Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MIOMETRITIS

DISUSUN OLEH :

NAMA : REVINA ANGGELIN

NIM : 201902075

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada wanita terdapat hubungan dari dunia luar dengan rongga peritonum
melalui vulva, vagina, uterus dan tuba fallopii. Untuk mencegah terjadinya
infeksi dari luar dan untuk menjaga jangan sampai infeksi meluas, masing
– masing alat traktus genitalis memiliki mekanisme pertahanan. 
Radang atau infeksi pada alat – alat genetalia dapat timbul secara akut
dengan akibat meninggalnya penderita, atau penyakit bisa sembuh sama
sekali tanpa bekas, atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan
lumen tuba. Penyakit akur juga bisa menjadi menahun, atau penyakit dari
permulaan sudah menahun.
B. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui pengertian dari miometritis
2. Untuk mengetahui etiologi dari miometritis
3. Untuk mengetahui manifestasi klinik
4. Untuk mengetahui gambar penyakit
5. Untuk mengetahui penanganan
C. MANFAAT
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang miometritis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN

Miometritis adalah radang miometrium. Sedangkan miometrium adalah


tunika muskularis uterus. Gejalanya berupa demam, uterus nyeri tekan,
perdarahan vaginal dan nyeri perut bawah, lokhea berbau, purulen.
Metritis akut biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi postpartum

B. ETIOLOGI

Penyebab infeksi puerperalis ini melibatkan mikroorganisme anaerob dan


aerob patogen yang 11 merupakan flora normal serviks dan jalan lahir atau
mungkin juga dari luar. Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50%
adalah Streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai
penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman yang sering menyebabkan
infeksi puerperalis antara lain :

a. Streptococcus haematilicus aerobic Masuknya secara eksogen dan


menyebabkan infeksi berat yang ditularkan dari penderita lain, alatalat
yang tidak steril, tangan penolong dan sebagainya.

b. Staphylococcus aurelis Masuk secara eksogen, infeksinya sedang,


banyak ditemukan sebagai penyebab infeksi di rumah sakit.

c. Escherichia coli Sering berasal dari kandung kemih dan rektum


menyebabkan infeksi terbatas.

d. Clostridium welchii Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering


ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari
luar rumah sakit.

C. MANIFESTASI KLINIK

Tanda dan gejala yang timbul pada infeksi post partum antara lain demam,
nyeri di daerah infeksi, terdapat tanda kemerahan pada daerah yang
terinfeksi, fungsi organ terganggu. Gambaran klinis infeksi post partum
adalah sebagai berikut: a. Infeksi lokal Warna kulit berubah, timbul nanah,
bengkak pada luka, lokea bercampur nanah, mobilitas terbatas, suhu tubuh
meningkat. b. Infeksi umum Sakit dan lemah, suhu badan meningkat,
tekanan darah menurun, nadi meningkat, pernafasan meningkat dan sesak,
penurunan kesadaran hingga koma, gangguan involusi uteri, lokea berbau,
bernanah dan kotor.

D. GAMBAR PENYAKIT

E. PENANGANAN

a. Pencegahan infeksi selama post partum antara lain:

1. . Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.


2. Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital
harus steril.
3. Penderita dengan infeksi post partum sebaiknya diisolasi dalam
ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu post-partum yang
sehat.
4. Membatasi tamu yang berkunjung.
5. Mobilisasi dini.

Pengobatan infeksi pada masa post partum antara lain : 1) Segera


dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan darah,
serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat. 2)
Memberikan dosis yang cukup dan adekuat. 3) Memberikan
antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil laboratorium. 4)
Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi
darah, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh serta
perawatan lainnya sesuai komplikasi yang ada.

Pengobatan Kemoterapi dan Antibiotika Infeksi Post partum Infeksi


post partum dapat diobati dengan cara sebagai berikut : 1) Pemberian
Sulfonamide – Trisulfa merupakan kombinasi dari Sulfadizin 185 gr,
Sulfamerazin 130 gr, dan Sulfatiozol 185 gr. Dosis 2 gr diikuti 1 gr 4-6
jam kemudian peroral. 2) Pemberian Penisilin – Penisilin-prokain
sampai 2,4 juta satuan IM, penisilin G 500.000 satuan setiap 27 6 jam
atau metsilin 1 gr setiap 6 jam IM ditambah ampisilin kapsul 4X250 gr
peroral. 3) Tetrasiklin, eritrimisin dan kloramfenikol 4) Hindari
pemberian politerapi antibiotika berlebihan 5) Lakukan evaluasi
penyakit dan pemeriksaan laboratorium

Kompres Panas (Tatobi) Pengertian kompres panas (tatobi) Kompres


panas (tatobi) merupakan tradisi dari suku timor bagi ibu post partum.
Awal munculnya tatobi dikarenakan kuranngnya akses terhadap
layanan kesehatan dan sumber daya ekonomi sehingga masyarakat
lebih cenderung memilih menggunakan kompres panas (tatobi) sebagai
pengobatan ibu post partum yang merupakan pengobatan tradisional
yang sudah menjadi system kepercayaan masyarakat Suku Timor sejak
turun temurun. 2.2.2. Kegunaan Kompres panas (tatobi) Kegunaan
kompres panas (tatobi) pada ibu post partum antara lain untuk
mengurangi pembengkakan dan rasa sakit pada daerah vagina,
mengeluarkan sisa darah kotor dari dalam tubuh, menutup kembali
jalan lahir dan menjaga agar tubuh tetap kuat dan kembali sehat
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
ibu masih tetap menyusui bayinya, agar dapat mengurangi pembendungan
pada ASI, tetapi jika ada puting susu lecet maka sebaiknya menggunakan
alat bantu untuk menyalurkan ASI pada bayinya.
B. SARAN
Di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
apabila merasa ada keanehan pada bentuk payudaranya agar bisa terdeteksi
lebih awal sehingga memiliki potensi penyumbuhan yang lebih cepat
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
bih=600&biw=1366&rlz=1C1GGRV_enID779ID779&hl=id&sxsrf=ALeKk03P8
5uYxPgWF1avx_Kenwznw3rCrw
%3A1608054626873&ei=YvfYX9riNKK38QOR_rXYCA&q=kesimplan+
+meometritis&oq=kesimplan+
+meometritis&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzIHCCMQsAIQJzoICAAQCBANEB4
6CggAEAgQDRAKEB46BAgAEA06CAgAEA0QBRAeOgcIABCxAx

Anda mungkin juga menyukai