Anda di halaman 1dari 5

Deteksi Dini 12 Kanker Sekaligus

Diposting Oleh: Deddy Dunixi Pada Hari Senin, 23 November 2009No Comment

Deteksi KankerJIKA umumnya deteksi dini kanker dilakukan lewat pemeriksaan penanda tumor tunggal, konsep terbaru menawarkan 12 penanda tumor dalam sekali pemeriksaan alias 12 in 1. Siapa tak ngeri mendengar kata kanker. Penyebab kematian terbesar ke-2 di dunia dan ke-7 di Indonesia ini terus menjadi momok menakutkan. The International Agency for Research on Cancer (IARC) dalam World Cancer Report 2009 memperkirakan pada 2010 kanker akan menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia. Kabar baiknya, kemajuan teknologi memungkinkan orang melakukan deteksi dini atas beragam jenis tumor atau kanker. Walau bagaimanapun, mencegah lebih baik daripada mengobati, kan? Prinsip ini juga dipegang dunia kedokteran saat ini yang sudah lebih mengarah pada upaya pencegahan penyakit ketimbang pengobatan yang menelan banyak biaya dan membuat pasien lara. Sebagai konsekuensinya, pemeriksaan sampel darah di laboratorium klinik tidak hanya berlaku bagi si sakit, orang sehat pun dianjurkan melakukan tes darah sebagai langkah waspada dan deteksi dini atas kemungkinan terjangkit penyakit tertentu. Hal ini penting, terlebih kanker yang hingga kini penyebabnya belum diketahui secara pasti dan acap kali muncul tanpa gejala.

Disinyalir kanker berasal dari sel di dalam tubuh kita yang disebabkan sesuatu hal lantas tumbuh secara abnormal (sangat cepat dan tidak terkontrol). Sel yang mengganas ini dapat menyusup dan menekan jaringan tubuh sehingga memengaruhi fungsi organ tubuh normal. Penanggung jawab laboratorium patologi RS Kanker Dharmais (RSKD) Jakarta Dr Agus Kosasih SpPK mengatakan, diagnosis kanker terbilang rumit dan tidak bisa ditentukan hanya dengan satu pemeriksaan saja. Untuk seseorang yang sudah dicurigai terkena kanker, diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan dokter dan serangkaian tes patologi anatomi penunjang. Namun, bagi mereka yang sehat, silakan saja melakukan skrining alias deteksi dini kanker di laboratorium klinik, ujar Agus dalam temu media di Laboratorium Klinik Prodia Kramat Raya, Jakarta Pusat,Selasa (17/11). Hingga kini tak kurang 100 jenis kanker telah ditemukan, dengan 14 jenis kanker tersering dialami. Antara lain kanker payudara, rahim, ovarium, prostat, hati, paru, lambung, kerongkongan, kolorektal (usus besar dan anus), pankreas, testis, kandung kemih, tiroid,dan endometrium. Kendati tidak semua jenis kanker dapat dicegah, angka kematian dapat ditekan melalui deteksi dini dan pengobatan tepat. Dalam ranah deteksi dini kanker, pemeriksaan dini kanker payudara (USG atau mamografi) dan rahim (papsmear) belakangan populer di Indonesia mengingat gencarnya penyuluhan dan publikasi atas kedua jenis kanker terbesar yang menimpa para Srikandi Indonesia tersebut. Teknik imaging (pencitraan) merupakan sarana deteksi dini yang umum dipakai. Sayangnya, teknik ini memiliki kelemahan yakni mahal, kurang sesuai untuk skrining populasi skala besar, dan diperlukan ukuran tumor tertentu agar bisa terdeteksi. Untuk itu, pemeriksaan penanda tumor (tumor marker) menjadi pilihan lain untuk skrining karena bersifat non-invasif dan mudah dilakukan. Tumor marker adalah substansi yang dikeluarkan oleh sel tumor atau bagian tubuh lainnya sebagai respon terhadap adanya pertumbuhan sel tumor. Sebagai catatan, sebuah kanker dapat bermula dari sel tumor yang mengganas. Melalui pemeriksaan sel atau cairan tubuh (misalnya darah atau urine),tumor marker dapat mendeteksi ukuran dan sifat kanker seperti agresivitas kanker serta respon terapi. Agus menegaskan, fungsi utama pemeriksaan tumor marker adalah untuk pemantauan, bukan diagnosis. Pada pasien yang sudah positif kanker dan sedang menjalani terapi, dianjurkan melakukan pemeriksaan tumor marker 3 bulan sekali guna memantau efektivitas terapi. Untuk orang sehat, setahun sekali juga sudah cukup, tukasnya. Sejak ditemukan pada 1846,tumor marker telah mengalami perkembangan. Secara umum, orang biasanya melakukan pemeriksaan tumor marker konvensional, baik yang bersifat tunggal (single marker) ataupun panel (multiple markers). Kombinasi tumor marker atau panel tumor markerbertujuan meningkatkan sensitivitas deteksi sehingga bisa dipakai untuk skrining. Akan tetapi, hasil positif palsu (spesifisitas)

berkurang dan biayanya relatif mahal, ungkap Marketing Communication Manager Prodia, Ampi Retnowardani. Perkembangan teknologi di bidang proteomic dan protein chip (microarray) lantas mendorong terciptanya Biomarker C-12 Protein Chip, yakni suatu analisis paralel dari 12 tipe penanda tumor yang berbeda dalam 1 (satu) pemeriksaan. Konsep baru skrining kanker ini sudah hadir di Indonesia, tepatnya di laboratorium klinik Prodia sejak awal November 2009 ini. Dalam hal ini kami bekerja sama dengan HSC Medical Centre Kuala Lumpur, Malaysia, dalam hal penyediaan reagen dan pemeriksaan untuk menentukan hasilnya, kata Ampi. Biomarker C-12 Protein Chip merupakan konsep baru skrining kanker untuk mendeteksi beberapa jenis penanda tumor dengan hanya satu kali pemeriksaan. Dengan metode deteksi chemilumiscence, pemeriksaan ini mampu menganalisis secara paralel 12 penanda tumor, yaitu CA19-9, NSE, CEA, CA242, Ferritin, HCG, AFP, f-PSA, PSA, CA-125, HGH, CA153. Dibanding pemeriksaan terdahulu, Biomarker C-12 Protein Chip memiliki sejumlah keunggulan. Di antaranya akurasi lebih tinggi serta lebih efisien dalam hal waktu dan biaya (karena dalam satu pemeriksaan diperoleh 12 hasil penanda tumor sekaligus). Selain itu, sampel darah yang diperlukan cukup 2 cc. Padahal, jika menggunakan pemeriksaan tunggal untuk 12 macam tumor marker biasanya diperlukan sekitar 10 cc darah. Jika Anda melakukan pemeriksaan tunggal untuk 12 macam tumor marker, biayanya sekitar Rp3juta-Rp4juta. Dengan Biomarker C-12ProteinChip, biaya bisa ditekan menjadi Rp1,5 juta. Kami juga memberikan potongan harga 20 persen hingga akhir bulan ini, beber Ampi. Teknologi memang kian memudahkan manusia,dan Biomarker C- 12 Protein Chip sebagai terobosan baru layak dicoba,terutama untuk pemantauan terapi kanker. Bagi Anda yang sehat dan selepas melakukan pemeriksaan Biomarker C-12 Protein Chip hasilnya dinyatakan negatif tumor, bolehlah berlega hati, tapi harus tetap waspada. Sebaliknya jika hasilnya positif, jangan keburu patah arang. Konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lanjutan. (Koran SI/Koran SI/nsa) Suka dengan Artikel Diatas ? Bagikan Di Web / Blog Anda Dengan Link Back Ke Blog ini tentunya kita akan mudah untuk saling berkomunikasi dan tentunya sama sama diuntungkan, karena blog ini SEO nya manstap..!! Silakan Link Back Ke Sumber Asli Artikel Ini, Copy Code HTML dibawah ini dan paste di postingan web/blog anda.

Deteksi Dini Kanker


Kategori Info Kesehatan pada 31 Aug 2009 Cetak

Mencegah tentu lebih baik daripada mengobati. Pencegahan terhadap penyakit juga akan menghindarkan kita dari biaya pengobatan yang sungguh luar biasa mahalnya. Tidak ada satupun penyakit yang ada di muka bumi ini yang tidak mampu untuk dicegah. Sebaliknya, banyak sekali penyakit yang sampai saat belum ditemukan obatnya. Salah satu penyakit yang sampai saat ini sangat sulit diobati adalah kanker. Karena sulit diobati sudah barang tentu kanker menjadi salah satu penyakit yang sangat mematikan. Seperti halnya penyakit lain, kanker pun bisa dicegah dengan melakukan deteksi dini. Semakin dini kanker diketahui maka pengobatan yang dilakukan akan semakin bagus hasilnya. Berikut saya tulis langkah langkah deteksi dini pada beberapa penyakit kanker yang cukup banyak menyebabkan kematian. Kanker Serviks ( Kanker Leher Rahim ) Lakukan pemeriksaan pap smear secara rutin terutama bagi para wanita yang aktif secara seksual. Pap smear sebaiknya mulai dilakukan setelah 3 tahun melakukan aktifitas seksual dan di ulang setiap tiga tahun. Pap smear tidak perlu dilakukan bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun yang sebelumnya telah melakukan pemeriksaan rutin dan bagi mereka yang telah diangkat rahimnya. Kanker Ovarium Pemeriksaan rutin untuk deteksi dini kanker ovarium adalah dengan USG. Pengukuran kadar ca125 dan pemeriksaan pelvis tidak dianjurkan karena hasil yang didapatkan tidak terlalu memuaskan serta tidak praktis. Kanker Payudara Deteksi dini kanker payudara adalah dengan melakukan pemeriksaan payudara mandiri (SADARI). Pemeriksaan ini bisa secara rutin dilakukan setiap hari dengan meraba apakah ada benjolan pada payudara.

Pemeriksaan lainnya adalah dengan melakukan mamografi setiap 1 sampai 2 tahun bagi perempuan yang berusia diatas 40 tahun terutama mereka yang memiliki saudara yang pernah menderita kanker payudara. Kanker Usus Besar Pemeriksaan rutin untuk deteksi dini kanker usus besar sebaiknya dilakukan bagi mereka yang telah berusia diatas 50 tahun. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan darah tersamar pada kotoran (occult blood test) dan kolonoskopi setiap sepuluh tahun. Deteksi dini harus dilakukan lebih awal untuk mereka yang dikatakan memiliki resiko tinggi yaitu ada riwayat keluarga yang menderita kanker usus besar. Silakan berdiskusi tentang kesehatan disini : www.medisiana.com

Anda mungkin juga menyukai