pisau
atau batu penggiling yang berputar cepat. Batu penggiling ini akan menghancurkan dan
menggerus partikel bahan baku. Sementara itu, gerakan translasi terjadi ketika partikel-
partikel yang dihasilkan oleh batu penggiling saling menggesek satu sama lain,
menghasilkan penghalusan yang lebih lanjut.
Grinding memiliki berbagai macam aplikasi dalam berbagai industri. Misalnya, dalam
industri makanan, grinding digunakan untuk menghaluskan biji-bijian menjadi tepung
atau bubuk. Di industri farmasi, grinding digunakan untuk menghancurkan dan
menghaluskan bahan-bahan aktif obat menjadi bentuk serbuk atau granul. Di industri
kimia, grinding digunakan untuk menghaluskan pigmen, serbuk logam, atau bahan kimia
lainnya untuk meningkatkan reaktivitas dan keterlarutan.
Sizing adalah proses penyortiran partikel berdasarkan ukuran atau ukuran partikel.
Proses ini dilakukan setelah grinding untuk menghasilkan partikel dengan ukuran yang
konsisten dan diinginkan. Sizing dilakukan menggunakan alat yang disebut sizer atau alat
penyortir, seperti saringan atau separator. Tujuannya adalah untuk memisahkan partikel
dengan ukuran yang terlalu besar atau terlalu kecil, sehingga menghasilkan produk akhir
yang homogen.
Sizing dapat dilakukan dengan berbagai metode. Salah satu metode yang umum
digunakan adalah penggunaan saringan dengan ukuran lubang yang berbeda-beda.
Partikel-partikel yang lebih kecil dari ukuran lubang saringan akan melewati saringan,
sedangkan partikel-partikel yang lebih besar akan tertahan dan dipisahkan. Metode lain
yang sering digunakan adalah penggunaan aliran udara atau fluida untuk memisahkan
partikel berdasarkan ukuran dan beratnya.
Sizing memiliki peranan penting dalam berbagai industri. Misalnya, dalam industri
pertambangan, sizing digunakan untuk memisahkan bijih berdasarkan ukuran, sehingga
bijih yang dihasilkan memiliki konsentrasi logam yang lebih tinggi. Di industri makanan,
sizing digunakan untuk memisahkan tepung menjadi beberapa fraksi berdasarkan
ukuran partikelnya, seperti tepung kasar, tepung sedang, dan tepung halus.
5. Mixing
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Sabun#:~:text=Sabun%20merupakan%20salah,seperti%20arang
%20kayu.
https://jasamaklon.co.id/sabun/#:~:text=berbagai%20jenis%20minyak.-,Bahan%2DBahan
%20Alami%20Pembuat%20Sabun,yang%20terasa%20berminyak%20lebih%20baik
%20menggunakan%20sabun%20yang%20mengandung%20benzoyl%20peroxide.,-Rekomendasi
%20Jasa%20Maklon
2798-5479-2-PB.pdf
BAB_II_TA.pdf (undip.ac.id)
https://wargamasyarakat.org/pengertian-grinding-dan-sizing/
https://pengalamanputih.blogspot.com/2015/02/mixing.html#:~:text=1%201.%20Pencampuran
%20%28mixing%29%20adalah%20proses%20yang%20menyebabkan,terjadinya
%20homogenisasi%2C%20kebersamaan%20dalam%20setiap%20titik%20dalam
%20pencampuran.
Prosedur Kerja sabun
- Alat
1. Hot plate
2. Beaker glass 100mL,150mL,1000mLsendok
3. Sendok
4. Batang pengaduk
5. Timbangan
6. Cetakan
7. Termometer
8. Magnetic stirer
- Bahan
1. Coconut oil 70gr
2. Stearic acid / asam stearat 30gr
3. NaOH 17 gr
4. Glyserin 35gr
5. Gula 35gr
6. Ethanol 96% 105gr
7. Aquadest
8. Pewangi
Cara membuat
1. siapkan air aquadest 33 gram untuk melarutkan 17 gram NaOH dan di aduk agar cepat larut
2. Larutkan 35 gram gula pasir dengan 25 gram aquadest. aduk hingga gula benar benar
mencair
3. Siapkan minyak kelapa (vco) dan ditambahkan asam stearat
4. panaskan campuran Vco dan asam stearat dengan tingkat kepanasan bano kecil, aduk hingga
vco dan asam stearat larut
5. setelah itu masukan etanol sampai terlarut
6. masukkan NaOH yang sudah di cairkan tadi
7. lalu masukkan gula, glyserin dan parfum bersamaan, tunggu hingga semua bahan terlarut
8. atur suhu jangan sampai terlalu panas, agar warna sabun tidak berubah
9. setelah bahan Sabun sudah terlarut semuanya masukkan ke dalam cetakan yang sudah di
olesi minyak vco
10. tunggu hingga Sabun mengeras, dan jadilah Sabun transparan