NPM : 1926041010.P
KELAS : D IV Kebidanan/C
DOSEN PEMBIMBING
Mika Oktarina,SST.M.Kes
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara
spontan dan teratur. Dan bayi dengan riwayat gawat janin baru lahir umumnya akan
mengalami asfiksia pada saat dilahirkan.
A. Asfiksia berat ( nilai APGAR 0 – 3 ) yaitu : frekuensi jantung kecil yaitu < 40
x/menit, tidak ada usaha napas tonus otot lemah bahkan hamper tidak ada, bayi
tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan.
B. Asfiksia sedang ( nilai APGAR 4 – 6 ) yaitu: frekuensi jantung menurun menjadi
60-80 kali permenit, usaha napas lamabt, tonus otot biasanya dalam keadaan baik,
bayi bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan.
C. Asfiksia ringan ( nilai APGAR 7 – 10 ) yaitu : takipnea dengan napas lebih dari
60 kali permenit, bayi tampak sianosis, adanya retraksi sela iga, bayi merintih,
adanya pernapasan cuping hidun, bayi kurang aktivitas.
Penangan Asfiksia yaitu dengan melakukan tidakan resusitasi bayi baru lahir
mengikuti tahapan – tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi
A. Memastikan saluran terbuka : meletakan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu
diganjal 2- 3 cm, menghisap mulit, hidung dan kadang trachea.
B. Memulai pernafasan : memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ET dan balon atau
mulut ke mulut ( hindari paparan infeksi )
C. Mempertahankan sirkulasi yaitu rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah
dengan cara: kompresi dada, pengobatan.
2. Rangkuman Retensio plasenta
2. Plasenta akreta, yaitu plasenta yang tertanam hingga sebagian lapisan otot rahim.
3. Plasenta inkreta, yaitu plasenta yang tertanam hingga keseluruhan lapisan otot
rahim.
Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetilia yang dapat terjadi setiap saat
antara awitan pecah ketuban (ruptur membran) atau persalinan dan 42 hari setelah
persalinan atau abortus.
1. Nyeri pelvik
2. Lochea yang abnormal
3. Suhu > 38 ˚c atau < 36 ˚c
4. Denyut jantung > 90x/mnt
5. Leukosit >12.000/mm2
6. Nyeri tekan uterus
7. Pada laserasi/ luka episiotomy terasa nyeri, bengkak, mengeluakan cairan nanah.
8. Lochea yang berbau menyengat atau busuk
9. Keterlambaran dalm penurunan ukuran uterus
4. Rangkuman pendarahan primer
Pendarahan post partum adalah pendarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah
bayi lahir . dalam kurun waktu 24 jam pertama.
a. Pendarahan postpartum primer ( early post partum haemorage ) terjadi dalam 24 jam
pertama
b. Perdarahan posr partum sekunder ( late post partum haemorrage ) terjadi dalam 24
jam pertama sampai 12 minggu setelah melahirkan
i. Atonia uteri adalah kondisi di mana rahim tidak dapat berkontraksi dengan baik untuk
mengeluarkan plasenta.
ii. Retensio plasenta adalah pembuluh darah di rahim belum tertutup dengan benar
sehingga Anda bisa mengalami perdarahan postpartum.
iii. Plasenta akreta adalah kondisi di mana pembuluh darah plasenta (ari-ari) atau bagian-
bagian lain dari plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding Rahim
iv. Trauma jalan lahir adalah Kondisi ini biasanya terjadi karena robekan perineum (kulit
antara vagina dan anus) yang terjadi saat proses kelahiran melalui vagina.
Faktor-faktor Risiko