Anda di halaman 1dari 26

Conference of the Parties 26 (COP-26)

Glasgow, Scotland
31 Oktober – 12 November 2021

Dosen Pengampu: Dra. Asma Irma Setianingsih, M.Si


Disusun Oleh : Kelompok 5
-Adam Zulfi A.S (1402621059)
-Ilham Manziz (1402621018)
-Intan Aulia (1402621075)
-Karensian (1402621044)
-Wirda Aulia (1402621019)

Universitas Negeri Jakarta

Fakultas Ilmu Sosial

Pendidikan Geografi
Meteorologi Klimatologi
2021
Latar Belakang : Perubahan iklim dan peningkatan suhu yang menyebabkan pemanasan global pada
bumi sehingga memberikan dampak negatif yang besar bagi seluruh aspek kehidupan yang ada
dibumi, seperti memengaruhi kualitas hingga kuantitas air bersih yang tersedia di bumi. Meski
perubahan iklim global cenderung meningkatkan intensitas hujan, namun air justru berpotensi untuk
tidak terserap ke dalam tanah dan langsung bermuara ke laut sehingga tidak dapat dikonsumsi.

terjadinya kepunahan masal berbagai spesies binatang. Sebab, habitat alami dari berbagai binatang
tersebut cenderung rusak sebagai akibat dari kegiatan manusia.

perubahan iklim global juga dapat memicu terjadinya berbagai wabah penyakit di berbagai belahan
dunia. Hal itu sebagai akibat dari paparan sinar matahari berupa ultraviolet sehingga membuat
manusia rentan untuk terserang berbagai penyakit.

Dampak dari perubahan iklim global yang pasti terjadi adalah cuaca ekstrem. Adapun indikator
terjadinya cuaca ekstrem tersebut antara lain seperti meningkatnya suhu, permukaan air laut yang
semakin naik, suhu air laut yang meningkat, pencairan gletser dan lapisan es kutub, serta
peningkatan curah hujan.

Tujuan : Menghentikan pemanasan global

Cara Penanganan : 1. Pentingnya peralihan ke kendaraan listrik

2. Mengakhiri deforestasi dengan bantuan keuangan

3. Penyusunan aturan untuk pasar karbon global

4. Mobilisasi dana untuk negara-negara berkembang

(Berdasarkan COP26)

Ruang Lingkup Materi : Perubahan iklim global

Landasan Teori :

Konferensi Tingkat Tinggi perubahan iklim Conference of the Parties ke-26, acap disingkat menjadi
COP26, berlangsung pada 31 Oktober – 12 November 2021 di Glasgow, Skotlandia. Pertemuan
COP26 akan dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dan akan dihadiri oleh
121 kepala negara dan kepala pemerintahan.

Pertemuan global terbesar bagi penanganan perubahan iklim, COP26 UNFCCC (Pertemuan Negara-
Negara Pihak pada Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim) telah berlangsung di Glasgow, Inggris,
tanggal 31 Oktober – 13 November 2021. Delegasi Indonesia pada pertemuan tersebut dipimpin

ii
langsung oleh Presiden Joko Widodo. COP26 telah berhasil menyepakati Glasgow Climate Pact dan
menuntaskan Paris Rule Book yang akan menjadi panduan implementasi Paris Agreement.

Glasgow Climate Pact menekankan pentingnya upaya bersama dalam membatasi kenaikan suhu
global 1,5 derajat Celcius. Dokumen tersebut juga mencerminkan pandangan yang selalu diserukan
Indonesia mengenai pentingnya peningkatan ambisi yang didasarkan pada implementasi konkret
atas komitmen tiap negara, termasuk pemenuhan komitmen dukungan pendanaan negara maju
kepada negara berkembang.

Glasgow Climate Pact juga merupakan dokumen pertama dalam forum perubahan iklim global yang
memberikan referensi khusus untuk mengurangi penggunaan batu bara, atau “coal phase down”.
Phasing down of coal diharapkan akan mendorong kemajuan transisi energi ke energi baru
terbarukan, secara selaras dengan terjaganya energy security dan terpenuhinya akses energi yang
terjangkau bagi penduduk seluruh negara.

Pakta Iklim Glasgow (The Glasgow Pact), yang disebut sebagai kesepakatan iklim pertama yang
secara eksplisit berencana untuk mengurangi batu bara yang disebut sebagai bahan bakar fosil
terburuk untuk gas rumah kaca, tidak sepenuhnya dapat disepakati seluruh negara pihak.

Pakta Iklim Glasgow (The Glasgow Pact) mendesak pengurangan emisi yang lebih ambisius, dan
menjanjikan lebih banyak uang untuk negara-negara berkembang untuk membantu mereka
beradaptasi dengan dampak iklim. Tapi banyak negara pihak yang menggarisbawahi bahwa janji itu
tidak cukup jauh untuk membatasi kenaikan suhu hingga 1,5 derajat Celcius.

Salah satu elemen penting dalam agenda ini adalah aturan main mengenai kerjasama antar negara
maupun antara pelaku usaha dengan otorisasi nasional sebagai bagian upaya pemenuhan komitmen
NDC-nya. Kerjasama ini dapat dilakukan melalui pendekatan pasar dengan adanya transfer unit,
maupun pendekatan non pasar tanpa adanya transfer unit.

Salah satu pencapaian penting lainnya, khususnya bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, adalah
kesepakatan untuk memperkuat keterkaitan antara penanganan perubahan iklim dengan
pembangunan sektor kelautan (ocean-climate nexus). Presiden Joko Widodo telah menyampaikan
pernyataan bersama negara-negara yang tergabung dalam Archipelagic and Island States (AIS)
Forum, atau Forum Negara Kepulauan dan Pulau Kecil. COP26 juga sepakat untuk memandatkan
UNFCC agar ke depannya menyelenggarakan pertemuan tahunan secara berkala mengenai isu ini.

Meskipun di tengah situasi pandemi, COP 26 ini merupakan COP terbesar yang dilaksanakan. Hasil
akhir COP26 tersebut dipandang sebagai komitmen iklim global paling ambisius sejak Paris
Agreement. Dalam pidato penutupan, Presiden COP 26, Alok Sharma, menegaskan bahwa
komitmen yang telah disepakati negara-negara tersebut perlu segera ditindaklanjuti dengan aksi
konkret. Meskipun masih jauh dari sempurna, Glasgow Climate Pact merupakan langkah maju yang
perlu dikawal bersama.

Pada Pleno Penutupan COP26, Indonesia menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah dan
rakyat UK, khususnya penerimaan dan keramahan penduduk Glasgow – Skotlandia. Indonesia juga

iii
mengapresiasi kerja luar biasa dari Sekretaris Eksekutif dan Sekretariat UNFCCC, semua Ketua dan
Wakil Ketua, semua Co-Fasilitator, negara-negara pihak dan para pengamat.

Kesimpulan : Menghentikan Pemanasan Global


COP26 dihelat untuk memperbarui dan memperkuat target Perjanjian Paris. Pasalnya, perjanjian
yang ditandatangani 6 tahun silam tersebut dinilai tak mencapai target batas pemanasan global yang
ditetapkan. Negosiasi pada perhelatan ini akan berfokus pada target yang lebih ambisius untuk
dicapai pada 2030.

Evaluasi pertama COP21


COP21 atau Paris Accord 2015 menghasilkan 4 target yang harus dipenuhi setiap negara yang
menandatanganinya. Setelah target tersebut disusun, evaluasi akan dilakukan setiap 5 tahun.
Dengan kata lain, COP26 adalah pertemuan pertama untuk melakukan evaluasi Paris Accord, setelah
pada 2020 ditunda karena pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Hasil yang diharapkan dari COP26

1. Pendanaan dari negara-negara maju untuk memerangi maupun menanggulangi perubahan


iklim.
2. Kompensasi dari negara-negara maju atas dampak yang akan menimpa mereka
3. Uang dari kelompok negara maju untuk membantu mereka menerapkan ekonomi yang lebih
ramah lingkungan
4. Memastikan komitmen setiap negara untuk mencapai target 2050, yaitu nol emisi dan
pengurangan karbon secara progresif pada 2030.

Ambisi Indonesia
Indonesia sudah sejak jauh hari mempersiapkan diri untuk berkontribusi secara optimal melalui
ambisi-ambisi penanganan iklim yang sudah dicatatkan dalam Nationally Determined Contribution
(NDC), Updated NDC Indonesia, maupun Dokumen Long-term Strategy on Low Carbon and Climate
Resilience 2050 (LTS-LCCR 2050) yang disampaikan kepada UNFCCC pada Juli 2021, sebagai mandat
dari Paris Agreement/Perjanjian Paris. Komitmen ini juga telah diratifikasi menjadi UU Nomor 16
Tahun 2016 Tentang Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework Convention On
Climate Change.

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan salah satu komponen lingkungan hidup yang terdapat di
antroposfer.Manusia dengan segala aktivitasnya dapat memengaruhi fenomena antroposfer
yang terjadi di permukaan Bumi. Fenomena antroposfer seperti kelahiran,kematian, dan
imigrasi menyebabkan antroposfer sangat dinamis. Dinamika tersebut tidak jarang
menimbulkan permasalahan kependudukan.

Pertama-tama perlu kita ketahui bahwa kata Antroposfer berasal dari


kata antrophos yang berarti manusia dan sphere yang berarti lapisan. Sehingga secara etimologi,
antroposfer adalah lapisan manusia dan kehidupannya yang terdapat di permukaan bumi.
Sedangkan secara terminologi, antroposfer di artikan sebagai suatu kajian dalam ilmu geografi yang
membahas mengenai kependudukan, baik itu potensi maupun berbagai permasalahan -
permasalahan yang terdapat dalam suatu masyarakat.
Antroposfer terkait dengan sumber daya manusia dalam suatu wilayah. Kajian yang
termasuk dalam antroposfer diantaranya adalah :
 Persebaran penduduk
 Kepadatan penduduk
 Perpindahan penduduk
 Kualitas hidup penduduk
 Potensi yang dimiliki penduduk
 Masalah - masalah kependudukan.

Antroposfer memerlukan beberapa ilmu yang dapat menunjang kajiannya. Ilmu


yang mendukung antroposfer diantaranya adalah sosiologi (ilmu kemasyarakatan),
demografi (ilmu kependudukan), geografi ekonomi dan geografi politik. Contohnya adalah
kajian mengenai perencanaan pembangunan wilayah yang menggunakan data sensus
penduduk.

1
Rumusan Masalah
1. Pengertian antroposfer
2. Pengertian antroposfer menurut ahli
3. Antroposfer dalam aspek kependudukan
4. Faktor antroposfer
5. Sejarah antroposfer
6. Aspek antroposfer
7. Perhitungan antroposfer
8. Contoh fenomena antroposfer
9. Permasalahan antroposfer bidang kehidupan sehari-hari

Tujuan Penulisan

1. Apa pengertian antroposfer?


2. Bagaimana pengertian antroposfer menurut ahli?
3. Menjelaskan Antroposfer dalam aspek kependudukan
4. Menyebukan Faktor-faktor antroposfer
5. Mengenal Sejarah antroposfer
6. Menyebutkan Aspek antroposfer
7. Perhitungan antroposfer
8. Apa saja contoh fenomena antroposfer?
9. Permasalahan antroposfer bidang kehidupan sehari-hari

2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Antroposfer
Antroposfer adalah lingkungan bagian permukaan bumi yang dihuni oleh manusia.
Antroposfer dapat disebut juga sebagai salah satu objek material dari geografi yang
membahas persoalan kehidupan manusia. Secara etimologi, antroposfer berasal dari dua
kata, yaitu anthropa yang artinya adalah manusia dan sphere yang berarti lapisan atau
lingkungan. Antroposfer merupakan bidang kajian dalam geografi yang membahas tentang
manusia.
Dilansir dari Encyclopedia Britannica (2015), antroposfer adalah salah satu bidang kajian
geografi yang membahas mengenai dinamika atau pergerakan manuisa beserta
permasalahannya.

B. Antroposfer Menurut para ahli


Menurut Bagja Waluya, pengertian antroposfer adalah serangkaian bentuk kajian
terkait
dengan permasalah pertumbuhan penduduk yang bisanya terdiri dari tingkat kelahiran,
kematian, dan mobilitas yang terjadi didalamnya, sehingga kondisi ini sangat mempengaruhi
kualitas penduduk yang ada di suatu wilayah dan perwilayahan yang ada.

C. Antroposfer dalam aspek kehidupan


Pembahasan hubungannya dengan antroposfer sangat luas misalnya tentang
kependudukan, pemukiman, dan lingkungan hidup. 

Pengertian penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik
Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan, tetapi
bertujuan untuk menetap. 
````
Jumlah penduduk suatu negara diketahui dengan berbagai cara, yaitu dengan sensus
penduduk, registrasi, dan survei. 

Sensus secara singkat dapat diartikan perhitungan resmi dari penduduk suatu negara,
bersama-sama dengan pengumpulan statistiknya dan yang menangani adalah Biro Pusat
Statistik di Jakarta, sedangkan yang menyangkut masalah kependudukan ditangani oleh
Lembaga Demografi.

3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin

1. Macam Sensus Penduduk

Menurut pelaksanaannya ada 2 macam sensus, yaitu sensus de jure dan sensus de facto.

 Sensus de jure, yaitu pencacahan yang hanya dikenakan kepada setiap orang, yang
benar-benar berdiam atau bertempat tinggal di daerah negara yang bersangkutan.
 Sensus de facto, yaitu pencacahan yang dikenakan kepada setiap orang, yang pada
waktu diadakan sensus berada di dalam negara yang bersangkutan.

Manfaat diadakannya sensus penduduk menurut Wardiyatmoko dan Bintarto sebagai


berikut.

 Mengetahui jumlah penduduk seluruhnya.


 Mengetahui golongan penduduk menurut jenis kelamin, umur, dan banyaknya
kesempatan kerja.
 Mengetahui keadaan pertumbuhan penduduk.
 Mengetahui susunan penduduk menurut mata pencaharian agar diketahui struktur
perekonomiannya.
 Mengetahui persebaran penduduk, daerah yang terlalu padat, dan daerah yang
masih jarang penduduknya.
 Mengetahui keadaan penduduk suatu kota dan mengetahui akibat perpindahan.
 Merencanakan pembangunan bidang kependudukan.

Di Indonesia, sensus telah diadakan pada tahun 1930, 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000.
Pada tahun 1940 dan 1950 karena pada waktu itu dalam keadaan Perang Dunia II dan
Perang Kemerdekaan, sensus tidak dapat diselenggarakan. Carilah informasi lembaga
apakah yang menyelenggarakan sensus penduduk nasional tahun 2000!

Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun, yaitu sebagai berikut :


Tabel Pertumbuhan Jumlah Penduduk Indonesia

4
Adapun berdasarkan urutannya di dunia, jumlah penduduk Indonesia menempati urutan
keempat terbesar. Untuk lebih jelasnya, amatilah tabel berikut.

Tabel Jumlah Penduduk Lima Negara Terbesar di Dunia Tahun 2005

Dari data di atas terlihat bahwa penduduk Indonesia menempati urutan keempat terbesar di
dunia. Tiga negara pada tabel di atas adalah negara di Benua Asia. 

Indonesia berada pada posisi ketiga di Asia jumlah penduduknya, sedangkan di Asia
Tenggara, jumlah penduduk Indonesia terbesar pertama.

2. Susunan Penduduk

Penduduk pada suatu wilayah/negara dapat digolongkan atau disusun menurut umur jenis
kelamin, mata pencaharian, pendapatan, kebangsaan, agama, pendidikan, tempat tinggal

5
(provinsi atau pulau), dan sebagainya. Susunan penduduk disebut juga komposisi
penduduk. 

Susunan penduduk ini penting sekali diketahui karena berbagai susunan ini beserta
perubahanperubahannya dari satu tahun ke tahun, dapat ditarik kesimpulan yang dapat
menjadi dasar daripada berbagai kebijakan dan program-program pemerintah, misalnya
menyusun susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin.

Menunjukkan kemungkinan pertambahan penduduk, jumlah tenaga kerja yang tersedia,


jumlah laki-laki, dan perempuan serta golongan umur yang berbeda dapat digambarkan
seperti tabel di bawah ini!

a. Piramida Penduduk/Piramida Umur

Piramida penduduk/piramida umur adalah grafik susunan penduduk menurut umur pada
saat tertentu yang berbentuk piramid. Berikut adalah contoh populasi penduduk tahun
2004.

Tabel Populasi Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia Tahun 2004

6
 

Cara menyusun piramida penduduk sebagai berikut :

 Penduduk dibagi menurut jenis kelamin (dari hasil sensus), golongan pria (laki-laki)
ada di sebelah kiri garis umur, golongan wanita (perempuan) ada di sebelah kanan.
 Tiap-tiap golongan (L dan P) dibagi menurut umur, misalnya dengan periode 5
tahunan (dalam contoh tersebut periode 4 tahunan), diwujudkan pada garis tegak
lurus.

Dari data penduduk di atas bila disusun dalam bentuk piramida penduduk adalah sebagai
berikut.

b. Macam-macam Piramida Penduduk


1. Piramida Penduduk Muda (A)
Grafik ini menggambarkan penduduk yang tumbuh. Jadi, jumlah
pertambahannya masih terus meningkat, jumlah kelahiran lebih besar
dari jumlah kematian.
2. Piramida Penduduk Stasioner (B)
Grafik ini menunjukkan penduduk yang tidak berubah-ubah, jumlah
kelahiran dan kematian dalam keadaan seimbang.

7
3. Piramida Penduduk Tua (C)
Bentuk ini menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat
daripada angka kematian. Bila hal ini terjadi terus-menerus, akan
menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk daerah/ negara yang
bersangkutan.

c. Piramida Penduduk dan Angka Ketergantungan

Piramida penduduk dapat kita lihat bahwa bagian bawah merupakan kelompok umur muda.
Kelompok ini merupakan kelompok yang belum ekonomis produktif, artinya masih menjadi
tanggungan kelompok umur dewasa yang ekonomis produktif. 

Bagian atas dari piramida merupakan kelompok umur tua, yang sudah tidak ekonomis
produktif. Kelompok ini juga menjadi tanggungan kelompok umur dewasa yang ekonomis
produktif. 

8
Rasio ketergantungan (depedency ratio) atau angka beban ketergantungan adalah suatu
angka yang menunjukkan besar beban tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk
usia nonproduktif. Untuk mengetahui berapa besar angka ketergantungan, secara umum
digunakan rumus sebagai berikut.

Contoh:
Data penduduk negara X tahun 2006 sebagai berikut :
Kelompok umur muda (0 - 14 tahun)                            = 51.454.000
Kelompok umur dewasa/produktif (15 - 64 tahun)          = 63.180.000
Kelompok umur tua (65 tahun ke atas)                          = 3.576.000

Dari data tersebut dapat dihitung rasio ketergantungannya sebagai berikut.

Setiap 100 orang kelompok produktif harus menanggung 88,7 orang dari kelompok yang
tidak produktif.

Makin besar rasio ketergantungan berarti makin besar beban tanggungan bagi kelompok
usia produktif. 

Tinggi rendahnya angka ketergantungan dapat dibedakan tiga golongan, yaitu angka
ketergantungan rendah bila kurang dari 30, angka ketergantungan sedang bila 30 - 40, dan
angka ketergantungan tinggi bila lebih dari 41.

Contoh:
Data penduduk negara Y tahun 2006, jumlah anak nonproduktif 50%, jumlah nonproduktif
tua 10 %, dan jumlah usia produktif 40%.

9
Ini berarti setiap 100 orang penduduk yang produktif, harus menanggung beban 150 orang
penduduk nonproduktif.

Jadi, semakin besar pembilang (orang-orang yang tidak menghasilkan) makin besarlah angka
ketergantungan ini. 

Makin besar angka ketergantungan, makin besar pula beban tanggungan suatu negara. Di
bawah ini keadaan angka ketergantungan dari beberapa negara.

Tabel Angka Ketergantungan Beberapa Negara Tahun 2004

Faktor antroposfer
Para ahli geografi mengemukakan tujuh faktor lingkungan alam yang mendasari kehidupan
manusia. Faktor lingkungan alam tersebut akan memengaruhi kehidupan manusia dalam berbagai
kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan religi. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Lokasi Geografis
Lokasi geografis dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. lokasi absolut, yaitu lokasi yang ditentukan oleh garis lintang dan garis bujur di permukaan bumi.
Penentuannya secara matematis dan tidak dapat diubah.
2. lokasi relatif, yaitu berkaitan dengan bentuk daratan atau perairan. Lokasi ini menyangkut
keterjangkauan (assesibilitas) suatu daerah.

b. Topografi atau Relief


Topografi atau relief permukaan bumi bisa menjadi pembanding dalam pengembangan kehidupan

10
manusia.
Derah yang memiliki topografi terlalu tinggi, miring, dan bergelombang seperti pada daerah
pegunungan akan sulit berkembang jika dibanding daerah dengan topografi datar seperti di daerah
dataran rendah.
Berbagai usaha pertanian di daerah yang mempunyai topografi kasar akan sulit berkembang,
misalnya Swiss, Austria, Tibet, Nepal, serta kawasan di sepanjang Pegunungan Andes (Amerika
Selatan). Sebaliknya dataran rendah seperti Cina, tanah rendah di Inggris, dan kawasan prairie di
Amerika Serikat mempunyai topografi yang baik untuk pertanian.
Konfigurasi garis pantai juga merupakan jenis topografi yang berpengaruh pada kegiatan manusia,
misal pantai berteluk-teluk (fyord) di Norwegia menguntungkan dalam usaha perikanan.

c. Struktur Geologis
Struktur geologis pada permukaan bumi memengaruhi geomorfologi suatu wilayah. Geomorfologi
sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan penduduk yang ada di wilayah tersebut, khususnya
kegiatan di bidang ekonomi.

d. Iklim
Iklim adalah faktor lingkungan yang sangat penting dalam memengaruhi kegiatan manusia.
Kekayaan budaya banyak sekali dipengaruhi oleh iklim misalnya model pakaian, bentuk bangunan
rumah, dan sistem pertanian.

e. Tanah
Tanah merupakan lapisan paling atas dari permukaan bumi. Tanah mempunyai peranan penting
bagi kehidupan manusia di antaranya untuk tempat tinggal dan sebagai lahan untuk kegiatan
bercocok tanam. Tanah sebagai salah satu sumber daya alam perlu dijaga kelestariannya.

f. Tumbuhan
Tumbuhan atau vegetasi, baik yang alami maupun vegetasi buatan sebagai hasil budi daya
manusia bermanfaat, antara lain:
1. sebagai sumber bahan makanan baik bagi manusia maupun binatang (khususnya binatang
berkembang biak);
2. sebagai bahan dasar obat-obatan tradisional;
3. sebagai bahan dasar pembuatan kosmetika;
4. penghasil kayu untuk bahan industri, perumahan, sandang, kerajinan, dan sebagainya.

g. Hewan
Terdapat hubungan yang erat antara vegetasi dan hewan yang hidup secara alamiah maupun yang
telah dibudidayakan manusia. Manusia memanfaatkan hewan untuk membantu pekerjaannya,
sumber makanan, juga untuk rekreasi. Namun ada pula hewan yang mengganggu kehidupan
manusia, misal hewan yang mengganggu usaha pertanian seperti belalang, wereng, kumbang, tikus,
dan sebagainya. Ada pula hewan yang menyebarkan penyakit, misalnya nyamuk, tikus, anjing,
unggas, burung, dan sebagainya.

D.Sejarah antroposfer
Secara etimologi (asal kata) antroposfer berasal dari dua kata, yaitu antrophos yang berarti
manusia dan sphere yang berarti lapisan. Antroposfer diartikan sebagai lapisan di mana manusia
hidup bertempat tinggal pada permukaan bumi, lapisan antroposfer ini lebih tipis dibanding

11
lapisan Biosfer. Cakupan Antroposfer Tidak semua tempat di bumi dapat ditinggali manusia.
Total luas permukaan bumi, yang berupa daratan hanya seluas 56,9 juta mil persegi atau 29
persen dari keseluruhan permukaan bumi, lainnya 71 persen merupakan wilayah perairan (baik
Perairan Darat maupun Perairan Laut. Total luas daratan 29 persen yang dapat ditinggali
manusia hanya sekitar 20 persen, 20 persen merupakan daerah kutub, 20 persen daerah gurun,
20 persen daerah yang bergunung-gunung, dan 20 persen lainnya merupakan daerah hutan dan
rawa.
Manusia sebagai salah satu makhluk hidup yang hidup di bumi bergantung pada kondisi
biosfer, hidrosfer, litosfer, dan atmosfer. Lapisan atmosfer membentuk cuaca dan iklim yang
sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Lapisan litosfer berpengaruh pada tanah dan
bentuk lahan, dan berpengaruh pula pada manusia dalam memperoleh sumber daya alam.
Antroposfer adalah lapisan manusia serta kehidupannya di permukaan bumi. Pengkajian
geografi berkaitan dengan aspek alam tentang tempat terjadinya gejala dan aspek manusia
penghuni alam tersebut. Karl Ritter menyatakan bahwa geografi mempelajari bumi sebagai
tempat tinggal manusia.
Dalam sejarahnya antroposfer terkadang juga disebut teknosfer merupakan bagian dari arti
lingkungan yang dibuat atau dimodifikasi oleh manusia untuk digunakan dalam aktivitas manusia
dan habitat manusia. Istilah antroposfer pertama kali digunakan oleh ahli geologi Austria abad-
19, Eduard Suess.
Sedangkan untuk konsep kontemporer teknosfer pertama kali diusulkan sebagai konsep oleh
ahli geologi dan insinyur Amerika Peter Haff, dari Duke University. Diperkirakan pada 2016, berat
total antroposfer yaitu, struktur dan sistem buatan manusia yang setidaknya terdiri dari 30
triliun ton.

E. Aspek antroposfer
Dalam mempelajari cabang ilmu geografi berupa antroposfer akan ditemukan beberapa aspek di
dalamnya. Yakni;

Populasi Penduduk

Penduduk merupakan sekumpulan orang yang tinggal dalam satu wilayah tertentu dalam waktu
lama serta dapat memilih tinggal secara menetap atau sementara di wilayah tersebut. Populasi
penduduk perhitungannya melalui sensus penduduk. Sensus penduduk proses perhitungan jumlah
penduduk di suatu wilayah atau suatu negara yang dihitung dalam kurun waktu tertentu.

Adapun sensus penduduk dibagai menjadi 2, yaitu;

Sensus De Jure

Sensus de jure adalah perhitungan jumlah jiwa yang dihitung berdasarkan masyarakat yang tinggal
menetap. Masyarakat yang tinggal nomaden atau hanya tinggal sementara tidak diikut sertakan
dalam perhitungan sensus de jure.

Sensus De Facto

Sensus de facto adalah jenis sensus penduduk yang dilakukan dengan cara mendata penduduk
secara keseluruhan berdasarkan data yang di lapangan. Sensus de facto mencatat keseluruhan
warga tanpa memandang menetap atau tidaknya orang tersebut dalam suatu wilayah.

12
Jenis-jenis sensus penduduk yang dinamakan dengan sensus de jure dan sensus de facto dalam
pelaksanaannya menggunakan 2 metode. Metode tersebut adalah metode householder dan metode
canvaser, penjelasannya adalah sebagai berikut.

Metode Householder

Metode householder adalah metode sensus penduduk yang dilakukan dengan cara menyebar
angket untuk diisi oleh penduduk sendiri. Metode householder biasanya cocok digunakan untuk
ukuran negara maju yang angka pendidikan penduduknya tinggi.

Metode Canvaser

Metode canvaser adalah metode pelaksanaan sensus penduduk dengan cara mewawancarai setiap
keluarga. Metode canvaser dilakukan saat melakukan sensus penduduk di negara berkembang yang
mana angka pendidikannya masih relatif rendah.

Perhitungan Antroposfer

Dalam ilmu antroposfer perhitungannya bukan melalui sensus penduduk saja. Terdapat beberapa
unsur dalam perhitungan analisis antroposfer di suatu wilayah. Antara lain;

Fertilitas

Fertilitas disebut juga dengan kelahiran, jadi fertilitas adalah angka tingkat kelahiran penduduk di
suatu wilayah yang menjadi pokok perhitungan antroposfer. Negara yang sedang berkembang
seperti Indonesia memiliki jumlah fertilitas yang tinggi. Hal ini dikarenakan jumlah perkawinan yang
tinggi membawa dampak jumlah kelahiran yang tingi pula.

Fertilitas dapat dihitung melalui jumlah bayi yang lahir dalam satu tahun, dibagi jumlah penduduk
secara keseluruhan, kemudian dikalikan 1000. Menurut tingkat angka ketinggiannya fertilitas
dibedakan menjadi 3, yaitu golongan tinggi dengan angka kelahiran lebih dari 30 bayi, lalu golongan
sedang yang angka kelahirannya antara 20-30 bayi, dan yang terakhir adalah golongan rendah yang
angka kelahirannya dibawah 20 bayi.

Mortalitas

Mortalitas disebut juga dengan kematian. Pada isi dalam salah satu ayat suci Al-Qur’an disebutkan
dalam Surat Ali ‘Imran ayat 145 yang berbunyi “wa maa kaa nalinamsin’antamuta’illaa
bi’idnillahikitaa banmu’ajjalan” yang artinya “sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan
dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya”

Kematian atau mortalitas adalah faktor yang menjadi penyeimbang jumlah angka kelahiran
(fertilitas). Di negara berkembang seperti Indonesia angka kelahirannya tinggi dan diimbangi dengan
angka kematian tinggi. Angka kematian tinggi di negara berkembang tinggi karena harapan hidup
yang rendah karena faktor gaya hidup yang tidak sehat. Kematian dihitung dengan cara angka
kematian yang tercatat dibagi jumlah penduduk lalu dikalikan dengan 1000.

Migrasi

Migrasi adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Migrasi dapat dijadikan sebagai
faktor perhitungan antroposfer karena terkait dengan tempat tinggal penduduk. Migrasi dapat
bersifat sementara dan dapat juga bersifat menetap. Migrasi dibedakan menjadi.

13
Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau dengan jumlah angka kepadatan penduduk
yang tinggi berpindah ke pulau dengan angka kepadatan penduduk yang rendah.

Transmigrasi berguna untuk pemerataan kepadatan penduduk. Pemerintah akan memerintahkan


masyarakat untuk melakukan transmigrasi untuk yang belum mempunyai pekerjaan dan diberi
imbalan ladang untuk digarap di tempat tinggal yang baru.

Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan dari desa ke kota. Urbanisasi terjadinya karena masyarakat desa
masih mengganggap bahwa bekerja di kota akan menjanjikan kesuksesan. Padahal jika urbanisasi
tidak disertai dengan pendidikan dan keterampilan yang mumpuni akan membawa dampak semakin
tingginya angka pengangguran di Kota. Urbanisasi dapat bersifat sementara dan dapat bersifat
menetap.

Ruralisasi

Ruralisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa. Ruralisasi diminati oleh penduduk
perkotaan yang jenuh dengan suasana perkotaan dan menginginkan tinggal di wilayah pedesaan
yang tenteram.

Imigrasi

Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari luar negeri menuju Indonesia. Imigrasi dilakukan oleh
warga negara asing dengan tujuan bekerja dan sebagainya. Imigrasi dilakukan dengan prosedur
tertentu yang sudah ditetapkan kebijakannya oleh pemerintah.

Emigrasi

Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari Indonesia ke negara lain. Emigrasi memiliki tujuan
bahwa warga Indonesia yang akan bekerja di luar negeri atau untuk urusan tertentu akan menetap
dalam jangka waktu lama.

Remigrasi

Remigrasi adalah perpindahan penduduk dengan kembalinya seorang penduduk Indonesia yang
telah melakukan emigrasi ke luar negeri untuk kembali ke Indonesia. Atau sebaliknya seorang warga
negara asing yang telah melakukan imigrasi ke negara Indonesia lalu kembali lagi ke negara asalnya.

14
F. Perhitungan Antroposfer

1. Menghitung Pertumbuhan Penduduk


1. Pertumbuhan Penduduk Alami (Pa)
Pa = L-M
Ket =
Pa = pertumbuhan penduduk alami
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
2. Pertumbuhan Penduduk Tetap (Pt)
Pt = (L-M) + (I-E)
Ket =
Pt = pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = imigrasi
E = emigrasi
2. Crude Birth Rate (CBR)
B
CBR =
P x 1.000

Ket =
CBR = Crude Birth Rate
B = birth (lahir)
P = population (penduduk)
3. Crude Death Rate (CDR)
D
CDR =
P x 1.000
Ket =
CDR = Crude Death Rate
D = death (kematian)
P = population (penduduk)
4. Age Specific Birth Rate (ASBR)
Bx
ASBR =
Px x 1.000

Ket =
ASBR = Age Specific Birth Rate
Bx = kelahiran menurut usia tertentu
Px = penduduk menurut usia tertentu
5. Age Specific Death Rate (ASDR)
Ket =
ASDR = Dx
x 1.000
Px
ASDR = Age Specific Death Rate
Dx = kematian menurut usia tertentu

15
Px = penduduk menurut usia tertentu
6. Sex Ratio (SR)
Jumlah laki-laki
SR =
Jumlah perempuan x 100

7. Dependency Ratio (DR)


Jumlah penduduk usia non produktif (0-14 th + > 65 th)
DR =
Jumlah penduduk usia produktif (15-64 th) x 100

8. Proyeksi Penduduk
Pn = Po x (1+r)n
Ket =
Pn = proyeksi penduduk
Po = penduduk awal
r = presentase pertumbuhan penduduk
n = jangka waktu Po dengan Pn

9. Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk Aritmatik

Jumlah penduduk x 1 km2


Luas wilayah
Kepadatan Penduduk Agraris
Jumlah petani x 1 km2
Luas lahan pertanian

G. Contoh Fenomena Antroposfer


1. Terjadinya kelahiran (natalitas atau fertilitas)
Kelahiran atau natalitas adalah fenomena antroposfer yang berpengaruh terhadap jumlah
penduduk, sebab dengan adanya kelahiran, jumlah penduduk pun bertamah. Istilah angka
kelahiran mengacu pada frekuensi kelahiran dalam suatu populasi. Atau dengan kata lain,
angka kelahiran adalah rasio antara jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut dan rata-
rata jumlah penduduk pada tahun tersebut.

1. Terjadinya kematian (mortalitas)


Kematian atau arti mortalitas juga termasuk fenomena antroposfer yang menunjukkan
berkurangnya jumlah penduduk disuatu daerah. Fenomena yang satu ini bisa disebabkan
oleh banyak hal, diantaranya yaitu usia yang sudah tua, menderita penyakit tertentu,
kecelakaan, dan lain-lain.
Istilah angka kematian mengacu pada frekuensi kematian dalam suatu populasi per seribu
penduduk setiap tahunnya. Atau bisa juga dikatakan bahwa angka kematian adalah ukuran

16
jumlah kematian (secara umum, atau karena sebab tertentu) dalam populasi tertentu,
diskalakan dengan ukuran populasi tersebut, per unit waktu.

1. Terjadinya imigrasi (masuknya penduduk)


Imigrasi adalah sebagai perpindahan penduduk yang berupa masuknya penduduk dari
suatu negara ke negara lain. Misalnya, masuknya orang India ke Indonesia. Orang India
tersebut dinamakan imigran.
Imigrasi bisa bersifat permanen, yang berarti bahwa imigran akan tinggal menetap untuk
selamanya. Sebaliknya, imigrasi juga bisa bersifat sementara, misalnya Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) ke Arab Saudi, lamanya tinggal di negara tersebut ditentukan berdasarkan
kontrak selama dua tahun.

1. Terjadinya emigrasi (keluarnya penduduk)


Emigrasi adalah sebagai perpindahan penduduk yang berupa keluarnya penduduk dari
suatu negara ke negara lain. Misalnya, orang-orang Indonesia yang berpindah ke New
Caledonia dan Suriname. Orang yang melakukan emigrasi dinamakan emigran.

1. Terjadinya remigrasi (kembalinya penduduk)


Remigrasi adalah kembalinya para emigran ke negara asalnya. Misalnya, orang-orang
Ambon yang tadinya berpindah ke Belanda sebagai emigran, kemudian kembali lagi ke
Indonesia.
Secara spesifik, istilah remigrasi (remigration) atau re-imigrasi (re-immigration), kadang-
kadang disederhanakan sebagai “repatriasi”, adalah konsep politik sayap kanan yang
mengacu pada pemulangan paksa imigran non-kulit putih (yaitu, bukan etnis Eropa), sering
kali termasuk keturunan mereka, kembali ke tempat asal ras mereka tanpa memandang
status kewarganegaraan.

1. Terjadinya transmigrasi (migrasi intern)


Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah (pulau atau provinsi) yang
berpenduduk padat ke daerah lain (pulau atau provinsi lain) yang penduduknya masih
jarang di dalam negara sendiri.
Program transmigrasi digalakan dengan tujuan untuk mengurangi kemiskina karena pada
umumnya warga yang mengikuti transmigrasi memiliki kondisi sosial-ekonomi yang lemah,
tapi memiliki tekada dan semangat untuk meningkatkan kesejahterannya. Selain itu,
program transmigrasi juga bertujuan untuk pemerataan dan persebaran penduduk.
1. Terjadinya urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke
perkotaan, penurunan proporsi orang yang tinggal di daerah pedesaan, dan cara
masyarakat beradaptasi terhadap perubahan ini. Urbanisasi merupakan proses di mana

17
kota-kota terbentuk dan menjadi lebih besar karena lebih banyak orang mulai tinggal dan
bekerja di daerah pusat
Salah satu dampak dari peningkatan jumlah penduduk yang sangat besar di perkotaan
adalah munculnya megacity, yang merupakan kota berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa.
Sekarang ada kota dengan lebih dari itu. Tokyo, Jepang, misalnya, memiliki hampir 40 juta
penduduk. Efek lain dari urbanisasi adalah urban sprawl, yaitu suatu fenomena ketika
populasi kota terpencar di wilayah geografis yang semakin luas.
1. Kepadatan penduduk yang tinggi
Kepadatan penduduk mengacu pada banyaknya penduduk per satuan luas. Tingkat
kepadatan penduduk dapat berguna sebagai dasar kebijakan pemerataan penduduk dalam
berbagai program jenis transmigrasi.
Istilah kepadatan penduduk kasar atau crude population density (CPD) dapat diartikan
sebagai jumlah penduduk untuk setiap km2 luas wilayah. Luas wilayah yang dimaksud
dalam hal ini mencakup luas seluruh daratan pada suatu wilayah administrasi.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu wilayah memiliki kepadatan yang lebih
tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Selain faktor pertumbuhan alami dan pemusatan
penduduk di suatu wilayah, faktor lain yang berpengaruh terhadap tingginya kepadatan
penduduk, antara lain:
1. Faktor fisiografis termasuk bentuk permukaan bumi, kondisi perairan, dan kondisi
iklim. Misalnya, kawasan dataran rendah yang dekat dengan perairan, tanah subur,
dan daerah aman, cenderung memiliki kepadatan penduduk tinggi.
2. Faktor ekonomi berpengaruh terhadap populasi penduduk suatu daerah sebab
adanya peluang dan lapangan pekerjaan yang menarik banyak orang. Misalnya,
banyak penduduk di Indonesia yang memilih untuk pindah ke kota-kota besar untuk
bekerja.
3. Faktor sosial budaya juga berpengaruh terhadap kepadatan penduudk karena
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sosial masyarakat. Mislanya wilayah
dengan banyak fasilitas publik yang bagus akan menarik banyak penduduk untuk
tinggal. Wilayah yang relatif aman secara sosial politik akan menjadi pilihan tempat
tinggal masyarakat.

1. Penentuan komposisi penduduk berdasarkan usia


Komposisi penduduk merupakan pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria tertentu.
Salah satunya adalah pengelompokkan berdasarkan usia, yaitu komposisi penduduk yang
digunakan untuk untuk mengelompokkan penduduk suatu negara atau daerah berdasarkan
rentang usia tertentu.
Pengelompokan dalam arti penduduk yang didasarkan pada usia biasanya digunakan untuk
menentukan jumlah penduduk yang berusia produktif dan tidak produktif. Komposisi yang
satu ini berpengaruh terhadap struktur penduduk di suatu wilayah.
1. Penentuan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah komposisi penduduk yang
digunakan untuk menentukan rasio jenis kelamin dan perbandingan jumlah penduduk laki-
laki dengan penduduk perempuan

18
1. Penentuan komposisi penduduk berdasarkan rasio ketergantungan 
Komposisi penduduk berdasarkan rasio ketergantungan adalah komposisi penduduk yang
menunjukkan besar beban tanggungan kelompok usia produktif terhadap kelompok usia
tidak produktif. Penduduk berusia produktif yaitu pada rentang usia 15-64 tahun, sedangkan
usia tidak produktif yaitu di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun

H. Permasalahan antroposfer di kehidupan sehari-hari


 Terjadinya kelahiran (natalitas atau fertilitas)
Kelahiran atau natalitas adalah fenomena antroposfer yang berpengaruh terhadap jumlah
penduduk, sebab dengan adanya kelahiran, jumlah penduduk pun bertamah. Istilah angka
kelahiran mengacu pada frekuensi kelahiran dalam suatu populasi. Atau dengan kata lain,
angka kelahiran adalah rasio antara jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut dan rata-
rata jumlah penduduk pada tahun tersebut.

 Terjadinya kematian (mortalitas)


Kematian atau arti mortalitas juga termasuk fenomena antroposfer yang menunjukkan
berkurangnya jumlah penduduk disuatu daerah. Fenomena yang satu ini bisa disebabkan
oleh banyak hal, diantaranya yaitu usia yang sudah tua, menderita penyakit tertentu,
kecelakaan, dan lain-lain. Istilah angka kematian mengacu pada frekuensi kematian dalam
suatu populasi per seribu penduduk setiap tahunnya. Atau bisa juga dikatakan bahwa angka
kematian adalah ukuran jumlah kematian (secara umum, atau karena sebab tertentu) dalam
populasi tertentu, diskalakan dengan ukuran populasi tersebut, per unit waktu.

 Terjadinya imigrasi (masuknya penduduk)


Imigrasi adalah sebagai perpindahan penduduk yang berupa masuknya penduduk dari suatu
negara ke negara lain. Misalnya, masuknya orang India ke Indonesia. Orang India tersebut
dinamakan imigran. Imigrasi bisa bersifat permanen, yang berarti bahwa imigran akan
tinggal menetap untuk selamanya. Sebaliknya, imigrasi juga bisa bersifat sementara,
misalnya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Arab Saudi, lamanya tinggal di negara tersebut
ditentukan berdasarkan kontrak selama dua tahun.

 Terjadinya emigrasi (keluarnya penduduk)


Emigrasi adalah sebagai perpindahan penduduk yang berupa keluarnya penduduk dari suatu
negara ke negara lain. Misalnya, orang-orang Indonesia yang berpindah ke New Caledonia
dan Suriname. Orang yang melakukan emigrasi dinamakan emigran.

 Terjadinya remigrasi (kembalinya penduduk)


Remigrasi adalah kembalinya para emigran ke negara asalnya. Misalnya, orang-orang Ambon
yang tadinya berpindah ke Belanda sebagai emigran, kemudian kembali lagi ke Indonesia.
Secara spesifik, istilah remigrasi (remigration) atau re-imigrasi (re-immigration), kadang-
kadang disederhanakan sebagai “repatriasi”, adalah konsep politik sayap kanan yang
mengacu pada pemulangan paksa imigran non-kulit putih (yaitu, bukan etnis Eropa), sering
kali termasuk keturunan mereka, kembali ke tempat asal ras mereka tanpa memandang
status kewarganegaraan.

19
 Terjadinya transmigrasi (migrasi intern)
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah (pulau atau provinsi) yang
berpenduduk padat ke daerah lain (pulau atau provinsi lain) yang penduduknya masih jarang
di dalam negara sendiri. Program transmigrasi digalakan dengan tujuan untuk mengurangi
kemiskina karena pada umumnya warga yang mengikuti transmigrasi memiliki kondisi sosial-
ekonomi yang lemah, tapi memiliki tekada dan semangat untuk meningkatkan
kesejahterannya. Selain itu, program transmigrasi juga bertujuan untuk pemerataan dan
persebaran penduduk.

 Terjadinya urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke
perkotaan, penurunan proporsi orang yang tinggal di daerah pedesaan, dan cara masyarakat
beradaptasi terhadap perubahan ini. Urbanisasi merupakan proses di mana kota-kota
terbentuk dan menjadi lebih besar karena lebih banyak orang mulai tinggal dan bekerja di
daerah pusat

 Kepadatan penduduk yang tinggi


Kepadatan penduduk mengacu pada banyaknya penduduk per satuan luas. Tingkat
kepadatan penduduk dapat berguna sebagai dasar kebijakan pemerataan penduduk dalam
berbagai program jenis transmigrasi. Istilah kepadatan penduduk kasar atau crude
population density (CPD) dapat diartikan sebagai jumlah penduduk untuk setiap km2 luas
wilayah. Luas wilayah yang dimaksud dalam hal ini mencakup luas seluruh daratan pada
suatu wilayah administrasi. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan suatu wilayah
memiliki kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Selain faktor
pertumbuhan alami dan pemusatan penduduk di suatu wilayah, faktor lain yang
berpengaruh terhadap tingginya kepadatan penduduk, antara lain:

BAB III
KESIMPULAN

Antroposfer adalah salah satu obyek material dari kajian geografi yang membahas
mengenaidinamika manusia yang meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi.Antroposfer
mempelajaritentang kondisi demografis suatu wilayah yang meliputi jumlah penduduk, kepadatan
penduduk,pertumbuhan penduduk, dan lain-lain.Jumlah penduduk adalah banyaknya individu
Manusia yang menempati suatu wilayah atau negarapada suatu waktu. Untuk mengetahui jumlah
penduduk di suatu negara dapat dilakukan dengan :1. Sensus penduduk2. Registrasi penduduk3.
SurveyJumlah penduduk mengalami perkembangan yang dinamis, hal ini dipengaruhi oleh faktor-
faktorseperti : kelahiran (fertilitas/natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan penduduk

20
Daftar Pustaka

√ Pengertian Antroposfer, Aspek, Perhitungan, dan Contohnya (dosengeografi.com)

Artikel –dosengeografi.com, perkembangan antroposfer

Artikel –pendidik.co.id, sejarah antroposfer

https://dosengeografi.com/contoh-antroposfer/

https://www.materiedukasi.com/2017/01/fenomena-antroposfer-dan-aspek-kependudukan-
tentang-macam-macam-dan-manfaat-sensus-serta-komposisi-penduduk-berdasarkan-umur-dan-
jenis-kelamin.html?m=1

https://dosengeografi.com/pengertian-antroposfer/

https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/14/135506269/konsep-antroposfer-dalamkajian-
geografi

21

Anda mungkin juga menyukai