Anda di halaman 1dari 11

7. Apakah bisa dicegah ?

Deteksi Dini Kanker Payudara


Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang
berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes ini
dikombinasi.
Cara deteksi dini kanker payudara adalah :
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus kanker
payudara.
Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.
Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.
Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara dapat
dideteksi secara dini hingga 99,5%.
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik SADARI)
Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan
sekali, pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid. Bila wanita
telah menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya
tanggal 10.
SADARI terdiri atas beberapa langkah:
1.Berdiri di depan cermin dengan berbagai posisi: mulai dari berdiri dengan lengan di
kedua sisi tubuh, lalu angkat lengan ke atas kepala. Lanjutkan dengan menekan
kedua tangan di pinggang, lalu gerakkan kedua lengan dan situ ke depan sambil
mengangkat bahu. Perhatikan tanda berikut :
a.Perubahan ukuran atau bentuk payudara
b.Adanya cekungan di kulit
c.Perubahan bentuk puting
d.Adanya nyeri yang terus menerus

2.Berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil di bawah bahu kanan. Letakkan tangan
kanan di bawah kepala. Gunakan ketiga jari tangan kiri untuk memeriksa seluruh
payudara kanan termasuk daerah puting. Periksa mulai dari daerah ketiak, lalu daerah
luar payudara dan melingkar hingga ke daerah puting. Perhatikan tanda berikut:
a.Adanya benjolan di payudara atau di ketiak
b.Daerah yang terasa menebal di payudara
3.Tekan puting dengan lembut untuk melihat adanya cairan atau darah yang keluar.
4.Ulang langkah 2 dan 3 untuk payudara kiri.
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
Wanita pada usia 20-39 tahuin sebaiknya menjalani pemeriksaan klinis payudara oleh
dokter sebagai baigan dari Medical Check Up setidaknya 3 tahun sekali. Setelah usia
40 tahun, pemeriksaan klinis payudara harus dilakukan setidaknya sekali dalam 1
tahun.
Pemeriksaan klinis payudara baik dilakukan sebelum mammografi. Pemeriksaan
klinis ini adalah kesempatan bagi wanita dan dokter untuk berdiskusi tentang
perubahan yang terjadi pada payudara, jenis pemeriksaan untuk deteksi dini, dan
tentang faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan wanita menderita kanker
payudara.
Pemeriksaan Radiologis
Mammografi
Wanita usia 40 tahun atau lebih sebaiknya menjalani pemeriksaan mammografi sekali
setahun selama mereka dalam kondisi sehat.
Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat
memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi.
Dengan mammografi, kanker payudara dapat dideteksi dengan akurasi sampai 90%.
Menggunakan mesin mammografi, payudara akan ditekan oleh dua plat untuk
meratakan dan menyebarkan jaringan. Keadaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak
nyaman, tetapi sangat penting untuk menghasilkan gambar mammogram yang baik
dan dapat dibaca. Penekanan payudara ini hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh
prosedur mammografi untuk satu payudara adalah sekitar 20 menit.

Hasil dari mammografi adalah film (mammogram) yang dapat diinterpretasi oleh
dokter bedah atau dokter ahli radiologi. Perubahan yang dapat terlihat dari
mammogram adalah :
Mikrokalsifikasi yaitu deposit-deposit kecil kalsium dalam jaringan payudara yang
terlihat sebagai titik-titik kecil putih di sekitar jaringan payudara. Mikrokalsifikasi
yang dicurigai sebagai tanda kanker adalan titik-titik yang sangat kecil, dan
berkumpul dalam suatu kelompok (cluster).
Massa yang tampak pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bukan
kanker, tetapi untuk memastikan biasanya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat
berupa massa padat atau kistik (berongga dan berisi cairan).

Ultrasonografi (USG)
USG payudara adalah pemeriksaan payudara menggunakan gelombang suara. USG
dapat membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista. USG biasa digunakan
untuk mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mammogram dan lebih
direkomendasikan pada wanita usia muda (di bawah 30 tahun). Pemeriksaan USG
saja tanpa mammografi tidak direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara.
Tetapi dengan kombinasi USG dan mammografi, kelainan pada payudara dapat
ditentukan dengan lebih akurat.
USG saat ini cukup banyak dilakukan karena tidak bersifat invasif dan tidak semahal
pemeriksaan lainnya. Tetapi, efektifitas pemeriksaan USG sangat tergantung dari
pengalaman dan keahlian operator
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Untuk wanita dengan risiko tinggi kanker payudara, pemeriksaan MRI
direkomendasikan bersama dengan mammografi tahunan. MRI menggunakan magnet
dan gelombang radio untuk memproduksi gambar irisan tubuh. Pemeriksaan MRI
akan jaruh lebih bermanfaat bila menggunakan zat kontras.
MRI merupakan alat deteksi kanker yang lebih sensitif dari mammografi, tetapi MRI
memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi, maksudnya sering muncul gambaran
kelainan payudara yang ternyata bukan kanker. Itu sebabnya MRI tidak

direkomendasikan sebagai alat skrining untuk wanita tanpa risiko tinggi kanker
payudara.
PET Scan
Ini adalah pemeriksaan terbaru yang dapat menggambarkan anatomi dan metabolisme
sel kanker. Zat kontras disuntikkan lewat vena dan akan diserap oleh sel kanker.
Derajat penyerapan zat kontras oleh sel kanker dapat menggambarkan derajat
histologis dan potensi agresivitas tumor. PET Scan tidak direkomendasikan untuk
skrining rutin kanker payudara.
Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan yang akan diperiksa oleh dokter ahli
Patologi Anatomi. Jaringan akan dilihat di bawah mikroskop sehingga dapat
ditentukan ada tidaknya sel kanker.
Terdapat beberapa cara biopsi :
1.Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)
2.Core Biopsy
3.Biopsi Bedah
Fine Needle Aspiration Biopsy / Biopsi Jarum Halus
Biopsi ini menggunakan jarum sebesar jarum suntik biasa dan tidak memerlukan
persiapan khusus. Jaringan diambil menggunakan jarum halus di area tumor.Bila
tumor tidak mudah diraba, maka biopsy jarum halus dapat dilakukan dengan tuntunan
USG atau mammografi.
Pemeriksaan ini mungkin agak nyeri dan dapat menyebabkan memar ringan yang
akan hilang dalam 1-2 hari. Karena jaringan yang diambil hanya sedikit maka ada
kemungkinan sel kanker tidak terambil sehingga tidak terdeteksi.
Pemeriksaan biopsi jarum halus saja memiliki kemungkinan diagnosis meleset 10%.

Core Biopsy
Core Biopsy sangat mirip dengan Biopsi Jarum Halus tetapi menggunakan jarum
yang lebih besar. Dengan bius lokal, dibuat irisan kecil di kulit payudara dan sedikit
jaringan payudara diambil. Pemeriksaan ini dapat menimbulkan nyeri minimal.
Hasil core biopsy adalah jaringan payudara sehingga lebih mudah diidentifikasi

adanya kanker. Beberapa jenis benjolan lebih cocok untuk didiagnosis dengan core
biopsy karena bentuknya.
Hasil pemeriksaan Biopsi Jarum Halus dan Core Biopsy dapat berupa :
- Tidak ada tanda kanker payudara
- Kemungkinan ada tanda kanker payudara, yaitu terdapat sel-sel yang mencurigakan
tetapi belum cukup jelas untuk menegakkan diagnosis. Hasil ini lebih baik
dilanjutkan dengan biopsi bedah untuk mencapai diagnosis akhir.
- Ditemukan sel kanker. Pada kasus ini, wanita akan menjalani biopsi bedah yang
dapat dilakukan dengan pengangkatan seluruh kanker payudara.
Biopsi Bedah
Bila seluruh pemeriksaan tidak menghasilkan diagnosis pasti kanker, maka wanita
akan dirujuk ke dokter bedah untuk menjalani biopsi bedah. Sebaliknya bila hasil
pemeriksaan sebelumnya menunjukkan tanda pasti kanker, biasanya tidak perlu
dilakukan biopsi bedah.
Dokter bedah akan menjelaskan pilihan terapi kepada pasien.
Untuk tumor yang berukuran kecil, biopsi bedah biasanya sekaligus dengan
mengangkat tumor seluruhnya. Dengan begitu, ahli patologi dapat memeriksa dan
lebih meudah menentukan ada tidaknya kanker. Bekas luka biopsi akan dijahit. Hasil
biopsi akan diketahui 5-7 hari setelah operasi.

Sumber Artikel oleh Dr. Denni Joko Purwanto Sp.B(onk)


http://www.omni-hospitals.com/omni_alamsutera/blog_detail.php?id_post=5

Apakah Komplikasi Kanker Payudara ?


Kanker payudara yang telat terdeteksi atau tidak dikelola dengan baik akan menyebar
ke otak, tulang, hati, paru dengan segala kosekuensinya.

Bagaimana Mencegah Kanker Payudara ?


Langkah-langkah yang telah terbukti sangat bermanfaat untuk mencegah terjadinya
kanker payudra ialah :
Pola hidup sehat dengan :

Berolahraga teratur,

Hindari rokok dan alkohol,

Banyak konsumsi sayur buah dan makanan berserat,

Hindari makanan banyak berlemak,

mencegah terjad obesitas.


Pemantauan payudara secara berkala dengan meraba secara mandiri (SADARI

= periksa payudara sendiri).


National cancer Institute menyarankan perempuan diatas 40 tahun melakukan

mamografi tiap 1-2 tahun.

Batasi lama pemakaian HRT.

Lakukan mastektomi preventif untuk mereka yang :

Ada riwayat anggota keluarga menderita kanker payudara,

Ada riwayat cacat gen BRCA-1 dan BRCA-2,

Salah satu kelenjar payudara telah dibuang akibat kanker payudara.


Bagaimana Prognosis (Harapan Hidup) Penderita Kanker Payudara ?
Prognosis kanker payudara sangat tergantung pada stadium kanker saat terdiagnosis.
Makin dini terdeteksi makin tinggi angka harapan hidup (five year survival rate),
dengan komplikasi dan cacat yang makin minimal.

Stadium kanker

Five year survival rate

88 %

II

75 80 %

III

50 70 %

IV

< 15 %

http://dokita.co/blog/kanker-payudara/

Menurut Prof. Dr. Zubairi Djoerban, KHOM., Professor of Internal Medicine, di


Divisi Hematology Medical Oncology di Universitas Indonesia, di berbagai negara,
termasuk di Indonesia, kecenderungan seorang wanita untuk mendapati benjolan pada
payudaranya cukup sering. Dan gejalanya juga beragam, bisa tidak terasa apapun
hingga rasa nyeri yang menusuk-nusuk. Jadi apa sebenarnya benjolan pada payudara?
Prof. Zubairi menjelaskan bahwa benjolan pada payudara bisa dibagi dua: kanker dan
bukan kanker. Benjolan yang bukan kanker itu sendiri terbagi lagi menjadi tumor dan
bukan tumor. Tumor itu sendiri masih terbagi lagi:
1. Kista sederhana adalah kantung berisi cairan yang dapat membesar dan
nyeri (umumnya sebelum menstruasi) dan sering terjadi pada wanita usia
produktif yang masih mengalami menstruasi.
2. Fibrokistik payudara bisa terjadi karena pertumbuhan berlebihan
jaringan ikat payudara yang dapat teraba sebagai benjolan. Selain pada
jaringan ikat, juga bisa terbentuk banyak kantung cairan (kista) yang
umumnya bersifat jinak.
3. Fibroadenoma mamma merupakan tumor jinak payudara yang teraba
sebagai benjolan licin yang kenyal seperti karet dan mudah digerakkan,
umum dijumpai pada wanita yang belum mengalami menopause.
4. Papiloma adalah tumor jinak kecil yang tumbuh di saluran kelenjar susu.
Jika seseorang menderita papiloma, payudara dapat mengeluarkan cairan
bening kemerahan dikarenakan bercampur darah.

Dalam ilmu kedokteran, yang dimaksud dengan tumor adalah semua penumbuhan
jaringan yang berlebihan dan membentuk penumpukan massa pada bagian tubuh
manapun, bisa jinak maupun ganas. Tumor ganas disebut kanker. Sedangkan kista
adalah tumor yang berupa kantung berisi cairan. Jadi kista bisa disebut sebagai tumor
jinak. Pada sebagian besar kasus kista payudara, tidak cenderung menjadi kanker.
Tapi Anda memang harus sering melakukan periksa payudara sendiri secara berkala
dan kontrol ke dokter setiap 6 bulan hingga 1 tahun sekali, kata Zubairi.
Perlukah operasi pengangkatan kista?
Kista yang terasa amat nyeri atau membesar dengan cepat memang biasanya akan
disarankan untuk dioperasi agar rasa sakitnya hilang. Namun, tidak menjamin kista
tidak akan tumbuh kembali. Jika Anda masih mengalami siklus menstruasi, maka
fluktuasi hormon juga akan terus terjadi, yang bisa membuat pembuluh payudara
membesar dan membentuk kista. Itu sebabnya dalam kasus Fili maupun Indah,
keduanya kembali menemukan kista meski sebelumnya sudah dinyatakan bersih dari
kista setelah dioperasi. Meski demikian, tidak semua kista pada payudara harus
dioperasi. Prof. Zubairi mengatakan bahwa langkah pertama penanganan kista adalah
dengan melakukan evaluasi. Bisa dengan melakukan USG atau dengan aspirasi
jarum halus, atau dengan mammografi, paparnya. USG atau Ultrasonografi serta
aspirasi (mengosongkan cairan yang ada di dalam kista dengan jarum halus)
diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Prosedur operasi hanya akan
dilakukan ketika diketahui bahwa cairan yang ada di dalam kista berisi darah, atau
jika kista bertambah banyak dalam jangka waktu tidak terlalu lama, dan jika setelah
dilakukan aspirasi, kista tidak juga menghilang.
Merawat Payudara
Periksa payudara sendiri (atau sering disingkat menjadi jargon SADARI) sangat
penting untuk mendeteksi dini adanya abnormalitas pada payudara Anda. Idealnya,
pemeriksaan dilakukan sekitar satu minggu setelah Anda menstruasi. Perubahan
fibrokistis payudara umumnya akan terasa tidak beraturan bentuk dan bisa bergerak
ketika ditekan, Anda juga mungkin menemukan lebih dari satu benjolan. Sementara
benjolan tumor ganas umumnya terasa keras, padat, dan tidak bergerak jika Anda

tekan. Segera periksakan ke dokter jika Anda menemukan ada benjolan yang terlihat
aneh.
Meski perubahan fibrokistis payudara adalah hal normal yang umumnya bisa hilang
sendiri tanpa pengobatan, Anda bisa mengurangi rasa nyeri yang timbul melalui
berbagai hal dibawah, tentunya setelah berkonsultasi dengan dokter:

Bicarakan dengan dokter mengenai kemungkinan memakai pil KB untuk


mengatur kadar hormon pada tubuh Anda.

Kurangi konsumsi kafein yang ada pada kopi, minuman soda, teh jenis
tertentu, dan coklat.

Mengonsumsi vitamin E juga bisa membantu mengurangi masalah kista


jamak. Meski demikian, Prof. Zubairi mengingatkan Anda untuk tidak
mengonsumsi vitamin E terlalu banyak. Dosis yang dianjurkan tidak lebih dari
600mg per hari.

Gunakan bra yang tepat, atau pakai sport bra yang bisa menyangga
payudara Anda dengan baik. Menjelang tidur, pilih bra yang nyaman dipakai.

Kompres air hangat pada payudara bisa membantu mengatasi nyeri


payudara.

Jika Anda baru saja melahirkan, menyusui ASI adalah cara terbaik
mengosongkan payudara sehingga mencegah penyumbatan pembuluh
payudara.

http://parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=solution&id=299
1. Apa penyebab benjolan pada payudara
Benjolan tak selalu jadi pertanda tumor atau kanker payudara. Ahli dari Cleveland
Clinic Taussig Cancer Institute memberitahu bagaimana cara mudah mengenali
benjolan di payudara, seperti dilansir Health.com.
Tapi, ini sebagai langkah awal saja. Untuk mengetahui apakah itu berbahaya atau
tidak tetap dibutuhkan pemeriksaan medis.
1. Kumpulan benjolan
Saat dipegang, terasa lembut, seperti kumpulan buah anggur. Ketika ditekan terasa

agak sakit dan saat disentuh ukurannya bisa kecil bisa besar. Ini bisa jadi kista atau
kantung berisi cairan alami.
Penyebabnya adalah perubahan hormon menjelang menstruasi. Sebanyak 30 persen
wanita berusia antara 35 hingga 50 mengalami hal ini. Sebaiknya periksakan diri ke
dokter untuk melihat isi cairan dalam benjolan tersebut.
2. Cairan
Payudara terasa kencang dan keluar cairan dari kedua puting seperti susu. Bisa jadi ini
pertanda kehamilan, atau Anda tidak hamil tapi mengalami masalah hormon. Bisa
juga akibat konsumsi pil kontrasepsi. Segera periksakan diri ke dokter.
3. Benjolan lembut
Saat dipegang terasa lembut, ukurannya sekitar satu hingga empat inci. Bisa ada di
kedua payudara atau salah satu dan muncul sebelum haid. Penyebabnya kemungkinan
perubahan fibrokistik.
Hal ini terjadi karena fluktuasi hormon estrogen dan progesteron, yang dapat
mengentalkan jaringan payudara. Hal ini terjadi pada lebih dari 50 persen wanita dan
sering datang dan pergi sampai menopause.
Jika disertai benjolan muncul disertai rasa sakit Anda bisa mengonsumsi
acetaminophen atau ibuprofen. Kenakan juga bra yang nyaman dan berbahan lembut.
Kurangi konsumsi makanan berlemak dan kafein akan sangat membantu mengurangi
rasa sakit. Jika tak kunjung hilang, segera periksa ke dokter.
4. Benjolan keras
Benjolan terasa keras dan padat, saat ditekan memiliki sisi yang tidak teratur atau
bergerigi. Saat dipegang seperti tak mau bergerak atau ketika ditekan bentuknya tetap.
Ini bisa jadi tumor atau kanker.
Jika keluarga ada yang pernah mengalami kanker payudara, segera lakukan
pemeriksaan mammogram. Konsultasilah dengan dokter dan jangan ditunda.

http://life.viva.co.id/news/read/361378-kenali-penyebab-benjolan-di-payudara

Anda mungkin juga menyukai