Oleh
Kelompok 3
Agustiana Kusma Pratiwi 711530119002
Deiby Defny Pombengi 711530119016
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari anggota kelompok satu yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
B. Pencegahan Infeksi..........................................................................7
C. Rawat Gabung..................................................................................14
A. Kesimpulan.......................................................................................18
B. Saran.................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana adaptasi BBL terhadap kehidupan diluar uterus?
2. Bagaimana pencegahan infeksi pada asuhan neonatus, bayi, dan balita?
3. Bagaimana rawat gabung pada asuhan neonatus, bayi, dan balita?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui adaptasi BBL terhadap kehidupan diluar uterus.
2. Untuk mengetahui pencegahan infeksi pada asuhan neonatus, bayi, dan
balita.
3. Untuk mengetahui rawat gabung pada asuhan neonatus, bayi, dan balita.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Adaptasi Suhu
Bayi baru lahir memiliki kecenderung menjadi cepat stres karena
perubahan lingkungan dan bayi harus beradaptasi dengan suhu lingkungan
yang cenderung dingin diluar. Terdapat empat mekanisme kemungkinan
hilangnya panas dari bayi baru lahir kelingkungannya, yaitu:
1. Konduksi, panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda disekitarnya
yang kontak langsung dengan tubuh bayi.
2. Konveksi, panas hilang dari tubuh bayi ke udara di sekitarnya yang
sedang bergerak. Contohnya : membiarkan bayi terlentang di ruang
yang relatif dingin.
3. Radiasi, panas dipancarkan dari tubuh bayi, keluar tubuhnya ke
lingkunan yang lebih dingin. Contohnya : bayi baru lahir dibiarkan
dalam keadaan telanjang
4. Evaporasi, panas yang hilang melalui proses penguapan kepada
kecepatan dan kelembaban udara. Contohnya : bayi baru lahir yang
tidak dikeringkan dari cairan amonium.
Untuk itu seorang bidan harus melakukan pencegahan
kehilangan panas dengan segera mengeringkan badan bayi dari cairan
amnion, menyelimuti bayi, menempatkan bayi pada tempat yang hangat
dan jangan menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa bayi.
Mekanisme penggunaan lemak coklat. Sumber termoregulasi yang
digunakan bayi baru lahir adalah dengan penggunakan lemak coklat,
lemak coklat berada di daerah inerskapula,disekitar leher, aksila, sekitar
masuk toraks, disepanjang kolumna vertebralis dan sekitar ginjal. Panas
yang dihasilkan dari aktifitas lipid dalam lemak coklat dapat
menghangatkan bayi baru lahir dengan meningkatkan produksi panas
hingga 100 %. Cadangan lemak coklat lebih banyak terdapat pada bayi
baru lahir cukup bulan di banding dengan bayi lahir prematur, sehingga
badan harus lebih menjaga sistem termoregulasi terutama pada bayi baru
lahir prematur.lemak coklat tidak dapat di produksi kembali oleh bayi baru
lahir. Cadangan lemak coklat akan habis dalam waktu singkat dengan
adanya stress dingin.
B. Pencegahan Infeksi
A. Kesimpulan
Adaptasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat
melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya.
Pencegahan infeksi adalah bagian penting setiap komponen perawatan pada
bayi baru lahir. Bayi baru lahir lebih rentan terhadap infeksi karena sistem
imun mereka imatur, oleh karena itu, akibat kegagalan mengikuti prinsip
pencegahan infeksi terutama sangat membahayakan. Rawat gabung atau
rooming-in ialah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam
satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu sejak
sesegera setelah dilahirkan sampai pulang. Ini bukan suatu hal baru, di
Indonesia persalinan 80% terjadi dirumah dan bayinya langsung dirawat
gabung.
B. Saran
1. Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan
penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik
pada bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar
dapat dilakukan asuhan yang lebih intensif jika ditemukan adanya
masalah.
2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan
perawatan yang benar terkait dengan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Armini, Wayan, dkk. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Prasekolah. Andi : Yogyakarta
Kontu, Lusye, dkk. Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi
Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R.
D.Kandou Manado. Jurnal Ilmiah Bidan. Volume 2 No.1 Januari- Juni
2014.
Setyorini, Yuyun, Satino. Pengaruh Persalinan Lotus Terhadap Adaptasi
Fisiologis Bayi Baru Lahir. Jurnal terpadu kesehatan. Volume 4 No. 2,
November 2015.
Siswanto, H. (2010). Pendidikan Kesehatan Anak Usia Dini. Pustaka Rihama:
Yogyakarta.