Anda di halaman 1dari 4

Resume Bab 2

A. PENDEKATAN DALAM BIOGEOGRAFI TUMBUHAN


Sudut pandang biogeografi tumbuhan, tersusun atas bioregion Paleotropis dan Neotropis.
Paleotropis ditemukan di wilayah Afrika, Asia, dan Australia. Neotropis ditemukan di
Kepulauan Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Pembagian 6 kawasan
biogeografi dipelopori oleh Alfred Wallace yaitu yakni Paleartika, Afrika, Oriental,
Australasia, Neartika, dan Neotropika. Bioregion ini lalu diperbaiki oleh Olson dkk (2001)
ndengan menambahkan Oceania dan Antartika. Terbentuknya bioregion yang berbeda-beda
dicirikan terutama oleh tumbuhan dan satwa penyusunnya yang merupakan hasil dari suatu
proses yang sangat panjang. Ada jenis yang toleran terhadap kondisi iklim yang luas. Jenis
ini dapat ditemukan di tempat-tempat yang memiliki rentang iklim yang lebar yang banyak
tempat di bumi, dan sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan. Ada jenis yang
beradaptasi secara khusus pada kondisi lingkungan dengan rentang yang sempit. Jenis-jenis
ini mengkolonisasi dan terpelihara pada kawasan yang kecil dengan sumber daya yang
terbatas yang dalam skala waktu geologis, jenis-jenis ini terpisah secara genetik dengan
populasi induknya dan menjadi jenis yang baru. Proses ini disebut spesiasi. menjadi semakin
intensif pada daerah yang memiliki pembatas geografi yang tegas seperti laut, sungai, dan
fisiografi lahan yang ekstrem, yang menyebabkan terbentuknya kantong-kantong tumbuhan
dan hewan yang unik. Kawasan Indonesia merupakan tempat transisi antara bioregion
Oriental dan Australasia. Garis pemisah yang paling populer dari kedua bioregion ini adalah
Garis Wallacea yang terletak di sebelah barat Pulau Sangihe, Pulau Sulawesi, dan Pulau
Lombok atau garis imageri yang melewati laut Sulawesi, Selat Makassar, dan Selat Lombok
(Wallace, 1876).

B. FAKTOR PERSEBARAN TUMBUHAN DI MUKA BUMI


Tidak seluruh wilayah di muka bumi dapat dihuni oleh makhluk hidup. Berdasarkan hasil
penelaahan kondisi fisik wilayah, diperkirakan hanya sekitar 1/550 bagian dari muka bumi
yang berpotensi sebagai lingkungan hidup. Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran
flora dan fauna di muka bumi yaitu faktor klimatik, edafik, fisiografi, dan biotik,
1. Faktor Klimatik
Kondisi iklim adalah salah satu faktor dominan yang memengaruhi pola persebaran flora
dan fauna. Kondisi iklim adalah salah satu faktor dominan yang memengaruhi pola
persebaran flora dan fauna.Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran
makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu, kelembapan udara, angin, dan
tingkat curah hujan.
A.suhu.Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan
tumbuhan, karena berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup
ideal atau optimal, serta tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya.
Misalnya, flora dan fauna yang hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan
toleransi yang lebih tinggi, terhadap perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam
jika dibandingkan dengan flora dan fauna tropis.
B.Kelembapan Udara.Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola
persebaran tumbuhan di muka bumi, Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis
tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu:
1) Xerophyta, adalah jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan hidup yang
kering atau gersang (kelembapan udara sangat rendah). Contohnya seperti kaktus dan
beberapa jenis rumput gurun. 2) Mesophyta, adalah jenis tumbuhan yang sangat cocok
hidup di lingkungan yang lembap, seperti anggrek dan jamur (cendawan). 3) Hygrophyta,
adalah jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang basah, seperti eceng
gondok, selada air, dan teratai. 4) Tropophyta, adalah jenis tumbuhan yang mampu
beradaptasi terhadap perubahan musim kemarau dan penghujan. Tropophyta adalah flora
khas di daerah iklim muson tropis, seperti pohon jati
C. Angin. angin bermanfaat untuk memindahkan uap air atau awan dari suatu tempat ke
tempat lain yang menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi
distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah. Akibatnya, secara alamiah kebutuhan
organisme akan air dapat terpenuhi.
d. Curah hujan,Air adalah salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa
sumber daya air maka tidak mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka
bumi. Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung
secara berkelanjutan. Titik-titik air hujan yang jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisan-
lapisan tanah dan menjadi persediaan air tanah, atau bergerak sebagai air larian
permukaan, kemudian mengisi badan-badan air seperti danau atau sungai.

2. Faktor Edafik
Faktor kedua yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi
terutama tumbuhan yaitu kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah adalah media tumbuh
dan berkembangnya tanaman.
a. Tekstur Tanah, Tekstur tanah begitu penting dalam kaitannya dengan kapasitas
menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel-partikel yang lebih
besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus umumnya memiliki pola
tidak tersebar merata. Selain itu, aliran airnya juga begitu lambat yg tidak
menguntungkan tumbuhan
b. Struktur Tanah, Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan tanah
dalam meloloskan air (porositas) dan besar pori-pori antara butir-butir tanah
(permeabilitas). Porositas dan permeabilitas memengaruhi penyaluran air, unsur hara,
dan udara ke seluruh bagian tubuh
c. Keasaman Tanah, Jika keasaman tanah berkurang hingga beberapa tingkat maka air
akan memiliki kemampuan yang kecil dalam menahan mineral-mineral untuk diubah
menjadi unsur-unsur hara. Akibatnya, meskipun unsur-unsur hara ada di dalam tanah,
namun tumbuhan tidak mungkin hidup dengan baik di sana
3. Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup yaitu ketinggian
tempat dan bentuk wilayah. Gejala gradien thermometrik adalah di mana suhu udara akan
mengalami penurunan sekitar 0,5ºC–0,6ºC setiap wilayah naik 100 meter dari permukaan
laut. a penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola penyebaran jenis tumbuhan
dan hewan, sebab organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu
lingkungan di sekitarnya. Pola adalah distribusi menurut ruang. Data pola penyebaran
tumbuhan dapat memberi nilai tambah pada data densitas dari suatu spesies tumbuhan.
Pola penyebaran tumbuhan dalam suatu wilayah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut.
a. Penyebaran secara acak, jarang terdapat di alam. Penyebaran ini umumnya terjadi
apabila faktor lingkungan sangat seragam untuk seluruh daerah tempat populasi berada.
Selain itu, tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari organisme tersebut. Dalam
tumbuhan ada bentuk-bentuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya
pengelompokkan tumbuhan.
b. Mengelompok. Pola penyebaran mengelompok (aggregated atau undispersed)
menunjukkan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan indikasi untuk
menemukan tumbuhan yang sejenis.
c. Merata. Penyebaran secara merata biasanya terjadi apabila terdapat persaingan yang
kuat antara individu-individu dalam populasi tersebut.

4. Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang memiliki peran penting terhadap keberadaan flora
dan fauna di suatu wilayah, . Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,
manusia berusaha mengolah dan memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya dengan
baik, walaupun terkadang dapat merusak kelestarian alam. Taksonomi tumbuhan
merupakan ilmu yang mempelajari tentang penelusuran, penyimpanan contoh,
pemberian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penamaan dari
suatu tumbuhan. . Taksonomi tumbuhan (juga hewan) sering kali dikacaukan dengan
sistematika tumbuhan dan klasifikasi tumbuhan. Klasifikasi tumbuhan yaitu bagian dari
taksonomi tumbuhan. Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali
berubah-ubah tergantung dari sistem klasifikasinya. Klasifikasi tumbuhan itu sendiri
adalah sebagai berikut.
1. Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh
tumbuhan yang ada di bumi ini, hingga dapat disusun taksontakson secara teratur
mengikuti suatu hierarki
2. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbedabeda,
tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan
pengklasifikasian itu.
3. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah, mempunyai
kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson
(kategori) di atasnya.
4. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori adalah istilah takson yang ditekankan
adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori
yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki
tertentu.
5. Dalam taksonomi tumbuhan, istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama
takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori).
6. Terdapat tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan, yaitu sistem klasifikasi
buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik.
7. Berdasarkan sejarah perkembangannya, ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi
menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode sistem numerik, periode
sistem alam, dan periode sistem filogenetik.
Sedangkan identifikasi tumbuhan adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi tumbuhan adalah menentukan nama tumbuhan yang benar dan tempatnya
yang tepat dalam sistem klasifikasi.
2. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu
pengetahuan.
3. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan
yang ada dalam KITT.
4. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia
ilmiah, membutuhkan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
5. Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan
memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan
monografi, kunci identifikasi, dan lembar identifikasi jenis.
6. Flora merupakan suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis
tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu.
7. Monografi yaitu suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis
tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu, baik yang terbatas pada suatu wilayah
tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
8. Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus
ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi.
9. Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya,
berarti nama dan tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi
dapat diketahui.
10. Lembar identifikasi jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan, yang disertai
dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai