Anda di halaman 1dari 34

TRAINING KEPEDULIAN K3L / HSE

INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO

JAKARTA - 2019

Ir Suwito MM
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

Adalah :
Keselamatan yang berkaitan dengan mesin,
Pesawat angkat dan angkut, alat kerja, bahan
dan proses, kondisi tempat kerja, para pekerja
dan orang lain yang berada ditempat kerja dan
lingkungannya serta cara - cara melakukannya
dengan aman.
TUJUANNYA :

1. untuk melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya


dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada


ditempat kerja

3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman


dan efisien
DASAR HUKUM / PERATURAN NASIONAL

1. UNDANG – UNDANG NO: 1 TAHUN 1970, TENTANG KESELAMATAN


KERJA
2. UNDANG – UNDANG NO: 13 TAHUN 2003, TENTANG KETENAGA
KERJAAN
Pasal 86 PEKERJA MEMPUNYAI HAK UNTUK MEMPEROLEH
PERLINDUNGAN ATAS KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 87 SETIAP PERUSAHAAN WAJIB MENERAPKAN SISTEM
MANAJEMEN K3 YANG TERINTEGRASI DENGAN
SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN LAINNYA.
ALASAN PERUSAHAAN MENERAPKAN K3
1. Sebagai bentuk kepedulian terhadap U U & Peraturan yang
dikeluarkan oleh instansi terkait

2. Sebagai bentuk kepedulian manajemen terhadap aset


( meminimise resiko)

3. K3 merupakan alat untuk meningkatkan produktivitas perusahaan


( Produktivitas adalah perbandingan antara hasil kerja / out put dng
upaya yang dipergunakan / in put )

4. K3 merupakan tuntutan client (Persyaratan Tender)

5. K3 dapat meningkatkan citra perusahaan pada dunia luar


KENDALA-KENDALA DALAM PENERAPAN K3
1. Bingung memulai dari mana menerapkan K3.

2. Tidak memiliki ahli K3 yang kompeten.

3. K3 kurang mendapat perhatian dari manajemen dan


pekerja.

4. Sanksi pelanggaran yang tidak ketat.

5. Menerapkan K3 = Cost (biaya persiapan dianggap


memberatkan perusahaan)
BAGAIMANA MENGATASINYA
1. Adanya commitment dari management.
Program K3 mendapat perhatian & persetujuan dari
management untuk diterapkan.

2 Tersedianya perangkat pendukung /peralatan K3.

3 Tersedianya profesional / ahli K3 yang memiliki


kemampuan dalam menerapkan program K3.

4 Tersedianya peraturan K3, prosedur , IK, Jobdesc Yang


telah jelas disetujui management.
PROGRAM K3 YANG LOW COSTS
Formal (terencana)
1. Pelaksanaan inspeksi K3
Informal (tidak terencana)
2. Pelaksanaan meeting K3 yang teratur
3. Pelaksanaan training K3 internal
4. Pelaksanaan program kesadaran K3
5. Pelaksanaan program House Keeping
6.Tersedianya prosedur kerja (SOP) yang sesuai.
KEGIATAN MEETING K3
1. HSE induction, setiap pekerja yg baru masuk,
termasuk tamu (oleh HSE officer & HR-GA)
2. HSE Toolbox meeting (harian/departemen), oleh HSE
supervisor
3. HSE Talk, semua staff & subcont, oleh HSE officer
4. HSE Weekly meeting (antar departemen)
5. HSE Management review, oleh MR
6. HSE Coordination meeting (P2K3), gabungan
dari para pemimpin bagian, oleh GM dan MR
BENTUK-BENTUK PROMOSI K3
1. Pemasangan poster K3
2. Pemasangan spanduk K3
3. Buletin K3
4. Pemutaran film K3
5. Ceramah-ceramah mengenai K3
6. Perlombaan K3
KEUNTUNGAN MENJALANKAN K3
1. Meningkatkan kinerja keselamatan
2. Meningkatkan Team Work, produktivitas
dan moral
3. Meningkatkan kinerja kesehatan,
lingkungan
4. Menciptakan suatu tempat yang selamat
dan sehat untuk kerja, nyaman dan tenang.
5. Menurunkan kompensasi pekerja dan biaya
karena cidera.
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB LEADER DALAM K3

1. Menunjukkan kepemimpinan dalam


K3 yang tangguh dan nyata
2. Memimpin dan memastikan
pelaksanaan program K3
3. Memimpin kondisi tanggap darurat
dan pelaporannya
K3 TANGGUNG JAWAB SEMUA PIHAK

• KECELAKAAN KERJA DITEMPAT KERJA DNG SEGALA KONSEKUENSI


DAN AKIBATNYA, DISEBABKAN OLEH ADANYA KEGAGALAN TEKNIS /
MANAJEMEN ( PERLU PERUBAHAN PERILAKU )

• UPAYA K3 DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN TIDAK HANYA


BAGAIMANA MENGATASI PADA SAAT KEJADIAN, TETAPI HAL TSB
HARUS DIMULAI DARI / PERENCANAAN.

• SEMUA PIHAK DALAM MELAKSANAKAN TUGASNYA MEMPUNYAI


KEWAJIBAN MELAKSANAKAN / MENERAPKAN STANDAR K3

• K3 HARUS DILAKSANAKAN DAN DIKEMBANGKAN / DIPERBAIKI


SECARA TERUS MENERUS.
KEGAGALAN MANAJEMEN K3
• TIDAK TERDAPAT SISTEM, PROSEDUR, RENCANA K3 ( IDENTIFIKASI &
ANALISA BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PROGRAM K3 DAN AUDIT )

• TIDAK MEMILIKI SDM YANG KOMPETEN & TDK TERORGANISIR DNG BAIK
( ORGANISASI K3, SAFETY COMMITEE, SAFETY OFFICER, AK 3, PELATIHAN,
GLADI SIMULASI K3 )

▪ TIDAK TERSDIA DANA UNTUK MELAKSANAKAN PROGRAM K3


( DANA PELATIHAN, DANA TRAINING , PENYUSUNAN STANDAR / SOP )

▪ TIDAK TERSEDIA SARANA DAN PERALATAN ( PERALAN UJI &


INSPEKSI, PEMELIHARAAN, SARANA KOMUNIKASI, POS KOMANDO )

▪ TIDAK ADA DUKUNGAN SISTEM INFORMASI DAN KOMUNIKASI (


PETUNJUK KONDISI DARURAT, BROSUR / LEAFLET, PETA / DENAH,
DAFTAR NOMOR TELEPON PENTING )
INDIKATOR KEBERHASILAN K3

1. Bisa memenuhi persyaratan tender di beberapa


sektor.

1. Tingginya commitment K3 dari perusahaan mulai


dari Top Management s/d level terendah

2. Adanya departemen yang khusus menangani K3.

3. Diterapkan adanya management K3 dengan


sistem management lainnya (ISO) terintegrasi
KUNCI SUKSES PENERAPAN K3
1.Disiplin melaksanakan program
2.Memiliki tenaga K3 yang kompeten
3.Tersedianya checklist yang standard
4.Didukung oleh manajemen
5.K3 mendapat perhatian dari seluruh
pekerja / karyawan
PROGRAM TATA RUMAH TANGGA (HOUSE KEEPING)
House keeping
adalah salah satu aspek yang harus dilaksanakan didalam
program K3, karena dengan terpeliharanya tempat kerja yang
nyaman, maka kecelakaan dan bahaya kebakaran dapat
dihilangkan, gairah kerja diharapkan meningkat begitu juga
produktivitas.
Kapan Inspeksi House Keeping dilaksanakan
Hal tersebut dijadwalkan oleh pengawasnya, setiap waktu, terus
menerus.
Siapa yang bertanggung jawab atas House Keeping dilingkungan
kerjanya?
adalah Supervisor setempat, pengawas yang bersangkutan
PROGRAM HOUSE KEEPING BERPEDOMAN PADA 5R / 5S
1. RINGKAS / SEIRI : Pemilahan dan penyisihan barang-barang yang tidak
dipakai dari tempat kerja masing-masing.

2. RAPI/ SEITON : Menyusun barang-barang yang masih dipakai sesuai


tempatnya, guna memudahkan bila akan dipakai.

3. RESIK / SEISO : Membersihkan tempat kerja, sehingga lantai bersih,


mesin dan peralatan kerja bebas dari kotoran.

4. RAWAT / SEIKETSU : Memelihara tempat kerja yang bersih, menyenangkan,


sehingga kondisi kerja terjaga dengan baik.

5. RAJIN / SHITSUKE : Melatih orang untuk biasa bekerja dengan lingkungan


kerja yang baik , sehingga menjadi suatu kebiasaan/aturan
yang harus dipatuhi oleh setiap individu di tempat kerja.
IDENTIFIKASI BAHAYA
Bahaya (Hazard): - Kebakaran
- Terkena aliran listrik
- Tertimpa benda padat
- Terjatuh dari ketinggian.
- Dll, sesuai proses dari organisasi tsb
Resiko (Risk) : - Kerugian harta benda bahkan jiwa
- Luka ringan, cacat tubuh, kematian
- Cacat, Kematian
- Luka, cacat
- Dll.
POTENSI BAHAYA DILINGKUNGAN KERJA
1. Faktor Fisik : - Penerangan, Kebisingan, Iklim kerja
dan kondisi 5 R yang tidak teratur
2. Faktor Kimia : - Gas, Uap dan Debu
3. Faktor Biologi : - Bakteri, Jamur
4. Faktor Fisiologi : - Sikap kerja, Cara kerja
5. Faktor Psikologi: - Hubungan Kerja antar sesama
karyawan, dengan atasan serta
kerja yang monoton
6. Proses Kerja : - Disetiap bagian berbeda-beda
untuk pekerjaan proyek dibuat JSA.
KECELAKAAN
Adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki yang dapat
menimbulkan kerugian.

1. Penyebab utamanya adalah faktor manusia :


- kurang pengawasan
- kurangnya pengetahuan/ketrampilan
- kurangnya motivasi
- stress

2. Faktor lingkungan :
- iklim / suasana kerja yang kurang nyaman
- penerangan dan kebisingan
- debu, gas atau uap, dan jenis kimia lainnya.
SEBAB-SEBAB KECELAKAAN KERJA
TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTS) :
1. Tidak menggunakan APD
2. Melanggar peraturan K3
3. Merokok pada tempat yang dilarang
4. Bekerja tidak sesuai dengan SOP
5. Bercanda saat bekerja
6. Menggunakan alat bantu yang tidak aman
7. Mengoperasikan peralatan yang bukan keahliannya
8. Dll
MENGAPA KECELAKAAN KERJA TINGGI
Program K3 kurang effective : yang berarti
1. K3 belum dilaksanakan sebagai prioritas
2. K3 belum dikelola dengan baik
3. K3 tidak dilakukan secara berkesinambungan
4. K3 belum dipahami
5. Pembinaan K3 masih kurang
6. Kasus kecelakaan tidak di kritisi
7. Kecelakaaan dianggap musibah yang harus
diterima
8. K3 dianggap mahal
SETIAP KECELAKAAN / NYARIS CELAKA HARUS
DIKRITISI :
• PERILAKU ACCIDENT :
• 1. MENINGGAL
• 2. CACAT
• 3. LUKA SEMBUH
• 4. KERUSAKKAN
• 5. KERUGIAN
• 6. DAMPAK SOSIAL / LINGKUNGAN
KONDISI TIDAK AMAN (UNSAFE CONDITION)

1, Kepemimpinan yang tidak memadai


2. Engineering yang tidak memadai
3.Pembelian yang tidak memadai
4. alat,peralatan,material yang tidak memadai
5. Standar kerja yang tidak memadai
6. Kerusakan dan keausan
PENCEGAHAN KECELAKAAN
1. Peraturan Perundangan
2. Standarisasi
3. Pengawasan
4. Penelitian bersifat teknik
5. Riset medis
6. Pelatihan
7. Pendidikan
8. Penggairahan
9. Penelitian secara statistik
10.Asuransi.
Hazard Identification & Risk Assessment Control
(HIRAC)
(Identifikasi Bahaya & Penilaian Resiko)
• HAZARD (BAHAYA)
Sumber atau situasi potensi celaka yang dapat menimbulkan luka
atau gangguan kesehatan, kerusakan aset, lingkungan kerja atau
kombinasi dari kondisi tsb
▪ RISK ( RESIKO )
Kombinasi kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya
yang terjadi
▪ PENILAIAN RESIKO
Keseluruhan proses untuk memperkirakan keseriusan
resiko dan keputusan apakah resiko tsb dapat ditangani
atau tidak.
HIRARKI PENGENDALIAN K3
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Re-Engineering
4. Adm (PR, WI, warning sain / simbul)
5. Training, Sosialisasi, Program Kerja
6. Personil Protective Equipment
ACCIDENT & NEAR MISS
ACCIDENT
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan
dan menyebabkan kerugian, baik harta benda,
waktu dan bahkan nyawa

NEAR MISS (nyaris celaka)


Adalah suatu kejadian dimana cedera atau sakit
atau kerugian tidak terjadi
KEWAJIBAN MENERAPKAN SMK3 / PERMEN TENAGA KERJA
NO 5/PERMEN/1996
BAB III PASAL 3:

SETIAP TEMPAT KERJA :


- 100 ORANG ATAU LEBIH DAN ATAU,

- MENGANDUNG POTENSI BAHAYA YANG DITIMBULKAN OLEH

KARAKTERISTIK PROSES ATAU BAHAN PRODUKSI, DAPAT

MENGAKIBATKAN KECELAKAAN KERJA & KERUGIAN.


ATTITUDE (sikap), BEHAVIOR (perilaku) DAN CULTURE
(budaya) :

• TEMPO DOELOE REVITALISASI PENERAPAN K3

1. K3 DIMILIKI OLEH ORANG K3 1. K3 DIMILIKI OLEH SEMUA


ORANG
2. BERPERAN SEBAGAI POLISI 2. BERPERAN SBG PENASEHAT
3. INSPEKSI 3. AUDIT MANAJEMEN K3
4. K3 URUSAN AHLI K3 / PETUGAS 4. K3 MENJADI TANGGUNG
JAWAB BERSAMA
• 5. MENSUPERVISI 5. PEMBINAAN
ATTITUDE (sikap), BEHAVIOR (perilaku) DAN CULTURE
(budaya) :

• TEMPO DOELOE REVITALISASI PENERAPAN K3

1. K3 DIMILIKI OLEH ORANG K3 1. K3 DIMILIKI OLEH SEMUA


ORANG
2. BERPERAN SEBAGAI POLISI 2. BERPERAN SBG PENASEHAT
3. INSPEKSI 3. AUDIT MANAJEMEN K3
4. K3 URUSAN AHLI K3 / PETUGAS 4. K3 MENJADI TANGGUNG
JAWAB BERSAMA
• 5. MENSUPERVISI 5. PEMBINAAN
BBS(Behavior Based on Safety)
keselamatan berbasis perilaku
• Dipengaruhi oleh 2 faktor utama :
1. faktor eksternal : yang meliputi lingkungan
kerja, iklim, manusia, ekonomi, budaya / adat,
disiplin dll
2. Faktor internal : karakteristik induvidu yg
meliputi :
- Tingkat pengetahuan
- Tingkat kecerdasan
- Motivasi
- Emosi (berbicara, tertawa, membaca, dll)

Anda mungkin juga menyukai