BAB I
PENDAHULUAN
Lamanya kehamilan normal adalah sekitar 37-42 minggu, dan tanggal perkiraan
persalinan adalah saat mencapai 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama
periode menstruasi terakhir. Hamil cukup bulan (atterm)= 40 minggu jika
penghitungan dilakukan dari hari pertama haid terakhir = HPHT (Last
Menstrual Periode =LMP) atau 38 minggu jika didasarkan ovulasi ((EDC).
Waktu ovulasi tidak selalu sama pada setiap wanita, maka secara praktikal
dipakai cara yang pertama (Cukup bulan = 40 minggu = 280 hari). Hamil
dikatakan lewat waktu jika sudah mencapai 42 minggu atau 294 hari
Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi,
dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umumnya
berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari Hari Pertama haid terakhir.
Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus atau postterm pregnancy,
yaitu kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau 294 hari .
Menurut standar internasional dari American College of Obstetricians and
Gynocologist (1997), kehamilan jangka panjang atau prolonged pregnancy ialah
kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu lengkap 42 minggu (294 hari) atau
lebih, yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Yang dimaksud lengkap 42
minggu ialah 41 minggu 7 hari, jika 41 minggu 6 hari belum bisa dikatakan
lengkap 42 minggu2. Kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu >40 minggu
sampai dengan 42 minggu disebut kehamilan lewat tanggal atau postdate
pregnancy.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kehamilan lewat bulan (serotinus) ialah kehamilan yang berlangsung lebih dari
perkiraan hari taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haid
terakhir (HPHT), dimana usia kehamilannya telah melebihi 42 minggu (>294
hari).
B. Insiden
Angka kejadian kehamilan lewat waktu kira-kira 10%, bervariasi antara 3,5-
14%. Data statistik menunjukkan, angka kematian dalam kehamilan lewat
waktu lebih tinggi ketimbang dalam kehamilan cukup bulan, dimana angka
kematian kehamilan lewat waktu mencapai 5 -7 %. Variasi insiden postterm
berkisar antara 2-31,37%.
C. Etiologi
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui.
Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan
pada janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik,
kelainan pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan
enzim sulfatase plasenta).
Menurut dr. Bambang Fadjar, SpOG dari Rumah Sakit Asih, Jakarta Selatan,
penyebab kehamilan lewat waktu adalah kelainan pada janin sehingga tidak ada
kontraksi dari janin untuk memulai proses persalinan. Kelainan janin tersebut
antara lain anensephalus, hipoplasia, kelenjar supra renal janin, dan janin tidak
memiliki kelenjar hipofisa, kelainan pada plasenta yang berupa tali pusar
pendek dan kelainan letak kehamilan. Beberapa faktor penyebab kehamilan
lewat waktu adalah sebagai berikut:
Tidak diketahui.
D. Resiko
Risiko kehamilan lewat waktu antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin,
gawat janin, sampai kematian janin dalam rahim. Resiko gawat janin dapat
terjadi 3 kali dari pada kehamilan aterm1. Kulit janin akan menjadi keriput,
lemak di bawah kulit menipis bahkan sampai hilang, lama-lama kulit janin
dapat mengelupas dan mengering seperti kertas perkamen. Rambut dan kuku
memanjang dan cairan ketuban berkurang sampai habis. Akibat kekurangan
oksigen akan terjadi gawat janin yang menyebabkan janin buang air besar
dalam rahim yang akan mewarnai cairan ketuban menjadi hijau pekat.
Pada saat janin lahir dapat terjadi aspirasi (cairan terisap ke dalam saluran
napas) air ketuban yang dapat menimbulkan kumpulan gejala MAS (meconeum
aspiration syndrome). Keadaan ini dapat menyebabkan kematian janin.
Komplikasi yang dapat mungkin terjadi pada bayi ialah suhu yang tidak stabil,
hipoglikemia, polisitemia, dan kelainan neurologik.
Kehamilan lewat bulan dapat juga menyebabkan resiko pada ibu, antara lain
distosia karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding
(moulage) kepala kurang. Sehingga sering dijumpai partus lama, kesalahan
letak, inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum.
E. Diagnosis
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis kehamilan lewat
waktu, antara lain :
HPHT jelas.
Terdengar denyut jantung janin (normal 10-12 minggu dengan Doppler, dan 19-
20 minggu dengan fetoskop).
Umur kehamilan yang sudah ditetapkan dengan USG pada umur kehamilan
kurang dari atau sama dengan 20 minggu.
Tes kehamilan (urin) sudah positif dalam 6 minggu pertama telat haid.
Bila telah dilakukan pemeriksaan USG serial terutama sejak trimester pertama,
maka hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Sebaliknya pemeriksaan
yang sesaat setelah trimester III sukar untuk memastikan usia kehamilan.
Diagnosis juga dapat dilakukan dengan penilaian biometrik janin pada trimester
I kehamilan dengan USG. Penyimpangan pada tes biometrik ini hanya lebih
atau kurang satu minggu.
Jo
Stadium III. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.
Yang paling penting dalam menangani kehamilan lewat waktu ialah menentukan
keadaan janin, karena setiap keterlambatan akan menimbulkan resiko
kegawatan. Penentuan keadaan janin dapat dilakukan :
Tes tanpa tekanan (non stress test). Bila memperoleh hasil non reaktif maka
dilanjutkan dengan tes tekanan oksitosin. Bila diperoleh hasil reaktif maka nilai
spesifisitas 98,8% menunjukkan kemungkinan besar janin baik. Bila ditemukan
hasil tes tekanan yang positif, meskipun sensitifitas relatif rendah tetapi telah
dibuktikan berhubungan dengan keadaan postmatur.
Gerakan janin. Gerakan janin dapat ditentukan secara subjektif (normal rata-
rata 7 kali/ 20 menit) atau secara objektif dengan tokografi (normal rata-rata 10
kali/ 20 menit), dapat juga ditentukan dengan USG. Penilaian banyaknya air
ketuban secara kualitatif dengan USG (normal >1 cm/ bidang) memberikan
gambaran banyaknya air ketuban, bila ternyata oligohidramnion maka
kemungkinan telah terjadi kehamilan lewat waktu.
Amnioskopi. Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin
keadaan janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung
mekonium akan mengalami resiko 33% asfiksia.
F. Penatalaksanaan
Ø Bila nilai pelvis >8, maka induksi persalinan kemungkinan besar akan
berhasil.
Pada pelaksanaan di RSU Mataram, kehamilan yang telah melewati 40 minggu dan
belum menunjukkan tanda-tanda inpartu, biasanya langsung segera diterminasi agar
resiko kehamilan dapat diminimalis.
G. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur,
minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu),
1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali
trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan
kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada
kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan
menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar usia kehamilan, dan mencegah
terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya.
Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan
merupakan perhitungan yang lebih tepat.. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat
tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu. Perhitungannya, jumlah
hari sejak hari pertama haid terakhir hingga saat itu dibagi 7 (jumlah hari dalam
seminggu). Misalnya, hari pertama haid terakhir Bu A jatuh pada 2 Januari 1999. Saat
ini tanggal 4 Maret 1999. Jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir adalah 61.
Setelah angka itu dibagi 7 diperoleh angka 8,7. Jadi, usia kehamilannya saat ini 9
minggu.
BAB III
PENUTUP
Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko tinggi,
dimana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan umumnya
berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari Hari Pertama haid terakhir. Kehamilan
lewat waktu juga biasa disebut serotinus atau postterm pregnancy, yaitu kehamilan
yang berlangsung selama lebih dari 42 minggu atau 294 hari.
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga
penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin
(anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan
tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta).
Kehamilan lewat bulan dapat juga menyebabkan resiko pada ibu, antara lain distosia
karena aksi uterus tidak terkoordinir, janin besar, dan moulding (moulage) kepala
kurang. Sehingga sering dijumpai partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia
bahu, dan perdarahan postpartum.
DAFTAR PUSTAKA
4. Fadjar, Bambang. Bayi Berukuran Besar dan Tali Pusar Pendek Bisa Sebabkan
Kehamilan Lewat Waktu. Tabloid Mom & Kiddie, edisi 09/th II/7-30 desember 2007.
5. Mansjoer Arif, et al. Induksi persalinan. Dalam kapita selekta kedokteran ed.3 cet.1
hal. 300. Media Aesculapius, Jakarta. 2000.
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/