Anda di halaman 1dari 13

KEHAMILAN

POSTTERM/POSTMATURE
PENGERTIAN
Kehamilan Postterm/serotinus/kehamilan lewat waktu/kehamilan lewat
bulan/prolonged pregnancy/extended pregnancy/postdate/atau postmature,
adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih dihitung
dari HPHT menurut rumus Naegle dengan siklus haid rata-rata 28 hari.
SEBAB TERJADINYA
Pengaruh Progesteron
Teori oksitosin
Teori kortisol/ACTH
Saraf uterus
Herediter
DIAGNOSIS
 Riwayat Haid
 Penderita harus yakin betul dengan HPHT-nya
 Siklus 28 hari dan teratur
 Tidak minum pil KB setidaknya 3 bulan terakhir
 Selanjutnya diagnosis dilakukan dengan menghitung menurut rumus neagle.
DIAGNOSIS
 Riwayat Pemeriksaan Antenatal
 Tes kehamilan. Bila pasien melakukan pemeriksaan tes sesudah terlambat 2 minggu, maka dapat
diperkirakan kehamilan memang telah berlangsung 6 minggu.
 Gerak janin. Gerak janin/quickening pada umumnya dirasakan ibu pada umur kehamilan 18-20
minggu. Pada primigravida dirasakan 18 minggu, sedangkan pada multigravida 16 minggu.
 Denyut jantung janin ( DJJ). Dengan menggunakan doppler DJJ dapat terdengar pada usia kehamilan
10-12 minggu.
Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil
pemeriksaan sebagai berikut.
 Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif
 Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama kali didengar dengan doppler
 Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerakan janin
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
• Pada trimester pertama pemeriksaan Panjang kepala-tunggung (crown-rump length/CRL)
memberikan ketepatan kurang lebih 4 hari dari taksiran persalinan
• Pada umur kehamilan 16-26 minggu, ukuran diameter biparietal dan Panjang femur
memberikan ketepatan sekitar 7 hari dari taksiran persalinan
• Parameter lain: LK, LP.
• Trimester ketiga: keadaan air ketuban, keadaan plasenta.
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan Laboratorium
• Kadar lesitin/spingomielin
Bila lesitin/spingomielin dalam kadar amnion sama, maka umur kehamilan 22-28 minggu. Jika
lesitin 1,2 kali kadar spingomielin: 28-32 minggu. Pada cukup bulan 2:1.
• Aktivitas tromboplastin cairan amnon (ATCA)
aktivitas pembekuan darah oleh cairan amnion meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan.
Jika ATCA berkisar 42-46 detik, maka kehamilan berlangsung lewat waktu.
• Sitologi cairan amnion
Pengecatan nile blue sulphate dapat melihat lemak dalam cairan amnion. Apabila jumlah sel
yang mengandung lemak melebihi 50% maka usia kehamilan berkisar 39 minggu atau lebih.
PERUBAHAN PADA PLASENTA PADA
KEHAMILAN POSTTERM
1. Penimbunan kalsium. Pada kehamilan postterm terjadi peningkatan penimbunan kalsium pada
plasenta. Dapat menyebabkan gawat janin dan kematian janin intrauterine
2. Selaput vaskulosinsial menjadi tambah tebal dan jumlahnya berkurang. Dapat menurunkan
transport plasenta
3. Degenarasi jarimgan plasenta
4. Perubahan biokimia. Adanya gangguan transport molekul berat seperti asam amino, lemak dan
gama globulin terganggu sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin intrauterine.
PENGARUH PADA JANIN
 Berat Janin
Bila terjadi perubahan anatomic yang besar pada plasenta, maka terjadi penurunan berat janin
 Sindroma Postmaturitas
Berdasarkan derajat insufsiensi plasenta, tanda postmaturitas dibagi menjadi 3 stadium:
Stadium I: kulit kehilangan verniks kaseosa, maserasi berua kulit kering, rapuh dna mudah
mengelupas
Stadium II: gejala diatas disertai pewarnaan meconium (kehijauan pada kulit)
Stadium III: disertai kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat
 Gawat janin
yang disebabkan oleh: makrosomia, insufisiensi plasenta
PEGARUH PADA IBU
Peningkatan morbiditas dan mortalitas akibat:
1. Distosia
2. Inccordinate uterine action
3. Partus lama
4. Peningkatan tindakan obstetric
5. Trauma
6. Perdarahan
MANAJEMEN
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kehamilan postterm:
1. Menentukan apakah kehamilan memang berlangsung lewat bulan
2. Identifikasi kondisi janin dan keadaan yang membahayakan janin
a. Pemeriksaan NST untuk mengetahui kesejahteraan janin
b. Pemeriksaan USG untuk menentukan besar janin, DJJ, gangguan pertumbuhan janin, keadaan dan
derajat kematangan plasenta, indeks cairan amneon dan kualitas air ketuban
c. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjectif (normal rata-rata 7 kali per 20 menit) / secara objektif
dengan tokografi (normal 10 kali per 20 menit)
d. Amneoskopi
MANAJEMEN
3. Periksa kematangan serviks dengan skor bishop
a. Bila serviks telah matang dengan nilai bishop lebih dari 5, dilakukan induksi persalinan
b. Bila serviks belum matang perlu dinilai keadaan janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri
◦ Jika hasil NST dan Volume kantong amnion Normal kehamilan dapat dilanjutkan dan penilaian janin dilakukan 2
seminggu
- Bila ditemukan ditemukan oligohidramnion (indeks cairan amnion kurang dari 5) atau dijumpai deselerasi variable
pada NST maka dilakukan induksi
- Bila Volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, Tes CST harus dilakukan, bila Hasil CST, terjadi Deselerasi
lambar berkurang, Variabilitas abnormal menunjukkan penurunan fungsi plasenta maka janin harus segera
dilahiran dengan mempertimbangkan bedah cesar. Bila CST negative kehamilan dapat dibiarkan berlangsung dan
dilakukan penilaian janin 3 hari kemudian
c. Kehamilan lebih dari 20 minggu diupakayan diakhiri
Pengelolaan Selama Persalinan
1. Pemantauan yang baik terhadap ibu dan kesejahteraan janin
2. Awasi jalannya persalinan
3. Persiapan oksigen dan bedah sesar bila terjadi gawat janin
4. Cegah terjadinya aspirasi meconium dengan cara segera mengusap wajah neonates dan dilanjutkan
dengan rsusitasi
5. Segera setelah lahir, bayi harus diperiksa kemungkinan hipoglikemia, hipovolemi, hipotermi, dan
polisitemia
6. Pengawasan ketat terhadap neonates dengan tanda-tanda postmaturitas
7. Hati-hati kemungkinan distosia bahu.

Anda mungkin juga menyukai