2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan
penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai
“Hipersekresi Adrenal” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar pada pembuatan makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dalam memperluas wawasan dan pemahaman mengenai, hipersekresi adrenal.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian...........................................……………... 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Syaifuddin. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. EGC : Jakarta. 2006.
2
Harnowo, Sapto. Keperawatan Medikal Bedah. Widya Medika : Jakarta. 2001.
3
Anwar, Ruswana. Kelainan-kelainan Adrenokortikal. FK-UNPAD : Bandung, 2005.
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut,
masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Apa itu kelenjar adrenal?
2) Bagaimana anatomi dan fisiologi kelenjar adrenal?
3) Apa saja gangguan hipersekresi adrenal?
4) Apa penyakit hipersekresi adrenal?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kelenjar adrenal bertanggung jawab untuk banyak proses dalam
tubuh. Ketika berfungsi dengan benar, mereka menghasilkan berbagai
hormon yang memicu aktivitas kimia dalam setiap sistem.
Kelenjar adrenal atau suprarenal, terletak retroperitoneal pada ujung
superior tiap-tiap ginjal. Kelenjar adrenal berbentuk ceper dan terdapat
dibagian atas ginjal dengan berat 5-9 gram, dan terdapat pada masing-
masing ginjal.42
2
Harnowo, Sapto. Keperawatan Medikal Bedah. Widya Medika : Jakarta, 2001.
3
2.2 Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal terdiri dari dua bagian, yaitu bagian luar dan bagian
dalam. Bagian luar (korteks) berasal dari sel mesodermal (hormon steroid),
sedangkan bagian dalam (medula) berasal dari sel ektodermal (hormon
katekolamin). Meskipun secara struktur bersambungan, korteks adrenal dan
medula adrenal adalah organ yang terpisah baik dari asal jaringan maupun
fungsi fisiologik.52
Medula adrenal mensekresikan hormon epinefrin dan norepinefrin
yang berkaitan dengan sistem saraf simpatis, sedangkan korteks adrenal
mensekresikan hormon kortikosteroid. Korteks adrenal mempunyai tiga (3)
zona64 :
1) Zona glomerulosa : sekresi mineralokortikoid-aldosteron.
Sekresi aldosteron diatur oleh konsentrasi angiotensin II dan kalium
ekstrasel.
2) Zona fasikulata : lapisan tengah dan terlebar, sekresi glukokortikoid-
kortisol, kortikosteron, dan sejumlah kecil androgen dan esterogen
adrenal. Sekresi diatur oleh sumbu hipotalamus-hipofisis oleh hormon
adrenokortikotropik (ACTH).
3) Zona retikularis : sekresi androgen adrenal dehidroepiandrosteron
(DHEA) dan androstenedion, dan sejumlah kecil esterogen dan
glukokortikoid. Sekresi diatur oleh ACTH, dan faktor lain seperti
hormon perangsang-androgen korteks yang disekresi oleh hipofisis.
2
Harnowo, Sapto. Keperawatan Medikal Bedah. Widya Medika : Jakarta. 2001.
4
Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta. 2007.
4
katabolisme bahan bakar yang tersimpan sehingga kebutuhan kalori
dari sumber-sumber endogen terpenuhi.71
Epinefrin (adrenalin) berfungsi mempersiapkan tubuh untuk
“melawan atau lari” dan memiliki banyak efek :
1) Aksi jantung meningkat.
2) Tingkat dan kedalaman pernapasan meningkat.
3) Tingkat metabolik meningkat.
4) Angkatan kontraksi otot membaik.
5) Onset kelelahan otot tertunda.
6) Suplai darah ke kandung kemih dan usus berkurang, dinding otot
rileks, kontrak sfingter.
1
Syaifuddin. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. EGC : Jakarta. 2006.
5
Glukokortikoid (misalnya kortisol, kortison, kortikosteron)
berguna untuk85 :
1) Pemanfaatan karbohidrat, lemak dan protein oleh tubuh.
Efek kortisol terhadap metabolisme karbohidrat adalah sebagai
berikut:
a. Perangsangan glukoneogenesis dengan cara meningkatkan
enzim terkait dan pengangkutan asam amino dari jaringan
ekstrahepatik, terutama dari otot.
b. Penurunan pemakaian glukosa oleh sel dengan menekan
proses oksidasi NADH untuk membentuk NAD+.
c. Peningkatan kadar glukosa darah dan “Diabetes Adrenal”
dengan menurunkan sensitivitas jaringan terhadap insulin.
5
https://www.scribd.com/doc/245120543/Hipersekresi-Adrenal
6
Efek kortisol terhadap metabolisme lemak adalah sebagai
berikut:
a. Mobilisasi asam lemak akibat berkurangnya
pengangkutan glukosa ke dalam sel-sel lemak sehingga
menyebabkan asam-asam lemak dilepaskan.
b. Obesitas akibat kortisol berlebihan karena penumpukan
lemak yang berlebihan di daerah dada dan kepala,
sehingga badan bulat dan wajah “moon face”, disebabkan
oleh perangsangan asupan bahan makanan secara
berlebihan disertai pembentukan lemak di beberapa
jaringan tubuh yang berlangsung lebih cepat daripada
mobilisasi dan oksidasinya.
6
http://www.academia.edu/7614987/Gangguan_Hipersekresi_Adrenal.
7
1) Palpitasi
Merupakan gejala abnormal pada kesadaran detak jantung, bisa
terlalu lambat, terlalu cepat, tidak beraturan, atau berada dalam
frekuensi normal. Gejala ini disebabkan akibat sekresi epinefrin yang
berlebihan. Tapi bisa juga karena konsumsi alkohol, kafein, kokain,
amfetamin, atau obat-obatan yang lain, penyakit (seperti
hipertiroidisme) atau efek panik.
2) Tachychardia
Peningkatan kecepatan aktivitas jantung. Kelainan endokrin seperti
feokromositoma dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dan
tachychardia bebas dari sistem syaraf.
3) Arrhythmia
Keadaan abnormal pada aktivitas elektrik jantung. Jantung bisa
berdetak lebih cepat atau sebaliknya malah lebih lambat. Sama seperti
palpitasi, kelainan ini dipicu oleh sekresi epinefrin yang berlebihan.
4) Sakit kepala
Kondisi sakit pada kepala, pada bagian leher ke atas.
Umumnya disebabkan oleh ketegangan, migrain, ketegangan mata,
dehidrasi, gula darah rendah dan sinusitis. Beberapa sakit kepala juga
karena kondisi ancaman hidup seperti meningitis, ensephalatis,
aneuisme cerebral, tekanan darah sangat tinggi, dan tumor otak.
5) Tremor
Kebanyakan tremor terjadi pada tangan. Pada beberapa
orang, tremor adalah gejala kelainan saraf yang lain.
Umumnya disebabkan karena masalah pada bagian otak atau spinal cord
yang mengontrol otot melalui tubuh atau area tertentu, seperti tangan.
8
Penyebabnya adalah stres yang teralu banyak sehingga sekresi epinefrin
menjadi tidak terkendali.
6) Hipertensi
Merupakan suatu kondisi medis dimana tekanan darah naik
secara kronis. Hipertensi adalah karakter khas dari berbagai
abnormalitas kortikal adrenal.
8) Alergi
Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa
reaksi cepat dan lambat tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis
yang kompleks dipengaruhi faktor genetik, lingkungan dan pengontrol
internal. Alergi dikaitkan dengan peningkatan hormon epinefrin dan
progesterone. Peningkatan hormon epinefrin menimbulkan manifestasi
klinis perubahan suasana hati, dan kecemasan.
9) Kelebihan kortisol
Penyebab tersering kelebihan kortisol adalah iatrogenik, yaitu
dikarenakan oleh dosis terapeutik yang diberikan untuk berbagai macam
kondisi, antara lain :
a. Pengobatan inflamasi, penyakit-penyakit autoimun dan alergi.
b. Pencegahan reaksi penolakan organ transplantasi.
c. Pencegahan fibrosis (pembentukan jaringan parut) yang berlebihan
setelah operasi.
d. Mengurangi tekanan tinggi intrakranial akut.
e. Mengurangi ukuran dan aktivitas jaringan limfatik
9
Kelainan-kelainan yang menjadi resiko tinggi pada penderita kelebihan
kortisol antara lain : Hipertensi, Diabetes millitus, Osteoporesis, Ulkus
peptikum dan Psikosis.
3
Anwar, Ruswana. Kelainan-kelainan Adrenokortikal. FK-UNPAD : Bandung. 2005.
10
Sindrom Cushing adalah gangguan hormonal yang disebabkan
kortisol plasma berlebihan dalam tubuh (hiperkortisolisme), baik oleh
pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologik
(iatrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan akibat gangguan aksis
hipotalamus-hipofisisadrenal (spontan). Nama sindrom Cushing diambil
dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang pertama kali
mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912. Penyakit ini ditandai
dengan obesitas badan, hipertensi, mudah lelah, amenorea, hirsutisme, striae
abdomen berwarna ungu, edema, glukosuria, osteoporosis, dan tumor
basofilik hipofisis. 3
11
3
Anwar, Ruswana. Kelainan-kelainan Adrenokortikal. FK-UNPAD : Bandung. 2005.
11
2) Hipersekresi ACTH Ektopik
Kelainan ini berjumlah sekitar 15% dari seluruh kasus
sindroma Cushing. Sekresi ACTH ektopik paling sering terjadi
akibat karsinoma small cell di paru-paru; tumor ini menjadi
penyebab pada 50% kasus sindroma tersebut. Hipersekresi ACTH
ektopik diperkirakan terjadi pada 0,5-2% pasien dengan tumor ini.
12
Sindroma ACTH ektopik terjadi terutama hanya pada
sejumlah kecil tumor dengan jenis-jenis tertentu; karsinoma small
cell pada paru-paru menjadi penyebab pada 50% kasus.
2.7.3 Patofisiologi
1) Penyakit Cushing
Pada penyakit Cushing, hipersersekresi ACTH
berlangsung secara episodik dan acak serta menyebabkan
hipersekresi kortisol dan tidak terdapat irama sirkadian yang
normal. Inhibisi umpan-balik ACTH (yang disekresi dari adenoma
hipofisis) oleh kadar glukokortikoid yang fisiologis tidak ada.
Jadi, hipersekresi ACTH terus menetap walaupun terdapat
peningkatan sekresi kortisol dan menyebabkan berlebihan
glukokortikoid kronis. Sekresi ACTH dan kortisol yang
berlangsung episodik menyebabkan kadarnya tidak menentu di
dalam plasma, yang suatu saat dapat berada dalam batas normal.
Tetapi, hasil pemeriksaan kecepatan produksi kortisol, kortisol
bebas dalam urin atau kadar kortisol secara multipel yang diambil
dari contoh darah di waktu-waktu tertentu selama 24 jam
memastikan adanya hipersekresi kortisol.
13
Sebagai tambahan, karena tidak adanya variabilitas
diurnal, kadar ACTH dan kortisol dalam plasma tetap meninggi
sepanjang hari. Keseluruhan peningkatan sekresi glukokortikoid
ini menyebabkan terjadinya manifestasi-manifestasi sindroma
Cushing tetapi, biasanya sekresi ACTH dan β-LPH tidak cukup
meningkat sehingga dapat menyebabkan hiperpigmentasi.
a. Abnormalitas sekresi ACTH
Walaupun terdapat hipersekresi ACTH, respons
terhadap stres tidak ada, stimulasi-stimulasi seperti
hipoglikemia atau tindakan pembedahan gagal untuk
meningkatkan sekresi ACTH dan kortisol lebih lanjut. Hal ini
mungkin disebabkan oleh adanya supresi fungsi hipotalamus
dan sekresi CRH oleh hiperkortisolisme, yang menyebabkan
hilangnya kontrol hipotalamus pada sekresi ACTH.
14
Pada wanita hal ini menyebabkan hirsutisme, akne
dan amenorea. Pada pria pasien penyakit Cushing, supresi LH
oleh kortisol akan menyebabkan penurunan sekresi testosteron
oleh testis, menyebabkan menurunnya libido dan impotensi.
Peningkatan sekresi androgen adrenal tidak cukup untuk
mengkompensasi terjadinya penurunan produksi testosteron
gonadal.
15
b. Adenoma-adenoma adrenal
Sindroma Cushing yang disebabkan adenoma adrenal
secara tipikal menimbulkan hanya manifestasi-manifestasi
klinis berupa glukokortikoid berlebihan, karena biasanya
hanya mensekresi kortisol. Jadi, adanya androgen atau
mineralokortikoid yang berlebihan harus dipikirkan
disebabkan oleh tumor yang berupa karsinoma adrenokortikal.
c. Karsinoma-karsinoma adrenal
Karsinoma adrenal sering menyebabkan hipersekresi
steroid-steroid adrenokortikal multipel dan prekursor-
prekursornya. Kortisol dan androgen-androgen adalah steroid-
steroid yang paling sering disekresi dalam jumlah yang
berlebihan.
Manifestasi-manifestasi klinis hiperkortisolisme
biasanya berat dan cepat progresif pada pasien-pasien ini.
Pada wanita, jelas terdapat gambaran androgen yang
berlebihan; kadang-kadang dapat terjadi virilisasi. Sering
terjadi hipertensi dan hipokalsemia.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelenjar Adrenal atau Kelenjar Suprarenalis terletak diatas kedua
ginjal. Ukurannya berbeda-beda, beratnya 5-9 gram. Kelenjar adrenal ini
terbagi atas 2 bagian, yaitu korteks adrenal yang menghasilkan kortisol,
aldosteron dan androgen, dan medula adrenal yang menghasilkan
katekolamin yang mana di dalamnya terdapat adrenalin dan noradrenalin.
Hipersekresi kelenjar medula adrenal dapat menyebabkan palpitasi,
tachychardia, arrhythmia, sakit kepala, tremor, hipertensi, edema paru-paru
akut, dan alergi. Penyakit yang dapat ditimbulkan dari hipersekresi adrenal
yaitu Sindroma Cushing.
3.2 Saran
Perlu adanya publikasi dan sosialisasi kepada tenaga kesehatan mengenai
penyakit hipersekresi kelenjar adrenal, agar dapat dimanfaatkan dengan baik
dan benar.
17
DAFTAR PUSTAKA
18