Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Kearifan Lokal
masyarakat Pesisir Sebagai Pengatur Sistem Perikanan Untuk Melestarikan
Ekositem Laut.
Makalah ini berisikan tentang informasi Kearifan local masyarakat pesisir
diberbagai daerah. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang sistem Sosial yang ada di masyarakat pesisir.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik informasi
yang didapat kuarang akurat, kesalahan pengetikan dan lain sebagainya, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak dan berbagai
sumber informasi yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir.
BAB I
PENDAHULUAN
1.2Tujuan.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui seperti apa kearifan
lokal terutama dalam kaitanya dengan sistem pengoalhan perikanan dan
perananya dalam menjaga ekosistem laut. Sehingga dengan pembentukan makalah
ini diharapkan akan mampu menjelaskan tentang sistem sosial masyarakat pesisr
yang memiliki suatu aturan sendiri dalam mempertahankan kearifan lokal yang
dimiliki.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
setiap
rencana
21. perairan laut akibat aktivitas nelayan yang menggunakan alat tangkap yang
tidak ramah lingkungan serta menghindari konflik yang menimbulkan
kerugian dipihak nelayan kecil, yang disebabkan oleh beroperasinya alat
tangkap skala besar yang mampu menangkapikan dalam jumlah besar di
zona 3 mil.
22.
23. Awig Awig Sebai Pengatur Sistem Perikanan Berkelanjutan
24. Dalam pelaksanaanya Awig awig bisa dikatakan sebagai sistem hukum
adat yang lebih kuat kedudukanya dibandingkan hukum Negara. Karena
dalam penegakannya semua unsur masyrakat ikut ambil bagian dalam
pengawasan pelaksanaanya, masyarakat tidak merasa terpaksa dengan
aturan tersebut karena memang hukum yang diterapkan di angkat
berdasarkan atas kesadaran, kesepakatan dan kemauan masyarakat
setempat. Awig awig berperan dalam pengolahan sistem perikanan
berkelanjutan karena berperan dalam menjaga Ekosistem Laut. Hal hal
yang di atur oleh awig awig seperti: tidak boleh menebang hutan bakau,
merusak terumbu karang, menggunakan alat tangkap yang merusak,
menggunakan sianida, dan larangan melakukan kegiatan perikanan pada
wilayah yang telah di tetapkan.
25.
26. Sangsi Bagi Pelangar Awaig Awig
27. pelaksanaan
awig-awig
ditegakkan
secara
tegas
oleh
Lembaga
emosional
masyarakat
Bajo dengan
sumberdaya
laut
45. Pantangan itu, antara lain dilarang membuang ke perairan laut seperti, air
cucian teripang, arang kayu atau abu dapur, puntung dan abu rokok, air
cabai, jahe dan air perasan jeruk, dan larangan mencuci alat memasak
(wajan) di perairan laut.
46.
47. Kedekatan masyarakat Bajo dengan laut dan pesisir memungkinkan
mereka memiliki berbagai pengetahuan lokal tentang gejala-gejala alam.
Di tengah kerusakan atmosfer bumi, ada gejala alam dan tanda-tanda
atmosfer yang masih digunakan masyarakat Bajo saat melaut.
48.
49. Perairan terumbu karang dikenal dari gejala-gejala seperti, permukaan laut
sekitar cukup tenang, arus kurang kencang, banyak buih atau busa putih
dan bau anyir, dan ketika dayung perahu berdesir saat berperahu. Gugusan
karang dapat dikenal dari kilauan cahaya bulan pada malam hari. Peralihan
pasang surut alir laut pada siang hari, ketika burung elang turun mendekati
permukaan air laut pertanda air mulai surut.
50.
51.
52. Sasi Kearifan Lokal Masyarakat Seram Utara Barat
53.
54. Latar Belakang Kearifan Lokal Masyarakat Seram Utara Barat
55. Kearifan lokal dalam bentuk sasi merupakan sebuah peraturan adat yang
ditetapkan oleh masyarakat Maluku dengan tujuan menjaga, melindung,
dan melestarikan semua potensi sumberdaya alam dalam jangka panjang.
Masyarakat adat Seram Utara Barat memiliki kearifan lokal dalam
mengelola semua potensi sumberdaya alam baik di darat maupun di laut
yang dinamakan Sasi , di darat dinamakan sasi kebun atau dusun, di
laut dinamakan sasi meti. Sasi merupakan aturan adat yang melarang
pengambilan atau pemanfaatan hasil laut atau hasil kebun pada periode
tertentu sebagai upaya perlindungan terhadap nilai ekologis dan jenis
potensi yang dimiliki. Larangan ini akan dicabut oleh Raja Negeri atau
Latupati (di tingkat Kecamatan) yang menandai masa panen atau biasa
disebut buka sasi. Setiap wilayah sasi memiliki petuanan, jika sasi
diperlakukan di pesisir, maka wilayahnya mencakup ekosistem mangrove,
padang lamun, estuari, dan terumbu karang sedangkan sasi laut meliputi
wilayah petuanan Negeri masing-masing. Sasi meti diberlakukan untuk
menjaga dan memelihara jenis potensi yang bernilai ekonomis diantaranya
ikan, teripang, siput, kerang, udang, kepiting, cumi dan penyu sedangkan
sasi laut dikhususkan untuk jenis ikan ekonomis penting. Sistem sasi telah
diterapkan oleh masyarakat adat Seram Utara Barat sejak datuk-datuk
(leluhur) dan diwariskan ke anak cucu sampai saat ini. Sasi memiliki
aturan dan konsukuensi tertentu jika masyarakat yang melanggarnya akan
dikenakan
sanksi/hukuman
adat
dalam
bentuk
denda
sesuai
dengan menggunakan bahan peledak, zat kimia beracun, bore (akar tanaman
beracun yang diperas).
61.
3. Setiap orang atau kelompok dilarang merusak terumbu karang, biota laut,
menebang pohon dan mangambil kayu dari ekosistem pesisir, menggunakan
perahu bermesin melintasi kawasan padang lamun dan terumbu karang.
62.
63. Sanksi Atau Hukuman Adat
64. Sanksi atau hukuman adat yang diberikan kepada masyarakat yang telah
melanggar ketentuan/peraturan sasi yaitu:
65.
1. Sanksi pidana yaitu dalam bentuk denda adat, pembayaran ganti rugi,
pengembalian seluruh jenis potensi/barang yang peroleh, disuruh kerja
bakti /pembersihan di Balai Negeri, Kantor Negeri, Baileo/Rumah Adat,
Gereja/Mesjid dan sarana umum lainnya, dipukul/dicambuk dengan rotan
oleh kepada adat/Raja.
66.
2. Sanksi moral dimana pelaku disuruh berjalan mengelilingi Negeri sebanyak
yang ditentukan sambil membawa jenis potensi laut yang diambil itu dengan
berteriak berulang kali dan mengucapkan kalimat Jang Pancuri Macam Beta
(sambil mengangkat barang itu tinggi-tinggi) dan mengucapkan lagi Ini
Beta Pancuri Barang Sasi
67.
3. Sanksi yang bersifat magis religius (semacam upacara adat). Pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut oleh masyarakat Seram Utara Barat melalui
pemberdayaan kearifan lokal merupakan tindakan yang secara langsung
melestarikan sumberdaya alam yang berada pada kawasan pesisir dan laut
sehingga nilai dan fungsi ekologis dari ekosistem tetap terjaga.
68.
69. Keputusan
Berkelanjutan
Mengenai
Pemanfaatan
Sumberdaya
Secara
70. Melalui metode ini masyarakat secara langsung diberikan hak, wewenang,
tanggungjawab untuk bekerja, berpikir, dan berkeputusan dalam
menentukan maksud, tujuan, sasaran dengan target yang akan dicapai oleh
setiap kelompok berdasarkan hasil identifikasi seluruh kebutuhan,
keinginan serta aspirasi mereka. Masyarakat dijadikan subjek dalam setiap
program pemberdayaan, masyarakat mengambil peran lebih besar dalam
mengelola dan memanfaatkan potensi ini.
76.
Anonim. 2014. Kearifan Suku Bajo Menjaga Kelestarian Pesisir dan Laut
http://www.mongabay.co.id. Diakses tanggal 2 April 2016 pukul 14.35 WIB
77.
78.
82.