Trainer
NCT Dimas J Zahid A AMK,S.Kep,S.KM,MM,CWCCA. Grad IOSH
Disampaikan dalam Training HSE Awarness Training Bersama NARADA K3 Indonesia
Teori Pembentukan Minyak Bumi
Latar Belakang
Peraturan K3 Migas
Penerapan K3 Migas
Outline
•Dasar K3
•Alat Pelindung Diri
•Pemadaman Kebakaran
•Ijin Keselamatan Kerja
•Inspeksi Keselamatan Kerja
•Gas Detector
•LIMBAH
•Peralatan Keselamatan Kerja
•Memasuki Ruang Terbatas
•H2S
Penutup
Teori Pembentukan Minyak
Bumi & Gas Alam
Proses Industri
Migas
• Upstream merupakan kegiatan
produksi dimana hal utama yang
dilakukan dalam upstream adalah
pencarian sumber (explorasi) dan
ekstraksi
• Downstream merupakan proses
lanjutan dari upstream, yaitu
mengolah bahan mentah baik
minyak atau gas bumi menjadi
bahan jadi. Pada sektor hilir ini
biasanya fokus pada penyulingan
minyak mentah dan memproses
pemurnian gas alam. Downstream
juga termasuk yang
mendistribusikan bahan yang sudah
jadi tersebut untuk kemudian
menjualnya.
Proses Upstream
Secara umum kegiatan upstream atau hulu di migas
terdiri dari kegiatan explorasi dan produksi.
• SAFETY (Keselamatan)
Upaya yang dilakukan agar setiap tenaga kerja
dan orang lain yang berada di tempat kerja
dalam keadaan selamat.
Tujuan K3
1. Semua orang baik pekerja maupun orang lain yang
berada di tempat kerja selalu dalam kondisi sehat dan
selamat
2. Produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien
3. Proses produksi berjalan dengan lancar dan tanpa
hambatan
Metode
Identifikasi
Bahaya
Alat Pelindung Diri
KEBAKARAN & TEKNIK PEMADAMAN
TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN
IJIN KESELAMATAN KERJA
Tujuan Surat Ijin Kerja:
1. Untuk menyatakan bahwa kondisi tempat dimana pekerjaan ini akan dilakukan sudah aman atau
sebaliknya.
2. Sebagai surat ijin masuk kedalam tempat tempat yang tertutup, seperti: tangki, vessel, dapur, dll
yang kemungkinan mengandung bahan-bahan atau udara yang berbahaya
JENIS JENIS SURAT IJIN KERJA
•Laporan berkala
Laporan mengenai potensi bahaya, meskipun tidak termasuk darurat atau kritis.
Laporan dapat dibuat dalam waktu 24 jam sesudah pelaksanaan inspeksi K3.
•Laporan ringkas
Laporan ini berupa kesimpulan ringkas dari semua laporan terdahulu (sebelum
pelaksanaan inspeksi K3terkini).
PELAKSANAAN INSPEKSI
1. Eksternal Perusahaan : inspeksi yang
dilaksanakan oleh petugas diluar
perusahaan, misalnya : inspektur K3dari
instansi pemerintah, petugas asuransi
IDENTIFIKASI BAHAYA
PENILAIAN RISIKO
KONSULTASI &
PELATIHAN
PENGENDALIAN RISIKO
➢ Substitusi
mengganti dengan menggunakan
bahan yang lebih aman
➢ Administrasi
Relokasi proses/ tempat
Permit to entry
Permit to work system
Housekeeping
Penggunaan bahan seminimal mungkin
❖ Pernafasan (inhalation)
❖ Pencernaan (ingestion)
❖ Kontak dengan permukaan kulit
(absorption)
❖ Injection
Contoh Simbol Bahan Mudah Meledak & Terbakar
Contoh Simbol Bahan Radiasi & Gas Bertekanan
Contoh Bahan Korosif & Bahan Beracun
Contoh Simbol Bahan Bersifat Basa & Asam
Memasuki Ruang Terbatas
tempat yang cukup untuk dimasuki oleh orang yang mana memiliki keterbatasan / limitasi
akses masuk dan tidak didesain untuk kondisi normal atau kontinyu. Tempat tersebut bisa
juga merupakan suatu tempat yang tertutup dan terdapat resiko yang besar untuk terjadinya
kecelakaan karena material yang berbahaya atau kondisi yang berbahaya.
Ruang Terbatas
Memiliki potensi gas
atmosfir berbahaya? YA TD
Memiliki substansi YA K
TD
cair/padat yang dapat K
Diagram Alir Klasifikasi Ruang Terbatas
memerangkap?
Memiliki
struktur/konfigurasi ruang YA TD
K
yang dapat memerangkap?
(SK DJPPK No. 113/2006)
Memiliki bahaya cedera
serius dan kematian?
YA TD
K
I.
2
Tugas Ahli K3
TAHAPAN PENGENDALIAN
TAHAPAN PENGENDALIAN
GAS H2S
(HIDROGENSULFIDA)
PENGETAHUAN UMUM H2S
Batuk-batuk.
Kulit terasa perih.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
bahaya H2S terhadap manusia, diantaranya
adalah:
• konsentrasi H2S, semakin tinggi maka bahaya yang ditimbulkan
juga semakin tinggi,
• lamanya seseorang berada di lingkungan paparan H2S,
• frekuensi seseorang terpapar,
• daya tahan tubuh.
Tabel 1. Tingkat konsentrasi H S dan efek 2
fisik gas H S 2
Tingkat H2S
Efek pada Manusia
(PPM)
0.13 Bau minimal yang masih terasa
4.6 Mudah dideteksi, bau yang sedang
10 Permulaan iritasi mata
27 Bau yang tidak enak dan tidak dapat ditoleransi lagi.
Batuk, iritasi mata dan kehilangan rasa penciuman setelah 2 sampai 5
100
menit
Ditandai dengan konjunktivitis (pembengkakan mata) dan iritasi sistem
200 – 300
pernafasan setelah 1 jam kontaminasi.
Kehilangan kesadaran cessasi ( berhenti atau berhenti sejenak) sistem
500 – 700
respirasi dan kematian
Ketidaksadaran seketika, dengan cessasi awal pernafasan dan kematian
1000-2000 dalam beberapa menit. Kematian dapat terjadi meskipun korban segera
Sumber : American National Standards Institute
dibawa ke udara terbuka
(ANSI Standard No. Z37.2-1972)
Pengaruh H 2 S terhadap tubuh manusia dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. pada saat H2S terhirup lewat saluran pernafasan, maka gas H2S akan
mengiritasi selaput lendir yang menutupi saluran nafas. Iritasi ini akan
meliputi bagian hidung, tenggorokan dan pada jaringan paru-paru.
2. dalam kondisi normal, di dalam paru – paru, oksigen akan diserap ke
dalam darah dan ditransportasikan ke seluruh tubuh oleh
Haemoglobin ( sel darah merah ). Jika seseorang menghirup udara
yang telah tercampur dengan gas H2S maka komposisi oksigen
didalam darah akan tergantikan oleh H2S, sehingga akan terjadi
kekurangan oksigen pada sel tubuh. Aliran darah yang membawa H2S
akan mengalir sampai ke otak dan akan menyerang pusat pengendali
sistem pernafasan dan lumpuhnya syaraf indera penciuman,
3. H2S yang tercampur dengan air pada paru-paru akan menghasilkan
asam lemah. Asam lemah didalam paru-paru akan menyebabkan paru-
paru melepuh dan bengkak. Akibat fatalnya adalah paru-paru akan
melemah dan berhenti bekerja, sehingga seseorang dapat hilang
kesadaran dan meninggal.
Dampak paparan gas H2S terhadap manusia
tergantung dari beberapa faktor, antara lain adalah :
Lamanya seseorang berada di lingkungan /paparan gas
H2S pada konsentrasi tertentu (dalam hitungan jam
atau menit).
Frekuensi / tingkat keseringan seseorang terpapar.
Besarnya konsentrasi H2S yang terpapar pada
seseorang (dalam satuan ppm).
Trainer
NCT Dimas J Zahid A AMK,S.Kep,S.KM,MM.CWCCA. Grad IOSH
Disampaikan dalam Training HSE Awarness Training Bersama
NARADA K3 Indonesia
MENGENAL ISO 19011 :2018
• ISO 19011:2018 merupakan seperangkat pedoman untuk
melakukan audit sistem manajemen. Ini merupakan
standar internasional untuk membantu organisasi dan
perusahaan dalam melakukan audit ini.
• ISO 19011 dirancang untuk memberikan saran kepada
organisasi dan perusahaan tentang cara mempersiapkan
program audit untuk mengaudit sistem manajemen
mereka. Ini termasuk sistem manajemen lingkungan,
sistem manajemen risiko dan sistem manajemen mutu.
Konsep Audit Sistem Manajemen
Berdasarkan ISO 19011:2018
• ISO 19011:2018 disusun oleh Project Committee ISO/PC 302 untuk
menggantikan ISO 19011 yang diterbitkan pada tahun 2011. Dengan
berbagai revisi, ISO versi yang baru ini menyediakan panduan untuk
melakukan proses audit pada sistem manajemen.
• Di dalamnya juga dijelaskan prinsip-prinsip audit, pengelolaan program audit
sampai pelaksanaan audit sistem manajemen.
• Berdasarkan pengertiannya, audit sendiri merupakan serangkaian proses
yang sistematis, independen dan terdokumentasi yang dilakukan dengan
tujuan memperoleh bukti audit. Selanjutnya, semua bukti akan dievaluasi
secara objektif untuk dilihat sejauh mana kesesuaiannya dengan kriteria
yang sudah disusun dalam standar terkait.
Berdasarkan jenisnya, audit dibagi
menjadi 3 jenis yakni: