Anda di halaman 1dari 14

PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA

REPUBLIK MAHASISWA (REMA)


LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

ANGGARAN DASAR
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
SE-NUSANTARA

MUKADDIMAH
Tujuan mahasiswa adalah bagian masyarakat yang berfikir dan bertindak
secara intelektual serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu
mahasiswa menpunyai kewajiban moral maupun intlektual untuk menghadapi setiap
perubahan dan ketidak pastian yang muncul dalam dinamika masyarakat.
Membahas pendidikan dalam kontek dinamika sosial masyarakat tidak mudah
memahami bidang kajian keilmuan lain seperi sosial, ekonomi politik budaya dan
yang lain di butuhkan sebagai kerangka analisis. Jika pendidikan islam di letakan
dalam kerangka makro sebagai proses kebudayaan, pendidikan disandari tidak
mungkin mengsisolasikan dari perkembangan dan transformasi masyarakat, baik
secara kultural, sosial maupun struktural. Sebab itu pula ia dituntut tidak hanya
melakukan penyesuaian terus menerus dengan perkenbangan masyrakat, melainkan
harus memainkan peran searah dengan karakteristiknya sebagai institusi teologis.
Pendidikan islam dituntut untuk memiliki kemampuan proyektif dalam meyesuaikan
diri dengan kecenderungan zaman yang terjadi di masa mendantang.
Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nadatul Ulama Se-Nusantara
sebagai organisasi gabungan perguruan tinggi NU baik sifat dinamis berkewajiban
menjanlankan peranyan sebagai lenbaga pendidikan agama, mampu
mentransformasikan nilai-nilai relegius kedalam kehidupan social masyarakat dengan
membentuk intlektual-intelekual yang berwawasan keagamaan-kebangsaan.
Sadar akan peran dan fungsinya , BEM PTNU berusaha mengkordinasikan
perguruaan tinggi NU Se-Nusantara untuk tetap belajar, berkarya dan berjuang
dengan di landasi semangat pengabdian kepada tuhan, bangsa dan Negara.
Didorong oleh keyakinan dan ketulusan bahwa tekad tersebut dapat terlaksana
dengan usaha-usaha yang tearur, terencana dan penuh kebiijaksanaan, maka dengan
ini mahasisiwa nadlatul ‘ulama se-nusantara bergabung dalam satu wadah organisasi
yang bergerak pada permasalahan-permasalahan perguruan tinggi NU tentang
pendidikan, berbangsa dan bernegara menurut anggaran dasar sebagai berikut.
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal I
1. Organisasi ini bernama Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nadlatul
Ulama yang kemudian di singkat BEM PTNU Se-Nusantara.
2. BEM PTNU Se-Nusantara di dirikan di Malang pada tanggal 5 April 2006 dan di
tetapkan di Bandung pada tanggal 25 juli 2006 dengan jangka waktu tidak
terbatas.
3. BEM PTNU Se-Nusantara berpusat di ibukota Negara Republik Indonesia

BAB II
ASAS DAN KEDAULATAN
Pasal 2
BEM PTNU Se-Nusantara berasaskan pancasila dan beraqidah islam ahlusunah
waljama’ah yang berhaluan pada salah satu dari empat mahhab : imam maliki, imam
syafi’i, imam hanafi dan imam hambali.
Pasal 3
Kedaulatan tertinggi BEM PTNU se-Nusantara berada pada kongres dan dilaksanakan
sepenuhnya olah Presedium Nasional, Juru Bicara ( JUBIR ), Kordinator Wilayah,
Koordinator Zona dan Koordinator Daerah.

BAB III
SIFAT, PRINSIP, LANDASAN DAN LAMBANG
Pasal 4
BEM PTNU se-Nusantara bersifat demokratis, independen, dinamis , akademis, dan
transparan.
Pasal 5
BEM PTNU se-Nusantara berprinsip pada keadilan dan kebenaran.
Pasal 6
BEM PTNU se-Nusantara berlandaskan pada tri Drama Perguruan Tinggi.
Pasal 7
Lambang BEM PTNU se-Nusantara :
1. lingkar berwarna hijau
2. logo NU
3. Dua (2) Bintang Berwarna Putih
4. Tulisan BEM PTNU se-Nusantara warna putih
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

BAB IV
TUJUAN DAN TARGET
Pasal 8
Tujuan :
1. Mengkaji secara intensif problematika pendidikan di kalangan NU dalam konteks
kebangsaan.
2. Terciptanya tatanan pendidikan yang dibawah naungan NU baik secara struktural
maupun kultural serta sikap kritis masyarakat terhadap dunia pendidikan.
3. Lahirnya masyarakat yang terbebas dari kebodohan
4. Mempertemukan elemen BEM PTNU se-Nusantara dalam rangka menyatukan
Visi dan Misi BEM PTNU Se-Nusantara.
5. Mengaktualisasikan dan mengoptimalkan peran BEM PTNU se-Nusantara
terhadap pendidikan NU
6. Menciptakaan kesadaran konstruktif BEM PTNU se-Nusantara terhadap peran
dan tanggung jawab sebagai agen perubahan sosial dan moral pada kondisi
pendidikan nasioanal
Pasal 9
Target
1. Terakumulasinya kekuatan BEM PTNU se-Nusantara
2. Terciptanya konsolidasi BEM PTNU se-Nusantara
3. Mempertegas komitmen BEM PTNU se-Nusantara terhadap kemajuan
pendidikan bangsa
4. Terumuskannya konsep BEM PTNU se-Nusantara yang dapat diaplikasikan
secara praktis, efektif, dan realistis.
5. Penguatan rasa nasionalisme institusi BEM PTNU se-Nusantara

BAB V
ANGGOTA
Pasal 10
Keangotaan BEM PTNU se-Nusantara adalah BEM Perguruan Tinggi yang berada dalam
naungan Nadhatul Ulama se Nusantara
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

BAB VI
STUKTUR ORGANISASI
Pasal 11
Stuktur organisasi BEM PTNU Se-Nusantara terdiri dari:
1. Majelis Pembina Nasional
2. Presidium Nasional (Presnas)
3. Juru Bicara (Jubir)
4. Kordinator Wilayah (Korwil)
5. Koordinator Zona (Korzon)
6. Koordinator Daerah (Korda)

BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 12
Permusyawaratan dalam organisasi BEM PTNU Se-Nusantara terdiri dari:
1. Kongres.
2. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
3. Musyawarah Nasional (Munas)
4. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
5. Konferensi Wilayah (Konferwil)
6. Musyawarah Wilayah (Muswil)
7. Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil)
8. Kongres Luar Biasa (KLB)
9. Konferensi Wilayah Luar Biasa (Konferwil LB)

BAB VIII
PERUBAHAN, PEMBUBARAN, DAN PERALIHAN
Pasal 13
Anggaran Dasar ini dapat dirubah oleh kongres dengan dukungan sekurangnya 50
persen plus satu dari suara peserta kongres BEM PTNU Se-Nusantara

Pasal 14
1. BEM PTNU Se-Nusantara terpaksa harus dibubarkan dengan keputusan kongres
atau referendum yang diadakan khusus untuk membahas hal pembubaran.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam anggaran dasar akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga, serta peraturan organisasi lainya
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

3. Anggaran dasar ditetapkan oleh kongres dan berlaku sejak waktu dan tanggal
ditetapkan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
PERGURUAN TINGGI NAHDLATUL ULAMA
SE-NUSANTARA

BAB I
ATRIBUT
Pasal 1
1. Lambang BEM PTNU Se-Nusantara sebagai mana yang terdapat dalam
Anggaran Dasar.
2. Lambang seperti tersebut pada ayat (1) di atas dipergunakan pada bendera, jaket,
badge, logo BEM PTNU Se-Nusantara dan benda atau tempat-tempat dengan
tujuan menunjukkan identitas BEM PTNU Se-Nusantara.
3. Bendera BEM PTNU Se-Nusantara adalah seperti yang terdapat dalam lampiran.
BAB II
KEANGGOTAN
Pasal 2
Keanggotaan BEM PTNU Se-Nusantara adalah BEM PTNU Se-Nusantara :
1. Secara struktural dibawah naungan LPTNU.
2. Secara kultural mendapat surat rekomendasi dari pimpinan perguruan tinggi.
BAB III
PENERIMAAN ANGGOTA
Pasal 3
Penerimaan anggota dilakukan dengan cara :
Calon anggota BEM PTNU Se-Nusantara mengajukan permintaan secara tertulis atau
mengisi formulir untuk diajukan ke Presidium Nasional BEM PTNU Se-Nusantara.
BAB IV
MASA KEANGGOTAN
Pasal 4
1. Anggota berakhir masa keanggotaanya :
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

a. Perguruan tingginya melepaskan diri dari naungan NU baik secara struktural


maupun secara kultural.
b. Atas permintaan sendiri secara tertulis yang disampaikan kepada koordinator
wilayah dan membuat tembusan di presidium nasional.
2. Bentuk dan tatacara pemberhentian diatur dalam pedoman organisasi dan
ketentuan administrasi.
3. Bentuk dan tatacara pemberhentian dalam ketentuan kongres.
4. Pengurus BEM PTNU Se-Nusantara yang telah habis masa keanggotaanya pada
saat menjabat sebagai pengurus BEM PTNU Se-Nusantara dapat diperpanjang
masa keanggotaanya hingga berakhir masa kepengurusan di BEM PTNU Se-
Nusantara.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 5
Setiap anggota BEM PTNU Se-Nusantara berhak untuk :
1. Mengeluarkan pikiran dan pendapat secara lisan maupun tulisan dengan baik dan
benar serta bertanggung jawab.
2. Mendapatkan perlakuan dan kesempatan yang sama dalam setiap kegiatan yang
diselenggarakan oleh BEM PTNU Se-Nusantara sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
3. Mendapatkan akses informasi secara transparan.
4. Menggunakan segala fasilitas, sarana dan prasarana yang disediakan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
5. Membela diri dan dibela apabila mendapatkan sanksi baik didalam maupun diluar
BEM PTNU Se-Nusantara.
6. Hak memilih dan dipilih.
Pasal 6
Setiap anggota BEM PTNU Se-Nusantara berkewajiban untuk :
1. Menjunjung tinggi dan mentaati AD/ART maupun peraturan lain yang berlaku.
2. Menjaga nama baik almamater.
3. Mendukung dan mensukseskan berbagai macam kebijakan dan program
organisasi selama tidak bertentangan dengan AD/ART.
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

BAB VI
PENGHARGAAN DAN SANKSI ORGANISASI
Pasal 7
Penghargaan
1. Penghargaan organisasi dapat diberikan kepada anggota yang berprestasi dan atau
mengangkat citra dan mengharumkan nama organisasi
2. Bentuk dan tata cara penganugerahan serta penghargaan diatur dalam ketentuan
sendiri

Pasal 8
Sanksi Organisasi
1. Sanksi organisasi diberikan kepada anggota yang melanggar ketentuan
AD/ART serta peraturan-peraturan BEM PTNU Se-Nusantara dan mencemarkan
nama organisasi
2. Sanksi yang diberikan pada anggota BEM PTNU :
a. Teguran secara lisan
b. Surat peringatan
c. Surat peringatan keras
3. Anggota yang diberikan sangsi dapat mengajukan banding dan pembelaan dalam
suatu mekanisme yang ditentukan dikemudian hari.

BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, WEWENANG DAN PERSYARATAN
PENGURUS
Pasal 9
Struktur organisasi
Struktur organisasi BEM PTNU Se-Nusantara adalah :
1. Majelis Pembina Nasional
2. Presidium Nasional ( Presnas)
3. Juru Bicara ( Jubir )
4. Kordinator Wilayah ( Korwil )
5. Koordinator Zona (Korzon)
6. Koordinator Daerah (Korda)
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

Pasal 10
Majelis Pembina Nasional
Majelis Pembina Nasional diambil dari presidium nasional BEM PTNU se-
nusantara demisioner.

Pasal 11
Tugas, wewenang dan Persyaratan Pengurus Presnas dan Juru Bicara
1. Presidium nasional yang dibantu jubir adalah pimpinan tertinggi dalam BEM
PTNU SE-Nusantara pengemban amanat kongres
2. Masa jabatan presidium dan juru bicara pengurus BEM PTNU se-Nusantara
adalah 2 ( dua ) tahun
3. Presidium nasional adalah 7 ( tujuh ) orang yang mewakili dari tujuh wilayah
yang ditetapkan pada waktu kongres.

4. Juru bicara adalah satu orang yang dipilih oleh kongres


5. Presidium nasional dan juru bicara( jubir ) dapat dipilih kembali maksimal dua
periode.
6. Presnas memiliki tugas dan wewenang :
a. Berkawajiban menjalankan ketentuan yang ditetapkan kongres. Anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga dan peraturan-peraturan yang berlaku
b. Berkewajiban mengontrol dan mengkordinir koordinator wilayah
7. Juru bicara bertanggung jawab penuh membangun pola komunikasi dengan
seluruh presnas dan melakukan kerja-kerja administratif organisasi
8. Persyaratan presnas dan jubir adalah:
a. Pernah atau aktif dikepengurusan BEM PTNU se-Nusantara internal kampus
b. Mendapat rekomendasi dari BEM PTNU yang bersangkutan
c. Membuat pernyataan berdedikasi aktif secara tertulis

Pasal 12
Koordinator Wilayah
1. Koordinator wilayah merupakan perwakilan dari BEM PTNU di wilayah
koordinasinya.
2. Satu wilayah koordinator wilayah minimal satu propinsi.
3. Ketentuan koordinator wilayah dibentuk pada waktu konferwil.
4. Koordinator wilayah berkedudukan di PTNU koordinator terpilih.
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

5. Masa jabatan koordinator wilayah adalah 2 tahun.


6. Koordinator wilayah dikatakan sah setelah mendapat pengesahan dari konferwil.
7. Koordinator wilayah tidak dapat dipilih kembali lebih dari dua periode.
8. Persyaratan koordinator wilayah :
a. Pernah atau aktif di kepengurusan BEM internal kampus.
b. Mendapat rekomendasi dari BEM PTNU yang bersangkutan.
c. Membuat pernyataan aktif di kepengurusan korwil secara tertulis.
9. Koordinator wilayah mempunyai tugas dan wewenang :
a. Melaksanakan dan mengemban kebijakan tentang berbagai masalah BEM
PTNU di lingkungan koordinasinya.
b. Berkewajiban melaksanakan AD/ART, keputusan kongres, keputusan
konferensi Wilayah dan perturan-peraturan organisasi.
c. Berkewajiban menyampaikan laporan kepada presidium nasional 6 bulan
sekali.
d. Laporan yang disampaikan koordinator wilayah meliputi, perkembangan
jumlah anggota aktivitas internal dan eksternal.
e. Mekanisme laporan lebih lanjut akan ditentukan dalam pengaturan organisasi.

Pasal 13
Koordinator Zona
1. Koordinator zona merupakan perwakilan dari BEM PTNU di wilayah
koordinasinya.
2. Satu zona koordinator zona minimal satu propinsi.
3. Ketentuan koordinator zona dibentuk pada waktu konferwil.
4. Koordinator zona berkedudukan di PTNU koordinator terpilih.
5. Masa jabatan koordinator zona adalah 2 tahun.
6. Koordinator zona dikatakan sah setelah mendapat pengesahan dari konferwil.
7. Koordinator zona tidak dapat dipilih kembali lebih dari dua periode.
8. Persyaratan koordinator zona :
a. Pernah atau aktif di kepengurusan BEM internal kampus.
b. Mendapat rekomendasi dari BEM PTNU yang bersangkutan.
c. Membuat pernyataan aktif dikepengurusan korwil secara tertulis.
9. Koordinator zona mempunyai tugas dan wewenang :
a. Melaksanakan dan mengemban kebijakan tentang berbagai masalah BEM
PTNU di lingkungan koordinasinya.
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

b. Berkewajiban melaksanakan AD/ART, keputusan kongres, keputusan


konferensi Wilayah dan perturan-peraturan organisasi.
c. Berkewajiban menyampaikan laporan kepada presidium nasional 6 bulan
sekali.
d. Laporan yang disampaikan koordinator wilayah meliputi, perkembangan
jumlah anggota aktivitas internal dan eksternal.
e. Mekanisme laporan lebih lanjut akan ditentukan dalam pengaturan organisasi.

Pasal 14
Koordinator Daerah
1. Koordinator daerah merupakan perwakilan dari BEM PTNU di wilayah
koordinasinya.
2. Satu zona koordinator daerah minimal satu provinsi dan menyesuaikan masing-
masing daerah
3. Ketentuan koordinator daerah dibentuk pada waktu konferwil.
4. Koordinator daerah berkedudukan di PTNU koordinator terpilih.
5. Masa jabatan koordinator daerah adalah 2 tahun.
6. Koordinator daerah dikatakan sah setelah mendapat pengesahan dari konferwil.
7. Koordinator daerah tidak dapat dipilih kembali lebih dari dua periode.
8. Persyaratan koordinator daerah :
a. Pernah atau aktif di kepengurusan BEM internal kampus.
b. Mendapat rekomendasi dari BEM PTNU yang bersangkutan.
c. Membuat pernyataan aktif di kepengurusan korwil secara tertulis.
9. Koordinator Daerah mempunyai tugas dan wewenang :
a. Melaksanakan dan mengemban kebijakan tentang berbagai masalah BEM
PTNU di lingkungan koordinasinya.
b. Berkewajiban melaksanakan AD/ART, keputusan kongres, keputusan
konferensi Wilayah dan perturan-peraturan organisasi.
c. Berkewajiban menyampaikan laporan kepada presidium nasional 6 bulan
sekali.
d. Laporan yang disampaikan koordinator daerah meliputi, perkembangan
jumlah anggota aktivitas internal dan eksternal.
e. Mekanisme laporan lebih lanjut akan ditentukan dalam pengaturan organisasi.
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

BAB VIII
PENGISIAN LOWONGAN JABATAN ANTAR WAKTU
Pasal 15
1. Apabila presidium Nasional berhenti atau mengundurkan diri maka jabatannya
digantikan sesuai hasil musyawarah anggota presidium nasional dengan
Koordinator Wilayah yang bersangkutan.
2. Apabila jubir berhenti atau mengundurkan diri maka jabatannya digantikan sesuai
hasil musyawarah nasional.
3. Apabila Koordinator Wilayah berhenti atau mengundurkan diri maka jabatannya
digantikan sesuai hasil musyawarah BEM PTNU Se-Nusantara di Wilayah
Koordinasinya yang difasilitasi oleh Presidium Nasional.
4. Apabila Koordinator zona berhenti atau mengundurkan diri maka jabatannya
digantikan sesuai hasil musyawarah BEM PTNU Se-Nusantara di Wilayah
Koordinasinya yang difasilitasi oleh Presidium Nasional.
5. Apabila Koordinator daerah berhenti atau mengundurkan diri maka jabatannya
digantikan sesuai hasil musyawarah BEM PTNU Se-Nusantara di Wilayah
Koordinasinya yang difasilitasi oleh Presidium Nasional.

BAB IX
PERMUSYAWARATAN
Pasal 16
Musyawarah dalam Organisasi BEM PTNU Se-NusantaraTerdiri dari :
1. Kongres
2. Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas)
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

3. Musyawarah Nasional (Munas)


4. Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas)
5. Konferensi Wilayah (Konferwil)
6. Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil)
7. Musyawarah Wilayah (Musywil)
8. Kongres Luar Biasa (KLB)
9. Konferensi wilayah Luar Biasa (Konferwil LB)

Pasal 17
Kongres
1. Kongres merupakan forum musyawarah tertinggi dalam organisasi.
2. Kongres dihadiri oleh utusan BEM PTNU Se-Nusantara.
3. Kongres diadakan tiap 2 tahun sekali.
4. Kongres dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya separuh lebih
satu dari jumlah yang hadir dari anggota BEM PTNU Se-Nusantara.
5. Kongres memilki kewenangan :
a. Menetapkan atau merubah AD/ART BEM PTNU Se-Nusantara.
b. Menetapkan paradigma gerakan BEM PTNU Se-Nusantara.
c. Menetapkan strategi pengembangan BEM PTNU Se-Nusantara.
d. Menetapkan kebijakan umum dan GBHO.
e. Memilih Presnas dan Jubir.
6. Menilai Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) Presnas dan Jubir.

Pasal 18
Musyawarah kerja nasional
1. Muskernas Dihadiri oleh Presnas, Jubir, Korwil, Korzon, Korda dan anggota
BEM PTNU Se-Nusantara
2. Muskernas dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu periode
3. Muskernas memiliki kewenangan: membuat dan menetapkan action planning
berdasarkan program kerja yang diputuskan di Munas

Pasal 19
Musyawarah Nasional
Musyawarah Nasional adalah :
1. Merupakan forum teringgi atau institusi tertinggi setelah Kongres.
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

2. Dihadiri oleh Presnas, Jubir, Korwil, Korzon, Korda dan anggota BEM PTNU Se-
Nusantara.
3. Diadakan paling sedikit satu kali dalam satu periode kepengurusan didalam enam
bulan sebelum kongres.
4. Laporan kerja Presnas dan Jubir serta pembuatan rekomendasi.

Pasal 20
Musyawarah Pimpinan Nasional
1. Muspimnas Dihadiri oleh Presnas, Jubir, Korwil, Korzon, Korda dan anggota
BEM PTNU Se-Nusantara.
2. Muspimnas Diadakan paling sedikit satu kali dalam satu periode kepengurusan
apabila dirasa di butuhkan.
3. Muspimnas menghasilkan ketetapan organisasi dan peraturan organisasi (PO)
4. Muspimnas merupakan kerangka mentah sebelum kongres.

Pasal 21
Konferensi Wilayah
1. Dihadiri oleh utusan BEM PTNU Se-Nusantara PTNU di Wilayah koordinasi.
2. Dapat berlangsung apabila dihadiri oleh 50 persen plus satu dari jumlah anggota
BEM PTNU Se-Nusantara di Wilayah koordinasi.
3. Diadakan setiap 2 tahun sekali.
4. Konferwil memiliki wewenang :

a. Menyusun program kerja Korwil dalam rangka pelaksanaan program dan


kebijakan BEM PTNU Se-Nusantara di wilayah koordinasinya.
b. Menilai Laporan Pertanggung Jawaban Koordinator Wilayah.
c. Memilih dan menetapkan Koordinator Wilayah, Koordinator Zona dan
Koordinator Daerah.

Pasal 22
Musyawarah wilayah
1. Musyawarah wilayah adalah forum tertinggi atau institusi tertinggi setelah
konferwil
2. Musyawarah wilayah dihadiri oleh korwil dan BEM PTNU yang dalam wilayah
kordinasinya
PANITIA KONGRES V BEM PTNU SE NUSANTARA
REPUBLIK MAHASISWA (REMA)
LEMBAGA KEPRESIDENAN MAHASISWA (LKM)
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JL. MT Haryono No.193 Dinoyo Malang
Contact Person: 085856860623/pin:21afef56(hidayat)

3. musyawarah wilayah diadakan paling sedikit enam bulan sekali, sebelum


pelaksanaan korwil.
4. musyawarah wilayah memiliki wewenang :
a. menetapkan dan merubah peraturan organisasi yang mengikat kondisi lokal,
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebuh tinggi.
b. Evaluasi program selama satu semester baik bidang internal maupun ekstrernal.
c. Mengesahkan laporan organisasi dari wilayah kordinasinya.

Pasal 23
Musyawarah kerja wilayah
1. Muskerwil dilaksanakan oleh korwil dan anggotanya
2. Muskerwil dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali dalam satu periode
3. Muskerwil memiliki kewenangan: membuat dan menetapkan action planning
berdasarkan program kerja yang diputuskan di kongres.

Pasal 24
Kongres Luar Biasa ( KLB )
1. KLB merupakan forum yang setingkat dengan kongres
2. KLB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap konstitusi (AD/ART) yang
dilakukan oleh presidium nasional.
3. KLB diadakan atas usulan koordinator wilayah.
4. Sebelum diadakan KLB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin 2 dan 3
terpenuhi, presidium nasional di demisioner dan diambil alih oleh majelis
pembina nasional, kemudian membentuk panitia KLB.

Pasal 25
Konferensi wilayah Luar Biasa (Konferwil LB)

1. Konferwil LB merupakan forum yang setingkat dengan konferwil

2. Konferwil LB diadakan apabila terdapat pelanggaran terhadap konstitusi


(AD/ART) yang dilakukan oleh koordinator wilayah.
3. Konferwil LB diadakan atas usulan koordinator zona dan koordinator daerah.
4. Sebelum diadakan konferwil LB, setelah syarat sebagaimana disebut dalam poin
2 dan 3 terpenuhi, koordinator daerah di demisioner dan di ambil alih oleh
presidium nasional, kemudian membentuk panitia konferwil LB.

Anda mungkin juga menyukai