Anda di halaman 1dari 73

DASAR – DASAR K3LH

MUHAMMAD ISRA AHDYANNOR


SHE PT. BINUANG MITRA BERSAMA
KASUS -
KASUS K3
Kasus – Kasus Lingkungan
KESELAMATAN KERJA
• Adalah usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa
kecelakaan
• Memberikan suasana atau lingkungan kerja
yang aman
• Dicapai hasil yang menguntungkan dan bebas
dari segala macam bahaya
TUJUAN KESELAMATAN KERJA

Manusia Tidak ada


cidera
Mesin
PENGAWASAN Material
Metode Tidak ada
Enviro kerusakan/
kerugian
PRINSIP K3

• Setiap pekerjaan bisa dilakukan


dengan selamat
• Kecelakaan pasti ada sebabnya
• Penyebab kecelakaan harus
dicegah/ditiadakan
PENTINGNYA K3
• Menyelamatkan karyawan, dari :
sakit, kesedihan, kehilangan masa depan,
kehilangan gaji/nafkah
• Menyelamatkan keluarga, dari :
kesedihan, masa depan yg tak menentu,
kehilangan pendapatan
• Menyelamatkan perusahaan, dari :
kehilangan tenaga kerja, pengelauaran biaya
akibat kecelakaan, kehilangan waktu karena
terhenti kegiatan, melatih atau mengganti
karyawan yang celaka, bahkan bisa sampai
terhentinya produksi
KECELAKAAN………?
Adalah suatu kejadian yang, antara lain :
• Tidak direncanakan
• Tidak diinginkan
• Tidak diduga
• Terjadi kapan saja
• Dimana saja
• Menimpa siapa saja
KECELAKAAN TAMBANG
1. Benar-benar terjadi
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau
orang yang diberi izin
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan
4. Terjadi pada jam kerja
5. Terjadi didalam wilayah kegiatan usaha
pertambangan atau area proyek
Hierarki Pengendalian Resiko
K3
Eliminasi Sumber
Eliminasi
Bahaya
Substitusi Tempat Kerja/Pekerjaan
Substitusi
Alat/Mesin/Bahan Aman
Mengurangi Bahaya
Modifikasi/Perancangan
Perancangan Alat/Mesin/Tempat Kerja
yang Lebih Aman

Prosedur, Aturan,
Pelatihan, Durasi Kerja,
Administrasi
Tanda Bahaya, Rambu, Tenaga Kerja Aman
Poster, Label Mengurangi Paparan
Alat Perlindungan Diri
APD
Tenaga Kerja
MENGAPA BISA
TERJADI
KECELAKAAN ???
PENYEBAB KECELAKAAN

A. Tindakan tidak aman (TTA)


98%
- Tdk memakai APD
- Tdk mengikuti prosedure kerja
- Tidak mengikuti peraturan
keselamatan kerja
- Bekerja sambil bergurau

B. Kondisi tidak aman (KTA)


2%
- Lantai kerja licin/berceceran oli-oli
- Tempat kerja berserakan barang-
barang
- Pencahayaan yang kurang
- Kondisi tempat kerja berdebu
SIKAP DAN TINDAKAN SAAT
MENGETAHUI SITUASI
DARURAT
• 1. Cepat dan tanggap menghadapi situasi darurat
• 2. Tidak panik
• 3. Tidak berteriak yang menyebabkan orang lain panik
• 4. Adanya keinginan untuk menyelesaikan masalah
• 5. Tenang dalam menghadapi situasi darurat
PEMBINAAN K3
Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan :
A. Penyuluhan, dapat berupa :
- ceramah-ceramah K3
- pemasangan poster-poster K3
- DLL
B. Safety Talk (Toolbox Meeting)
C. Safety Training
- Pelatihan penggunaan peralatan kesl. Kerja
- Pelatihan pemadam kebakaran
- Pelatihan pengendalian keadaan darurat
- Pelatihan P3K
PEMBINAAN K3, Lanjutan 1…….
D. Safety Inspection
- Inspeksi rutin
- Inspeksi berkala
- Inspeksi K3 bersama, dll
E. Safety Investigasi
Investigasi terhadap kejadian berbahaya/hampir
kecelakaan
F. Safety Meeting
Suatu pertemuan yang membahas hal-hal yg
berkaitan dgn permasalahan K3
G. Safety audit
H. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja
PEMBINAAN K3, Lanjutan 2 ….

I. Penyedian Alat-Alat Perlengkapan K3


- Alat Pelindung Diri
- Alat Perlengkapan K3
J. Organisasi K3
K. Program K3 Tahunan
Berguna sbg evaluasi pelaksanaan K3 yang
telah diterapkan (dpt sbg monitoring)
Unsur-unsur program K3 :
- Kebijakan/Policy K3
- Tanggung Jawab K3
- Rasa Keterlibatan
- Motivasi
Pengawasan
Pengolahan limbah
Dasar Hukum
Undang-undang No. 1 Tahun 1970
Pasal 2 ayat (2)
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembapan, debu, kotoran, api, asap,
uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi suara atau
getaran.

n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah


Pasal 3 ayat (1)
g mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
suhu,kelembaban, debu, kotoran

Dalam penjelasan Pasal 1 ayat (1) dikatakan bahwa sumber


bahaya termasuk air buangan / limbah hasil industri.
Dasar Hukum
KEPMENAKER RI NO.187/MEN/1999 TENTANG
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI
TEMPAT KERJA

PP NO.18 TAHUN 1999 JO PP NO.85 TAHUN 1999


TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH B3

PP NO.74 TAHUN 2001 TENTANG


PENGENDALIAN B3
Pengertian
limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah
tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.

Limbah bahan berbahaya dan beracun, disingkat


limbah B3, adalah setiap limbah yang mengandung
bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat
dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat
merusak dan/atau mencemarkan lingkungan hidup
dan/atau dapat membahayakan kesehatan manusia;
Karakteristik limbah:

• Berukuran mikro
• Dinamis
• Berdampak luas (penyebarannya)
• Berdampak jangka panjang (antar generasi)

• Faktor yang mempengaruhi kualitas


limbah:
• Volume limbah
• Kandungan bahan pencemar
• Frekuensi pembuangan limbah
Limbah Industri
Dari proses Aliran keluar
Input bahan gas
• Bahan mentah
• Chemical additives
Aliran keluar
• Make up water cair
Komponen
Utilities
proses
• Gas alam
Aliran keluar
• Batubara
padat
• Minyak
• Steam, dll
Input-input lain B3
Berdasarkan karakteristiknya
• Limbah cair
• Limbah padat
• Limbah gas dan partikel
• Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun)
 Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku
yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi
karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses,
dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan
pengolahan khusus.
 Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah
satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak,
mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan
infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji
dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui
baik secara visual maupun pengujian.

1. Perubahan pH (tingkat keasaman /


konsentrasi ion hidrogen)
• Air normal yang memenuhi syarat untuk
suatu kehidupan memiliki pH netral
dengan kisaran nilai 6.5 – 7.5. Air limbah
industri yang belum terolah dan memiliki
pH diluar nilai pH netral, akan mengubah
pH air sungai dan dapat mengganggu
kehidupan organisme didalamnya. Hal ini
akan semakin parah jika daya dukung
lingkungan rendah serta debit air sungai
rendah. Limbah dengan pH asam / rendah
bersifat korosif terhadap logam.
2. Perubahan warna, bau dan rasa
• Air normal dan air bersih tidak akan berwarna,
sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air
warnanya berubah maka hal tersebut merupakan
salah satu indikasi bahwa air telah tercemar.
Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan
indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air yang
bau dapat berasal dari limbha industri atau dari
hasil degradasi oleh mikroba. Mikroba yang
hidup dalam air akan mengubah organik menjadi
bahan yang mudah menguap dan berbau
sehingga mengubah rasa.
3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut
• Endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari
adanya limbah industri yang berbentuk padat.
Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak
larut sempurna akan mengendap di dasar sungai,
dan yang larut sebagian akan menjadi koloid.
Sulit diukur melalui uji BOD karena sulit
didegradasi melalui reaksi biokimia, namun
dapat diukur menjadi uji COD. Adapun
komponen pencemaran air pada umumnya terdiri
dari :
– Bahan buangan padat
– Bahan buangan organik
– Bahan buangan anorganik
Pengolahan limbah industri
1. Fisika
• Sedimentasi; proses pemisahan bahan
padat dari cairan dengan efek gravitasi
• Flotasi; memisahkan partikel dengan
densitas menggunakan aliran udara yang
dimasukkan dalam sistem
• Oil water separation; pemisahan bagian
terbesar minyak dari aliran limbah dengan
prinsip dasar perbedaan spesific gravity
antara air dan minyak yang dibuang
2. Kimia
• Koagulasi – Presipitasi; pencampuran
bahan kimia secara merata menjadi
gumpalan-gumpalan yang cukup besar

• Netralisasi; pertumbuhan asam-basa


untuk menurunkan pengaruh asam/basa
dalam air limbah
3. Biologi

• Aerobic suspended growth process; memasukkan air


limbah ke reaktor concrete steel earthen tank dengan
aliran konsentrasi yang sangat tinggi
• Aerobic attached growth process; proses mikro
organisme dimasukkan ke dalam beberapa media
• Aerobic lagoons (kolam stabilisasi); kolam tanah yang
luas dan dangkal untuk mengolah air limbah dengan
menggunakan proses alami dengan melibatkan
ganggang dan bakteri
• Anaerobic lagoons; air limbah mentah bercampur
dengan massa microbial aktif dalam lapisan sludge
NAB FAKTOR FISIKA DAN KIMIA
DITEMPAT KERJA

PERMENAKERTRANS
NO.13 TAHUN 2011
• NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85
decibel A (dBA).
• NAB getaran alat kerja yang kontak langsung
maupun tidak langsung pada lengan dan
tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4
meter per detik kuadrat (m/det2).
• NAB getaran yang kontak langsung maupun
tidak langsung pada seluruh tubuh ditetapkan
sebesar 0,5 meter per detik kuadrat (m/det2)
• NAB radiasi sinar ultra ungu ditetapkan
sebesar 0,0001 milliWatt per sentimeter
persegi (mW/cm2).
• NAB medan magnit statis untuk seluruh
tubuh ditetapkan sebesar 2 Tesla.
Standar pengukuran
• SNI 16-7061-2004 Pengukuran iklim kerja (panas) dengan
parameter indeks suhu basah dan bola
• SNI 16-7062-2004 Pengukuran intensitas penerangan di tempat
kerja
• SNI 16-7060-2004 Pengukuran radiasi sinar ultra ungu di tempat
kerja
• SNI 16-7054-2004 Pengukuran percepatan getaran pada tangan
• SNI 16-7058-2004 Pengukuran kadar debu total di udara tempat
kerja.
• SNI 16-7059-2004 Pengukuran statis kadar serat asbes di udara
tempat kerja
Pasal 13

Pengukuran dan penilaian faktor


fisika dan faktor kimia di tempat
kerja dilaksanakan oleh Pusat K3,
Balai K3, serta Balai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja atau pihak-
pihak lain yang ditunjuk Menteri.
Pasal 14
• Untuk kepentingan hukum dan
pengendalian risiko bahaya di tempat
kerja, Pegawai Pengawas
ketenagakerjaan dapat meminta
pengurus dan/atau pengusaha untuk
memutahirkan data pengukuran
faktor fisika dan faktor kimia di tempat
kerja.
Identifiasi bahaya dan penilaian resiko

PT. BINUANG MITRA BERSAMA


APA YANG DI IDENTIFIKASI
BAHAYA adalah Sesuatu yang berpotensi
menyebabkan kerusakan/cidera.

RESIKO adalah Kemungkinan


cidera/kerusakan yg dpt terjadi dari suatu
bahaya.
TIPE BAHAYA -1

BAHAYA CONTOH

Biologi Micro Biologi ; Bakteri, Virus, Jamur,


Tengu (Mites)
Macro Biologi ; Serangga, Parasit,
Tumbuhan & Binatang
Fisik Suara Bising, Getaran, Pencahayaan,
Radiasi, Temperatur, Tekanan
Kimia Debu, Asap, Gas, Kabut (Aerosols), Fiber,
Fume, Uap (Vapors), B3
39
TIPE BAHAYA - 2

BAHAYA CONTOH

Ergonomi Stres Fisik (Physical Stresses); Ruang sempit &


terbatas, menarik, mendorong, Canggung/aneh
(awkward) or Static Postures, overexertion,
repetitive motion,fatigue, excessive force, direct
prssure
Stres kejiwaan/Mental (Psychological Stresses);
Bosan (monotony), Terlalu berat (Overload),
Perceptual confusion

Mekanis Permesinan, Peralatan (Titil operasi, Titik jepit,


Titik geser)
40
TIPE BAHAYA - 3

BAHAYA CONTOH

Lingkungan Kemiringan, Permukaan tidak rata, Cuaca tidak


Sekitar ramah, Berlumpur/basah, Kegelapan

Psikososial Intimidasi, Trauma, Pola gilir kerja, Pola


promosi, Pengorganisasian kerja

Tingkah Ketidak patuhan, kurang keahlian, tugas


Laku baru/tidak rutin, overconfident,

41
KEKERAPAN (FREQUENCY)

Tingkat Kekerapan (Likelihood)


5 Beberapa orang sering kali disetiap shiftnya
4 Beberapa orang sesekali dalam tiap shift
3 Dua atau tiga kali tiap minggunya
2 Sekali perbulan
1 Sekali atau dua kali setahun

Berapa tingkat kekerapan karyawan terpapar oleh bahaya yg terkaji ?

42
KEPARAHAN (SEVERITY)

Tingkat Keparahan (Saferity)


10 Cidera/Penyakit Akibat Kerja yang berujung Kerugian > RP 150 Juta Pencemaran Lingkungan tumpahan >50
pada Kematian kurang dari 24 Jam (Fatality) Liter
8 Cidera/Penyakit akibat kerja dengan kategori Kerugian > Rp 75 Juta s/d Rp 150 Pencemaran Lingkungan tumpahan >35
berat Juta Liter s/d ≤ 50 Liter
6 Cidera/Penyakit akibat kerja dengan kategori Kerugian > Rp 15 Juta s/d Rp 75 Juta Pencemaran Lingkungan tumpahan >20
Ringan Liter s/d ≤ 35 Liter
4 Cidera/Penyakit akibat kerja dengan Kerugian > Rp 5 Juta s/d Rp 15 Juta Pencemaran Lingkungan tumpahan >1
Perulangan perawatan Liter s/d ≤ 20 Liter
2 Cidera/Penyakit akibat kerja dengan tidak ada Kerugian ≤ 5 Juta Pencemaran Lingkungan tumpahan ≤ 1
cidera s/d pertolongan pertama Liter

Bagaimana Tingkat Keparahan cidera/kerusakan yg


dapat terjadi oleh bahaya ?
43
PROBABILITY

Tingkat Kemungkinan (Probability)


5 Pasti terjadi
4 Kemungkingan besar terjadi
3 Mungkin bisa terjadi
2 Kemungkingan kecil terjadi
1 Sangat tidak mungkin

Bagaimana Tingkat Kemungkinan kondisi tsb akan menyebabkan kecelakaan ?

44
NILAI BAHAYA
Penilaian Resiko
Kemungkinan + Kekerapan +Keparahan
20 s/d 17 Crical
16 s/d 13 High
12 s/d 10 Medium
9 s/d 4 Low

Nilai Bahaya adalah Jumlah dr Kekerapan, Keparahan, dan Kemungkinan.


..\..\01 HIRA\34 Risk Profile New SHE.xlsx

45
JOB SAFETY ANALYSIS
(JSA)
ANALISIS KESELAMATAN
PEKERJAAN
(AKP)
SIAPA YG MELAKSANAKAN&
PALING BERTANGGUNG JAWAB
?

PENGAWAS !
M ENGAPA ?

• MENGUASAI DAN MEMPUNYAI KEPENTINGAN


LANGSUNG DG TIAP JENIS PEKERJAAN YG
MENJADI TUGAS ANAKBUAHNYA

• MEMPUNYAI KEPENTINGAN LANGSUNG UNTUK


MENYELAMATKAN ANAKBUAHNYA

• MEMP. CATATAN KEC. PALING LENGKAP


LANGKAH PEMBUATAN
JSA
• MEMILIH PEKERJAAN

• MENGURAIKAN

• IDENTIFIKASI BAHAYA

• MENGENDALIKAN

• ..\..\02 JSA\JSA Mengoperasikan


Kendaraan.xlsx
MANFAAT
• MENINGKATKAN KESADARAN DAN
PEMAHAMAN PEKERJA
• IDENTIFIKASI DAN ANALISA MASALAH
• MEMBANGUN PENYELESAIAN MASALAH
• MENSTIMULASIKAN DITERIMANYA
KEBIJAKAN, PERATURAN DAN
PROSEDUR
• MENINGKATKAN SAFETY
• MEMPERBAIKI KUALITAS
TEKNIK INSPEKSI

PT BINUANG MITRA BERSAMA


INSPEKSI K3

PENGERTIAN
– Maksud dan tujuan
– Keuntungan
TUJUAN INSPEKSI
• Identifikasi kondisi tidak aman
• Identifikasi tindakan tidak aman
• Menentukan penyebab dasar
• Melakukan perbaikan
• Bukan mencari kesalahan
KEUNTUNGAN INSPEKSI

• Pembetulan segera

• Kontak langsung dgn


karyawan

• Karyawan tanggap terhadap


KTA dan TTA

• Menetapkan alat-alat
keselamatan yang sesuai

• Meningkatkan kesadaran K3

• Menjajakan program K3
INSPEKSI K3

KATAGORI INSPEKSI
– Tanggung Jawab Inspeksi
• Eksternal
• Internal

– Jenis Inspeksi
• Tidak Terencana
• Terencana
METODE PDCA
APA ITU PDCA?
• PDCA adalah singkatan dari PLAN, DO,
CHECK dan ACT yaitu siklus peningkatan
proses (Process Improvement) yang
berkesinambungan atau secara terus
menerus seperti lingkaran yang tidak ada
akhirnya. (Dr. William Edwards Deming)
SIKLUS PDCA
PLAN (MERENCANAKAN)
DO (MELAKSANAKAN)
CHECK (MEMERIKSA)
ACT (MENINDAK)
JADIKAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
SEBAGAI NALURI KEHIDUPAN DAN
BUDAYA BANGSA

Anda mungkin juga menyukai