Disusun oleh :
Disusun oleh :
1. BUDI HERMAWAN L2C003237
2. HANGGOWO WICAKSONO L2C003266
Proposal kerja praktek di PT. Semen Gresik Tbk. Pabrik Tuban ini telah disetujui
dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal : Februari 2006
Mengetahui,
b. Zone Transisi
Pada zone ini proporsi CaO akan semakin besar, sebaliknya proporsi
CaCO3 semakin kecil dan sempurna habis pada temperatur bahan sekitar
9000C, pada temperatur tersebut proporsi C2S semakin meningkat sampai
temperatur bahan sekitar 1200oC, sedang oksida besi mulai mengikat
campuran oksida kalsium dan oksida alumina membentuk campuran C2 (A,F),
dengan meningkatnya temperatur maka oksida kalsium (CaO) bergabung dengan
kalsium alumina dan C2 (A,F) masing-masing membentuk C3A dan C4AF.
Pembentukan C3A dan C4AF terjadi pada temperatur ± 1000 – 1200oC dengan
reaksi kimia sebagai berikut :
3 CaO + Al2O3 3 CaOAl2O3 atau C3A
4 CaO + Al2O3 + Fe2O3 4 CaOAl2O3Fe2O3 atau C4AF
c. Zone Pembakaran
Di daerah ini terjadi pelelehan pada temperatur tinggi (± 1200 – 1350 oC)
dimana campuran kalsium alumina ferrit mengalami phase liquida.
Bagian CaO yang tidak bereaksi dengan oksida-oksida alumina besi dan
silika biasanya dalam bentuk CaO bebas atau free lime, banyaknya
persentase dibatasi dibawah 1%.
Pada temperatur tinggi ini sisa unsur CaO mengikat C2S untuk membuat
campuran C3S.
2 CaO.SiO2 + CaO 3 CaO.SiO2 atau C3S
d. Zone Pendinginan
Di daerah ini campuran kalsium alumina ferrit yang berbentuk cairan
bentuk fisisnya berubah mengkristal setelah terjadi pedinginan di dalam cooler
dengan temperatur pada zone ini sekitar 1350 – 800oC, sehingga material keluar
kiln mempunyai suhu ± 800oC. Dinding zone ini dilapisi dengan batu tahan api.
II.3.4. Pengisian
Tahap akhir dari proses kering adalah pengisian, penyimpanan,
pengiriman, dan pengeluaran semen dari tiap-tiap silo untuk didistribusikan ke
konsumen baik semen kantong atau semen curah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1983, “Teknologi Semen”, Pusat Pendidikan dan Latihan PT. Semen
Gresik.
Brown, GG, 1973, “Unit Operation”, 3rd edition, Tuttle Co Inc, Tokyo, Japan.
CRUSHER
MIXER
SUSPENSION ELECTROSTATIC
PREHEATER PRESIPITATOR
Udara Bersih
Gypsum KILN
HAMMER
COOLER
MILL
25 mm
95% umpan
BIN BIN
GYPSUM KLINKER
4% gips
BIN KLINKER/GYPSUM
FINISH
MILL
Lampiran 2
KERANGKA LAPORAN KERJA PRAKTEK
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Prakata
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Intisari
BAB I : PENDAHULUAN
I.1. Sejarah/Latar Belakang Didirikannya Pabrik
I.2. Lokasi Pabrik
I.3. Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan
I.4. Organisasi Perusahaan
I.5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
I.6. Penanganan Limbah
BAB II : DESKRIPSI PROSES
II.1. Konsep Proses
II.2. Diagram Alir Proses (untuk unit yang ditinjau)
II.3. Langkah-langkah Proses (secara lengkap)
BAB III : SPESIFIKASI ALAT
III.1. Spesifikasi Alat Utama
III.2. Spesifikasi Alat Pendukung
BAB IV : UTILITAS
IV.1 Penyediaan Tenaga Listrik
IV.2 Penyediaan Udara Tekan
IV.3. Penyediaan Bahan Bakar
BAB V : LABORATORIUM
V.1. Program Kerja Laboratorium
V.2. Alat-alat Laboratorium (utama)
V.3. Prosedur Analisa
BAB VI : PENUTUP
VI.1. Kesimpulan dan Pengamatan
VI.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
Lampiran 3
KERANGKA LAPORAN TUGAS KHUSUS
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Prakata
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi : - Latar Belakang
- Perumusan Masalah
- Tujuan
- Manfaat
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi : Teori dasar yang relevan dengan masalah yang dihadapi
dan dapat digunakan untuk menjawab tujuan dari tugas
khusus.
BAB III : METODOLOGI
Berisi : 1. Cara memperoleh data
o Studi Literatur
o Pengamatan dan pengukuran besaran operasi di
lapangan (secara langsung)
o Melakukan percobaan di laboratorium
o Dan lain-lain.
2. Cara mengolah data
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran