KAJIAN TEORI
A. Tinjauan At-Tawasuth
membawa mereka ke jalan yang sesat. Manusia akan hidup rukun damai
sejahtera dan mempunyai tujuan hidup yang pasti. Mereka di harapkan sadar
1
Abdul Mannan, Ahlussunnah Wal Jamaah Akidah Umat Islam Indonesia. (Kediri: PP. Al
Falah Ploso Kediri, 2012), hal.36
2
Muhammad Az-Zuhaili, Moderat dalam Islam. (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2005),
hal. 1
12
22
akan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Oleh Karena itu manusia tidak
akan lupa dengan kehidupan setelah mati, maka manusia akan lebih berhati-
Akan tetapi jalan menuju iman dan Islam serta manhaj dan syariat
para nabi itu dikelilingi oleh kesesatan, dihadang oleh berbagai rintangan,
buruk, membuat samar fitrah yang ada pada diri mereka, dan menghalangi
pada masa ini sudah terlihat begitu jelas. Agama islam sudah terpecah
sendiri dengan syariat yang berbeda pula. Perbedaan ini tidak jarang sangat
sendiri.
3
Zuhaili, Moderat dalam Islam…, hal. 1-2
23
bersikap dalam bergaul dan menjalankan hukum. Oleh karena itulah, keluar
dari tata cara ini merupakan penyimpangan dari agama, baik itu
Sesuatu yang berlebihan adalah suatu sikap yang tidak baik, apalagai
berlebihan dalam bidang agama. Ini nanti akan menimbulkan suatu dampak
negatif bagi individu itu sendiri maupun kelompok lain. Sebaiknya untuk
menyikapi hal tersebut kita dapat bersikap tengah-tengah dimana kita tidak
begitu fanatik dan tidak begitu sembrono dalam menjalani sesuatu hal, baik
4
Zuhaili, Moderat dalam Islam…, hal. 2-3
24
5
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal. 22
6
Mannan,Ahlussunnah Wal Jama’ah…, hal.37
7
Nurcholis, Ahlussunnah Wal Jama’ah Dan Nahdlatul Ulama. (Tulungagung: PC NU
KAB. Tulungagung, 2011), hal, 96
8
Achmad Siddiq, Khitah Nahdliyah.cet.III. (Surabaya: Khalista-LTNU,2005), hal.62-63
25
Seorang hamba harus patut taat kepada Allah SWT, wajib sholat
seorang hamba harus tahu, tidak benar jika memutuskan kegiatan lainnya
antara urusan dunia dan urusan akhirat dan tidak terlalu berlebih-lebihan
9
As’ad Thoha, Pendidikan Aswaja Dan Ke-NU-An Untuk MA/SMA/SMK Kelas 12,
Kurikulum 2012. (Jawa Timur: PWLP Ma’arif NU, 2013), hal.11
26
10
dikembangkan sebaik-baiknya. Dalam hal akidah, Ahlussunnah Wal
keagamaan yang berkembang pada masa iti. Yaitu kelompok Jabariyah dan
terlepas dari Allah. Dengan begitu, bagi Jabariyah kekuasaan Allah adalah
10
Ibid,.
11
Mannan, Ahlussunnah Wal Jama’ah…, hlm. 31-32
12
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Nahdlatul Ulama Pergulatan Pemikiran
Politik Radikal dan Akomodatif. (Jakarta:LP3ES, 2004), hal.125
27
dengan berbagai cara, asalkan tetap berada dalam aturan-aturan Islam. Disisi
aqidah Asy’ariyah. Itu ditunjukkan oleh cara memahami agama yang tidak
13
Masyhudi Muchtar dkk, Aswaja An-Nahdliyah Ajaran Ahlussunnah Wa Al-Jama’ah yang
Berlaku di Lingkungan Nahdlatul Ulama. (Surabaya: Khalista,2007), hal.12-13
28
banyak. Di antara kelompok yang muncul pada waktu itu adalah Mu’tazilah,
berpendapat bahwa suatu kesalahan apabila kita berhenti berbuat pada saat
tidak terdapat nash (naql), sama juga salah apabila kita larut tidak terkendali
dengan menggunakan naql. Sebab akal yang dimiliki oleh manusia juga
berasal dari Allah, karena itu dalam Al-Qur’an Allah memerintahkan umat
kekuasaan Allah yang terdapat di alam raya. Dalam Al-Qur’an misalnya ada
bisa di atas malaikat bahkan dapat pula lebih buruk dari binatang. Manusia
tidak dengan nafsu dan Allah menciptkan hewan tidak dengan akal.
di beri akal untuk berfikir mana sesuatu yang baik dan yang buruk.
14
Ibid, hal.15
15
Muchtar dkk, Aswaja An-Nahdliyah… , hal.15
29
manusia, tanpa di telaah dan di pelajari dengan akal, isi dalam Al-Qur’an
Tuhan dibatasai oleh Tuhan sendiri. Jadi tidak mutlak. Meskipun demikian,
Tuhan tidak dapat dipaksa atau terpaksa berbuat apa yang dikehendakiNya.
Misalnya Allah menjanjikan orang baik masuk surga, orang jaha masuk
neraka, maka Allah akan menepati janji-janji tersebut. Tapi dalam hal ini,
antara yang baik dan yang buruk. Itulah keadilan Tuhan. Karena manusia
yang dikehendaki adalah manusia yang selalu kreatif, tetapi kreativitas itu
hukum Islam (Syariah Islam) itu ada empat, yaitu : Al-Qur’an, Sunnah
Rasulullah SAW, Ijma’ dan Qiyas.17 Dalam hal syari’ah . Ahlussunnah Wal
hidup bagi umat manusia dalam menjalani kehidupan. Isi dalam AL-Qur’an
dari isi-isi yang terdapat di dalam Al-Qur’an secara rinci dan spesifik.
16
Muchtar dkk, Aswaja An-Nahdliyah…, hal.16-17
17
Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Timur, Pendidikan ASWAJA
dan Ke-NU-an Kurikulum 2016, Untuk MI/SD Kelas 6. (Surabaya: Myskat,2006), hal.7
18
Mannan, Ahlssunnah Wal Jama’ah …, hal.32-33
31
muncullah berbagai persoalan lagi maka umat bertanya kepada para sahabat
yang di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist tidak ada jawabannya secara tegas.
Mujtahid. Jadi Mujtahid adalah para ahli fikih yang berusaha dengan
Sunnah.19 Sejak Muadz bin Jabal diutus Rasul ke Yaman sampai sekarang
Ijtihad itu tetap diperlukan. Apalagi kita dapat melihat, sekarang banyak
ilmu-ilmu dan tehnologi sudah sangat maju. Dengan hal tersebut harus ada
19
Zen Amirruddin, Ushul Fiqh. (Yogyakarta: Teras,2009),hal.195-196
32
adalah pemikiran, aliran metode, atau pendapat ahli hukum Islam yang
diamalkan dengan mudah kepada semua lapisan dan tingkatan umat Islam.
Dari yang paling awam sampai paling alim sekalipun. Melalui system ini
dari empat mazhab, yaitu Imam Hanafi, Maliki, Syafi’I, Hambali. Tawasuth
dan hukum, ringan dalam prakteknya. Hal itu tentunya berdasarkan nash-
nash syar’iyah yang kuat, dan tidak perlu penafsiran atau pun takwil22.
20
K.Saiban,Metode Intiqa’I dan Insya’I sebuah solusi pembentukan Madzhab Fiqh
Kontemporer di Indonesia, jurnal Ulumuddin, 2013, ejournal umm.ac.id, diakses pada tanggal 29
Oktober 2016, pukul.19.01
21
Muchtar dkk,Aswaja An-Nahdliyah …, hal.21
22
Zuhaili, Moderat dalam Islami,…, hal. 204
23
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal 28
33
Jika seorang umat tidak dapat melakukan suatu ibadah dengan sempurna,
juga sesuai dengan kemampuan kita, tidak harus dipaksakan. Seperti contoh
ibadah sholat. sholat di lakukan dengan berdiri jika mampu, apabila tidak
mampu berdiri bisa dilakukan dengan duduk, jika tidak mampu duduk bisa
dengan berbaring, jika berbaring pun tidak mampu, bisa dengan isyarat
24
Ibid, hal. 83
34
berpegang teguh dan berhati – hati dalam beberapa hal penting, yaitu:
25
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal. 49
35
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Untuk dapat mendekatkan diri kepada
syariat yang telah ditetapkan oleh Allah dalam Al- Qur’an dan Sunnah
merupakan suri tauladan yang baik bagi umat. Dengan akhlak-akhlak beliau,
tidak membedakan suku, ras, golongan, warna kulit. Berkat akhlak beluau
pula agama Islam menjadi agama rahmatal lil ‘alamin, menjadi agama yang
indah, romantis, halus, berbudi pekerti luhur, dan mengajarkan cinta dengan
sesama manusia baik itu umat Islam maupun dengan umat agama lain, cinta
memberikan pelajaran dan teori saja, melainkan dengan tingkah laku beliau
semasa hidupnya. Kita sebagai umatnya harus mengikuti sifat dan perilaku
bertindak.
26
Mannan, Ahlussunnah Wal Jama’ah … , hal.33
27
Muchtar dkk, Aswaja An-Nahdliyah…, hal.27
36
kemudian diteruskan oleh tabi’in, tabi’ut tabi’in sampai pada para ulama
para ulama waliyullah itu, dapat dilihat dari kehidupan pribadi dan
duniawi), wara’ (menjauhkan diri dari perbuatan tercela) dan dzikir yang
sufi yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para pewarisnya
itu, kaum Aswaja an-Nahdliyah tidak dapat menerima jalan sufi yang
tasawuf Ibn A’rabi (ittihad; manunggaling kawulo Gusti). Karena itu, kaum
meninggalkan syariat dan aqidah seperti yang terdapat dalam tasawuf al-
28
Muchtar dkk, Aswaja An-Nahdliyah…, hal.27-28
29
Muchtar dkk, Aswaja An-Nahdliyah…, hal.28-29
37
Islam secra individu memiliki hubungan langsung dengan Tuhan, dan secara
tasawuf seperti itu, kaum ASWAJA an-Nahdliyah, dapat menjadi umat yang
tempatnya salah dan lupa, sering kali manusia berbuat dosa dan khilaf.
Perhiasan manusia ada pada akhlaknya. Kita dapat mendekatkan diri kepada
amaliyah lainnya. Disisi lain, kita harus membenahi akhlak kita kepada
sesama manusia. Berbuat baik kepada umat. Tidak boleh kita mengasingkan
kepada Allah.
dan para ulama’ Tasawuf lainnya yang memiliki persamaan ajaran dengan
30
Ibid, hal . 29
38
31
Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Timur, Pendidikan ASWAJA
dan Ke-NU-an…, hal.9-10
39
32
Zuhaili, Moderat dalam Islam…,hal.26
33
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal. 105
40
mana beliau lahir tanpa seorang ayah. Siapa yang bisa menghalangi
kehendak Allah? Ini adalah bentuk bukti kebesaran Allah SWT. Di lain
ayat Al-Qur’anul Karim juga melarang orang – orang Nasrani dari sikap
yang terdapat dalam bidang akidah ini tidak hanya terbatas pada Ahli
Kitab dari umat-umat terdahulu saja, akan tetapi telah menular kepada
34
Ibid, hal. 77
41
ini:
35
Zuhaili, Moderat dalam Islam… , hal.31-32
42
sembrono.
apa saja yang dipermudah dan digampangkan oleh Allah baginya serta
apa saja yang telah Allah hilangkan kesulitan dan kesukaan darinya.
36
Ibid, hal.34
43
Semua itu dilakukannya dengan anggapan bahwa hal iti dalam rangka
Apabila masih ada saja umat yang kaku terhadap nikmat Allah
32
37
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal. 122
44
semua itu di berikan Allah kepada orang yang beriman maupun tidak
orang yang beriman saja. Oleh sebab itu tidak ada larangan bagi
manusia untuk mencari nikmat Allah di dunia ini asalkan tetap dalan
38
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah…, hal. 154
45
ِ
َ َ فَِانههُ اَ ْهل, ا هَي ُك ْم َوا لْغُلُهو ِِف ا ل ِّديْ ِن, س
ك َم ْن َكا َن قَ ْب لَ ُك ْم ا ُ ََي اَ يُّ َها ا لنها
لْغُلُُّو ِِف ا ل ِّديْ ِن
Artinya : Hai umat manusia, hindarilah sikap berlebih-lebihan
dalam agama, karena sesungguhnya orang-orang sebelum kalian
telah dibinaasakan oleh sikap berlebih-lebihan dalam agama.”
(HR. Ahmad dan Nasaai) 39
dosa beliau yang telah lalu dan yang akan datang.” Mereka pun
39
Zuhaili, Moderat dalam Islam…, hal.40
46
lebih dari biasanya. Akan tetapi cara seperti itu bukannlah benar.
Jika puasa sepanjang hari tanpa berbuka, itu akan menyakiti diri
sisi tersebut.
40
Ibid, hal.40-41
41
Zuhaili, Moderat dalam Islam…, hal.41
47
Ahlun, al-Sunnah, dan al- Jama’ah. Ahlun dapat berarti family, kerabat,
yang ditempuh, kebiasaan, perjanjian hidup atau perilaku baik atau tercela.
jejak langkah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW dan membelanya.
42
Muhammad Abdulhadi al-Mishri, Manhaj Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah menurut
Pemahaman Ulama Salaf, terj. As’ad Yasin, Abu Fahmi Ibnu Maryam. (Jakarta: insane
Press,1992), hal.105
43
Muhammad Tholhah Hasan, Ahlusunnah Wal Jama’ah : Dalam Persepsi Dan Tradisi
NU. (Jakarta : Lantarabora Press, 2004), hal. 3
48
beragama (Islam) orang hanya wajib berpegang teguh pada Al-Qur’an dan
al-Hadist- juga berpegang pada sunnah ara sahabat dan Ijma’ para ulama’.44
Wal Jama’ah ini merupakan suatu faham, yang mana faham ini tidak
menyimpang dengan aqidah dan syari’ah agama Islam. Faham ini juga di
jadikan suatu tolak ukur bagi organisasi atau aliran-aliran keIslaman agar
dan karakter yang berbeda dengan yang lainnya. Ahlussunnah Wal Jama’ah
sebagai faham yang mengikuti Rasulallah saw dan para sahabatnya , tentu
memiliki karakter yang berbeda dengan faham – faham yang lain.46 Islam
faham Ahlussunah Wal Jama’ah adalah faham yang cocok untuk kultur dan
44
PB NU, Khitah Nahdlatul Ulama’ . (Jakarta : Lajnah Ta’lif an-Nasyr,1985), hal.10
45
Badrun Alena, Kritisisme dan Pergeseran Makna Aswaja. (Yogyakarta: PT Tiara
Wacana Yogya,2000), hal.33
46
Manan, Ahlussunnah Wal Jama’ah Akidah …, hal.36
49
keluarnya, tinggal kita memilih jalan yang benarkan oleh agama atau tidak.
segala problematika yang ada selalu merujuk kepada Al-Qur’an dan Hadist,
Ijma’ para Sahabat dan Ijtihad para ulama’. Tidak asal mengeluarkan fatwa-
syara’ (hablun min Allah), dan tercapainya keseimbangan antar unsur dalam
47
Nurcholis ,Ahlussunnah Wal Jama’ah dan Nahdlatul ulama. (Tulungagung: PC NU
Kab. Tulungagung,2011),hal.65
48
Mannan, Ahlussunnah Wal Jama’ah …, hal.31
50
waljamaah yang secara khusus menjelaskan soal bid’ah dan sunah. Sikap
pengikutnya.49
2. Doktrin ASWAJA
a. Mengenai ketuhanan
20 sifat wajib Allah (sifat yang pasti ada pada Allah) dan 20 sifat
mustahil Allah (sifat yang tidak mungkin ada pada Allah) dan 1 sifat Jaiz
49
Marwan Jafar, Ahlussunnah Wal Jama’ah; Telaah Historis dan Kontekstual, Cet. 1
(Yogyakarta: LKiS, 2010), hal. 81.
50
https://ekasetiyarini.wordpress.com/2014/06/18/makalah-aswaja-ahlussunnah-wal-
jamaah/ tanggal 3 November 2016, Pukul. 10.30
51
(boleh ada boleh tidak) pada Allah. Jika orang tidak paham dengan sifat-
mustahil bagi Allah, Allah juga mempunyai nama-nama yang baik yaitu
b. Mengenai malaikat
1) Malaikat itu nyata ada serta totalnya gak terhingga. Tiap malaikat
mempunyai tugasnya masing-masing, mereka selalu taat pada
perintah Allah.
2) Ummat islam semata-mata diwajibkan mengenal 10 nama malaikat
yang utama yang memiliki tugasnya masing-masing.
3) Sehubungan oleh keimanan terhadap adanya malaikat, ummat
islam pula diwajibkan meyakini adanya jin, iblis serta syaithan.51
Allah baik yang diciptkan dari api, tanah, maupun cahaya. Salah satunya
bertasbih, berdzikir dan taat kepada Allah. Bentuk malaikat hanya Allah
c. Mengenai kerasulan
51
https://ekasetiyarini.wordpress.com/2014/06/18/makalah-aswaja-ahlussunnah-wal-
jamaah/ tanggal 3 November 2016, Pukul. 10.30
52
rasul Allah yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan kitab-kitab suci
dahulu adalah Nabi Adan As dan sebagai penutup yaitu Nabi Muhammad
SAW. Jadi setelah Nabi Muhammad tidak ada Nabi terahir lagi. Jika ada
jumlah Nabi dan Rasul yang sangat banyak, ada 25 nama Nabi dan Rasul
yang wajib di imani yaitu, Nabi Adam As, Nabi Idris As, Nabi Nuh As,
Nabi Hud As, Nabi Saleh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Luth As, Nabi
Ismail As, Nabi Ishaq As, Nabi Ya’qub As, Nabi Yusuf As, Nabi Ayub
As, Nabi Syu’aib As, Nabi Musa As, Nabi Harun As, Nabi Zulkifli As,
52
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal. 376
53
Abbas, I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah…, hal.52
53
Nabi Daud As, Nabi Sulaiman As, Nabi Ilyas As, Nabi Ilyasa As, Nabi
Yunus As, Nabi Zakaria As, Nabi Yahya As, Nabi Isa As, Nabi
Muhammad SAW.
Rasul Allah mempunyai sifat wajib dan mustahil, ada 4 sifat yaitu:
masih banyak lagi kegiatan dan aktivitas yang dikerjakan. Akan tetapi
baik, memberikan kabar baik dan kabar buruk, serta member tuntunan
d. Mengenai kitab
banyak, karena Rasul-rasul pun banyak, tetapi yang wajib kita percayai
54
Abbas,I’tiqad Ahlussunnah Wal Jama’ah…,hal.58
54
55
Ibid, hal. 48
56
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal. 33
57
Ibid. hal. 74
55
Nabi yang berisi hukum-hukum syariat seperti Taurat, Injil dan Zabur.
Nabi Muhammad sebgai Nabi Terahir dengan membawa kitab suci Al-
kitab terdahulu hanya untuk kaum pada saat itu, akan tetapi Al-Qur’an
e. Mengenai kiamat
Dalam bahasa Arab dinamai “Yaumul Akhir”. Hari akhirat itu bermula,
setelah kita sudah meninggal sampai umat manusia masuk syurga atau
keduanya kekal dalam syurga atau kekal dalam neraka buat selama-
percaya:
58
Abbas, I’tiqad Ahlussunnah Wal-Jama’ah…, hal.71
56
Artinya: Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-
orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya,
dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, Kitab apakah Ini yang
tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar,
melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang
Telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Tuhanmu tidak
menganiaya seorang juapun.60
pada azal tentang sesuatu. Barang sesuatu yang akan terjadi semuanya
59
https://ekasetiyarini.wordpress.com/2014/06/18/makalah-aswaja-ahlussunnah-wal-
jamaah/ tanggal 3 November 2016, Pukul. 10.30
60
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal. 299
57
Tuhan dalam azal akan jadi orang Indonesia. Itu namanya Qada’ Tuhan.
Hal ini tak bisa dirubah oleh siapapun juga. Kemudian kita dilahirkan di
Indonesia, itulah Qadar atau takdir Tuhan. Manusia wajib yakin seyakin-
yakinnya, bahwa yang terjadi di atas dunia ini semuanya sudah Qada’
Tuhan dan sudah takdir Tuhan, tidak berubah lagi dan tak seorangpun
maka akan terjadi, walaupun itu sulit diterima akal manusia. Kita boleh
berusaha maka pada akhirnya hanya Allah lah yang menentukan. Taqdir
itu ada 2, ada takdir yang tidak dapat diuabah dan takdir yang dapat
diubah. Seperti jenis kelamin, warna darah itu merupakan takdir yang
tidak dapat di ubah, hal itu sudah dituliskan Allah sebelum ruh kita
61
Abbas, I’tiqad Ahlussunnah Wal-Jama’ah…, hal.76
62
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal. 540
58
takdir yang dapat di ubah oleh manusia dengan usaha yang sungguh-
3. Implementasi ASWAJA
oleh Syi’ah. Namun, Aswaja juga tidak membiarkan yang diakui oleh
komunitas umat Islam tanpa adanya seorang Imam apabila umat itu
64
https://kelompoksatue.wordpress.com/2014/06/18/makalah-aswaja-implementasi-dlm-
berbagai-bidang/ diakses pada tanggal 3 November 2016, pukul. 10.30 WIB
60
2) Al-'Adl (Keadilan)
65
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal. 487
61
Ini salah satu syarat untuk menjadi seorang pemimpin. Jika dalam
harus diambil. Dengan cara seprti itu maka seorang pemimpin akan
66
Kementerian Agama RI, Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an dan Terjemah. (Jakarta: PT Hati
Mas,2013), hal. 87
62
pemimpin dari organisasi lain. Jika salah harus di adili sesuai dengan
3) Al-Hurriyyah (Kebebasan)
dalam Islam pun juga mengatur hal tersebut. Sudah tentu jika
67
https://kelompoksatue.wordpress.com/2014/06/18/makalah-aswaja-implementasi-dlm-
berbagai-bidang/ diakses pada tanggal 3 November 2016, pukul. 10.30 WIB
68
http://rumahbuku.weebly.com/bangku-ii/social-kemasyarakatan-dan-akhlak-dalam-
aswaja di akses pada tanggal 3 November , Pukul 11.00 WIB
64
agama, kulit tetapi tetap satu jua. Tidak ada yang membedakan
maka Negara akan disegani oleh Negara lain yang ada di penjuru
dunia.
Semua warga negara memiliki kewajiban dan hak yang sama pula.
dikenal komunitas kabilah, saat ini sudah tidak dikenal lagi bahkan
pada saat ini sistem perekonomian tersebut sudah tidak dikenal lagi.
69
https://kelompoksatue.wordpress.com/2014/06/18/makalah-aswaja-implementasi-dlm-
berbagai-bidang/ diakses pada tanggal 3 November 2016, pukul. 10.30 WIB
70
Ihttps://kelompoksatue.wordpress.com/2014/06/18/makalah-aswaja-implementasi-dlm-
berbagai-bidang/ diakses pada tanggal 3 November 2016, pukul. 10.30 WIB
66
lainnya. Begitu pula jika pada tempo dulu aqidah merupakan sentral
sesuatu hal yang remeh dan enteng, jika umat Islam tidak ingin
wanita.71
71
http://rumahbuku.weebly.com/bangku-ii/social-kemasyarakatan-dan-akhlak-dalam-aswaja
diakses pada tanggal 3 November 2016, pukul. 10.30 WIB
67
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Ini sangat bersentuhan
dalam akidah (iman), syariat (islam) ataupun akhlak (ihsan), maka bisa
kita dapati sebuah metodologi pemikiran (manhaj alfkr) yang tengah dan
kanan atau ekstrim kiri. Inilah yang menjadi esensi identitas untuk
1) Tawasuth (Moderat)
72
https://ekasetiyarini.wordpress.com/2014/06/18/makalah-aswaja-ahlussunnah-wal-
jamaah/ tanggal 3 November 2016, Pukul. 10.30
68
maupun bermasyarakat.
2) Tawâzun (Berimbang)
Ta’âdul ialah sikap adil, jujur dan apa adanya Ahlussunnah Wal
73
Mannan, Ahlussunnah Wal ama’ah…,hal.36
74
Mannan, Ahlussunnah Wal ama’ah…, hal.38
69
75
pertimbangan kemaslahatan. Dengan sikap Ta’adul di harapkan
4) Tasâmuh (toleran)
75
Ibid, hal.38
76
As’ad Thoha,dkk, Pendidikan Aswaja Dan Ke-Nu-An Untuk MA/SMA/SMK Kelas 12.
Kurikulum 2012. (Sidoarjo: Al-Maktabah: PW LP Ma’arif NU ATIM,2013), hal.11
77
Asep Saefuddin, Membumikan Aswaja. (Surabya: Khalista, 2012) , hal. 177.
78
Ibid.
70
2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.80
para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan saja, akan tetapi untuk
79
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003,Sistem Pendidikan Nasional,Pasal 1, ayat (1)
80
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
(Bandung: Citra Umbara, 2011), hal. 2-3
71
seseorang akan lebih siap dalam menghadapi situasi apapun pada dirinya,
seperti inilah yang harus di pupuk, agar jati diri anak bangsa Indonesia bisa
didik secara sisitematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan
ajaran Islam sehingga terjalin kebahagian dunia dan di akhirat”.82 Jadi selain
ilmu umum, ilmu agama pun wajib di cari dan di pelajari agar seimbang
Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakeristik atau gaya atau sifat khas
81
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik. (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hal. 1
82
Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Bina Ilmu,2015),hal . 15
83
Amirullah Syarbini, Buku Pintar Pendidikan Karakter; Panduan Lengkap Mendidik
karakter Anak di Sekolah, Madrasah, dan Rumah. (Jakarta: As@-Prima Pustaka, 2012), hal. 13
72
84
Doni Kuesoema, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global .
(Jakarta: Grafindo,2010), hal. 80
85
Syarbini, Buku Pintar Pendidikan …, hal . 17-18
86
Muhyidin Albaboris, Mendidik Generasi Bangsa Perspektif Pendidikan Karakter.
(Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madan, Anggota IKAPI,2012) ,hal.44-45
87
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa. (Yogyakarta:
Teras,2012), hal. 13
73
antara individu satu dengan lainnya tidak memiliki sifat, watak dan
yang lain. Dalam hal ini, pendidikan sangat berperan penting dalam
bahwa:
88
Muhammad Fadilah dan Lilif Mualifatul Khorida,Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:
Konsep &Aplikasinya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2013), hal. 16-17
74
kognitif saja, akan tetapi lebih berorientasi pada proses pembinaan potensi
yang ada dalam diri peserta didik, dikembangkan melalui pembiasaan sifat-
sifat baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang baik.90 Sejalan
dalam kelas akan tetapi juga penanaman perilaku terpuji yang di aplikasikan
Pembentukan karakter juga tidak lepas dari peran guru, karena segala
89
Doni Koesoema, Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
(Jakarta: Grafindo, 2010),hal. 194
90
Fakrur Rozi, Model Pendidikan Karakter dan Moralitas Siswa di Sekolah Islam Modern;
Studi pada SMP Pondok Pesantren Selamat Kendal, (Semarang, IAIN Walisongo, 2012), hal. 6
91
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 17.
75
didik. Karakter terbentuk dari tiga macam bagian yang saling berkaitan
92
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan
Baik, (Bandung: Nusa Media, 2008), hal. 72
93
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3
94
Kemendiknas, Pengambangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, (Jakarta:
Puskur,2010),hal.7
76
sebagai berikut95:
tingkah laku, sikap dan kepribadian pada subjek didik.96 Menurut Yahya
95
Novan Ardy Wiyani, Membumikan Pendidikan Karakter di SD;Konsep, Praktik dan
Strategi, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 70-72
96
Fakrur Rozi, Model Pendidikan Karakter dan Moralitas …, hal. 45
77
97
Kemendiknas, Pendidikan Karakter bangsa, dalam
perpustakaan.kemdiknas.go.id/download/Pendidikan%20Karakter.pdf, diakses 6 september 2016
78
a) Respect (penghormatan)
98
Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung:
Remaja Rosdakarya,2005), hal. 42-43
79
Agama, Negara, masyarakat dan dirinya sendiri. Dengan seperti itu akan
tanah air serta tidak melupakan kodratnya menjadi seorang hamba Tuhan
D. Penelitian Terdahulu
Studi penelitian ini dimaksudkan untuk mencari informasi-informasi
99
Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter; Konstruksi Teoritik dan Praktik,(Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), hal.211-212
100
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta,2010), hal. 7
80
nilai universal dalam Islam bagi Abdurrahman Wahid adalah muatan dari
Kemudian, interviu mendalam ini dilakukan kepada para siswa dan guru.
Sementara itu, dokumen dalam penelitian ini berupa informasi tertulis yang
memiliki akhlak yang Islami atau akhlak yang bersumber dari nilai-
101
Yoyok Amirudin, Konsep Pemikiran Abdurrahman Wahid tentang Pendidikan Nilai
Karakter, Thesis, konsentrasi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2014,
hal. 5
82
102
Miftahuddin dkk, Implementasi Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Krapyak
Yogyakarta: Menggali Nilai-nilai Moderasi untuk Aksi Berbangsa dan Bernegara, penelitian
kelompok, Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta, 2011.
83
meliputi seluruh persoalan yang harus diimani oleh setiap muslim, dalam
103
Ali Mahmudi, Implementasi Nilai-nilai ASWAJA dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di MA NU TBS Kudus,skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang, 2014.
84
data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Dari hasi penelitian ini dapat
Jakarta cukup baik karena aspek nilai-nilai karakter yang dituju tercapai dan
Wal Jama’ah di Madrasah Aliyah Al-Ma’arif Jepara kelas XII IPA tahun
104
Ulfa Adilla,Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter pada MTs
Pembangunan UIN Jakarta,Skripsi,2013,Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbuyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, hlm.v
85
bapak kepala madrasah, guru mata pelajaran ke-NU-an kelas XII, dan siswa
wawancara, dan dokumentasi, dan tehnik analisis data yang meliputi reduksi
akan terlihat ciri khas pada penelitian ini, karena setiap penelitian memiliki
kesamaan.
105
Diena Salmiyah, Studi Deskriptif tentang Pelaksanaan Pendidikan Karakter yang
Berlandaskan Nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah diKelas XII IPA Madrasah Aliyah Al-Ma’arif
Jepara tahun pelajaran 2014/2015, skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Uniersitas Islam
Nahdlatul Ulama’ (UNISNU) Jepara, 2015.
86
E. Paradigma Penelitian
bodoh dan tertinggal oleh IPTEK. Seiring dengan hal tersebut, masyarakat
Dengan pendidikan agama Islam tidak hanya terfokus dengan materi duniawi,
firqoh aliran dalam islam. Di dalamnya mempunyai perbedaan pola pikir serta
syariat dalam beribadah kepada Allah. Ada yang terlalu ekstrem dan ada pula
zaman seperti saat ini sebuah lembaga pendidikan harus memiliki program
tertanam terhadap pribadi peserta didik, ini merupakan salah satu bentuk
dan action ibadah langsung, dan semua kegiatan tersebut mewajibkan semua
Implementasi sikap
At-Tawasuth Ahlussunnah
Wal Jama’ah
peserta didik