dapat sampai 25% atau 40% pada kadar air sekitar 5% s/d 8%
(Tjokrodimuljo, 1995).
700 6
650
600
. Kuat Tekan Rata^ata
1 550 X Kuat Tekan Benda Uji 1
3'500
=-450 0 Kuat Tekan Benda Uji 2
§ 400 - + Kuat Tekan Benda uji 3
^ 350
Kuat Tekan Benda Uji 4
° 300 -
0 Kuat Tekan Benda U|i 5
2 250 ^
^ 200
S 150 +
= 100
50
n 1 1 ( 1 ! •
U
0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9%
650
600
550
500
03 450 0 Benda Uji 1
m - Benda Uji 2
400
350 A Benda Uji 3
300 Benda Uji 4
250 + Benda Uji 5
200 0 Suhu Rata-rata di permulcaan Beton
150
100
50
0
0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9%
KadarSerat(%)
700
650
600
o 550
500 i o Benda Uji 1
450 »
: Benda Uji 2
400
A Benda Uji 3
350
Benda Uji 4
300
X Benda Uji 5
250
o Suhu Rata-rata di dalann beton
200
150
100
50
0
0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9%
Kadar Serat (%}
650
600
550 -
_ 500
" 450 -f
f 400 i • Suhu Rata-rata di bagian dalam
S 350 - Beton
m 300 • Suhu Rata-rata di Permukaan Beton
i 250 i
5 200 ]
150
100
50
0
0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9%
Kadar Serat (%)
Gambar 5.4 Grafik Hubungan Kadar Serat dengan Suhu Beton setelah
di Bakar
(Cinerja Petcn berserat Karet Pasca K^bakarai 28
Dari gambar 5.4 dapat dililiat bahwa adanya perbedaan suhu beton yang
terjadi di permukaan dengan yang terjadi di dalam beton. Hasil yang
diperoleh terlihat bahwa suhu di bagian dalam beton lebih tinggi jika
dibandingkan dengan suhu yang ada di permukaan beton terkecuali pada
persentase penambahan ban karet sebesar 5%. Pada persentase 5% ini
suhu di dalam beton lebih rendah jika dibandingkan dengan suhu yang
terjadi di permukaan beton karena pada saat ini tercapai kondisi optimum
dari penambahan ban karet terhadap beton. Sehingga ketika terjadi
kebakaran, ban karet dapat mencair dan menggantikan posisi air yang
telah menguap. Oleh karena itu pada kondisi optimum 5% suhu di dalam
beton dapat menjadi lebih rendah daripada suhu yang ada di pemnukaan
beton dan keretakan yang terjadi di dalam beton dapat dikurangi.