Anda di halaman 1dari 75

Dasar K3 Migas

Trainer
NCT Dimas J Zahid A AMK,S.Kep,S.KM,MM,CWCCA. Grad IOSH
Disampaikan dalam Training HSE Awarness Training Bersama NARADA K3 Indonesia
Teori Pembentukan Minyak Bumi

Proses Industri Migas

Latar Belakang

Peraturan K3 Migas

Penerapan K3 Migas

Outline
•Dasar K3
•Alat Pelindung Diri
•Pemadaman Kebakaran
•Ijin Keselamatan Kerja
•Inspeksi Keselamatan Kerja
•Gas Detector
•LIMBAH
•Peralatan Keselamatan Kerja
•Memasuki Ruang Terbatas
•H2S

Sistem Manajemen Keselamatan Migas

Penutup
Teori Pembentukan Minyak
Bumi & Gas Alam
Proses Industri
Migas
• Upstream merupakan kegiatan
produksi dimana hal utama yang
dilakukan dalam upstream adalah
pencarian sumber (explorasi) dan
ekstraksi
• Downstream merupakan proses
lanjutan dari upstream, yaitu
mengolah bahan mentah baik
minyak atau gas bumi menjadi
bahan jadi. Pada sektor hilir ini
biasanya fokus pada penyulingan
minyak mentah dan memproses
pemurnian gas alam. Downstream
juga termasuk yang
mendistribusikan bahan yang sudah
jadi tersebut untuk kemudian
menjualnya.
Proses Upstream
Secara umum kegiatan upstream atau hulu di migas
terdiri dari kegiatan explorasi dan produksi.

Sejumlah tahapan pada


explorasi yaitu studi geologi,
studi geofisika, survey seismic
dan pengeboran explorasi.

Produksi fokus pada mengalirkan


minyak dan gas bumi ke
permukaan
Proses
Downstrea
m

• Paling utama adalah kegiatan pengolahan migas yang meliputi


kegiatan memurnikan sehingga memperoleh bagian-bagian yang
dapat mempertinggi mutu dan nilai tambah minyak dan gas bumi.
• Hasil kegiatan tersebut adalah bahan bakar minyak, bahan bakar
gas, hasil olahan, LPG/LNG
Latar Belakang K3 di
Migas
• Industri minyak dan gas bumi
mempunyai potensi bahaya yang sangat
besar
Penerapan K3
Migas
Dasar K3
Pengertian Keselamatan
• SAFE (Selamat/Aman)
Suatu kondisi dimana atau kapan munculnya
sumber bahaya telah dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai.

• SAFETY (Keselamatan)
Upaya yang dilakukan agar setiap tenaga kerja
dan orang lain yang berada di tempat kerja
dalam keadaan selamat.
Tujuan K3
1. Semua orang baik pekerja maupun orang lain yang
berada di tempat kerja selalu dalam kondisi sehat dan
selamat
2. Produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien
3. Proses produksi berjalan dengan lancar dan tanpa
hambatan
Metode
Identifikasi
Bahaya
Alat Pelindung Diri
KEBAKARAN & TEKNIK PEMADAMAN
TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN
IJIN KESELAMATAN KERJA
Tujuan Surat Ijin Kerja:

1. Untuk menyatakan bahwa kondisi tempat dimana pekerjaan ini akan dilakukan sudah aman atau
sebaliknya.
2. Sebagai surat ijin masuk kedalam tempat tempat yang tertutup, seperti: tangki, vessel, dapur, dll
yang kemungkinan mengandung bahan-bahan atau udara yang berbahaya
JENIS JENIS SURAT IJIN KERJA

1. Surat Ijin Kerja Panas


2. Surat Ijin Kerja Dingin
3. Surat Ijin Kerja Memasuki Ruang
Terbatas
4. Surat Ijin Kerja Penggalian
5. Surat Ijin Pekerjaan Listrik/Instrumen
INSPEKSI K3
TUJUAN INSPEKSI K3
1. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
2. Mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
3. Mencegah terjadinya tindakan yang tidak aman dari pekerja
4. Memelihara kelancaran proses produksi
5. Meningkatkan produktivitas kerja
6. Memelihara keamanan lingkungan kerja
7. Memastikan peralatan/mesin aman digunakan
8. Memastikan operator adalah orang yang berwenang
1. Tahap persiapan
Dalam tahap ini, beberapa yang harus dipersiapkan adalah:
•Jadwal dan tim inspeksi
•Peta dan jalur-jalur inspeksi berdasarkan denah lokasi kerja
•Potensi bahaya yang diinspeksi, seperti mesin, peralatan,
material, hingga prosedur kerja
•Standar, peraturan, hingga prosedur kerja yang berlaku
•Laporan inspeksi sebelumnya, termasuk data kecelakaan kerja
bila ada
•Laporan pemeliharaan
•Daftar hal-hal yang menjadi fokus inspeksi
•Alat Perlindungan Diri (APD) selama inspeksi berlangsung
2 Tahap pelaksanaan
Setelah tahap persiapan selesai, inilah tahap pelaksanaan inspeksi K3:
•Mengonfirmasi penanggung jawab lokasi yang akan diinspeksi mengenai jadwal inspeksi
•Berusaha mengikuti peta dan denah yang sudah disiapkan pada tahap persiapan
•Mengamati rangkaian proses kerja untuk memastikan tidak ada pelanggaran terkait
standar K3
•Mengamati tindakan dan perilaku setiap pekerja untuk memastikan mereka mematuhi
standar K3
•Mengumpulkan data dan memeriksa kembali sesuai data inspeksi yang sudah dibuat.
Data yang sudah terkumpul saat itu bersifat permanen dan tidak boleh dipertimbangkan
ulang selama inspeksi berlangsung. Bila kemudian harus ada perubahan, data dapat
ditambahkan sebelum inspeksi selanjutnya. Misalnya: mengenai perubahan prosedur
kerja.
•Melakukan perbaikan sementara bila melihat adanya potensi bahaya yang membutuhkan
perubahan sementara dan darurat.
3. Tahap pencatatan hasil observasi
Untuk tahap ini, yang harus jadi perhatian supervisor saat
melakukan tahapan inspeksi K3 adalah sebagai berikut:
•Memperkirakan besarnya konsekuensi yang diakibatkan risiko atau bahaya
bila sampai terjadi kecelakaan. Dalam hal ini, potensi bahaya dibagi menjadi
empat, yaitu katastropik, kritis, kecil atau ringan, hingga yang dapat
diabaikan. Katastropik adalah yang terparah karena dapat menimbulkan
kematian pekerja.
•Memperkirakan kemungkinan terjadinya kecelakaan atau potensi bahaya
sehingga dapat mengambil keputusan atau merencanakan tindakan
pencegahan. Potensi kecelakaan juga dapat dibagi menjadi empat, yaitu: (a)
cenderung dapat segera terjadi, (b) kemungkinan bisa terjadi dalam waktu
tertentu, (c) kemungkinan bisa terjadi dalam waktu tertentu, meskipun
dalam skala lebih kecil (tidak seberbahaya potensi b), dan (d) cenderung
tidak akan terjadi atau bisa diabaikan.
4. Tahap pelaporan
Dalam tahap ini, ada tiga macam laporan terkait dengan tahapan inspeksi K3yang
harus dibuat, yaitu:

•Laporan keadaan darurat


Laporan ini mencakup bahaya kritis dan harus dibuat sebelum kecelakaan kerja
terjadi atau sesaat sesudah pelaksanaan inspeksi K3.

•Laporan berkala
Laporan mengenai potensi bahaya, meskipun tidak termasuk darurat atau kritis.
Laporan dapat dibuat dalam waktu 24 jam sesudah pelaksanaan inspeksi K3.

•Laporan ringkas
Laporan ini berupa kesimpulan ringkas dari semua laporan terdahulu (sebelum
pelaksanaan inspeksi K3terkini).
PELAKSANAAN INSPEKSI
1. Eksternal Perusahaan : inspeksi yang
dilaksanakan oleh petugas diluar
perusahaan, misalnya : inspektur K3dari
instansi pemerintah, petugas asuransi

2. Internal Perusahaan : Kegiatan inspeksi


yang dilaksanakan petugas lingkungan
perusahaan seperti pengawas keselamatan
kerja, pengawas setempat dan sebagainya

JENIS JENIS INSPEKSI


1. Inspeksi rutin : misalnya inspeksi yang
dilakukan sebelum pekerjaan dimulai

2. Inspeksi berkala : misalnya inspeksi yang


dilakukan setiap 6 bulan sekali

3. Inspeksi khusus : inspeksi yang dilakukan


secara khusus, miasalnya pada saat terjadinya
kecelakaan
DETEKSI GAS
• Banyak jenis gas di area kerja yang memiliki potensi bahaya
• potensi Bahaya : Kebakaran dan Peledakan : uap minyak
Toksik (Keracunan) : H2S, CO Level / Konsentrasi Oksigen
• Gas Detector : alat yang digunakan untuk mendeteksi
(mengetahui) keberadaan gas-gas di udara dan mengukur
konsentrasi/ kadar gas-gas di udara.
• Contoh gas-gas atau uap di udara yang diukur : hidrokarbon
(HC), karbon monoksida (CO), hidrogen sulfida (H2S),
oksigen (O2) , sulfur dioksida (SO2),
Cara Pemakaian Portable Gas Detector
• ON
• Cek baterai – power – catu daya
• Flushing dengan Fresh Air (Udara segar)
– CO : 0 ppm, H2S : 0 ppm
– O2 : 20.9 %, LEL : 0 % LEL
• Kalibrasi
• Pengukuran
• Pencatatan (recording)
• Flushing dengan Fresh Air
• OFF
PENANGANAN & PENGELOLAAN
Bahan berbahaya dan beracun
(chemical handling)
PENDAHULUAN

 Tiap tahun lebih dari 1.000 bahan kimia baru dihasilkan


 Diperkirakan 500 – 10.000 bahan kimia diperdagangkan
mengan dung bahaya, diantaranya sekitar 150 – 200
kemungkinan penyebab kanker.
 Penggunaan bahan kimia telah meningkatkan mutu
kehidupan, antara lain : fiberglass, plastik, kaca, pupuk,
obat-obatan, dsb
 Penggunaan bahan kimia juga mempunyai bahaya thd
keselamatan dan kesehatan manusia, maupun lingkungan
 Telah terjadi beberapa kecelakaan yang melibatkan bahan
kimia di dunia industri dan mengakibatkan kerugian yang
sangat besar.
 Perlu adanya pengelolaan terhadap keselamatan &
kesehatan pemakaian bahan kimia.
PENGENALAN
Pengertian : B3

Bahan Berbahaya dan Beracun


merupakan bahan yang karena sifat,
konsentrasi / jumlahnya yang secara
langsung/ tidak langsung dapat
membaha- yakan kesehatan,
kelangsungan hidup manusia atau
makhluk hidup lainnya maupun
mengakibat kan pencemaran
lingkungan.
MENGAPA DIKATAKAN B3 BERBAHAYA
DAN BERACUN?
• 1.MENGANDUNG BAHAN KIMIA
• 2.MERUSAK LINGKUNGAN
• 3.MENGANCAM KELANGSUNGAN HIDUP
&EKOSISTEM
• 4.MENGGANGGU KESEHTAN
• 5.MUDAH MELEDAK &MUDAH TERBAKAR
MANAJEMEN B3

IDENTIFIKASI BAHAYA

PENILAIAN RISIKO
KONSULTASI &
PELATIHAN
PENGENDALIAN RISIKO

MONITOR DAN REVIEW


PRINSIP PENGENDALIAN B3
➢ Eliminasi
menghilangkan penggunaan bahan
pada proses

➢ Substitusi
mengganti dengan menggunakan
bahan yang lebih aman

Substitution : Powder  Pellets Substitution : Oil paint  Water based paint


PRINSIP PENGENDALIAN B3

➢ Engineering (Rekayasa Teknik)


memberi isolasi / batas pemisah yang
berfung si untuk memisahkan antara
manusia dengan proses
misalnya : pemakaian lemari asam di
Laborato rium; penggunaan local exhaust
fan, dsb
PRINSIP PENGENDALIAN B3

➢ Administrasi
 Relokasi proses/ tempat
 Permit to entry
 Permit to work system
 Housekeeping
 Penggunaan bahan seminimal mungkin

➢ Alat Pelindung Diri (APD)


SISTEM PENGENDALIAN B3

 Identifikasi bahan (membuat daftar B3)


 Pelabelan (terhadap wadah/tempat dan
lokasi penyimpanan)
 MSDS (Material Safety Data Sheet)
- tersedia dan mudah diakses
- dipahami dan dipelihara serta di-upgrade
 Penyediaan SOP penanganan B3; tertulis,
dise tujui, direview dan di upgrade.
 Pelatihan kepada karyawan, meliputi cara
kerja yang aman, prosedur keadaan darurat
 Pemantauan kesehatan dan lingkungan
 Penanganan keadaan darurat
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
❖ Identifikasi potensi keadaan darurat
❖ Penetapan prosedur darurat
❖ Penetapan organisasi keadaan
darurat
❖ Penyediaan alat-alat darurat
❖ Pelatihan dan simulasi
❖ Komunikasi darurat
Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3 )

Secara umum bahan kimia/ B3 yang ada


di tempat kerja, memiliki bentuk :

 Padat, seperti debu, serat, powder


dan fumes
 Cair, seperti : mist (kabut), HCl, H2SO4
 Gas, seperti : SO2 vapour
Route of entry

Jalan masuk bahan kimia ke dalam


tubuh manusia dapat terjadi melalui :

❖ Pernafasan (inhalation)
❖ Pencernaan (ingestion)
❖ Kontak dengan permukaan kulit
(absorption)
❖ Injection
Contoh Simbol Bahan Mudah Meledak & Terbakar
Contoh Simbol Bahan Radiasi & Gas Bertekanan
Contoh Bahan Korosif & Bahan Beracun
Contoh Simbol Bahan Bersifat Basa & Asam
Memasuki Ruang Terbatas
tempat yang cukup untuk dimasuki oleh orang yang mana memiliki keterbatasan / limitasi
akses masuk dan tidak didesain untuk kondisi normal atau kontinyu. Tempat tersebut bisa
juga merupakan suatu tempat yang tertutup dan terdapat resiko yang besar untuk terjadinya
kecelakaan karena material yang berbahaya atau kondisi yang berbahaya.

Contoh dari ruang terbatas :


1. Tanki
2. Bunker
3. Terowongan
4. Sumur air konvensional
5. Saluran pembuangan, selokan, septic tank / saluran limbah
6. Silo
7. Galian dengan kedalaman lebih dari 1.5 meter
CONFINED
SPACE
“THE SILENT
KILLER”
Identifikasi bahaya di Ruang terbatas
Tempat Kerja
Apakah dapat dimasuki dan bekerja
di dalamnya? YA
Apakah akses gerak dan YA
keluar masuk terbatas?
Apakah bukan tempat kerja YA
permanen?

Ruang Terbatas
Memiliki potensi gas
atmosfir berbahaya? YA TD
Memiliki substansi YA K
TD
cair/padat yang dapat K
Diagram Alir Klasifikasi Ruang Terbatas
memerangkap?
Memiliki
struktur/konfigurasi ruang YA TD
K
yang dapat memerangkap?
(SK DJPPK No. 113/2006)
Memiliki bahaya cedera
serius dan kematian?
YA TD
K
I.
2

Ruang Terbatas Dengan Ijin


Masuk
Potensi Bahaya di Ruang Terbatas
1. Kekurangan dan 4. Perangkap /
Kelebihan Oksigen Engulfment
Substansi cair atau
padat yang tersimpan
2. Bahan Mudah
Terbakar dan 5. Struktur
Ruang/Konfigurasi
Meledak Dinding atau lantai,
Uap atau debu undakan dll
dalam konsentrasi 6. Sumber Energi
yang cukup Energi mekanis, elektrik
dari peralatan kerja
3. Bahan Beracun atau sumber panas
lainnya
Gas, Uap, dan fumes
Ahli K3 sebagai Safety representatives
adalah orang yang bertugas mengevaluasi
bahaya-bahaya, menetapkan tanda atau
peringatan dan membuat/memberikan ijin
masuk ruang terbatas

Tugas Ahli K3
TAHAPAN PENGENDALIAN
TAHAPAN PENGENDALIAN
GAS H2S
(HIDROGENSULFIDA)
PENGETAHUAN UMUM H2S

H 2 S adalah rumus kimia dari gas Hidrogen Sulfida


yang terbentuk dari 2 unsur Hidrogen dan 1 unsur
Sulfur. Satuan ukur gas H 2 S adalah ppm
( part per milion) atau % ( 1 % = 10.000 ppm ).
H2S adalah materi yang sangat beracun, tidak
berwarna, dalam konsentrasi yang rendah berbau
seperti telur busuk dan juga lebih berat daripada
udara.
Disebut juga gas telur busuk, gas asam, asam
belerang atau uap nau
Sumber H2S

Hidrogen Sulfida (H2S) dihasilkan di alam:


Dekomposisi bahan-bahan organik (binatang atau
tumbuh-tumbuhan) oleh bakteri.

H2S juga dihasilkan di dataran rendah atau yang memiliki kadar


Oksigen cukup rendah seperti daerah rawa-rawa, dan juga
bisa ditemukan pada gas vulkanik.

Hydrogen sulfida ditemukan di pori-pori atau celah-


celah bebetuan pada lapisan bawah atau dasar bumi
Pengeboran dan produksi minyak
Lokasi Paparan H2S

Berikut ini adalah jenis-jenis industri yang memiliki


potensi ditemukannya gas H2S tersebut, yaitu :
Proses pengeboran minyak dan gas bumi.
Proses pengolahan minyak dan gas bumi.
Proses transportasi bahan kima yang mengandung
H 2 S.
• Gas H2S dapat ditemukan di daerah gunung berapi,
sumber belerang, minyak / gas bumi, lokasi pembuangan
limbah industri, peternakan atau pada lokasi pembuangan
sampah.
• Khusus pada aktivitas dalam bidang minyak/gas, H2S
kemungkinan dapat ditemukan pada aktivitas – aktivitas
diantaranya:
a. proses pemboran: proses sirkulasi lumpur pemboran,
pada saat gas keluar ( kick / blow out ), uji kandungan
lapisan ( well completion )
b. pekerjaan pada ruang tertutup ( confined space ):
aktivitas pembersihan tanki, pengukuran tanki,
memasuki terowongan
c. proses / pekerjaan perawatan sumur : cabut tubing,
penggantian packer / pompa
d. aktivitas produksi : kebocoran pipa,
pengambilan sample
SIFAT FISIK DAN KARAKTERISTIK GAS H2S

A. Gas H2S mempunyai sifat fisik antara lain :


Berbau seperti telur busuk pada konsentrasi 0,13 – 30 ppm
Berat molekul : 34.08
Dapat terbakar dan meledak pada konsentrasi LEL ( Lower Explosive
Limit ) 4.3% ( 43000 ppm ) sampai UEL ( Upper Explosive Limite )
46% ( 460000 ppm ) dengan nyala api berwarna biru pada temperature
500 0 F ( 260 0 C )
Berat jenis gas H 2 S sekitar 20 % lebih berat dari udara dengan
perbandingan berat jenis H 2 S : 1.189 dan berat jenis udara : 1 ( 15 0 C , 1
atm )
H 2 S dapat larut (bercampur) dengan air ( daya larut dalam air 437
ml/100 ml air pada 0 0 C; 186 ml/100 ml air pada 40 0 C ).
B. Karakteristik gas H2S diantaranya adalah :

1. Merupakan jenis gas beracun.


2. Tidak berwarna
3. Gas yang bisa terbakar / Flammable
gas dengan nyala api biru,
menghasilkan gas SO 2
4. Dapat larut dalam air atau hidrokarbon
5. Berat jenis gas H 2 S lebih berat dari udara,
sehingga gasH 2 S akan cenderung terkumpul di
tempat / daerah yang rendah
Bahaya Gas H2S

• Gas H2S merupakan gas yang sangat beracun


dan lebih mematikan dibandingkan dengan
Karbon Monoksida (CO), dan hampir sama
beracunnya dengan Hidro Sianida (HCN).
• Pada umumnya, proses masuknya gas H2S
kedalam tubuh manusia melalui sistem saluran
pernapasan, sedangkan paparan gas H2S yang
terserap melalui kulit sangat kecil.
➢ Efek fisik gas H 2S pada tingkat rendah dapat
menyebabkan terjadinya gejala-gejala sebagai
berikut :
Mata seperti terbakar.
Sakit kepala atau pusing.

Badan terasa lesu.


Hilangnya kemampuan indera penciuman.
Rasa kering pada hidung, tenggorokan dan dada.

Batuk-batuk.
Kulit terasa perih.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
bahaya H2S terhadap manusia, diantaranya
adalah:
• konsentrasi H2S, semakin tinggi maka bahaya yang ditimbulkan
juga semakin tinggi,
• lamanya seseorang berada di lingkungan paparan H2S,
• frekuensi seseorang terpapar,
• daya tahan tubuh.
Tabel 1. Tingkat konsentrasi H S dan efek 2

fisik gas H S 2

Tingkat H2S
Efek pada Manusia
(PPM)
0.13 Bau minimal yang masih terasa
4.6 Mudah dideteksi, bau yang sedang
10 Permulaan iritasi mata
27 Bau yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi lagi.
Batuk, iritasi mata dan kehilangan rasa penciuman setelah 2 sampai 5
100
menit
Ditandai dengan konjunktivitis (pembengkakan mata) dan iritasi sistem
200 – 300
pernafasan setelah 1 jam kontaminasi.
Kehilangan kesadaran cessasi ( berhenti atau berhenti sejenak) sistem
500 – 700
respirasi dan kematian
Ketidaksadaran seketika, dengan cessasi awal pernafasan dan kematian
1000-2000 dalam beberapa menit. Kematian dapat terjadi meskipun korban segera
Sumber : American National Standards Institute
dibawa ke udara terbuka
(ANSI Standard No. Z37.2-1972)
Pengaruh H 2 S terhadap tubuh manusia dapat
dijelaskan sebagai berikut :

1. pada saat H2S terhirup lewat saluran pernafasan, maka gas H2S akan
mengiritasi selaput lendir yang menutupi saluran nafas. Iritasi ini akan
meliputi bagian hidung, tenggorokan dan pada jaringan paru-paru.
2. dalam kondisi normal, di dalam paru – paru, oksigen akan diserap ke
dalam darah dan ditransportasikan ke seluruh tubuh oleh
Haemoglobin ( sel darah merah ). Jika seseorang menghirup udara
yang telah tercampur dengan gas H2S maka komposisi oksigen
didalam darah akan tergantikan oleh H2S, sehingga akan terjadi
kekurangan oksigen pada sel tubuh. Aliran darah yang membawa H2S
akan mengalir sampai ke otak dan akan menyerang pusat pengendali
sistem pernafasan dan lumpuhnya syaraf indera penciuman,
3. H2S yang tercampur dengan air pada paru-paru akan menghasilkan
asam lemah. Asam lemah didalam paru-paru akan menyebabkan paru-
paru melepuh dan bengkak. Akibat fatalnya adalah paru-paru akan
melemah dan berhenti bekerja, sehingga seseorang dapat hilang
kesadaran dan meninggal.
Dampak paparan gas H2S terhadap manusia
tergantung dari beberapa faktor, antara lain adalah :
Lamanya seseorang berada di lingkungan /paparan gas
H2S pada konsentrasi tertentu (dalam hitungan jam
atau menit).
Frekuensi / tingkat keseringan seseorang terpapar.
Besarnya konsentrasi H2S yang terpapar pada
seseorang (dalam satuan ppm).

Daya tahan seseorang terhadap paparan H2S.


PENGARUH H 2 S TERHADAP PERALATAN

Selain berpengaruh dan menimbulkan bahaya


bagi kesehatan manusia, H 2S juga berpengaruh
terhadap peralatan logam karena H 2 S bersifat
korosif pada logam. Pada prakteknya untuk
aktivitas bidang minyak dan gas, kondisi tersebut
dapat terjadi pada pipa – pipa saluran atau pada
tanki – tanki logam
Cara Mengendalikan Paparan:
1. Pengendalian yang baik dengan cara pengujian H2S dengan menggunakan Gas
Detector (terkalibrasi secara rutin). Jika Paparan H2S tinggi, maka Tenaga kerja tidak
diijinkan bekerja di area tersebut kecuali dengan persyaratan khusus.
2. Rig pengeboran harus dilengkapi dengan monitor H2S elektronik, bersama dengan alarm
terdengar dan visual.
3. Indikator angin Setidaknya dua arah harus diinstal di lokasi terlihat dari lantai rig, shaker
serpih, dan tangki lumpur.
4. Tersedia satu blower yang terletak di lantai rig. Blower juga sangat dianjurkan pada shale
shaker, lumpur tangki dan lantai ruang bawah tanah
5. Tanda-tanda peringatan H2S harus terletak tidak lebih dari satu mil ¼ dari sumur.
6. Setidaknya dua wilayah pengarahan yang ditunjuk aman dengan setidaknya dua set
mandiri alat pernapasan (SCBA itu) harus terletak di daerah masing-masing
7. Semua personil yang bekerja di lokasi harus telah menyelesaikan program pelatihan H2S
dan telah tersertifikasi
8. Wajib ekstra hati-hati jika berada di seluruh tempat-tempat rendah seperti gudang bawah
tanah, selokan, dll, karena H2S lebih berat daripada udara dan cenderung untuk
mengumpulkan di daerah-daerah – terutama jika tidak ada blower di tempat
9. Semua personil harus menghindari memasuki setiap ruang terbatas, seperti tank, kapal,
atau daerah tertutup lain kecuali (1) mereka telah menerima pelatihan ruang entri
terbatas, (2) mereka memiliki ijin untuk masuk bila diperlukan, dan (3) ruang telah diuji
dan ditemukan aman untuk masuk
Sistem
Manajeme
n
Keselamat
an Migas
KESIMPULA
N
Keselamatan migas adalah
ketentuan tentang standardisasi
peralatan, sumber daya manusia,
pedoman umum instalasi migas
dan prosedur kerja agar instalasi
migas dapat beroperasi dengan
andal, aman dan akrab
lingkungan agar dapat
menciptakan kondisi aman dan
sehat bagi pekerja (K3), aman
bagi masyarakat umum (KU),
aman bagi lingkungan (KL) serta
aman dan andal bagi instalasi
migas sendiri (KI)
BASIC ISO 19011

Trainer
NCT Dimas J Zahid A AMK,S.Kep,S.KM,MM.CWCCA. Grad IOSH
Disampaikan dalam Training HSE Awarness Training Bersama
NARADA K3 Indonesia
MENGENAL ISO 19011 :2018
• ISO 19011:2018 merupakan seperangkat pedoman untuk
melakukan audit sistem manajemen. Ini merupakan
standar internasional untuk membantu organisasi dan
perusahaan dalam melakukan audit ini.
• ISO 19011 dirancang untuk memberikan saran kepada
organisasi dan perusahaan tentang cara mempersiapkan
program audit untuk mengaudit sistem manajemen
mereka. Ini termasuk sistem manajemen lingkungan,
sistem manajemen risiko dan sistem manajemen mutu.
Konsep Audit Sistem Manajemen
Berdasarkan ISO 19011:2018
• ISO 19011:2018 disusun oleh Project Committee ISO/PC 302 untuk
menggantikan ISO 19011 yang diterbitkan pada tahun 2011. Dengan
berbagai revisi, ISO versi yang baru ini menyediakan panduan untuk
melakukan proses audit pada sistem manajemen.
• Di dalamnya juga dijelaskan prinsip-prinsip audit, pengelolaan program audit
sampai pelaksanaan audit sistem manajemen.
• Berdasarkan pengertiannya, audit sendiri merupakan serangkaian proses
yang sistematis, independen dan terdokumentasi yang dilakukan dengan
tujuan memperoleh bukti audit. Selanjutnya, semua bukti akan dievaluasi
secara objektif untuk dilihat sejauh mana kesesuaiannya dengan kriteria
yang sudah disusun dalam standar terkait.
Berdasarkan jenisnya, audit dibagi
menjadi 3 jenis yakni:

• Audit internal. Dilakukan oleh pihak pertama atau perusahaan itu


sendiri dengan menggunakan tenaga auditor yang sudah ditunjuk
• Audit eksternal pihak kedua. Dilakukan oleh auditor penyedia
eksternal biasanya dilakukan oleh pihak luar yang berkepentingan
• Audit eksternal pihak ketiga. Audit ini dilakukan dalam rangka
pemenuhan kwajiban sertifikasi, akreditasi atau untuk mematuhi
aturan perundang-undangan yang berlaku.
Proses audit sendiri dilakukan dengan menggunakan beberapa prinsip atau
pendekatan antara lain:
•Bersifat profesional. Artinya semua proses dilakukan dengan sungguh-
sungguh dengan menggunakan ketepatan penilaian dalam audit
•Kerahasiaan. Keamanan informasi hasil audit dijamin
•Penyampaian informasi yang objektif. Semua pihak yang terlibat dalam
proses audit wajib untuk melaporkan semua data dengan benar dan akurat
•Independen. Tidak ada keberpihakan sehingga hasil atau kesimpulan audit
bersifat objektif
•Pendekatan berbasis bukti. Untuk memperoleh kesimpulan audit yang benar
harus menggunakan metode yang rasional sehingga bisa direproduksi lewat
proses audit yang sistematis
•Menggunakan pendekatan berdasarkan risiko. Audit yang dilakukan harus
mempertimbangkan peluang dan risiko yang ada.

Anda mungkin juga menyukai