Anda di halaman 1dari 6

Antigen adalah zat yang dapat memicu respon imun yang menyebabkan produksi antibodi sebagai

bagian dari pertahanan tubuh terhadap infeksi dan penyakit. Antigen mungkin zat asing dari
lingkungan seperti bahan kimia, bakteri, virus, atau serbuk sari. Antigen juga dapat terbentuk dalam
tubuh, seperti toksin bakteri atau sel-sel jaringan.

http://kamuskesehatan.com/arti/antigen/

Antigen adalah benda asing yang masuk ke dalam tubuh yang dapat berupa protein, karbohidrat,
asam nukleat atau lipid. Antigen ini berupa zat yang mampu merangsang respon imun atau
kekebalan tubuh pada area yang spesifik. Respon imun akan dilakukan oleh molekul (protein)
immunoglobulin yang disebut antibodi, yang dibentuk oleh Blymphocytes dan sel T-helper yang
merupakan bahan dasar dari sistem kekebalan tubuh. Jadi, setiap benda asing yang masuk ke dalam
tubuh dapat di sebut antigen.

Intinya adalah, antigen merupakan kuman berbahaya dimana ia adalah patogen atau bisa juga ia
merupakan produk yang berasal dari kuman tadi. Tidak hanya itu, patogen atau zat asing lainnya
yang bertindak seperti ancaman dan dapat mengganggu fungsi normal tubuh kita di sebut antigen.

Untuk menghentikan gangguan yang dilakukan oleh antigen ini maka tubuh kita akan memproduksi
antibodi yang tadi disebutkan untuk melindungi diri dan menghancurkan antigen.

Antigen merupakan senyawa organik (protein), polisakarida atau glikolipid. Kadang-kadang seluruh
organ atau jaringan yang telah ditransplantasikan ke tubuh seseorang akan ditolak oleh antibodi
oleh karna akibat adanya antigen ini dalam organ tersebut, antibody akan mencoba untuk
menghancurkannya. Antibodi memiliki kemampuan untuk mengikat antigen dan dengan demikian ia
mampu menetralkan tubuh.

Antigen dihasilkan oleh organisme hidup, yang berevolusi dari generasi ke generasi dan karena itu
dapat mengalami perubahan halus dalam komposisi protein, proses yang dikenal sebagai "antigen
drift." Sebuah perubahan evolusioner yang mendadak dapat menyebabkan perubahan mendadak
dalam struktur protein, yang dikenal sebagai "pergeseran antigen”. Pergeseran antigen membuat
antibodi tidak efektif dalam memerangi antigen.

Antigen merupakan bahan asing yang dikenal dan merupakan target yang akan dihancurkan oleh
sistem kekebalan tubuh.

Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, sistem kekebalan
seseorang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan antigen merupakan
sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi

http://rindadwirhyndell-santok44.blogspot.co.id/p/definisi-antigen.html?m=1

ANTIGEN

Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat merangsang terbentuknya
antibody.
Kecenderungan antigen masuk karena ada luka

Antigen memiliki struktur tiga dimensi sengan dua atau lebih determinant site.

Determinant site merupakan bagian dari antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan
pada antibody.

Antigen dapat berupa protein ,sel bakteri,atau zat kimia yang dikeluarkan mikro organisme

Jenis-jenis Antigen :

Heteroantigen : Antigen yang berasal dari spesies lain

Isoantigen : Antigen dari spesies sama tetapi struktur genetiknya berbeda.

Autoantigen : Antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri.

https://biologigonz.blogspot.co.id/2011/05/antigen.html?m=1

3Macam Macam Antigen

1. Antigen eksogen Adalah antigen yang disajikan dari luar tubuh hospes dalam bentuk
mikroorganisme, tepung sari, obat obatan atau polutan Antigen ini bertanggung jawab terhadap
suatu spectrum penyakit manusia, mulai dari penyakit infeksi sampai ke penyakit-penyakit yang
ditengahi imunologik, seperti misalnya asma bronkiale

2. Antigen endogen Adalah antigen yang terdapat dalam individu Meliputi : antigen xenogeneik
(heterolog/heterogeneik), antigen idiotipik (autolog), dan antigen alogeneik (homolog)

3. Antigen xenogeneik / heterolog / heterogeneik Adalah antigen yang terdapat dalam aneka
macam spesies yang secara filogenetik tidak ada hubungannyaPenting pada kedokteran klinik,
karena antigen-antigen ini menimbulkan respons antibody yang berguna dalam diagnosis penyakit

4. Antigen idiotipik dan autolog Merupakan komponen tubuh sendiri Contoh : antigen-antigen
spesifik immunoglobulin.

5. Antigen alogeneik / homolog Adalah antigen yang secara genetic diatur oleh determinan
antigenic yang membedakan satu individu spesies tertentu dari individu lain pada spesies yang sama
Pada manusia, determinan antigenic semacam ini terdapat pada sel-sel darah merah, sel-sel darah
putih, trombosit, protein serum, dan permukaan sel-sel yang menyusun jaringan tertentu dari tubuh
termasuk antigen histokompatibiltas

Antigen mempunyai 2 pengertian, yaitu :

Suatu molekul yang dapat dikenal oleh suatu antibody atau reseptor sel T, sehingga ia bertindak
sebagai target suatu respon imun, tapi belum tentu ia dapat menginduksi respon imun

Molekul yang merangsang timbulnya respon imun (disebut juga imunogen)

5. Sifat Antigenisitas
Antigenisitas adalah Sifat zat (antigen) yang memungkinkan zat tersebut bereaksi dengan produk-
produk dari respon imun spesifik, yaitu antibody atau limfosit T yang tersensitisasi spesifik
Kemampuan antigen untuk berikatan secara spesifik dengan produk akhir dari suatu respon imun, di
mana bisa berupa antibody atau reseptor permukaan sel

Struktur Antigen

Secara fungsional antigen dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Imunogen

Imunogen adalah molekul besar dari sebuah antigen yang bersifat sebagai molekul pembawa karena
membawa molekul kecil (hapten) dari suatu antigen. Imunogen ini dapat dikenal oleh antibodi dan
memacu pembentukan antibodi (imunogenik)

2. Hapten

Hapten adalah molekul kecil yang mempunyai kandungan antigenik (molekul karier) yang diikat oleh
molekul besar (imunogen). Namun hapten ini tidak dapat memacu produksi antibodi jika tidak
berikatan dengan molekul besar sehingga disebut sebagai molekul non-imunogenik.

8. Pengertian dan Fungsi Antigen Antibodi

Klasifikasi Antigen

Antigen dapat dibagi jenisnya berdasarkan asal, determinan, spesifitas, dan bahan kimianya. Berikut
pembagiannya.

1. Berdasarkan Asal

a. Eksogen, karena berasal dari luar tubuh

b. Endogen, karena berasal dari dalam tubuh

2. Berdasarkan Determinan

Determinan adalah komponen antigen yang dapat menginduki atau memacu pembetukan antibodi.

a. Unideterminan univalen : hanya memiliki satu jenis determinan dan jumlahnya satu

b. Unideterminan multivalen : hanya memiliki satu jenis determinan namun berjumlah lebih dari
satu pada satu molekul

c. Multideterminan univalen : memiliki dua atau lebih jenis determinnan namun hanya berjumlah
satu pada setiap jenis determinannya

d. Multideterminan multivalen : memiliki dua atau lebih jenis determinan dan setiap jenisnya
berjumlah lebih dari satu.

3. Berdasarkan Spesifitas

a. Heteroantigen : dimiliki oleh banyak spesies

b. Xenoantigen : dimiliki oleh banyak spesies namun hanya spesies tertentu saja
c. Aloantigen : dimiliki oleh individu dalam satu spesies saja

d. Antigen Organ Spesifik : hanya dimiliki oleh organ tertentu saja

e. Autoantigen : berasal dari tubuh sendiri

4. Berdasarkan Bahan Kimia

a. Polisakarida

b. Lipid

c. Asam nukleat

d. Protein

Pada umumnya, antigen yang tersusun oleh polisakarida dan protein bersifat imunogenik,
sedangkan jika tersusun oleh lipid dan asam nukleat biasanya tidak imunogenik kecuali berikatan
dengan protein pembawa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme pengenalan antigen :

1. Spesifitas adalah respon yang timbul terhadap antigen, bahkan terhadap komponen structural
kompleks protein / polisakarida yang berbeda, tidak sama. Bagian dari antigen tersebut yang dikenal
oleh limfosit disebut determinan antigen / epitop. Spesifitas terjadi karena masing masing limfosit
mengekspresikan reseptor yang mampu membedakan struktur antigen 1 dengan yang lain walaupun
itu sangat kecil.

Klon limfosit dengan berbagai spesifitas terdapat pada individu yang belum tersensitasi dan mampu
mengenal dan membedakan respons terhadap antigen asing.

2. Diversitas adalah jumlah total spesifitas limfosit terhadap antigen dalam 1 individu yang
disebut limfosit repertoireI, sangat besar. Diduga bahwa system imun dapat membedakan sekitar
109 antigen yang berbeda. Hal ini dimungkinkan karena limfosit memiliki reseptor terhadap antigen
dengan struktur yang berbeda-beda, tergantung pada antigen yang dikenalnya. Setiap klon limfosit
memiliki struktur reseptor yang berbeda dari klon limfosit yang lain sehingga dengan demikian
terdapat diversitas repertoire yang sangat besar

3. Afinitas Kekuatan total interaksi non kovalen antara antigen yang mengikat antibody dan
epitop merupakan gaya gabungan (afinitas) dari antibody untuk epitop tersebut

Antibody dengan afinitas yang rendah mengikat antigen dengan lemah dan cenderung memisah
Sedangkan antibody dengan afinitas tinggi mengikat antigen dengan ketat dan sisa ikat lebih panjang

4. Aviditas Afinitas pada suatu ikatan sebenarnya tidak selalu mencerminkan kekuatan interaksi
antara antibody dan antigen Ketika komplek antigen berisi berbagai factor penentu yang antigenic
dan tercampur dengan antibody yang terikat, interaksi dari molekul antibody dan molekul antigen
pada satu sisi akan meningkatkan kemungkinan dari reaksi kedua molekul itu pada lokasi yang kedua
Kekuatan interaksi antara antibody multivalent dan antigen itulah yang disebut dengan aviditas
Aviditas dari antibody lebih baik dalam mengukur terikatnya kapasitas dalam system biologi
(Contohnya yaitu : reaksi antibody dengan antigenic determinan pada virus atau bakteri) dibanding
afinitas Aviditas yang tinggi dapat menggantikan kerugian untuk afinitas yang rendah Ikatan dalam
interaksi antigen dan antibody Interaksi antigen-antibodi adalah asosasi biomolekuler yang mirip
dengan interaksi enzin-substrat, dengan perbedaan penting : ini tidak mengarah pada perubahan
kimiawi yang tidak dapat diubah lagi. Interaksi diantara antibody dan antigen meliputi berbagai
macam interaksi non kovalen diantara determinan antigenic, atau epitope, antigen dan dominant
wilayah variabel dari molekul antibody, khususnya wilayah-wilayah hipervariabel, atau wilayah yang
menentukan pelengkap (CDR)

Spesifikasi yang sangat halus dari interaksi-interaksi antigen-antibodi mengarah pada


pengembangan berbagai macam kadar immunologis, kadar ini bisa digunakan untuk mendeteksi
kehadiran antibody-antigen dan memainkan peranan penting dalam mendiagnosa
penyakit,memantau level respon imun humoral, dan mengidentifikasikan molekul-molekul untuk
kepentingan biologis atau medis. Kadar ini berbeda dalam hal kecepatan dan kepekaan mereka ;
beberapa adalah sangat kualitatif dan lainnya kuantitatif. Ikatan dalam interaksi antigen antibody
adalah ikatan non-kovalen jadi apabila ingin melekat letaknya harus dekat.

Beberapa macam ikatan non kovalen, yaitu : ikatan hidrofobik ikatan hydrogenikatan hidrogen
adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas
yang berlawanan merupakan gaya tarik menarik elektrostatik kuat antara hidrogen pada satu
molekul dengan atom N , O atau F dari molekul lain Ikatan ionic Ikatan ionik merupakan ikatan yang
terbentuk antara unsur yang ingin membebaskan elektron dengan unsur yang ingin menerima
elektron. atau gaya tarik menari elektrostatik antara ion posiif dan ion negatif Ikatan van der waals
gaya van derwaals terjadi akibat distribusi muatan yang tidak simetri

21. Reaksi Hipersensitivitas

Pengertian Hipersensitivitas Adalah : Respon atau reaksi imun yang berlebihan atau tidak terkontrol.
Reaksi ini terjadi bila jumlah antigen yang masuk relative banyak atau bila status imunologik
seseorang baik selular maupun humoral meningkat. Reaksi ini tidak pernah timbul pada pemaparan
antigen pertama dan merupakan ciri khas individu bersangkutan

22. Macam Macam Dan Contoh Reaksi Hipersensitivitas

Berdasarkan mekanisme reaksi imunologik yang terjadi, secara umum reaksi hipersensitivitas dibagi
menjadi 4 golongan, yaitu tipe I, II, III, dan IV Reaksi tipe I, II, dan III terjadi karena interaksi antara
antigen dengan antibody, sehingga termasuk reaksi humoral Sedangkan reaksi tipe IV terjadi karena
interaksi antara antigen dengan reseptor yang terdapat pada permukaan limfosit T dan
mengaktifkan limfosit T sehingga termasuk reaksi selular

Tipe reaksi : 1.Tipe I : Reaksi Hipersensitivitas tipe segera Terjadi apabila antigen lingkungan dan
respons Ig E menyebabkan pelepasan berbagai mediator oleh sel mastosit yang berakibat reaksi
inflamasi Bila antigen (khususnya Alergen) berikatan dengan molekul IgE yang sebelumnya telah
melekat pada permukaan mastosit atau basofil, maka hal itu akan menyebabkan dilepaskannya
berbagai mediator oleh mastosit dan basofil yang secara kolektif mengakibatkan peningkatan
permeabilitas kapiler, vasodilatasi, kontraksi otot polos bronkus dan saluran cerna inflamasi lokal.
Mediator-mediatornya : IgE disebut antibody homosititropik atau regain dengan sifat khas, yaitu:
afinitas yang tinggi pada mastosit dan basofil melalui reseptor Fc pada permukaan sel bersangkutan
yang mengikat fragmen FcIgE, berperan besar pada reaksi anafilaktik IgG4 mempunyai kemampuan
serupa dengan IgE tetapi dengan afinitas yang jauh lebih rendah.
Berbagai jenis limfokin dan sitokin dengan peran multifungsi juga dilepaskan pada reaksi ini sebagai
akibat aktivasi mastosit oleh IgE. IL-3 dan IL-4 mungkin mempunyai dampak autokrin pada sel
mastosit bersangkutan dan substansi ini bersama-sama dengan sitokin lain meningkatkan produksi
IgE oleh sel B. IL-5, IL-8 dan IL-9 berperan dalam proses khemotaksis dan aktivasi sel-sel inflamasi di
daerah terjadinya alergi. Eosinofil merupakan sel yang menghasilkan berbagai mediator inflamasi
yang dilepaskan bila sel itu diaktivasi misalnya : Major Basic Protein (MBP) dan Neurotoksin. Granula
mastosit mengandung beberapa jenis protease; dua diantaranya adalah tryptase dan chymase yang
dapat merombak peptide intestinal vasoaktif yang merupakan mediator relaksasi bronkus.

http://faizinh.blogspot.co.id/2014/09/antigen-dan-imunogen.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai