Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RANGKUMAN

ASFIKSIA, RETENSIO, SEPSIS, DAN


PENDARAHAN PRIMER

DISUSUN :  Sefti Herlena

NPM : 1926041010.P
KELAS : D IV Kebidanan/C

DOSEN PEMBIMBING
Mika Oktarina,SST.M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
TAHUN 2020
1. Rangkupan Asfiksia

Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Dan bayi dengan riwayat gawat janin baru lahir umumnya akan
mengalami asfiksia pada saat dilahirkan.

Tanda - tanda serta gejala asfiksia :

A. Asfiksia berat ( nilai APGAR 0 – 3 ) yaitu : frekuensi jantung kecil yaitu < 40
x/menit, tidak ada usaha napas tonus otot lemah bahkan hamper tidak ada, bayi
tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan.
B. Asfiksia sedang ( nilai APGAR 4 – 6 ) yaitu: frekuensi jantung menurun menjadi
60-80 kali permenit, usaha napas lamabt, tonus otot biasanya dalam keadaan baik,
bayi bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan.
C. Asfiksia ringan ( nilai APGAR 7 – 10 ) yaitu : takipnea dengan napas lebih dari
60 kali permenit, bayi tampak sianosis, adanya retraksi sela iga, bayi merintih,
adanya pernapasan cuping hidun, bayi kurang aktivitas.

Penyebab asfiksia pada bayi baru lahir :


A. Tekanan darah ibu terlalu tinggi atau rendah selama persalinan.
B. Persediaan oksigen dalam darah ibu tidak tercukupi sebelum maupun selama
persalinan.
C. Ada masalah pada saluran pernapasan bayi.
D. Bayi mengalami anemia sehingga sel-sel darah tubuhnya tidak mendapatkan
cukup oksigen.
E. Ada penyakit infeksi yang menyerang ibu atau bayi.
F. Proses persalinan yang sulit atau memakan waktu lama.
G. Ada masalah pada plasenta yang membungkus tubuh bayi.
H. Plasenta lepas terlalu cepat saat melahirkan sehingga membuat bayi susah
bernapas.
I. Prolaps tali pusat atau tali pusat yang terjepit.
J. Terjadi sindrom aspirasi mekonium, yaitu mekonium bayi terhirup sebelum,
selama, ataupun setelah persalinan
K. Saat kelahiran bayi sebelum 37 minggu (bayi prematur), paru-paru bayi belum
berkembang sehingga tidak dapat bernapas

Dampak Asfiksia pada bayi baru lahir :


A. Jika terlalu lam membuat bayi menjadi koma, walau sadar dan koma bayi akan
mengalami cacat otak
B. Pendarahan otak
C. Kerusakan otak
D. Keterlambatan tumbuh kembang dan dapat menimbulkan cacat seumur
hidupseperti buta, cacat otak dan kematian

Penangan Asfiksia yaitu dengan melakukan tidakan resusitasi bayi baru lahir
mengikuti tahapan – tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi
A. Memastikan saluran terbuka : meletakan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu
diganjal 2- 3 cm, menghisap mulit, hidung dan kadang trachea.
B. Memulai pernafasan : memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ET dan balon atau
mulut ke mulut ( hindari paparan infeksi )
C. Mempertahankan sirkulasi yaitu rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah
dengan cara: kompresi dada, pengobatan.
2. Rangkuman Retensio plasenta

Retensio plasenta adalah merupakan kondisi tertahannya plasenta atau ari-ari di


dalam rahim melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.

Eteologi retensio plasenta antra lain :


1. Factor maternal : gravida berusia lanjut, multiparitas.
2. Factor uterus : bekas sc ( sering plasenta tertanam pada jaringan cicatrix uterus )
bekas pembedahan uterus, tidak efektif kontraksi uterus, pembentukan contraction
ring, bekas kureter uterus ( yang terutama dilakukan setelah abortus ), bekas
pengeluaran plasenta secara manual.

faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya retensio plasenta, antara


lain:

1. Bayi yang meninggal pada saat dilahirkan.


2. Terjadi kontraksi rahim yang kuat.
3. Ukuran plasenta sangat kecil.
4. Pengalaman melahirkan lebih dari lima kali.
5. Pernah menjalani operasi bedah rahim.
6. Kondisi plasenta tertanam hingga memasuki keseluruhan lapisan otot pada rahim.
7. Kehamilan pada wanita di atas usia 30 tahun.
8. Pernah mengalami retensio plasenta pada kelahiran sebelumnya. 
9. Persalinan yang prematur, pada usia kehamilan di bawah 34 minggu.
10.Respons terhadap suntikan induksi atau obat tambahan saat proses persalinan
berlangsung.
11.Plasenta tertanam dalam rahim akibat penyempitan yang terjadi di mulut rahim.
12.Kehamilan ganda yang memerlukan implasi plasenta yang luas.
Jenis-jenis retensio plasenta

1. Plasenta adhesiva, yaitu kegagalan mekanisme separasi fisiologis akibat


tertanamnya plasenta dalam rahim.

2. Plasenta akreta, yaitu plasenta yang tertanam hingga sebagian lapisan otot rahim.

3. Plasenta inkreta, yaitu plasenta yang tertanam hingga keseluruhan lapisan otot
rahim.

4. Plasenta inkarserata, yaitu tertahannya plasenta akibat mulut rahim yang


menyempit.

Manual plasenta dapat segera dilakukan apabila :


1. Terdapat riwayat perdarahan postpartum berulang. 
2. Terjadi perdarahan postpartum melebihi 400 cc 
3. Pada pertolongan persalinan dengan narkosa. 
4. Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam. 

Tanda dan gejala manual plasenta antara lain : 

1. Adanya riwayat multiple fetus dan polihidramnion 


2. Plasenta tidak dapat lahir spontan setelah bayi lahir (lebih dari 30 menit) 
3. Timbul perdarahan aktif setelah bayi dilahirkan 
4. Plasenta tidak ditemukan didalam kanalis servikalis tetapi secara parsial atau
lengkap menempel didalam uterus. 
5. Perdarahan yang lama lebih dari 400 cc setelah bayi lahir Setelah mengetahui
tanda dan gejala manual plasenta dalam keadaan darurat dengan indikasi
perdarahan lebih dari 400 cc jika masih terdapat kesempatan penderita untuk
dapat dikirim ke puskesmas atau rumah sakit sehingga mendapat pertolongan
yang adekuat. Dalam melakukan rujukan penderita dilakukan persiapan dengan
memasang infus dan memberikan cairan serta dalam merujuk didampingi oleh
tenaga kesehatan sehingga dapat memberikan pertolongan darurat. 
3. RANGKUMAN SPESIS PUERPERALIS

Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetilia yang dapat terjadi setiap saat
antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah
persalinan atau abortus.

Tanda – tanda dan gejala sepsis puerperalis :

1. Nyeri pelvik
2. Lochea yang abnormal
3. Suhu > 38 ˚c atau < 36 ˚c
4. Denyut jantung > 90x/mnt
5. Leukosit >12.000/mm2
6. Nyeri tekan uterus
7. Pada laserasi/ luka episiotomy terasa nyeri, bengkak, mengeluakan cairan nanah.
8. Lochea yang berbau menyengat atau busuk
9. Keterlambaran dalm penurunan ukuran uterus

FAKTOR RESIKO PADA SEPSIS PUERPERALIS

 Adapun faktor ini mencangkup :

1. Higiene yang buruk


2. Teknik septik yang buruk
3. Manipulasi yang sangat banyak pada jalan lahir, janin intra uterin, fragmen atau
membran plasenta yang tertahan, pelepasan jaringan mati dari dinding vagina
setelah persalinan macet.
4. Insersi tangan, instrumen, atau pembalut (tampon) yang tidak steril
5. Anemia dan malnutrisi yang diderita
6. Persalinan macet/ lama
7. Pemeriksanaan vagina yang sering
8. Pelahiran melalui seksio sesaria dan tindakan operasi lainnya
9. Laserasi vagina atau laserasi serviks yang tidak diperbaiki
10. Penyakit menular seksual yang diserita
11. Hemoragi post partum
12. Tidak di imunisasi terhadap tetanus
13. Diabetes

Selain itu infeksi nifas dapat disebabkan oleh:


1. Streptococcus Hemoliticus Aerobicus. Streptococcus ini merupakan sebab infeksi
yang berat khususnya golongan A. Infeksi ini biasanya eksogen ( dari penderita
lain, alat atau kain yang tidak steril, infeksi tenggorokan orang lain)
2. Stapylococcus Aureus, kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas
walaupun kadang-kadang dapat menyebabkan infeksi umum. Stafilococcus
banyak ditemukan di Rumah Sakit dan dalam tenggorokan orang yang terlihat
sehat
3. Coli, kuman ini umumnya berasal dari kandung kencing dan rektum dan dapat
menyebabkan infeksi terbatas dalam perineum, uvula, dan endometrium. Kuman
ini merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius.
4. Clostridium Welchii, infeksi dengan kuman ini yang bersifat anaerobik jarang
ditemukan, akan tetapi sangat berbahaya, infeksi lebih sering terjadi pada abortus
kriminalis

 
4. Rangkuman pendarahan primer

Pendarahan post partum adalah pendarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah
bayi lahir . dalam kurun waktu 24 jam pertama.

Jenis pendarahan postpartum :

a. Pendarahan postpartum primer ( early post partum haemorage ) terjadi dalam 24 jam
pertama
b. Perdarahan posr partum sekunder ( late post partum haemorrage ) terjadi dalam 24
jam pertama sampai 12 minggu setelah melahirkan 

Tanda-tanda & Gejala

1. Perdarahan tidak berkurang atau berhenti dari hari ke hari.

2. Tekanan darah menurun.

3. Jumlah sel darah merah menurun.

4. Detak jantung meningkat.

5. Pembengkakan pada beberapa bagian tubuh.

6. Rasa sakit di perut setelah melahirkan tidak kunjung membaik.

penyebab perdarahan postpartum

i. Atonia uteri adalah kondisi di mana rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik untuk
mengeluarkan plasenta.
ii. Retensio plasenta adalah pembuluh darah di rahim belum tertutup dengan benar
sehingga Anda bisa mengalami perdarahan postpartum.
iii. Plasenta akreta adalah  kondisi di mana pembuluh darah plasenta (ari-ari) atau bagian-
bagian lain dari plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding Rahim
iv. Trauma jalan lahir  adalah Kondisi ini biasanya terjadi karena robekan perineum (kulit
antara vagina dan anus) yang terjadi saat proses kelahiran melalui vagina.

5. Gangguan koagulasi (pembekuan darah) adalah Gangguan pembekuan darah juga


dapat menyebabkan Anda mengalami perdarahan postpartum.

Faktor-faktor Risiko

1. Melahirkan bayi kembar.

2. Ukuran bayi besar (berat bayi lebih dari 4000 gram).

3. Proses melahirkan dan pengeluaran plasenta memakan waktu lama.

4. Pernah melahirkan beberapa kali sebelumnya.

5. Rahim robek saat persalinan (uterine rupture).

6. Melahirkan dengan operasi caesar.

7. Berat badan ibu berlebih (obesitas).

8. Ada masalah pada plasenta bayi.

9. Kelebihan cairan ketuban (polihidramnion)

10. Pernah mengalami perdarahan postpartum di kehamilan sebelumnya.

11. Penggunaan obat untuk membantu induksi persalinan.

12. Penggunaan episiotomi (obat bius) saat persalinan.

13. Penggunaan bantuan berupa forceps atau vakum saat melahirkan.

Anda mungkin juga menyukai