PERALATAN PERBAIKAN
SISTEM KELISTRIKAN
Penyusun :
Mohammad Husni, Spd
Editor :
Sasongko Leksono A.P, ST
KATA PENGANTAR
Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK Bidang
Keahlian Teknik Mesin, memenuhi tuntutan pelaksanaan Kurikulum SMK yang
disempurnakan (Kurikulum SMK edisi 1999).
Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaianya, karena itu kepada
semua organisasi dan manajemen Pendidikan Menengah Kejuruan diharapkan
dapat berusaha untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.
DAFTAR ISI
JUDUL MODUL
Kata pengantar...............................................................................................i
Struktur Profil Kompetensi Tamatan..............................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
Pendahuluan..................................................................................................iv
Tujuan umum pembelajaran..........................................................................v
Petunjuk penggunaan modul.........................................................................vi
Kegiatan Belajar 1, Menggunakan serta merawat kabel penghubung dan
lampu test.......................................................................................................1
Lembar Ealuasi...............................................................................................6
Lembar Jawaban ...........................................................................................7
Kegiatan Belajar 2, Menggunakan dan merawat multi tester .......................8
Lembar Percobaan / Latihan
Mengukur tegangan.......................................................................................25
Pengukuran arus ...........................................................................................26
Pengukuran tahanan .....................................................................................27
Lembar Evaluasi.............................................................................................28
Lembar Jawaban Percobaan.........................................................................30
Lembar Jawaban Evaluasi ............................................................................33
Kegiatan Belajar 3, Menggunakan Dwell meter dan Tachometer serta
cara merawatnya ...........................................................................................36
Lembar Evaluasi ............................................................................................44
Lembar Jawaban ...........................................................................................46
Kegiatan Belajar 4, Menggunakan dan merawat Timing light ......................48
Lembar Evaluasi ............................................................................................54
Lembar Jawaban ...........................................................................................56
Umpan Balik...................................................................................................58
Daftar Pustaka................................................................................................59
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran dalam modul ini, kita bagi dalam beberapa kegiatan
belajar. Mulai kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2, dan seterusnya.
Kegiatan belajar bisa dimulai dari kegiatan belajar 1 dan seterusnya, tetapi bisa
juga sesuai kebutuhan, bagian kegiatan belajar mana yang diinginkan (lebih
fleksibel). Untuk mempermudah proses pembelajaran, maka dalam proses
belajar sebaiknya digunakan benda asli (peraga). Karena pembahasan modul
ini banyak yang bersifat abstrak, maka percobaan (Demonstrasi) dalam
penyampaian materi adalah sangat cocok.
Pembahasan dalam modul ini bersifat teori dan masih dasar, maka diharapkan
untuk kelanjutannya (praktek) bisa bergabung dengan modul-modul lain yang
ada hubungannya dengan modul ini.
KEGIATAN BELAJAR 1
MENGGUNAKAN SERTA MERAWAT KABEL PENGHUBUNG
(JUMPER WIRE)
DAN LAMPU TEST (TEST LIGHT)
2. Uraian Materi
Sambungkanlah salah satu ujung kabel pada kutub positif baterai dan
anda mempunyai sumber listrik sebesar 12 Volt. Gunakan untuk bola
lampu, Motor atau alat-alat yang memerlukan tenaga sebesar 12 V.
Prinsip kerja dari kabel penghubung, adalah sama dengan pemberian arus
secara langsung lewat kabel penghubung tersebut atau menyambung
secara langsung jalur diantara kedua ujung jepit buaya pada kabel
penghubung.
Bila suatu sirkuit sistem kelisrtrikan mati atau ada gangguan, sebagai
contoh lampu pada sistem tersebut mati. Kita bisa menggunakan kabel
penghubung untuk mencari kerusakan pada sistem tersebut.
Lakukanlah pemeriksaan dengan kabel penghubung seperti gambar 1.3 kita
akan mendapatkan lampu menyala bila ada gangguan pada komponen
sekring atau saklar.
Teknik yang serupa bisa anda lakukan pada Sistem Kelistrikan jenis yang
lain. Misal Sistem Starter, sistem penerangan sistem pengisian dan sistem
kelistrikan lain.
Perlu diperhatikan dalam proses penghubungan, bila salah satu ujung kabel
penghubung sudah menempel pada terminal (+) jangan menjatuhkan ujung
kabel penghubung yang lain.
Karena semua tempat yang kamu sentuh pada mesin atau body adalah
merupakan Ground kutub (-) baterai.
Percikan / bunga api besar dan arus listrik yang tinggi akan timbul, yang
dapat membakar kabel penghubung.
Perhatikan ujung kabel yang menempel pada jepit buaya, biasanya suka
longgar atau lepas solderannya.
Keterangan.
1 test probe.
2 Pegas penghantar.
3 Bola lampu sofiet 12V / 3 Walt.
4 Kabel penghantar.
5 Jepit buaya
Lampu tes disambung diantara beberapa jalur kabel atau terminal dan body pada
saat saklar rangkaian dalam keadaan ON. Terang atau tidaknya nyala lampu,
indikator secara kasar menunjukkan tegangan yang digunakan pada rangkaian
tersebut.
Masih banyak lagi kegunaan lampu test, cobalah terus maka akan
ditemukan kreasi-kreasi baru yang sangat menarik.
Nah selamat mencoba.
Jangan menggulung kabel lampu test yang bisa merusak atau memutuskan
dalamnya kabel atau solderannya.
Perhatikan tegangan pada lampu test harus sama dengan tegangan sumber
baterai.
Bila lampu test mati, periksa apakah bola lampu sofiet di dalam lampu test
putus, atau ada sambungan kabel yang kurang baik (perbaiki).
2) Lakukan pemeriksaan pada sistem klakson dibawah dengan lampu test bila
klakson tidak bunyi.
Lembar jawaban.
1)
Nyalakan salah satu lampu kepala (dekat, jauh), lalu putus hubung kabel
penghubung. Bila ada perubahan nyala lampu berarti pada jalur + ke lampu
kepala terdapat rugi tegangan terlalu besar, yang membuat lampu jadi
redup.
2) Letakkan jepit buaya pada massa, lalu test pada bagian negatif klakson. Bila
lampu nyala kerusakan pada tombol, dan bila lampu mati, berarti kerusakan
pada klakson atau sekring.
KEGIATAN BELAJAR 2.
MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MULTI TESTER
(AMPER METER, VOLT METER, DAN OHM METER)
2. Uraian Materi.
Multi tester (AVO) adalah salah satu alat untuk mengetes kelistrikan.
Penggunaannya sangat luas sekali, untuk mengukur tegangan baik DC
maupun AC, pengukuran arus, tahanan dan untuk memeriksa hubungan
kelistrikan dari suatu komponen.
Pada dasarnya ada 2 jenis Multi tester, tester model digital dimana
penunjukkan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, dan
tester model jarum (jarum analog) hasil pengukuran ditunjukkan oleh
sebuah jarum.
Pada modul ini hanya akan dibahas mengenai Multi tester model Analog.
Multi tester analog banyak macamnya dipasaran, tetapi prinsip
pengoperasiannya hampir sama semua. Maka disini kita ambil satu contoh
merk sanwa type YX 360 TRE.
Maka kita harus bisa memperkirakan seberapa besar tegangan yang akan
kita ukur. Baru setelah itu kita posisikan range pada posisi di atas tegangan
yang diperkirakan tadi (tegangan yang mau diukur). Bila kita tidak tahu
berapa besar tegangan yang akan diukur lebih baik kita posisikan range
pada posisi yang besar lalu kalau penunjukkan jarum sedikit (sulit dibaca),
maka kita bisa mengurangi posisi range, begitu seterusnya sampai
penunjukkan jarum dapat dibaca dengan mudah.
Daerah pembacaan
Range Position DC Volt
Contoh
Posisi selektor pada 50V DC jarum akan menunjukkan posisi 12V DC
seperti terlihat pada gambar.
12 Volt
Contoh :
Pembacaannya adalah 220 Volt AC, sebab range selektornya di set pada
250 AC Volt.
220 Volt
Untuk Multi tester type tersebut diatas hanya mempunyai daerah ukur
0-250 mA jadi maksimum pengukuran 250 mA. Supaya bisa dipakai untuk
arus yang lebih tinggi digunakan komponen bantu.
Daerah pembacaan
50 = 50 A 250 = 250 mA
Range Position DC mA
Contoh :
Nilai pengukurannya adalah 175 mA, sebab selektor disetel pada 250 mA.
Pengertian dasar.
Alat ukur kumparan putar (Meter Moving Coil) dipakai untuk mengukur
arus dan beda potensial. Arus yang akan diukur dilewatkan dalam
sebuah kumparan yang ditaruh dalam suatu medan magnet.(lihat gambar
2). Makin besar arus yang lewat kumparan makin banyak kumparan
berputar. Kumparan akan kembali ke posisi nol akibat adanya 2 per
halus, yang juga dihubungkan dengan terminal-terminal. Sebuah jarum
penunjuk dipasangkan pada kumparan putar. Karena arus yang lewat
kumparan bertambah maka jarum penunjuk akan bergerak melewati
skala. Gerakkan penunjuk dari skala nol sampai skala penuh disebut
simpangan skala penuh (full scale deflection atau fsd) dari meter.
10
1,11
9
Pembacaan skala tetap 250 mA
(dianggap 2,5 A) simpangan skala
penuhnya tetap 250 mA, supaya dapat
dibaca sampai 2,5 A. Multi meter harus
dipasang paralel dengan tahanan
shunt 1,11 Ohm. Gambar 2 13 Multi meter dengan
resistor shunt.
Untuk catatan bahwa fsd dari multi meter (ohm meter) setiap jenis berbeda,
maka resistor shunt hanya bisa dipakai khusus untuk ohm meter yang sudah
diukur fsd nya
pasangan
Gambar 2.14 resistor shunt hanya bisa dipakai untuk 1 multi meter.
Contoh :
Pengukurannya adalah 2 A, sebab selektor pada 250mA menggunakan resistor shunt
(2,5A)
Penting.
2.6.2 Pengukuran
Ada beberapa tingkat (range) untuk mengukur tahanan (kemampuan
pengukuran alat ukur). Posisi “1K” untuk 1000 , dengan demikian 10K
berarti 1000 dan sebagainya. Sebagai patokan bisa melihat tabel
dibawah.
Gambar 2.17 Posisi range selektor Gambar 2.18 Pembacaan skala ohm
ohm
Setiap kali kita mengeset range selektor (tingkat), kita harus mengkalibrasi
jarum penunjuk (pointer). Lepaskan hubungan tegangan (arus) dengan beban
yang akan diukur (rangkaian dalam kondisi off), kemudian hubungkan kedua
ujung kabel pengetesan (test lead) pada beban. (Dihubungkan secara paralel
dengan beban), lalu baca jarum penunjuk (pointer) pada skala dan kalikan
dengan range (selektor). Kita bisa gunakan tabel dibawah ini.
X10. X10.
X1K. X1000.
X10 K. X10.000.
Contoh.
Nilai pengukuran adakah 80 , sebab range selektor diset pada X10
Penting
Penggantian Baterai.
Di dalam Multi meter terdapat 2 macam baterai 1,5V X2 (sum – 3) dan 9V (006P)
yang dipakai untuk pengukuran tahanan. Maka diperlukan penggantian baterai
secara berkala. Untuk jelasnya anda bisa memastikan apakah baterai perlu diganti
atau tidak.
Cara
Penggantian sekring.
Semua multi tester dilengkapi sekring, bila ada kesalahan pengukuran, maka
sekring bisa putus, dengan begitu alat ukur aman. Bila terjadi hal tersebut
maka buka tutup bagian belakang Multi meter lalu ganti sekring sesuai
spesifikasi (250V/0,5A). Lokasi sekring bisa lihat gambar 2.20.
Jangan mengganti sekring dengan spesifikasi yang tidak tepat karena dapat
merusak alat ukur kalau terjadi salah pengukuran.
Bila multi meter selesai dipakai simpan pada posisi range selektor off, bila
tidak ada posisi off, maka posisikan pada skala AC paling besar.
Simpan pada tempat khusus jangan dicampur dengan oli, besi, dan benda-
benda keras lainnya.
1) Pengukuran tegangan.
12 V
2) Pengukuran Arus
Gunakan tahanan shunt pada skala 250 mA, lalu coba seperti gambar catat
besar besar arusnya, dan pindahkan alat ukur setelah lampu.
Hasilnya…………………..
Kenapa begitu…………………………..
3. Pengukuran tahanan.
II Pengukuran beban……………
Hasil ukur…………………..
Hasil ukur………………….
…………………………………………..........................................................
………………………………………..............................................................
…………………………………………..........................................................
…………………………………………..........................................................
Lembar Evaluasi
1) Tentukan alat ukur yang mana pada gambar dibawah ini dan besaran lampu
yang mana yang diukur oleh alat tersebut.
I. ……………………………… II…………………………………
2) Tentukan alat ukur yang ada pada gambar dibawah ini dan besaran lampu
yang mana yang diukur.
I. ……………………………… II…………………………………
3. Jika arus mengalir melalui tahanan, maka terjadi tegangan jatuh pada tiap-
tiap tahanan.
4. Tempatkan alat ukur bila mau mengukur rugi tegangan pada kabel positif
(lihat gambar). Tentukan range selektor dan gambarkan posisi jarum multi
meter pada pengukuran dibawah.
1) Pengukuran tegangan.
12 V
2) Pengukuran Arus
Gunakan tahanan shunt pada skala 250 mA, lalu coba seperti gambar catat
besar besar arusnya, dan pindahkan alat ukur setelah lampu.
Hasilnya…Sama besarnya…..
3. Pengukuran tahanan.
II Pengukuran beban…Seri……
2) Tentukan alat ukur yang ada pada gambar dibawah ini dan besaran lampu
yang mana yang diukur.
3) Jika arus mengalir melalui tahanan, maka terjadi tegangan jatuh pada tiap-
tiap tahanan.
4) Tempatkan alat ukur bila mau mengukur rugi tegangan pada kabel positif
(lihat gambar). Tentukan range selektor dan gambarkan posisi jarum multi
meter pada pengukuran dibawah.
Lakukan langkah kalibrasi pada skala 10 K , bila tidak mau ke posisi nol
maka baterai 9 volt waktunya ganti (habis).
KEGIATAN BELAJAR 3.
MENGGUNAKAN DWELL METER DAN TACHOMETER
SERTA CARA MERAWATNYA
1 Tujuan khusus pembelajaran.
Setelah selesai mempelajari modul kegiatan 3 ini diharapkan siswa /
pembaca dapat :
Mempergunakan dwell meter untuk mengukur sudut dwell mesin bensin.
Mempergunakan tachometer untuk mengukur putaran mesin bensin.
Mengerti teknik-teknik perawatan dwell dan tachometer.
2 Uraian Materi.
Dwell meter digunakan untuk mengukur sudut dwell (sudut menutup dari
cam breaker point / platina), untuk motor dengan pengapia Konvensional
atau secara umum bisa kita bilang bahwa sudut dwell adalah sudut dimana
besarnya atau lamanya arus primer mengalir.
Di sini hanya akan dibahas cara pengoperasian dan cara pembacaan hasil
ukur. Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat harus membandingkan
dengan ukuran yang nominal. Ukuran tersebut dapat kita lihat dari buku
manual atau buku data dari mobil tersebut.
Set jumlah silinder mesin dengan memposisikan sklar jumlah silinder sesuai dengan
jumlah silinder mesin tersebut.
Cyl.
Untuk mesin dengan jumlah silinder 4
Contoh
Putarannya adalah 2500 rpm karena range selektor diset pada 8000 rpm
Untuk mesin dengan jumlah silinder selain 4,6 dan 8 atau dengan type
system pengapian lain, bisa juga kita lakukan pengukuran dengan alat ukur
yang sama perhatikan keterangan dibawah.
Tabel dibawah untuk bantuan cara pembacaan dan pemilihan saklar jumlah
silinder untuk jenis mesin khusus.
Pemakaian
Type mesin System pengapian Pembacaan
selektor silinder
Dua langkah
Tampa distributor dan 1
2 dan 3 4 Cyl 2X
silinder coil tiap silinder
Contoh.
Mesin 6 silinder memakai distributor dengan 2 koil pengapian
Cyl
Putarannya
adalah 5000 Rpm
Misal :
terbaca 6 6 X 10 % = 60% sudut
pengapian.
Bila dihitung dengan derajat poros cam. Anda tinggal mengkonversikan 60%
tersebut kedalam tabel dibawah ini.
Tabel tersebut juga terdapat dalam alat ukur.
Contoh :
Dijadikan derajat
Lihat 4 Cyl dalam %
60% lurus dengan 540
Maka sudut dwellnya adalah 540Poros Cam
Tabel penunjukan 54 PK
Bila tidak dipakai posisikan alat ukur pada volt meter atau Rpm meter.
Sering kali permasalahan alat ukur pada kabel yang putus, maka perawatan
dan pemeriksaan kabel harus diperhatikan.
Lembar Evaluasi
1. Bagaimana tahap-tahap pengukuran putaran motor bensin dengan
menggunakan Tachometer ( putaran saat idle 750 Rpm ) ?
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
4. Mesin dengan spesifikasi 4 tak 4 silinder dengan sudut dwell 54 poros cam.
Lengkapilah gambar di bawah dengan data-data di atas!
5. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam perawatan alat ukur, jelaskan !
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
Jawab.
36 = 60 % (tabel)
5. Mesin dengan spesifikasi 4 tak 4 silinder dengan sudut dwell 54 poros cam.
Lengkapilah gambar di bawah dengan data-data di atas!
6. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam perawatan alat ukur, jelaskan !
KEGIATAN BELAJAR 4
MENGGUNAKAN DAN MERAWAT TIMING LIGHT.
2. Uraian Materi.
Ada juga mesin dengan tanda-tanda derajat (hanya ada dua tanda saja) bila
tanda tersebut bergaris berarti piston pada TMA.
Gb. 4.4 Timing Light Biasa Gb. 4.5 Timing Light Degrees Advance
Karena dalam penggunaan timing light jenis biasa relativ lebih sederhana,
maka dalam pembahasan ini akan difokuskan pada timing light Degrees
Advance atau timing light yang memakai pemajuan derajat pengapian.
Keterangan :
4 Pengaturan pemajuan
derajat pengapian.
5 Lensa
Gb. 4.6 Kontruksi Timing Light
Timing light dengan pemajuan derajat pengapian bila distel pada posisi 0
(nol), pemakaiannya sama dengan timing light jenis biasa.
Sering terjadi gangguan pada timing light karena kabel yang tidak beres
(putus), lakukan pengecekan pada kabel yang ke sumber baterai dan
kabel tegangan tinggi yang ke silinder 1.
Bila perlu anda bisa melihat ke bagian dalam dari timing light.
Lembar Evaluasi
2. Posisikan knob pada timing light, bila pengapian motor 17 Poros Engkol!
3. Jelaskan kenapa pick-up induktif pada timing light harus dalam kondisi kering
dan bersih ?
___________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Maka pengapiannya
Adalah 20 poros engkol
sebelum TMA.
2. Posisikan knob pada timing light, bila pengapian motor 17 Poros Engkol!
3. Jelaskan kenapa pick-up induktif pada timing light harus dalam kondisi kering
dan bersih ?
Karena bekerjanya lampu timing light berdasar sinyal yang diberikan pick-up
induktif , maka bila tidak bersih dan kering akan terganggu nyala blitznya._
UMPAN BALIK
DAFTAR PUSTAKA