Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga menyelesaikan makalah yang berjudul “SEX
EDUCATION” dapat kami selesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca secara umum, dan penulis secara
khusus.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing
kami, Ibu Diyah Arini, S.Kep.Ns, M.Kes dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................2
1.3. TUJUAN.....................................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN...................................................................................................................... 3
2.1. PROMOSI KESEHATAN..........................................................................................................3
2.2. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN SEXS..............................................................3
2.3. MANFAAT PENDIDIKAN SEXS.............................................................................................4
2.4. FAKTOR - FAKTOR MUNCULNYA PERMASALAHAN SEXSUAL...................................5
2.5. BAHAYA SEXS BEBAS...........................................................................................................5
2.6. PENYAKIT AKIBAT SEXS BEBAS........................................................................................6
2.7. TEKNIK PENDIDIKAN SEX....................................................................................................7
2.8. HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN
SEXS...............................................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................. 12
PENUTUP............................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan.................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja definisi promosi kesehatan ?
2. Apa definisi dan tujuan pendidikan sexs ?
3. Apa saja manfaat Pendidikan sexs ?
4. Faktor apa saja yang muncul akibat permasalahan sexual ?
5. Bahaya apa saja yang muncul akibat sexs bebas ?
6. Apa saja penyakit sexs bebas ?
7. Bagaimana teknik pendidikan sexs ?
8. Hal apa saja yang harus diperhatikan dalam memberikan Pendidikan sexs ?
1.3. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari promosi kesehatan
2. Mengetahui definisi dan tujuan pendidikan sexs
3. Mengetahui manfaat Pendidikan sexs
4. Mengetahui faktor - faktor munculnya permasalahan sexsual
5. Mengetahui bahaya pada sexs bebas
6. Mengetahui penyakit akibat sexs bebas
7. Mengetahui teknik pendidikan sexs
8. Mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam memberikan Pendidikan sexs
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Suliman (dalam Suraji, 2008) Pendidikan adalah ’suatu perbuatan atau
tindakan yang dilakukan dengan maksud agar anak atau orang yang dihadapi itu
akan meningkat pengetahuannya, kemampuannya, akhlaqnya bahkan seluruh
pribadinya.
3
2. Education in sexuality meliputi bidang–bidang etika, moral, fisiologi,
ekonomi, dan pengetahuan lainnya yang di butuhkan agar seseorang dapat
memahami dirinya sendiri sebagai individual sexual serta mengadakan
interpersonal yang baik
B. Tujuan
Secara garis besar, pendidikan seks diberikan sejak usia dini (dan pada usia
remaja) dengan tujuan sebagai berikut:
1. Membantu anak mengetahui topik-topik biologis seperti pertumbuhan, masa
puber, dan kehamilan;
2. Mencegah anak-anak dari tindak kekerasan
3. Mengurangi rasa bersalah, rasa malu, dan kecemasan akibat tindakan seksual
4. Mencegah remaja perempuan di bawah umur dari kehamilan
5. Mendorong hubungan yang baik
6. Mencegah remaja di bawah umur terlibat dalam hubungan seksual (sexual
intercourse)
7. Mengurangi kasus infeksi melalui seks
8. Membantu anak muda yang bertanya tentang peran laki-laki dan perempuan
di masyarakat.
5
4. Nama baik keluarga akan tercoreng oleh sikap anda. Keluarga anda akan
menghadapi masalah yang anda buat apabila anda mendapatkan efek buruk dari
seks bebas ini.
5. Apabila anda hamil dan pasangan anda tidak mau bertanggung jawab, apa yang
akan anda lakukan?. Akan banyak pikiran buruk yang akan mengganggu anda.
Seperti ingin bunuh diri, berpikir tidak rasional yang mengakibatkan gangguan
mental atau gila.
6
walaupun kutil yang terjadi dapat dihilangkan melalui operasi atau dibakar, atau
dibekukan. Akan tetapi setelah itu gejala yang sama dapat datang kembali.
6. Hepatitis B. Penyakit ini dapat berlanjut ke sirosis hati atau kanker hati. Setiap
tahun kasus yang dilaporkan mencapai 200.000, walaupun ini satu-satunya STD
yang dapat dicegah melalui vaksinasi.
7. Kanker prostat. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Karin Rosenblatt dari
University of Illinois, diketahui bahwa dari 753 pria yang disurvei, terdapat
hubungan antara kanker prostat dan banyaknya berhubungan seksual dengan
beberapa orang. Pria yang sering melakukan seks dengan banyak wanita berisiko 2
kali lipat terkena kanker prostat.
8. Kanker Serviks (leher rahim). Hampir 95 persen kanker serviks disebabkan oleh
Human Papiloma Virus (HPV), dan 33 persen wanita dilaporkan punya virus
tersebut,yang menyebabkan adanya sakit di leher rahim. Virus ini bisa menular
lewat hubungan seksual, dan laki-laki pun bisa tertular oleh virus ini
9. HIV/AIDS. Pertama kali ditemukan pada tahun 1984. AIDS adalah penyakit
penyebab kematian ke-6 di dunia, baik bagi wanita maupun pria. Virusyang
menyerang kekebalan tubuh ini bisa menular melalui darah dan sperma pada saat
berhubungan seksual. Hingga kini vaksinnya masih dikembangkan namun belum
terbukti ampuh mencegah penularannya.
10. Trichomoniasis. Bisa menyebabkan daerah di sekitar vagina menjadi berbuih atau
berbusa. Ada juga yang tidak mengalami gejala apapun. Penyakit ini bisa
menyebabkan bayi terlahir prematur jika sang ibu menderita penyakit ini saat
hamil.
Sangat penting mengetahui bahwa hubungan seksual bukan hanya sekedar hubungan
intim. Kontak seksual seperti ciuman, oral seks dan penggunaan alat bantu seks seperti
vibrator juga berisiko menularkan virus.
7
waktu atensi anak biasanya pendek. Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa
memberitahu berbagai organ tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki,
perut, dan jangan lupa penis dan vagina atau vulva. Lalu terangkan perbedaan alat
kelamin dari lawan jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan
jenis. Selain itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh
dipertontonkan dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang
menyentuhnya tanpa diketahui orang tua, maka si kecil harus berteriak keras-keras
dan melapor kepada orang tuanya. Dengan demikian, anak-anak Anda bisa
dilindungi terhadap maraknya kasus kekerasan seksual dan pelecehan seksual
terhadap anak.
2. Umur 3-5 tahun
Pada rentang umur ini, mengajarkan mengenai organ tubuh dan fungsi
masing-masing organ tubuh, jangan ragu juga untuk memperkenalkan alat kelamin
si kecil. Saat yang paling tepat untuk mengajarkannya adalah di saat Anda sedang
memandikannya. Diharapkan untuk hindari penyebutan yang dianggap tidak sopan
di masyarakat untuk menyebut alat kelamin yang dimilikinya. Misalkan seperti
vagina atau penis, jangan diistilahkan dengan kata lain seperti “apem” atau
“burung”. Anda tidak perlu membahas terlalu detail mengenai jenis kelamin anak
Anda atau mengajarkannya dalam kondisi belajar yang serius. Pertanyaan yang
sering dilontarkan anak pada usia ini , seperti “mama, kita lahir dari mana?”, Anda
juga bisa memberikan penjelasan mengenai darimana bayi berasal dengan
menggunakan sebuah cerita agar si buah hati bisa lebih memahami dan tertarik
untuk mendengarkannya. Di usia ini juga, seorang anak sudah bisa diajarkan apa
itu perempuan dan laki-laki. Jadi bila Anda memiliki dua anak yang berlawanan
jenis, akan lebih mudah untuk Anda menjelaskan perbedaan penis dan vagina
kepadanya.
Ajarkan juga kepada anak bahwa seluruh tubuhnya, termasuk alat kelaminnya,
adalah milik pribadinya yang harus dijaga baik-baik. Dengan demikian, anak harus
diajarkan untuk tidak menunjukkan kelaminnya secara sembarangan. Tekankan
kepada mereka bahwa mereka memiliki hak dan bisa saja menolak pelukan atau
ciuman dan segala macam bentuk kasih sayang yang dinyatakan melalui sentuhan
fisik. Hal ini menjadi penting, karena disukai atau tidak, banyak pelaku pelecehan
seksual adalah orang-orang yang dekat dengan kehidupan si anak. Orang tua juga
diharapkan untuk tidak memaksa seorang anak untuk memeluk atau mencium
orang lain jika dia tidak menginginkannya agar si anak bisa belajar untuk
menyatakan penolakannya.
3. Umur 6 - 9 tahun
Anak-anak sering sekali menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual dari
orang dewasa karena ketidakberdayaan dan ketidaktahuan yang bisa dimanfaatkan
dengan mudah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Masalah utama
dalam kasus pencabulan anak adalah anak kecil tidak sadar bahwa dirinya telah
mengalami pencabulan, baik karena keluguan si anak atau karena pelaku berdalih
bahwa hal yang dilakukan adalah tanda “kasih sayang”.
8
Di rentang umur ini, si kecil diajarkan mengenai apa saja yang harus
dilakukan untuk melindungi dirinya sendiri. Orang tua bisa mengajarkan anak
menolak untuk membuka pakaian bahkan jika ada imbalan sekalipun atau menolak
diraba alat kelaminnya oleh temannya. Anak Anda harus diajarkan untuk berteriak
sekencang mungkin meminta pertolongan dan melapor ke orang tua jika orang
dewasa yang berada di sekitar mereka mengancam untuk memberikan hukuman
atau mengintimidasi mereka di saat mereka menolak untuk melakukan hal-hal yang
menurut anak tidak nyaman untuk dilakukan.
Selain itu, di rentang umur ini, Anda bisa menggunakan hewan tertentu yang
tumbuh dengan cepat dan terlihat jelas perbedaan jenis kelaminnya (seperti: anak
ayam) di saat bertumbuh dewasa untuk mengajarkan mengenai perkembangan alat
reproduksi. Ajaklah anak anda untuk turut mengamati perkembangannya. Jika
mereka tidak terlalu memperhatikan hingga detail terkecil, Anda bisa berikan
informasi lebih lanjut nanti sembari menekankan bahwa alat kelamin mereka juga
akan berubah seiring mereka bertumbuh dewasa nanti.
Orang tua harus memperhatikan suasana hati anak agar saat menyampaikan
materi seksualitas, si anak tidak merasa terpojokkan, malu, bodoh, ataupun menjadi
terlalu liar dalam menyikapi seks.
4. Umur 9 - 12 tahun
Berikan informasi lebih mendetail apa saja yang akan berubah dari tubuh si
anak saat menjelang masa puber yang cenderung untuk berbeda-beda di setiap
individu. Ajarkan kepada anak bagaimana menyikapi menstruasi ataupun mimpi
basah yang akan mereka alami nanti sebagai bagian normal dari tahap
perkembangan individu. Pada umur 10 tahun, sebelum menjelang masa puber,
Anda sudah bisa memulai topik mengenai kesehatan alat kelamin. Pastikan juga
pada anak Anda, jika dia mengikuti semua peraturan kesehatan ini, maka mereka
tak perlu banyak khawatir.
5. Umur 12 - 14 tahun
Data yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 51 persen remaja di Jakarta,
Bogor, Tangerang, dan Bekasi telah berhubungan seksual sebelum menikah.
Penulis memang tidak mendapatkan angka pasti untuk data di tahun 2012, tetapi
dengan adanya berita di berbagai media massa yang menyatakan adanya
peningkatan dalam tingkat aktivitas seksual remaja, maka tentunya harus ada
pendidikan yang memadai untuk menanggulangi hal ini.
Dorongan seksual di masa puber memang sangat meningkat, oleh karena
itu, orang tua sebaiknya mengajarkan apa itu sistem reproduksi dan bagaimana
caranya bekerja. Penekanan terhadap perbedaan antara kematangan fisik dan
emosional untuk hubungan seksual juga sangat penting untuk diajarkan.
Beritahukan kepada anak segala macam konsekuensi yang ada dari segi biologis,
psikologis, dan sosial jika mereka melakukan hubungan seksual. Orang tua selain
mengajarkan keterbukaan komunikasi dengan anak terutama dalam membicarakan
seksualitas, juga perlu menambahkan keuntungan menghindari aktivitas seksual
terlalu dini sebelum mencapai masa dewasa.
9
Hindari penggunaan kata-kata yang menghakimi remaja agar ia tidak
merasa ragu, takut, enggan ataupun marah saat membicarakan pengalaman seksual
mereka. Jika orang tua merasa agak berat untuk membicarakan topik-topik seksual
dengan anak, orang tua bisa meminta bantuan psikolog atau konselor untuk
memberikan pendidikan seksual kepada anak dan membantu orang tua merasa
nyaman membicarakan topik ini.
6. Usia Menjelang Remaja
Saat anak semakin berkembang, mulai saatnya Anda menerangkan mengenai
haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang
remaja. Anda bisa terangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan
bentuk payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat
kelaminnya.
7. Usia Remaja
Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara
seksual. Anda perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya.
Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan
dan akibat-akibat secara emosi.
Diharapkan, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar
pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak.
Tidak perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu
mendapatkan informasi yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang
seks.
Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks,
maka anak tersebut akan mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih
menakutkan jika informasi seks didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang
informasinya bisa jadi salah. Karena itu, lindungi anak-anak Anda sejak dini
dengan membekali mereka pendidikan mengenai seks dengan cara yang tepat.
10
harus tahu bagaimana membersihkan dan merawat alat kelamin. Misalnya
membersihkan kelamin seusai buang air kecil dan rutin mengganti pakaian dalam.
Beranjak usia sekolah dasar, pengetahuan anak tentang seks harus makin bertambah.
Pada usia ini anak harus tahu, tidak boleh sembarang orang meraba atau memegang
alat kelamin miliknya. Bila perlu, maka berikan pengetahuan ini pada usia TK
sehingga anak terhindar dari tindak pencabulan dini yang makin kerap terjadi. Di
tahap pra-pubertas ini, anak juga harus mengetahui fungsi alat kelaminnya. Dengan
pengetahuan ini diharapkan anak tidak sembarangan menggunakan alat kelamin
tersebut. Tindakan ini akan menjaga kesehatan reproduksi dan mencegah terjadinya
berbagai hal yang tidak diinginkan, misalnya kehamilan dini, saat anak memasuki
masa pubertas.
3. Pemantauan terus-menerus
"Orangtua harus mengetahui kapan anaknya mengalami mimpi basah atau
menstruasi pertama kali. Saat itu pastikan orangtua ada di sisi anak dan siap
menghadapi berbagai pertanyaan yang diajukan," ujar Seto. Saat anak mengalami
menstruasi atau mimpi basah, orangtua harus menjadi sahabat yang baik. Dengan
menjadi sahabat, orangtua lebih mudah mengingatkan kembali fungsi alat kelamin
dan tidak menggunakannya sembarangan.
4. Segamblang mungkin
Seks sebaiknya dijelaskan segamblang mungkin kepada anak. Dengan
penjelasan yang benar dan menyeluruh, anak tidak akan berimajinasi atau memiliki
sudut pandang sendiri. Penjelasan yang tidak utuh justru akan memancing rasa
penasaran anak.
Untuk memulai suatu penjelasan, Vera menyarankan orangtua memancing
rasa ingin tahu anak. Selanjutnya penjelasan bisa dimulai dari titik yang dipahami
anak. "Ingat, anak sekarang memiliki akses informasi yang lebih luas. Sering terjadi,
apa yang kita kira mereka tidak tahu, ternyata mereka mengetahuinya dengan lebih
jelas termasuk untuk seks. Bila anak sudah mengetahui sampai tahap sperma dan
ovum, maka jangan ragu menjelaskan, tentunya dengan bahasa yang mudah
dimengerti," kata Vera.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian pendidikan seks adalah salah satu bentuk pengenalan fungsi seks
dan organ-organ seksual untuk menjamin kesehatan dan fungsi seks yang normal.
Pemahaman yang berbeda terhadap arti pendidikan seks membuat orang salah
mengartikan kata pendidikan seks sebagai sesuatu yang jorok dan hanya mengajarkan
hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan. Padahal, pendidikan seks
merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan, sehingga pengertian
pendidikan seks erat hubungannya dengan pendidikan pada umumnya. Pengertian
pendidikan seks dapat diperhatikan dari kata yang membentuk istilah tersebut yaitu
pendidikan dan seks.
Menurut Suliman (dalam Suraji, 2008) Pendidikan adalah ’suatu perbuatan
atau tindakan yang dilakukan dengan maksud agar anak atau orang yang dihadapi itu
akan meningkat pengetahuannya, kemampuannya, akhlaqnya bahkan seluruh
pribadinya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Pender, N.J. (1996). Health Promotion in Nursing Practice. USA : A. Simon & Schuster
Company
Suraji, M dan Sofia R. (2008). Pendidikan Sexs Bagi Anak. Yogyakarta : PUSTAKA
FAHIMA
https://www.anehdidunia.com/2012/08/10-penyakit-akibat-seks-bebas.html
https://kakaoby.blogspot.com/
https://www.google.co.id/search?sourceid=chrome-
psyapi2&rlz=1C1HOPT_enID565ID565&ion=1&espv=2&ie=UTF-8&q=cara%20menerapkan
%20pendidikan%20seks%20usia%20dini
http://health.kompas.com/read/2013/10/30/0847589/
Bagaimana.Terapkan.Edukasi.Seks.kepada.Anak.
http://deskamudina.blogspot.com/2013/04/perkembangan-dalam-menerapkan.html
13