Anda di halaman 1dari 3

Rafika Fakhirah (2104441031) – D4 Manajemen Keuangan – MK1B

Pendidikan Agama Islam – Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si

1. Pengertian Islam Wasathiyah

Wasathiyah adalah ajaran Islam yang mengarahkan umatnya agar bersikap adil, seimbang, dan
proporsional, atau sering disebut dengan kata ‘moderat’ dalam semua dimensi kehidupan. Umat
Islam adalah khiyarunnas (umat pilihan), yang harus mampu menjadi penengah atau wasath.
(Ust. KH. M. Ikhsanuddin, M.Si, 2021)

Islam Wasathiyah dapat disebut sebagai Islam yang moderat. Arti Wasathiyah sendiri
merupakan sikap yang menuntut seseorang untuk melakukan dua hal, yaitu pengetahuan dan
menahan emosi. Adapun tiga kunci seseorang bisa menerapkan wasathiyah atau moderasi
beragama. Tiga kunci tersebut adalah pengetahuan, mengganti emosi keagamaan dengan cinta
agama, dan selalu berhati-hati. (Prof. Quraish Shihab, 2020)

Selanjutnya ada juga pengertian lain Islam Wasathiyah yaitu sebagai model ekspresi dan
pemahaman yang relevan dan ada empat kaidah dalam ajaran Islam Wasthiyah yaitu santun,
memiliki rasa rela, tidak memaksa, adanya toleransi (tidak egois), dan tidak saling membenci.
(Ma’ruf Amin, 2018)

Seringkali dipersoalkan mengapa Allah lebih memilih menggunakan kata al-wasath dari pada
kata “al-khiyar”1? Jawaban terkait hal ini setidaknya ada dua sebab, yaitu karena Allah akan
menjadikan umat Islam sebagai saksi atas (perbuatan) umat lain. Sedangkan posisi saksi
semestinya harus berada di tengah-tengah agar dapat melihat dari dua sisi secara berimbang atau
proporsional. Lain halnya jika ia hanya berada pada satu sisi, maka ia tidak bisa memberikan
penilaian dengan baik.

2. Tawazun, Tawasuth, Tasamuh dalam Konsep Beragama

A. Tasamuh (toleran)

1
memilih
Tasamuh dalam istilahnya dapat diartikan sebagai sikap toleran. Islam di Nusantara
mengedepankan sikap yang toleran terhadap ragam budaya atau kebudayaan yang ada di
Nusantara.

Dalam kehidupan bermasyarakat, pertentangan atau perbedaan adalah hal yang wajar,
mengingat setiap manusia memiliki sifat dan pandangan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut
jika tak ditanggulangi dengan sikap tasamuh, maka dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan. Dengan diterapkannya sikap toleran (tasamuh) akan menciptakan Islam yang politis
dan dinamis.

Oleh sebab itu, penerapan sikap tasamuh adalah kunci untuk menghindari pertentangan besar
di kemudian hari. Dengan menerapkan sikap tasamuh, seseorang akan dapat menyelesaikan
permasalahan dengan tenang dan kepala dingin.

Sebuah hadist Rasulullah SAW telah menjelaskan tentang fungsi tasamuh. Rasulullah SAW
bersabda: "Siapa yang membantu menghilangkan kesulitan orang mukmin satu kesulitan di
dunia, niscaya Allah akan menghilangkan kesulitan dia dari kesulitan pada hari kiamat. Dan
barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang menghadapi kesulitan, Allah akan
memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat." (HR Muslim).

Hadist tersebut menjelaskan bahwa tasamuh pada dasarnya hikmahnya akan kembali kepada
diri sendiri. Jika ingin menghilangkan kesulitan kita, maka bantulah orang lain yang sedang
mengalami kesulitan.

Terdapat beberapa manfaat tasamuh yaitu, mempererat persatuan dan kesatuan antar sesama
manusia, mempermudah urusan dalam kehidupan bermasyarakat, mengembangkan sikap
menghargai, menjaga dan menghormati hak dan kewajiban orang lain, dan menumbuhkan sikap
bertanggungjawab terhadap lingkungan masyarakat.

B. Tawazun (seimbang)

Tawazun yaitu sikap yang dapat menyeimbangkan diri seseorang pada saat memilih sesuatu
sesuai kebutuhan, tanpa kecondongan terhadap suatu hal tersebut. Allah menciptakan manusia
dalam keadaan fitrah, yakni sudah memiliki Tauhid sejak lahir. Namun, ketauhidan yang dimiliki
tersebut juga tergantung pada keluarga yang membimbing manusia sejak lahir.
Manfaat dari Tawazun adalah mendapatkan kebahagiaan hidup, ketenangan jiwa, kebahagiaan
dzahir yang dapat melakukan suatu aktivitas dengan baik2. Adapun tiga macam orang yang tidak
bertawazun, yakni seorang materialis, seorang panthaisme3, dan seorang atheis4,

C. Tawasuth (moderat)

Tawasuth merupakan sikap sesorang yang moderat atau berada di tengah-tengah, tidak terlalu
bebas juga tidak keras dalam berprinsip, sehingga sikap ini mudah diterima oleh seluruh lapisan
masyarakat. Rasulullah SAW. bersabda, yang artinya sesungguhnya sesuatu yang baik ialah hal
yang berada di tengah-tengah. 

Maksudnya, hal tersebut tidak terlalu ekstrim. Jika kita hidup di dalam lapisan masyarakat, kita
dapat hidup di tengah-tengah, tanpa membandingkan, dan juga memiliki sikap toleran, tidak
mudah mengkafirkan orang lain jika terjadi ketidaksamaan dalam berpendapat, serta bisa
memposisikan diri di tengah masyarakat. (Chalim Mufidah, 2020)

Tawasuth selalu bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan yang
bersifat ekstrim. Tawasuth bagi NU ialah satu sikap penting yang harus dijalankan. Karena sikap
ini bersumber dari ajaran islam dan sesuai dengan karakter bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

https://fcep.uii.ac.id/blog/2021/04/27/mengkaji-ummatan-wasatho-moderasi-islam/

https://mui.or.id/bimbingan-syariah/paradigma-islam/28522/apa-yang-dimaksud-islam-
wasathiyah-2/

https://kumparan.com/berita-hari-ini/penjelasan-islam-wasathiyah-menurut-ulama-
1tfSMwBGUfz/full

https://www.kompasiana.com/chalimmufidah30/5e724afa097f3623483b3972/karakteristik-
islam-nusantara-tasamuh-tawazun-tawasuth-ta-adl?page=all

https://m.merdeka.com/trending/pengertian-tasamuh-manfaat-dalil-serta-contohnya.html?
page=all

http://repository.radenintan.ac.id/4539/1/Skripsi%20Full.pdf
2
yang paling atas dan tidak ada yang di atas lagi
3
orang yang hanya mengedepankan jiwa/ruh/hati saja, tanpa akal dan pikiran
4
ia hanya mengandalkan akal/rasio, tanpa melibatkan hati maupun kekuatan raganya.

Anda mungkin juga menyukai