Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Nur Fitrah Kelas : WSBM 22 (Hubungan Internasional)

Nim : E061201007

Definisi dan Karakteristik Masyarakat Maritim

Masyarakat maritim, yang terdiri dari dua buah kata yang memiliki maknatersendiri. Maritim
yang merupakan segala aktivitas pelayaran danperniagaan/perdagangan yang berhubungan
dengan kelautan atau disebut pelayaranniaga. Sedangkan masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang secara relatif mandiri,cukup lama hidup bersama, mendiami suatu wilayah
tertentu, memiliki kebudayaan yangsama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya di dalam
kelompok tersebut ( Hortonet. Al,1991).

Masyarakat dalam KBBI berarti sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh
suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. MacQueen et al. (2001) menyimpulkan terdapat
lima elemen dalam suatu masyarakat yakni: a) Lokasi sebagai entitas geografis; b) Kepentingan
bersama; c) Tindakan kolektif berdasar koherensi identitas; d) ikatan sosial atau kohesi sosial;
dan e) memiliki keragaman. Berdasarkan karakteristiknya, masyarakat di wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil terbagi menjadi tiga yaitu masyarakat hukum adat, masyarakat lokal, dan
masyarakat tradisional sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 UU No. 27/2007 jo. UU No. 1/2014
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Masyarakat hukum adat (MHA) adalah sekelompok orang yang secara turun-temurun


bermukim di wilayah geografis tertentu di Negara Kesatuan Republik Indonesia karena adanya
ikatan pada asal usul leluhur, hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah, sumber daya alam,
memiliki pranata pemerintahan adat, dan tatanan hukum adat di wilayah adatnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Masyarakat lokal adalah kelompok Masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari-hari


berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum, tetapi tidak
sepenuhnya bergantung pada Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil tertentu. Berbeda dari
MHA, masyarakat lokal tidak memiliki pranata pemerintahan adat secara turun -temurun
diterapkan berdasarkan nilai-nilai adat dan asal-usulnya. Kata “lokal” sendiri menegaskan bahwa
batasan spasial atau lokasi geografis merupakan entitas utama masyarakat ini.
Masyarakat tradisional adalah masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui hak
tradisionalnya dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di
daerah tertentu yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum laut
internasional.

Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersamasamamendiami wilayah


pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yangterkait dengan ketergantungannya
pada pemanfaatan sumberdaya pesisir (Satria,2004). Tentu masyarakat pesisir tidak saja nelayan,
melainkan juga pembudidayaikan, pengolah ikan bahkan pedagang ikan. Masyarakat pesisir pada
umumnyasebagian besar penduduknya bermatapencaharian di sektor pemanfaatan
sumberdayakelautan (marine resource based), seperti nelayan, pembudidaya ikan,
penambanganpasir dan transportasi laut.

Pertama masyarakat pantai tersebut menggantungkan mataa pencahariannyadari eksploitasi laut.


Artinya bahwa mereka hidup dari sumber daya dan alam ynagmasih berlimpah di dekat sekitar
pantai. Dalam perkembangannya, hasil sumberdaya laut yang antara lain dari hasil ikan, kerang
dan sebagaainya.

Kedua ciri khasyang menonjol masyarakat maritim adalah sifat keterbukaan dalam menerima
unsur-unsur dari luar. Sebagai contoh berkembangnya agama Islam pada abad ke-15 danke-16 di
Indonesia atau Nusantara, adalah melalui daerah-daerah atau kota-kotapelabuhan seperti
Samudra Pasai, Aceh, Malaka, Demak, Gresik, Tuban dan lain-lain.

Ketiga dalam hal religi yang berorientasi kepada kepercayaan adanya dunia rohdan lebih khusus
lagi penghormatan kepada roh nenek moyang mereka. Padamasyarakat pantai, terutama
masyarakat nelayan atau pelaut, upacara-upacarasemacam itu juga ditujukan kepada tokoh-tokoh
mistis penjaga laut, seperti RatuPantai Selatan dan Pantai Utara, agar mereka diberi keselamatan
dalam menjalankanpekerjaan sebagai nelayan atau pelaut.

Keempat ciri masyarakat penduduk pantaisuka melakukan hubungan interaksional dengan


penduduk pantai lainnya maupun terhadap masyarakat pedalaman. Kalau masyarakat pantai
dengan masyarakat pantailainnya yaitu dalam bentuk perdagangan dan pelayaran. Sedangkan
denganmasyarakat pedalaman yaitu dengan tukar-menukar hasil laut dengan bahanmakanan
pokok seperti beras.
Sumber :

Sastrawidjaja. 2006. Serba-Serbi Masyarakat Maritim. Jakarta. Tim Pengajar WSBM. 2012.
Wawasan Sosial Budaya Maritim (WSBM).

Prasetyo, Wahyu. 2010. Sosialogi Masyarakat Pesisir

https://kkp.go.id/djprl/p4k/artikel/19048-karakteristik-masyarakat-pesisir-dan-pulau-pulau-
kecil

Anda mungkin juga menyukai