Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

INTEGRASI NASIONAL

OLEH

KELOMPOK 2

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS & TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
Nama anggota kelompok 2:

Maria Magdalena Sabu Bali (1906030001)

Dionisius Alfonso Seran (1906030001)

Nadia Mardinensi Padjodjang (1906030022)

Maria Yesenia Deanova Leonis (1906030012)

Gracia M. Obhetan (1906030015)

Yosef Dennyfansius Belawa Teluma (1906030021)

Try Putri Windy Lusi (1906030011)

Arnold Ndun (1906030019)

Timotius Gregorius Sadipun (1906030025)

Ulfatul Ikhwani Ninik Purtini Putri (1906030023)

Yosafat Ngongo (1906030027)

Savio Plea (1706030075)

Wilibrodus Mone (1906030017)

Berdie Asjulansi Boimau (1906030013)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Integrasi
Naional”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena adanya
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh Karena itu, semua kritik
dan saran yang bersifat menbangun akan kami terima dengan senang hati. Kami
berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Kupang, 26 April 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………. i

DAFTAR ISI………………………………………………………… ii

BAB I………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………. 1

1.3 Tujuan………………………………………………………… 2

BAB II……………………………………………………………….. 3

2.1 Pengertian Integrasi Nasional……………………………….. 3

2.2 Pentingnya Integrasi Nasional………………………………. 4

2.3 Pluralitas Masyarakat Indonesia…………………………….. 5

2.4 Potensi Konflik Dalam Masyarakat Indonesia……………… 9

2.5 Strategi Indonesia…………………………………………….. 10

2.6 Integrasi Nasional Indonesia………………………………… 12

BAB III………………………………………………………………. 15

3.1 Kesimpulan…………………………………………………… 15

3.2 Saran…………………………………………………………... 15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir
semua negara, terutama negara-negara yang usianya masih relatif muda, termasuk
Indonesia.Hal ini disebabkan karena mendirikan negara berarti menyatukan
orang-orang dengan segala perbedaan yang ada menjadi satu entitas kebangsaan
yang baru menyertai berdirinya negara tersebut.Begitu juga negara Indonesia yang
usianya masih relatif muda. Sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang
negara Indonesia masih menghadapi persoalan bagaimana menyatukan penduduk
Indonesia yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam suku, memeluk agama
yang berbeda-beda, berbahasa dengan bahasa daerah yang beranekaragam, serta
memiliki kebudayaan daerah yang berbeda satu sama lain, untuk menjadi satu
entitas baru yang dinamakan bangsa Indonesia. Pengalaman menunjukkan
bahwa dalam perjalanan membangun kehidupan bernegara ini, kita masih sering
dihadapkan pada kenyataan adanya konflik atar kelompok dalam masyarakat, baik
konflik yang berlatarbelakang kesukuan, konflik antar pemeluk agama, konflik
karena kesalahpahaman budaya, dan semacamnya.. Walaupun harus juga disadari
bahwa integrasi nasional dalam arti sepenuhnya tidak mungkin diwujudkan, dan
konflik di antara sesama warga bangsa tidak dapat dihilangkan sama sekali.
Oleh Karena itu makalah ini dibuat agar pembaca dapat memahami kondisi
masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai macam perbedaan dan upaya
mewujudkan integrasi nasional dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-
perbedaan yang ada.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu integrasi nasional?
2. Apa pentingnya integrasi nasional?
3. Apa yang dimaksud dengan pluralitas?
4. Apa saja potensi konflik dalam masyarakat Indonesia?
5. Apa saja stategi dalam berintegrasi?

1
6. Apa saja dimensi integrasi dan bagaimana sikap yang perlu ditanamkan
dalam berintegrasi
1.3. Tujuan
1. Untuk memperoleh nilai tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
2. Untuk lebih memahami pentinganya berbagai upaya saling menghargai
dalam perbedaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional


Integrasi nasional terdiri dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), integrasi memiliki arti pembaruan sampai
menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Sedangkan nasional berarti
bangsa.Jadi, integrasi nasional adalah proses persatuan wilayah yang didalamya
terdapat sebuah perbedaan.
Jika dilihat dalam makna politis, integrasi nasional adalah sebuah penyatuan
berbagai kelompok social dan budaya ke dalam kesatuan wilayah nasional yang
akan membentuk sebuah identitas nasional. Secara antropologi, integrasi nasional
adalah sebuah proses penyelesaian dengan unsur-unsur kebudayaan yang berbeda,
sehingga akan mencapai suatu keselarasan fungsi yang ada di dalam kehidupan
masyarakat.
Berikut pengertian integrasi nasional menurut para ahli:
1. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Integrasi nasional adalah proses penyatuan sebuah bangsa yang meliputi
seluruh aspek kehidupan, yaitu aspek politik, social, ekonomi, serta
budaya.
2. Howard Wriggins
Integrasi nasional merupakan penyatuan bagian yang terpisah dari
masyarakat menjadi kesatuan/keseluruhan yang lebih utuh atau
memadukan seluruh masyarakat kecil yang jumlahnya banyak menjadi
satu kesatuan bangsa.
3. Myron Weiner
Integrasi nasional merupakan proses dari bermacam kelompok social dan
budaya ke dalam satu wilayah, dalam membentuk identitas nasional.
4. J. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional merupakan cara bagaimana kelestarian dalam persatuan
nasional dalam arti luas bias didamaikan dengan hak dalam menentukan
nasib sendiri.

3
5. Safroedin Bhar
Integrasi nasional mempunyai arti membuat atau menyempurnakan
dengan jalan menyatukan bermacam unsur-unsur bangsa yang awalnya
terpisah-pisah.

2.2 Pentingnya Integrasi Nasional


Integrasi nasonal sangat diperlukan dalam membangun kejayaan nasional
demi tercapainya tujuan dan cita-cita bangsa. Masyarakat yang terintegrasi dengan
baik merupakan harapan bagi setiap Negara.Pasalnya, dalam masyarakat,
disamping terdapat potensi inttegrasi, terdapat pula potensi konflik atau
pertentangan.

Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerjasama, serta konsensus tentang


nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupan potensi yang mengintegrasikan.
Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat seperti perbedaan
suku, perbedaan agama, perbedaan

budaya, dan perbedaan kepentingan adalah menyimpan potensi konflik,


terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan cara
dan sikap yang tepat.
Ketika masyarakat suatu negara senantiasa diwarnai oleh pertentangan
atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik
materiil seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran,
cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Di sisi lain
banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara, yangmestinya dapat
digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat,
harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian
negara yang senantiasa diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk
mewujudkan kemajuan.

4
2.3. Pluralitas Masyarakat Indonesia

Pluralitas adalah keberagaman atau kemajemukan yang terdapat dalam


suatu bangsa atau masyarakat Indonesia yang mendorong tumbuhnya persatuan
dan kesatuan. Keberagaman ini di Indonesia dapat kita lihat dari keanekaragaman
suku bangsa , agama, ras, etnik, bahasa, adat dan budaya.

Semboyan Bhineka Tunggal Ika begitu kental tersemat dalam kehidupan


masyarakat Indonesia.Hal ini merujuk pada kehidupan masyarakatnya yang multi
etnis dan tersebar dari Sabang hingga Merauke.Secara geografis, Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak ragam suku, ras bahasa dan
agama atau disebut juga dengan pluralitas.

Pluralitas menjadi sebuah realita dan mesti diterima sebagai kekayaan


nasional bangsa Indonesia.Belajar tentang pluralitas di Indonesia berarti belajar
tentang kemajemukan masyarakat yang terdiri dari keragaman suku bangsa,
agama, ras, pekerjaan, dan lainnya yang tentunya memiliki perbedaan dan
berbagai permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat di Indonesia.

A. Perbedaan Agama

Terdapat beberapa agama dan banyak aliran kepercayaan yang diakui di


Indonesia, sehingga menjadi hal yang lumrah jika melihat upacara sembahyang
yang berbeda-beda.Ada 6 agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam, Katolik,
Kristen Protestan, Buddha, Hindu, dan Konghucu.Selain itu ada aliran
kepercayaan seperti kejawen yang dianut masyarakat Jawa.Setiap agama memiliki
ajaran dan peninggalan yang berbeda-beda untuk umatnya. Agama Hindu dan
Buddha meninggalkan berupa patung dan relief pada dinding Candi, sedangkan
pada masa perkembangan Islam di Indonesia hasil seni berganti dari relief –
patung menjadi seni kaligrafi dan masjid

5
B. Perbedaan Budaya

Pluralitas di Indonesia bisa ditemui juga dalam kebudayaan. Budaya sendiri bisa
diartikan sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku dan pengetahuan atau
keterampilan yang diwariskan secara turun temurun dan dimiliki oleh sekelompok
masyarakat tertentu. Melalui budaya itu sendiri akan menimbulkan kekhasan yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Menurut sosiolog J.J Hoenigman
terdapat 3 wujud budaya yaitu gagasan, tindakan, dan karya.

 Gagasan
Gagasan di dalam budaya dapat berupa ide, nilai, peraturan, maupun norma yang
bersifat tidak dapat disentuh atau diraba, dimana gagasan tersebut terdapat pada
pikiran manusia itu sendiri. Kebudayaan yang berwujud gagasan contohnya
adalah norma yang berlaku di lingkungan sekitar, tidak tertulis tetapi ditaati oleh
masyarakat.
 Tindakan/ Aktivitas
Tindakan/ Aktivitas kebudayaan dapat berupa perayaan rutin masyarakat
tertentu.Aktivitas kebudayaan bersifat nyata, terjadi di kehidupan sehari-hari dan
dapat diamati oleh manusia.Contohnya, dalam masyarakat Jawa ada kegiatan
mitoni atau selamatan 7 bulan kehamilan dari anak pertama.

 Karya

Kebudayaan yang berwujud karya merupakan kebudayaan fisik sebagai hasil


dari tindakan manusia.Wujud kebudayaan ini berupa benda-benda yang dapat
dilihat, diraba, dan didokumentasikan.

C. Perbedaan Suku Bangsa


Pluralitas juga ditemukan lewat banyaknya suku bangsa di Indonesia, yakni
berjumlah lebih dari 300 kelompok.Populasi tertinggi sendiri adalah suku
Jawa.Suku ini tidak hanya tinggal di pulau Jawa tetapi juga banyak yang

6
melakukan transmigrasi ke pulau di Nusantara serta bahkan tidak sedikit juga
yang tersebar di luar negeri.

D. Perbedaan Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan manusia untuk


memenuhi kebutuhannya, karena manusia sangat membutuhkan jasa orang lain
melalui pekerjaan yang dilakukannya. Pekerjaan dikelompokan menajdi dua yaitu
pekerjaan sektor formal dan pekerjaan sektor non formal.Untuk pekerjaan sektor
formal terikat dengan suatu sistem yang berlaku baik dari sisi swasta maupun
pemerintah, seperti perusahaan, guru, dan pegawai negeri sipil (PNS).Sedangkan
pekerjaan non formal contohnya seperti pedagang, petani, dan wiraswasta.

E. Peran dan Fungsi Keragaman Suatu Budaya

Adapun fungsi dari keragaman budaya dalam konteks pembangunan


nasional antara lain sebagai daya tarik bangsa asing, mengembangkan kebudayaan
nasional, tertanamnya sikap toleransi, saling melengkapi hasil budaya, dan
mendorong inovasi kebudayaan.

Pluralitas adalah paham atas keberagaman untuk dapat hidup secara toleran


ditengah-tengah masyarakat.Masyarakat di sini merupakan masyarakat yang
majemuk baik secara budaya, agama, bahasa, politik, dan sebgainya.Pluralitas
disebut juga dengan pluralisme.

 Mohammad  Shofan
Pluralisme adalah upaya untuk membangun kesadaran normatif teologis dan
kesadaran sosial.
 Syamsul Maa’arif
Menurut Syamsul Maa’rif, pluralisme merupakan suatu sikap saling
memahami, dan menghormati adanya perbedaan demi
tercapainyakerukunan antar umat beragama.

7
 Webster
Pluralisme adalah keadaan sosial yang hadir dalam beragam etnis, agama,
ras dan etnis yang mempertahankan tradisi berpartisipasi dalam masyarakat.
Keadaan seperti ini kemudian menciptakan sebuah pola masyarakat yang
hidup saling berdampingan dalam keberagaman yang ada.
 Anton M. Moeliono
Pluralisme merupakan suatu hal yang memberikan makna jamak dari segi
kebudayaan yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat. Rasa hormat akan
nilai kebudayaan lainnya dan sikap saling menghargai merupakan dasar
landasan terciptanya plurarisme.
 Santrock
Santrock menyatakan bahwa Santrock adalah penerimaan tiap individu
yang berpendapat bahwa perbedaan budaya haruslah dipertahankan dan
dihargai keberadaannya

1. Sikap pluralitas

Sikap yang mencerminkan pluralitas antara lain sebagai berikut:

 Hidup dalam Perbedaan (Sikap Toleransi/Tasamuh)


Sikap menerima orang lain yang berbeda secara pemandangan tentang jalan
hidup secara pribadi kita.
 Saling Menghargai
Mendudukkan semua manusia dalam relasi kesetaraan, tidak ada yang lebih
tinggi ataupun lebih rendah.
 Sikap saling percaya
Rasa saling percaya adalah salah satu unsur terpenting dalam menjalani
hubungan antar sesama manusia dalam suatu kultural atau pun masyarakat.
 Interdependen(sikap salingmembutuhkan/saling ketergantungan)
Manusia adalah makhluk sosial (homo socius), antara satu dengan yang
lainnya adalah saling membutuhkan dan saling melengkapi.

8
2. Contoh dari sikap pluaralitas

Contoh dari penerapan sikap pluralitas dalam dilakukan seperti hal berikut ini.

 Sebuah perusahaan yg menampung masyarakat yg mempunyai suku,ras,dan


agama yg berbeda beda

 Empat rumah ibadah yg dibangun berdampingan di Dukuh Kalipuru,


Kendal, Jawa Tengah menjadi contoh kecil pluralitas masyarakat Indonesia
yg begitu tinggi.

 Masyarakat bali yang mayoritas beragama Hindu dapat hidup


berdampingan dengan masyarakat pndatang yang hidup di Bali yang
notabene beragama di luar Hindu.

 Membantu orang lain saat mengalami kecelakaan maupu menjadi korban


bencana alam.

 Kebersamaan dalam kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan


sekitar.

3. Dampak adanya sikap pluralitas

Akibat secara langsung dan tidak langsung dari adanya sikap pluralitas akan
memberi manfaat antara lain sebagai berikut:  

 Munculnya sikap saling menghargai.

 Toleransi dimana-mana.

 Menciptakan masyarakat yang majemuk,dsb

2.4. Potensi Konflik Dalam Masyarakat Indonesia

Dengan kondisi masyarakat Indonesia yang diwarai oleh


berbagaiKeanekaragaman, harus disadari bahwa masyarakat Indonesia
menyimpan. Potensi konflik yang cukup besar, baik konflik yang bersifat
vertikal maupunbersifat horizontal Konflik vertikal di sini dimaksudkan
sebagai konflik antarapemerintah dengan rakyat, termasuk di dalamnya adalah

9
konflik antarapemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Sedangkan konflik
horizontaladalah konflik antarwarga masyarakat atau antarkelompok yang
terdapatdalam masyarakat.Dalam dimensi vertikal sepanjang sejarah sejak
proklamasiIndonesia hampir tidak pernah lepas dari gejolak kedaerahan berupa
tuntutanuntuk memisahkan diri. Kasus Aceh, Papun, Ambon merupakan
konflik yangbersifat vertikal yang bertujuan untuk memisahkan diri dariNegara
Kesatuan Republik Indonesia kasus-kasus tersebut merupakanPerwujudan
konflik antaramasyarakat daerah dengan otoritas kekuasaan yang ada di pusat.
Konfliktersebut merupakan ekspresi ketidakpuasan terhadap kebijakan
pemerintahpusat yang diberlakukan di daerah. Di samping itu juga adanya
kepentingankepentingan tertentu dari masyarakat yang ada di daerah.

2.5. Strategi Integrasi

Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang mantap


ada beberapa strategi yang mungkin ditempuh, yaitu:
1. Stategi Asilmilasi
2. Strategi Akulturasi
3. Strategi Pluralis

1. Strategi Asimilasi
Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut
maka masing-masing unsur budaya melebur menjadi satu sehingga dalam
kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi identitas masing-masing budaya
pembentuknya. Ketika asimilasi ini menjadi sebuah strategi integrasi nasional,
berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan
agar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi
satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya lokal.
Dengan strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi
nasional dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya
lokal dalam masyarakat negara yang bersangkutan. Dalam konteks perubahan

10
budaya, asimilasi memang bisa saja terjadi dengan sendirinya oleh adanya
kondisi tertentu dalam masyarakat. Namun bisa juga hal itu merupakan bagian
dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya, yaitu
dengan cara melakukan rekayasa budaya agar integrasi nasional dapat
diwujudkan. Dilihat dari perspektif demokrasi, apabila upaya yang demikian itu
dilakukan dapat dikatakan sebagai cara yang kurang demokratis dalam
mewujudkan integrasi nasional.
2. Strategi Akulturasi
Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, di mana ciri-ciri budaya asli
pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian
berarti bahwa kebudayaan baru yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur
budaya pembentuknya. Apabila akulturasi ini menjadi strategi integrasi yang
diterapkan oleh pemerintah suatu negara, berarti bahwa negara mengintegrasikan
masyarakatnya dengan mengupayakan adanya identitas budaya bersama namun
tidak menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya lokal. Dengan
strategi yang demikian tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional
dilakukan dengan tetap menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya
lokal, walaupun penghargaan tersebut dalam kadar yang tidak terlalu besar.
Sebagaimana asimilasi, proses akulturasi juga bisa terjadi dengan sendirinya
tanpa sengaja dikendalikan oleh negara. Namun bisa juga akulturasi menjadi
bagian dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya.
Dihat dari perspektif demokrasi, strategi integrasi nasional melalui upaya
akulturasi dapat dikatakan sebagai cara yang cukup demokratis dalam
mewujudkan integrasi nasional, karena masih menunjukkan penghargaan
terhadap unsur-unsur budaya kelompok atau budaya lokal.
3. Strategi Pluralis
Paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan
dalam masyarakat. Paham pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrasi
nasional dengan memberi kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada
dalam masyarakat untuk hidup dan berkembang. Ini berarti bahwa dengan
strategi pluralis, dalam mewujudkan integrasi nasional negara memberi

11
kesempatan kepada semua unsur keragaman dalam negara, baik suku, agama,
budaya daerah, dan perbedaan-perbedaan lainnya untuk tumbuh dan
berkembang, serta hidup berdampingan secara damai. Jadi integrasi nasional
diwujudkan dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan dalam
masyarakat. Hal ini sejalan dengan pandangan multikulturalisme, bahwa setiap
unsur perbedaan memiliki nilai dan kedudukan yang sama, sehingga
masingmasing berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.

2.6. Integrasi Nasional Indonesia

A. Dimensi integrasi nasional


Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan
dimensi horisontal. Dimensi vertikal dari integrasi adalah dimensi yang berkenaan
dengan upaya menyatukan persepsi, keinginan, dan harapan yang ada antara elite
dan massa atau antara pemerintah dengan rakyat. Jadi integrasi vertikal
merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan menjebatani perbedaan-
perbedaan antara pemerintah dan rakyat. Integrasi nasional dalam dimensi yang
demikian biasa disebut dengan integrasi politik. Sedangkan dimensi horisontal
daari integrasi adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya mewujudkan
persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat itu sendiri,
baik perbedaan wilayah tempat tinggal, perbedaan suku, perbedaan agama,
perbedaan budaya, dan pernedaan-perbedaan lainnya. Jadi integrasi horisontal
merupakan upaya mewujudkan integrasi dengan menjembatani perbedaan antar
kelompok dalam masyarakat.Integrasi nasional dalam dimensi ini biasa disebut
dengan integrasi teritorial.Pengertian integrasi nasional mecakup baik dimensi
vertikal maupun dimensi horisontal.Dengan demikian persoalan integrasi nasional
menyangkut keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat, serta keserasian
hubungan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan latar belakang
perbedaan di dalamnya. Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia,
tantangan yang dihadapi datang dari keduanya. Dalam dimensi horizontal
tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan horizontal yang berakar pada
perbedaan suku, agama, ras, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal

12
tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa, di mana
latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa
yang cenderung berpandangan tradisional. Masalah yang berkenaan dengan
dimensi vertikal lebih sering muncul ke permukaan setelah berbaur dengan
dimensi horizontal, sehingga memberikan kesan bahwa dalam kasus Indonesia
dimensi horizontal lebih menonjol daripada dimensi vertikalnya.
Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat, kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
masyarakat, dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang sah, dan ketaatan
warga masyarakat melaksanakan kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya
integrasi dalam arti vertikal.Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang diambil
oleh pemerintah yang tidak/kurang sesuai dengan keinginan dan
harapanmasyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat terhadap
kebijakan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrasi vertikal.Memang
tidak ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh
warga masyarakat, tetapi setidaktidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat
melayani keinginan dan harapan sebagian besar warga masyarakat. Sedangkan
jalinan hubungan dan kerjasama di antara kelompokkelompok yang berbeda
dalam masyarakat, kesediaan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling
menghargai antara kelompokkelompok masyarakat dengan pembedaan yang ada
satu sama lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horisontal. Kita
juga tidak dapat mengharapkan terwujudnya integrasi horisontal ini dalam arti
yang sepenuhnya. Pertentangan atau konflik antar kelompok dengan berbagai latar
belakang perbedaan yang ada, tidak pernah tertutup sama sekali kemungkinannya
untuk terjadi. Namun yang diharapkan bahwa konflik itu dapat dikelola dan
dicarikan solusinya dengan baik, dan terjadi dalam kadar yang tidak terlalu
mengganggu upaya pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat dan pencapaian
tujuan nasional.

B. Mewujudkan integrasi nasional Indonesia

Diperlukan sikap hidup yang memandang perbedaan di antara anggota


masyarakat sebagai kenyataan yang wajar dan tidak menjadikan perbedaan

13
tersebut sebagai alasan untuk berkonflik. Di samping itu perlu memandang
kebudayaan orang lain dari perspektif pemilik kebudayaan yang bersangkutan,
dan bukan memandang kebudayaan orang lain dari perspektif dirinya sendiri.
Oleh karena itu multikulturalisme menekankan pentingnya belajar tentang
kebudayaan-kebudayaan lain dan mencoba memahaminya secara penuh dan
empatik sehingga dapat menghargai kebudayaan-kebudayaan lain di samping
kebudayaannya sendiri

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas, diketahui bahwa Indonesia merupakan


Negara dengan berbagai keberagaman.Oleh Karena itu, sebagai generasi
penerus bangsa di era modern kita mustinya juga bergerak maju untuk tidak
menganggap perbedaan yang ada sebagai celah untuk terjadinya sebuah konflik
melainkan sebagai kekayaan bangsa kita.

3.2 Saran

Bagi mahasiswa, seharusnya belajar dari masa lalu bahwa bersikap


membedakan berdasarkan suku, ras dan agama hanya menjadi pemecah bangsa

15
DAFTAR PUSTAKA

Buku modul kuliah kewarganegaraan. kementrian pendidikan dan kebudayaan


republik indonesia direktorat jendral pendididkan tinggi direktorat pembelajan
dan kemahasiswaan 2012.

16

Anda mungkin juga menyukai