Anda di halaman 1dari 14

Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

PENGAMBILAN CONTOH DAN PENGUJIAN ASPAL


UNTUK PEKERJAAN CAMPURAN BERASPAL PANAS

1. Pendahuluan
Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.
Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel
agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis dalam campuran
beraspal diperoleh dari friksi dan kohesi dari bahan-bahan pembentuknya. Friksi
agregat diperoleh dari ikatan antar butir agregat (interlocking), dan kekuatannya
tergantung pada gradasi, tekstur permukaan, bentuk butiran dan ukuran agregat
maksimum yang digunakan. Sedangkan sifat kohesinya diperoleh dari sifat-sifat aspal
yang digunakan. Oleh sebab itu kinerja campuran beraspal sangat dipengaruhi oleh
sifat-sifat agregat dan aspal serta sifat-sifat campuran padat yang sudah terbentuk dari
kedua bahan tersebut.
Pada campuran beraspal, sifat-sifat fisik aspal yang sangat mempengaruhi
perencanaan, produksi dan kinerja campuran beraspal, untuk itu sifat aspal yang harus
diperiksa antara lain adalah : durabilitas, adesi dan kohesi, kepekaan terhadap
temperatur, pengerasan dan penuaan.
Pengambilan contoh dan pengujian merupakan dua hal yang sangat penting dalam
fungsi pengendalian mutu. Data dari pengujian ini merupakan alat untuk menilai kualitas
produksi apakah memenuhi syarat atau tidak. Dengan alasan ini, pengambilan contoh
dan prosedur pengujian harus dilakukan dengan hati-hati dan benar.
Salah satu kesalahan yang besar dalam menguji material adalah kegagalan untuk
mengambil contoh yang mewakili. Apabila contoh yang dikirim ke laboratorium tidak
mewakili kondisi bahan yang sebenarnya, maka hasil pengujian akan sia-sia, bahkan
apabila digunakan, mungkin menyesatkan. Oleh karena itu, pengambilan contoh harus
dilakukan dengan prosedur standar, baik Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun
AASHTO atau ASTM atau standar internasional yang lain.
Pengujian kualitas untuk pekerjaan campuran beraspal secara umum dapat dipisahkan
menjadi 3 kelompok, yaitu :
ο Pengujian kualitas bahan baku (agregat, bahan pengisi dan aspal),
ο Pengujian kualitas bahan olahan
ο Pengujian kualitas bahan jadi.
Hasil pengujian akan menentukan penerimaan atau penolakan, baik bahan maupun
hasil pekerjaan, maka pengujian harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
Pengujian laboratorium terhadap sifai-sifat fisik aspal yang digunakan sebagai bahan baku,
meliputi untuk :
 Durabilitas aspal, yaitu dengan melakukan uji : penetrasi, titik lembek, kehilangan
berat, daktilitas, Thin Film Oven Test (TFOT), dan Rolling Thin Film Oven Test
(RTFOT)
 Adhesi dan kohesi, yaitu dengan melakukan uji kelekatan aspal terhadap agregat
 Kepekaan terhadap temperatur, yaitu dengan melakukan uji penetrasi
 Pengerasan dan penuaan, yaitu dengan melakukan uji penetrasi
 Pengaruh terhadap temperatur pada proses pencampuran, pengangkutan,
penghamparan, dan pemadatan, yaitu dengan melakukan uji viskositas
 Keamanan dalam pelaksanaan, yaitu dengan melakukan uji titik nyala
 Kelelehan aspal, yaitu dengan melakukan uji titik lembek
Sesuai dengan judul modul diatas, maka pada modul ini diuraikan maksud, tujuan dan
lingkup, peralatan, serta persiapan dan pelaksanaan pengujian aspal sebagai bahan
baku dalam pekerjaan campuran beraspal panas

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 1


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

3. Pengujian Aspal
Pengujian aspal meliputi pengujian aspal keras (padat) termasuk aspal modifikasi, aspal cair dan
emulsi. Aspal keras digunakan untuk campuran beraspal, sedangkan aspal cair atau aspal
emulsi pada pekerjaan campuran beraspal panas umumnya digunakan sebagai lapis resap ikat
(prime coat) atau lapis pengikat (tack coat).
Jenis pengujian aspal keras, aspal cair dan aspal emulsi diperlihatkan berturut-turut pada Tabel
1, 2, dan 3, sebagai berikut :

Tabel 1.a. Jenis Pengujian Aspal Keras Pen 60


Jenis Pengujian Standar Pengujian
1. Penetrasi, 25 ‘C, 100 gr, 5 dctik; 0,1 mill SNI 06-2456-1991
2. Titik Nyala dan Titik Bakar; ‘C RSNI3 2433-2008
3. Titik Lembek;’C SNI 06-2434-1991
4. Daktilitas, 25 ‘C; cm RSNI3 2432-2008
5. Berat jenis SNI 06-2441-1991
6. CaraCara Uji Kelarutan Aspal RSNI M04-2004
7. Penurunan/kehilangan Berat (dengan TFOT); % berat SNI 06-2440-1991
8. Uji bintik (spot Tes) - Standar Naptha; - Naptha Xylene; SNI 06-6885-2002
- Hephtane Xylene
9. Penetrasi setelah penurunan berat; % asli SNI 06-2456-1991
10. Daktilitas setelah penurunan berat; % cm SNI 06-2432-1991
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3, campuran beraspal panas, Desember 2006,
Catatan : Penggunaan pcngujian spot tes adalah pilihan (optional). Bila disyaratkan, dapat
digunakan pelarut yang naptha, naptha xylcne atau heptane xylane

Tabel 1.b. Jenis Pengujian Aspal Polimer


Jenis Pengujian Standar Pengujian
1. Penetrasi, 25 ‘C, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991
2. Titik Nyala dan Titik Bakar; °C RSNI3 2433-2008
3. TitikLembek;°C SNI 06-2434-1991
4. Daktilitas, 25 ‘C; cm SNI 06-2432-1991
5. Berat jenis SNI 06-2441-1991
6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen/Kadar aspal; % berat SNI 06-2438-1991
7. Kekentalan pada 135: cSt SNI 06-6721-2002
8. Stabilitas Penyimpanan pada 163 °C selama 48 jam
SNI 06-2434-1991
- Perbedaan Titik Lembek;’C
9. Penurunan Berat (dengan TFOT); berat SNI 06-2440-1991
10. Perbedaan Penetrasi setelah TFOT; % asli SNI 06-2456-1991
11. Perbedaan Titik Lembek setelah TFOT; % asli SNI 06-2434-1991
12. Elastic recovery pada 25 °C; % RSNI M-04-2005*
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3, campuran beraspal panas, Desember 2006,

Tabel 1.c. Jenis Pengujian Aspal Dimodifikasi dengan Aspal alam


Jenis Pengujian Standar Pengujian
1. Penetrasi, 25 °C, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm SNI 06- 2456-1991
2. Titik Nyala; °C SNI 06-2433-1991
3. Titik Lembek; °C SNI 06-2434-1991
4. Daktilitas, 25 °C; cm SNI 06-2432-1991
5. Berat jenis SNI 06-2441-1991
6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen/Kadar aspal; % berat SNI 06-2438-1991
7. Penurunan Berat (dengan TFOT); % berat SNI 06-2440-1991
8. Penetrasi setelah kehilangan berat; % asli SNI 06-2456-1991

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 2


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

Tabel 1.c. (Lanjutan)


Jenis Pengujian Standar Pengujian
9. Daktilitas setelah TFOT; % asli SNI 06-2432-1991
10. Mineral Lolos Saringan No. 100; % * SNI 03-1968-1990
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3, campuran beraspal panas, Desember 2006,
Catatan : * Hasil Ekstraksi

Tabel 1.d. Jenis Pengujian Aspal Multigrade


Jenis Pengujian Standar Pengujian
1. Penetrasi, 25 ‘C, 100 gr, 5 detik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991
2. Titik Nyala:’C SNI 06-2433-1991
3. Titik Lembek; ‘C SNI 06-2434-1991
4. Daktilitas, 25 C: cm SNI 06-2432-1991
5. Berat jenis SNI 06-2441-1991
6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen/Kadar aspal; % berat SNI 06-2438-1991
7. Penurunan Berat (dengan TFOT); %berat SNI 06-2440-1991
8. Penetrasi setelah penurunan berat; % asli SNI 06-2456-1991
9. Daktilitas setelah penurunan berat; % asli SNI 06-2432-1991
Sumber : Spesifikasi seksi 6.3, campuran beraspal panas, Desember 2006,

Tabel 2. Jenis pengujian aspal cair untuk lapis resap ikat dan lapis pengikat
Jenis pengujian Standar pengujian
0
1. Viskositas (kekentalan) pada 60 C dengan alat saybolt SNI 06-6721-2002
2. Titik nyala (TOC) dengan Tag open cup SNI 03 6722-2002
3. Penyulingan SNI 06-2488-1991
4. Penetrasi residu penyulingan SNI 06-2456-1991
5. Daktilitas residu penyulingan SNI 06- 2432-1991
6. Kelarutan dalam TCE dari residu hasil penyulingan (Kadar SNI 06-2438-1991
aspal)
7. Kelekatan dalam air SNI 06-2439-1991
8. Berat Jenis AASHTO T 74-1993
9. Kadar air SNI 06-2490-1991
o
10. Kekentalan absolut pada 60 C dari residu penyulingan SNI 03-6440-2000
11. Uji bintik/noda (Spot test) SNI 03-6885-2002
Sumber : Manual pekerjaan campuran beraspal panas, 2002
Spesifikasi aspal cair cepat mantap/penguapan cepat (RC) tercantum dalam PdS 03-1995-03 (SNI
03-4800-1998), aspal cair mantap sedang (MC) pada Pd S 02-1995-03 (SNI 03-4799-1998), aspal
cair mantap lambat/penguapan lambat pada ASTM D 2026-1993.

Tabel 3. Jenis pengujian aspal emulsi untuk lapis resap ikat dan lapis pengikat
Jenis pengujian Standar pengujian
1. Pengujian Kekentalan/Viskositas Aspal Cair dan Aspal SNI 03-6721-2002
Emulsi dengan Alat Saybolt Furol
2. Pengujian Pengendapan Aspal Emulsi SNI 03-6828-2002
3. Pemisahan dengan CaCl2
4. Kelekatan dan daya tahan terhadap air SNI 03-3645-1994
5. Jenis muatan listrik / partikel SNI 03-3644-1994
6. Analisa saringan / tertahan no. 20 SNI 03-6830-2002
7. Kerusakan Campuran dengan semen SNI 03-6830-2002
8. Kadar residu dengan penyulingan SNI 03-3642-1994
9. Kadar air SNI 03-3641-1994
10. Penetrasi residu SNI 06-2456-1991
11. Daktilitas residu SNI 03-2432-1991
Sumber : Manual pekerjaan campuran beraspal panas, 2002
Spesifikasi aspal emulsi anionik tercantum dalam PdS 01-1997-03 dan aspal emulsi kationik pada
PdS 01-1995- 03.

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 3


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

2.1. Pengujian Penetrasi Residu Aspal Emulsi

Alat dan prosedur pengujian penetrasi untuk aspal emulsi sama dengan prosedur pengujian
penetrasi untuk aspal cair atau keras (berdasarkan SNI 06-2456-1991), bedanya hanya benda
uji dari residu hasil penyulingan

2.2. Pengujian Daktilitas Residu Aspal Emulsi

Alat dan prosedur pengujian daktilitas untuk aspal cair emulsi sama dengan prosedur pengujian
daktilitas untuk aspal cair atau keras (berdasarkan SNI 06-2432-1991), bedanya hanya benda uji
dari residu hasil penyulingan

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

3.2. Pengujian Pemisahan dengan CaCl2 untuk Aspal Emulsi


Prosedur pengujian selengkapnya lihat SNI

a. Maksud, Tujuan, dan Lingkup

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 4


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

ο Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menguji pemisahan aspal
emulsi dengan menggunakan bahan pemisah Calsium Chlorida (CaCl2) dengan cara
penyulingan.
ο Tujuan pengujian untuk menentukan pemisahan dari aspal emulsi jenis cepat mantap,
bahan pemisah yang digunakan Calsium Chlorida (CaCl2).
Pemisahan (demulsibility) merupakan perbandingan antara berat residu pemisahan
dengan residu aspal emulsi dari hasil penyulingan.
ο Mencakup cara persiapan bahan uji, peralatan, dan cara pengujian pemisahan aspal
emulsi dengan cara penyulingan

b. Peralatan
 Satu set saringan no. 14
 Tabung/labu logam
 Tabung gelas
 Pengaduk logam
 Oven

c. Persiapan Pengujian
c.1. Persiapan Benda Uji
 Siapkan benda uji/aspal emulsi
c.2. Persiapan Peralatan
 Siapkan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk pemakaian

d. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian
d.1. Cara Pengujian
1). Tentukan terlebih dahulu persentase residu aspal emulsi dengan cara penyulingan
dan muatan aspal emulsi (kationik atau anionik)
2). Timbang masing-masing tiap satu set saringan no. 14, pan kapasitas 600 ml, dan
pengaduk logam, yang akan digunakan.
3). Timbang masing-masing sebanyak 100 ± 0,1 gram aspal emulsi yang telah dikocok
homogen ke dalam tabung logam 600 ml
o
4). Tempatkan dan biarkan benda uji pada suhu ruang (25 ± 0,5) C
5). Setelah 2 menit, tambahkan masing-masing ke dalam labu logam 35 ml larutan
kalsium klorida 1,11 gr/lt (untuk aspal emulsi anionik) atau 35 ml larutan dioktil
sodium sulfosuccinate 0,8 % untuk aspal emulai kationik atau 50 ml larutan kalsium
klorida 5,55 gr/lt aspal emulsi campuran.
Selama penambahan larutan dilakukan, aduk isi dalam tabung terus menerus agar
bercampur rata dengan emulsi. Lanjutkan pengadukan terus menerus selama 2
(dua) menit setelah penambahan larutan selesai.
6). Tuangkan campuran ke dalam masing-masing saringan, bilas/cuci tabung dan
batang pengaduk dengan air distilasi. untuk menentukan besarnya aspal yang
menggumpal.
7). Remaslah dan pecahkan semua gumpalan dengan alat pengaduk, kemudian
lanjutkan dengan mencuci tabung, pengaduk dan saringan hingga air pencuci
mengalir jernih.
8). Tempatkan saringan berikut aspal ke dalam tabung gelas dan pengaduk logam,
o
masukkan semua ke dalam oven pada suhu tetap 163 C hingga kering dan
beratnya tetap.
9). Timbang dan catat

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 5


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

d.2. Perhitungan
Demulsibility = (A / B) x 100 %
dimana : A = Berat rata-rata residu demulsibility dari 3 pengujian
B = Berat residu aspal emulsi dari hasil penyulingan dalam 100 gram aspal emulsi

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
3.1.2. Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar dengan Cleveland Open Cup

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 6


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

Prosedur pengujian selengkapnya lihat SNI 06-2433-1991.


a. Maksud, Tujuan, dan Lingkup
ο Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menguji titik nyala
dan titik bakar aspal dengan menggunakan alat cleveland open cup.
ο Tujuan pengujian untuk mengetahui besaran suhu dimana terlihat nyala singkat
< 5 detik (titik nyala) dan terlihat nyala minimal 5 detik (titik bakar) diatas
permukaan aspal.
Titik nyala, adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat kurang dari 5 detik pada
suatu titik diatas`permukaan aspal
Titik bakar, adalah suhu pada saat terlihat nyala skurang-kurangnya 5 detik pada
suatu titik pada permukaan aspal
ο Mencakup cara persiapan benda uji, peralatan, cara pengujian untuk
menentukan titik nyala dan titik bakar aspal dengan menggunakan alat
Cleveland open cup.
b. Peralatan
 1 unit Alat Cleveland Open Cup, mencakup : pelat pemanas, sumber pema-
nas/pembakar gas atau tungku listrik, penahan angin, nyala penguji.
 Termometer
 Cawan Cleveland
 Oven dengan pengatur suhu.
c. Persiapan Pengujian/Benda uji
c.1. Persiapan Benda Uji
 Siapkan benda uji sebanyak + 100 gram,
 Panaskanbenda uji pada 140o C sampai cukup cair.
 Isilah/tuangkan ke cawan Cleaveland sampai garis batas dan hilangkan
gelembung udara yang ada pada benda uji
c.1. Persiapan Pengujian/Peralatan
 Siapkan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk pemakaian
d. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian
1). Tempatkan cawan di atas plat pemanas dan atur letak sumber pemanas
sehingga tepat berada dibawah titik tengah cawan.
2). Tempatkan nyala penguji dengan poros pada jarak 75 mm dari titik tengah
cawan
3). Tempatkan termometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak 6,4 mm
diatas dasar cawan dan terletak pada satu garis yang menghubungkan titik
tengah cawan dan titik poros nyala penguji, kemudian atur posisi termometer
pada jarak ¼ diameter cawan dari tepi.
4). Tempatkan penahan angin, nyalakan nyala penguji, atur hingga kenaikan tem-
peratur (15 + 1)o C/menit sampai mencapai temperatur 56o C di bawah titik nyala
perkiraan.
5). Nyalakan nyala penguji dan atur kecepatan pemanasan 5 - 6o C/menit pada
temperatur antara 56o C dan 28o C di bawah titik nyala perkiraan. Nyalakan nyala
penguji dan atur diameter nyala penguji.
6). Putar nyala penguji hingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan)
dalam waktu 1 detik, Ulangi setiap kenaikan 2o C sampai terlihat nyala singkat
pada permukaan aspal, baca temperatur pada termometer dan catat.

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 7


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

7). Lanjutkan pengamatan sampai terlihat nyala di atas permukaan benda uji yang
lebih lama minimal 5 detik, baca dan catat temperatur pada termometer.
Titik nyala, dinyatakan dengan catat suhu pada saat terlihat nyala singkat,
kemudian lanjutkan pengamatan sampai terlihat nyala yang lebih lama minimal 5
detik, baca dan catat yang dinyatakan sebagai titik bakar.

Gambar 7. >
Pengujian titik nyala
dgn Cleveland Open
Cup

3.1.4. Pengujian Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, % berat


Prosedur pengujian selengkapnya lihat SNI 06-2438-1991.

a. Maksud, Tujuan, dan Lingkup


ο Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menguji kelarutan
aspal dalam larutan TCE
o Tujuan pengujian untuk mengetahui derajat kelarutan aspal dan bahan bitumen
dalam TCE (trichloroethylene).
ο Mencakup cara persiapan benda uji, peralatan, cara pengujian untuk
menentukan kadar aspal dari bahan-bahan yang mengandung aspal
b. Peralatan
 Cawan Gooch yaitu cawan berlubang berukuran khusus.
 Alas asbes
 Tabung penyaring berdiameter dalam 40 – 42 mm.
 Labu penyaring (kapasitas 250 ml atau 500 ml).
 Tabung karet untuk menahan cawan Gooch
 Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu (110 ± 5)o C.
 Pembakar gas
 Pompa aspirator/pompa hampa udara (vacuum pump).
 Timbangan/Neraca analitik (kapasitas 200 ± 0,001) gram
 Desikator.
 Cawan penguap porselin
 Saringan fiber glas/diatome
 Gelas arloji (watch glasses)

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 8


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

c. Persiapan Pengujian/Benda Uji


c.1. Persiapan Benda Uji
 Siapkan benda uji (aspal) yang telah dikeringkan dibawah suhu penguapan
sekurang-kurangnya 2 gram,
 Bila aspal keras tumbuklah sekurang-kurangnya 4 gram dan ambillah 2 gram
sebagai benda uji
c.2. Persiapan Pengujian/Peralatan
 Siapkan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk pemakaian
d. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian
1). Timbang bejana kapasitas 150 ml (=A)
2). Masukkan benda uji ke dalam bejana dan tuangkan 100 ml trichlor ethylen,
aduk hingga bitumen larut
3). Tutup bejana denga gelas arloji
4). Siapkan perangkat cawan gooch
(1). Masukkan tabung penyaring ke dalam mulut labu penyaring
(2). Masukkan cawan gooch ke dalam tabung penyaring
(3). Hubungkan labu penyaring dengan pompa hampa udara
(4). Isi cawan gooch dengan suspensi asbes dalam air
(5). Isap dengan pompa hampa udara hingga terbentuk lapisan asbes pada
dasar cawan gooch
(6). Angkat dan bakar cawan gooch dengan pembakar gas
(7). Dinginkan cawan gooch dalam desikator
(8). Timbang cawan dan ulangi tahap (6). s/d (8). sampai didapat asbes kering
(0,5 ± 1) gram
(9). Masukkan cawan gooch ke dalam tabung penyaring
(10). Tuangkan larutan aspal dan trichlor ethylen ke dalam cawan gooch.
(11). Isap dengan pompa hampa udara hingga terbentuk endapan pada dasar
cawan gooch
(12). Bersihkan sisa endapan dalam bejana dengan trichlor ethylen dan pindah-
kan ke dalam cawan gooch sampai filtrat menjadi bersih
(13). Isap dengan pompa hampa udara sampai endapan tampak kering
(14). Pindahkan cawan gooch dari tabung penyaring dan cuci bagian bawah
dengan trichlor ethylen untuk menghilangkan sisa filtrat yang menempel
(15). Masukkan kedalam oven pada suhu (110 ±10)o C selama 20 menit untuk
menghilangkan sisa-sisa trichlor ethylen
(16). Dinginkan dalam desikator, timbang (=B)
5). Keringkan bejana tersebut dalam oven (110 ± 10)o C dan timbang sampai berat
tetap (=H) sebagai koreksi kepada endapan yang tertinggal dalam cawan
gooch
6). Bila diperlukan untuk penentuan kadar mineral, maka cawan gooch dipijarkan
sehingga menjadi merah, kemudian dinginkan dan timbang (=C)
7). Bila dalam cawan gooch terdapat mineral karbonat, tembah beberapa tetes
ammonia karbonat, keringkan dalam desikator pada suhu (110 ± 10)o C
8). Masukkan filtrat dari labu penyaring dalam cawan dan cuci labu dengan trichlor
ethylen kemudian masukkan larutan tersebut kedalam cawan.
9). Uapkan trichlor ethylen dalam cawan hingga kering kemudian pijarkan sisa
trichlor ethylen hingga tidak tampak lagi warna hitam atau titik pijar
10). Dinginkan dalam desikator, segera timbang
Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 9
Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

11). Penambahan berat cawan diperhitungkan sebagai koreksi terhadap berat en-
dapan yang tidak tertahan dalam cawan gooch
12). Perhitungan :
Kadar aspal = X = [{A-(B+D)} / A] x 100 %
Kadar mineral = Y = {(C+D) / A} x 100 %
Kadar sisa = {100 – (X+Y)} x 100 %
dimana : A = Berat benda uji bebas air
B = Berat endapan
C = Berat endapan setelah dipijarkan
D = Berat total koreksi = B + H - C, atau = B + H – J

Cawan Gooch
Pengikat
karet Tabung penyaring
Penutup karet

Labu penyaring

Gambar 11. >


Alat penyaring aspal

3.1.5. Pengujian Daktilitas Bahan-Bahan Aspal


Prosedur pengujian selengkapnya lihat SNI 06-2432-1991.
a. Maksud, Tujuan, dan Lingkup
ο Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menguji daktilitas
aspal, dengan menggunakan alat penguji daktilitas aspal,
ο Tujuan pengujian untuk mengetahui harga/besaran daktilitas bahan aspal, yang
ditunjukkan oleh panjangnya benang aspal yang ditarik hingga putus.
ο Mencakup cara persiapan benda uji, peralatan dan cara pengujian daktilitas
bahan aspal
Daktilitas aspal adalah nilai keelastisitasan aspal, yang diukur dari jarak
terpanjang, apabila antara dua cetakan berisi bitumen keras yang ditarik
sebelum putus pada suhu 25o C dan dengan kecepaan 50 mm/menit
b. Peralatan
 1 Unit alat pengujian lengkap yang terdiri atas cetakan, bak air dan alat penarik
(mesin yang dilengkapi dinamo)
 Termometer.
 Alat bantu seperti spatula dan pisau.
 Oven dengan pengatur suhu
c. Persiapan Pengujian/Benda Uji
c.1. Persiapan Benda Uji
 Siapkan benda uji sebanyak 100 gram dan panaskan hingga cukup cair
pada suhu antara 80o C–100o C diatas titik lembek, saring dengan saringan
no. 50 dan diaduk.

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 10


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

 Lapisi cetakan dengan campuran gliserin dan pasang cetakan dakilitas di


atas plat dasar
 Tuang bahan uji dalam cetakan dari ujung ke ujung hingga penuh berlebih.
 Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 - 40 menit, ratakan dengan
spatula.
c.2. Persiapan Pengujian/Peralatan
 Siapkan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk pemakaian
d. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian
1). Rendam benda uji di dalam bak perendam bersuhu 25o C selama 30 menit.
2). Lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi-sisi cetakan.
3). Pasang benda uji pada mesin uji daktilitas dan tarik dengan kecepatan teratur 5
cm per menit sampai benda uji putus.
4). Bacalah jarak antara pemegang benda uji pada saat benda uji putus (cm).
Daktilitas, dinyatakan dengan hasil rata-rata panjang aspal dalam satuan cm, sebagai
akibat dari ditariknya aspal yang berada dalam cetakan daktilitas pada dudukannya dari
o
alat penguji daktilitas, dengan kecepatan teratur 50 mm/menit pada suhu 25 C sampai
putus, kemudian diukur jarak antara kedua dudukan benda uji normal pada saat benda
uji putus (cm)

Gambar 9. >
Pengujian
daktilitas

a. Dudukan benda uji b. Alat penguji daktilitas

Tabel 1. Contoh Cara uji elastisitas aspal dengan alat daktilitas RSNI M-04-2005.
o
Contoh dipanaskan Mulai : pk. ……… Temperatur oven : ………. C
Selesai : pk. ………
Contoh dituangkan : pk ……….
Didiamkan pada temperatur ruang Mulai : pk. ………
Selesai : pk. ………
Direndam pada temperatur pengujian Mulai : pk. ……… Temperatur bak perendam:
o
Selesai : pk. ……… ……………. C
Pemeriksaan elastisitas Mulai : pk. ……… Temperatur pengujian :
o
Selesai : pk. ……… ………..….. C
Jenis Pengukuran Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
Panjang Awal 10 cm 10 cm 10 cm
Panjang setelah elastisitas (X) ……..… cm …….….. cm …….….. cm
10 - X
% Elastisitas = x 100 ………… % ….………. % ….….… %
10
Rata-rata % elastisitas ………………………%

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 11


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

3.2.1. Pengujian Viskositas Kinematik/Kekentalan Aspal Cair dan Aspal


Emulsi dengan Alat Saybolt Furol
Prosedur pengujian selengkapnya lihat SNI 03-6721-2002.
a. Maksud, Tujuan, dan Lingkup
ο Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menguji
kekentalan/viskositas aspal cair dengan menggunakan alat saybolt furol
ο Tujuan pengujian untuk mengetahui nilai kekentalan aspal cair, yang digunakan
sebagai dasar untuk mengklasifikasi jenis aspal cair (Rapid Curing/RC, Medium
Curing/MC, Slow Curing/SC).
Kekentalan Universal atau kekentalan Saybolt furol, yaitu waktu yang diperlukan
untuk mengalirkan bahan sebanyak 60 ml dalam detik pada suhu tertentu
melalui lubang Universal atau Furol (Fuel and Road Oil) yang telah distandarkan
dan dinyatakan dalam S.U.S (Saybolt Universal Second) atau S.F.S. (Saybolt
Furol Second).
ο Mencakup cara persiapan contoh uji, peralatan, kalibrasi, dan pengujian
kekentalan aspal cair dan aspal emulsi dengan alat saybolt
a. Peralatan
 Tabung Saybolt viskometer
 Penyumbat lubang tabung vickometer
 Labu penampung viskometer
 Penangas yang dilengkapi 2 lubang untuk penyangga tabung viskometer
 Temperatur untuk viskositas saybolt
 Temperatur penangas
 Alat pengontrol waktu
 Saringan no. 100
 Corong saringan
b. Persiapan Benda Uji dan Pengujian
c.1. Persiapan Benda Uji
 Siapkan benda uji sebanyak 120 (± 1) ml, homogen dan paling sedikit duplo.
 Panaskan benda uji pada suhu tertentu (50o C) beberapa menit sampai
dapat dituangkan.
c.2. Persiapan Pengujian/Peralatan
 Bersihkan tabung viskometer dan labu viskositas/penampung.
 Tuangkan media penangas kedalam penangas paling sedikit 6 mm di atas
garis batas limpahan benda uji
 Tutup bagian atas viskositas dan sumbat bagian bawahnya dengan rapat
dan kuat menggunakan gabus penutup
 Letakkan labu penampung tepat dibawah tengah-tengah tabung viskositas,
kemudian letakkan saringan no. 100 di atas tabung viskositas.
 Siapkan batang pengaduk gelas.
 Atur penangas pada suhu yang sudah dipilih.
 Celupkan termometer pada tabung viskositas.
d. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian
1). Aduk contoh uji hingga merata
2). Tuangkan benda uji melalui saringan ke dalam tabung viskometer sampai batas
pinggir atasnya.

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 12


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

3). Aduk benda uji dalam viskometer beserta termometer yang telah dilengkapi
penyangga dengan kecepatan putaran sampai perbedaan suhu tertentu,
kemudian angkat termometer.
4). Ambil benda uji yang berlebihan dengan penyedot sampai batas peluapan.
5). Cabut penutup gabus sehingga aliran aspal cair masuk ke dalam labu
penampung
6). Catat dan hitung waktu (ketelitian ± 0,1 detik) mulai saat benda uji menyentuh
dasar labu sampai terisi tepat pada batas 60 ml labu viskometer, kemudian
tutup lubang viskositas dengan alat penyumbat.
7). Gunakan tabel konversi untuk menentukan kekentalan dalam kinematis.

Gambar 14. >


Tabung viskometer dengan
lubang universal dan
lubang furol

3.3.7. Pengujian Kerusakan Campuran Aspal Emulsi dengan Semen


Prosedur pengujian selengkapnya lihat SK SNI M 09-1994-03. :
a. Maksud, Tujuan, dan Lingkup
ο Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menguji
kerusakan campuran aspal emulsi dengan semen
ο Tujuan pengujian untuk menentukan persentasi aspal emulsi yang rusak dengan
cara menambahkan semen. Pengujian khususnya untuk jenis aspal emulsi tipe
mantap lambat (Slow Setting).
ο Mencakup cara persiapan benda uji, peralatan, dan cara pengujian aspal emulsi
yang rusak dengan cara penambahan semen
b. Peralatan
 Saringan no. 80 dan no. 14
 Timbangan
 Panci logam
 Loyang
c. Persiapan Benda Uji dan Pengujian/Peralatan
c.1. Persiapan Benda Uji
 Siapkan benda uji/aspal emulsi
c.2. Persiapan Pengujian/Peralatan
c. Siapkan peralatan yang akan digunakan sesuai petunjuk pemakaian
c. Prosedur/Pelaksanaan Pengujian

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 13


Pengambilan Contoh dan Pengujian Aspal untuk Pekerjaan Campuran Beraspal .

1). Siapkan semen portland sebanyak 100 gr dan saring dengan saringan no. 80,
kemudian timbang semen sebanyak (50 ± 0,1) gram ke dalam panci logam
2). Tambahkan X gr (500 ml) air suling ke dalam contoh uji A gr ( > 250 gram),
sehingga residu (R) menjadi 55 % :
{(R x A) / (A + X)} x 100 % = 55 %
3). Ambil (100 ± 0,1) gram benda uji dari no. 1, masukkan ke dalam wadah yang
berisi semen, hitung berat isi (=C gram).
Aduk campuran dengan batang pengaduk secara memutar dengan kecepatan ±
60 rpm selama 1 menit
4). Tambahkan air suling sebanyak 150 ml, kemudian diamkan selama 3 menit,
selanjutnya aduk kembali. Tuangkan campuran melalui saringan no. 14. pada
loyang yang sebelumnya telah ditimbang
5). Cuci panci pencampur dengan air suling hingga semua campuran bersih dan
tuangkan kembali ke dalam saringan.
Bilas saringan dengan air suling yang dialirkan dari ketingian 15 cm, hingga air
yang mengalir jernih
6). Masukkan saringan dan penadahnya ke dalam oven pada suhu (163 ± 3)o C
hingga mencapai berat tetap, timbang (=B)
7). Hitung kadar campuran emulsi, dengan cara :
Y = Persen emulsi yang rusak adalah perbandingan residu tertahan dalam
saringan dengan berat benda uji
= (B / C) x 100 %

Balai Bahan dan Perkerasan Jalan 14

Anda mungkin juga menyukai