Anda di halaman 1dari 24

REFARAT

KEHAMILAN LEWAT WAKTU

NAMA NIM PRESEPTOR PEMBIMBING

: Andre Zulkhasogi S.ked : 080610048 : dr. H. M. Nahrawi J Hanafiah, Sp.OG

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehamilan postmatur (serotinus) adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu.(lebih dari 294 hari). Pada umumnya, kehamilan manusia rata-rata berakhir dalam 280 hari. Kehamilan yang matur biasanya antara 37 minggu sampai 42 minggu.

Kehamilan lewat waktu (postdate atau postterm) berakhir lebih dari 42 minggu atau lebih dari 294 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT).

Yang menjadi permasalahan, adalah umumnya wanita yang sedang hamil sering tidak ingat dengan pasti kapan haid terakhirnya. Hal ini penting diketahui dengan pasti, tanggal pertama haid terakhir pasien, yang tentunya dengan siklus yang teratur.

Saat ini sering digunakan rumus Naegele untuk menentukan umur kehamilan, tetapi rumusan ini menjadi kacau pada pasien yang haidnya tidak teratur, ataupun yang fase folikulernya sering memanjang. Karena itu dibutuhkan beberapa parameter klinik maupun penunjang lainnya untuk mengetahui perkiraan usia kehamilan.

Penentuan usia kehamilan penting dilakukan untuk menghindari terjadinya kehamilan lewat waktu (serotinus yang dapat menyebabkan banyaknya risiko pada ibu dan bayi, terutama pada bayi. Pada kehamilan diatas 41 minggu, komplikasi prenatal mulai meningkat. Penentuan usia kehamilan menjadi salah satu pokok penting dalam penegakan diagnosis kehamilan postterm.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, post datisme atau Menurut postdate/ definisi yang dirumuskan pascamaturitas. oleh American College of Obstetricians and Gynecologists (2004), kehamilan postterm adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama
1

2.2 Epidemiologi
Menurut Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi (POGI), insidens kehamilan lewat waktu sangat bervariasi antara lain : Insidens kehamilan 42 minggu lengkap : 4 14 %, 43 minggu lengkap 2 7 %. Insidens kehamilan postterm tergantung pada beberapa faktor : tingkat pendidikan masyarakat, frekuensi kelahiran preterm, frekuensi induksi persalinan, frekuensi seksio sesaria

Secara spesifik, insidens kehamilan

post- term akan rendah jika frekuensi kelahiran preterm tinggi, bila angka induksi persalinan dan seksio sesaria elektif tinggi, dan bila USG dipakai lebih sering untuk menentukan usia kehamilan.

2.3 Etiologi

Etiologi pasti belum diketahui. Faktor yang dikemukakan cukup banyak, antara lain: 3. Kontraseps
tidak akuratnya penentuan usia kehamilan karena siklus haid i oral. 4. Kelainan bawaan. 5. Defisiensi produksi prostaglan din

1.

2.4 Patofisiologi
Perubahan pada Plasenta
Oligohidramnion Perubahan pada janin

2.5 Risiko
Risiko kehamilan lewat waktu antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, sampai kematian janin dalam rahim. Menurut beberapa penelitian, peningkatan angka mortalitas perinatal (lahir mati ataupun kematian neonatus) berhubungan dengan memanjangnya kehamilan (serotinus). Pada usia waktu kehamilan 42 minggu, angka mortalitas meningkat 2 kali lipat, sedangkan bila lebih dari 44 minggu, maka angka kematian meningkat 4 sampai 6 kali lipat. Karena itu, sebaiknya usia kehamilan dapat diketahui dengan tepat untuk menurunkan

2.6 Diagnosis Riwayat haid Riwayat pemeriksaaan antenatal


Tinggi fundus uteri Pemeriksaan radiologis Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

2.7 Penatalaksanaan
Sampai saat ini pengelolaannya masih belum memuaskan dan masih banyak perbedaan pendapat. Masalah yang sering dihadapi pada pengelolaan kehamilan postterm antara lain karena pada beberapa penderita, usia kehamilan tidak selalu dapat ditentukan dengan tepat sehingga janin bisa saja belum matur sebagaimana yang diperkirakan.

Pengelolaan persalinan pada kehamilan postterm mencakup: Pemantauan yang baik terhadap kontraksi uterus dan kesejahteraan janin. Pemakaian alat monitor janin secara kontinu sangat bermanfaat. Hindari penggunaan obat penenang atau analgetika selama persalinan. Persiapan oksigen dan tindakan seksio sesarea bila sewaktu-waktu terjadi kegawatan janin

Cegah terjadinya aspirasi mekonium

dengan segera mengusap wajah neonatus dan penghisapan pada tenggorokan saat kepala lahir dilanjutkan resusitasi sesuai prosedur pada janin dengan cairan ketuban bercampur mekonium. dengan tanda-tanda postmaturitas

Pengawasan ketat terhadap neonatus

2.8 Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu

2.9 Komplikasi
Oligohydramnion dengan kompresi tali pusat akut
Makrosomia (berat lahir > 4500 gr) Aspirasi mekonium Insufisiensi plasenta

BAB III KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
1. Kehamilan postterm adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu (294 hari) yang terhitung sejak hari pertama siklus haid terakhir (HPHT). 2. Etiologi pasti belum diketahui. Faktor yang dikemukakan cukup banyak. 3. Penatalaksanaannya sampai saat

4 . Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan. Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai