Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PRAKTEK KERJA

PT. SEMEN GRESIK Tbk.


PABRIK TUBAN – JAWA TIMUR

Disusun oleh :

1. BUDI HERMAWAN L2C003237

2. HANGGOWO WICAKSONO L2C003266

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2006
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PRAKTEK KERJA


PT. SEMEN GRESIK Tbk.
PABRIK TUBAN – JAWA TIMUR

Disusun oleh :
1. BUDI HERMAWAN L2C003237
2. HANGGOWO WICAKSONO L2C003266

Proposal kerja praktek di PT. Semen Gresik Tbk. Pabrik Tuban ini telah disetujui
dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal : Februari 2006

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Kimia Koordinator Praktek Kerja


Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia
Universitas Diponegoro Universitas Diponegoro

Ir. Abdullah, MS, PhD Ir. Herry Santosa


NIP : 131 286 285 NIP : 131 126 959
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kerja Praktek merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh
mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro sebagai salah satu prasyarat
untuk menyelesaikan pendidikan kesarjanaan. Berdasarkan kurikulum Teknik
Kimia program sarjana S1 Universitas Diponegoro, kerja praktek memiliki beban
kredit 2 SKS. Kegiatan kerja praktek ini dilakukan saat mahasiswa telah mencapai
semester 8 dengan persyaratan mahasiswa yang bersangkutan telah mengambil
110 sks dan telah menempuh beberapa mata kuliah tertentu.
Praktek kerja merupakan upaya pengembangan diri bagi mahasiswa
Teknik Kimia untuk dapat memahami dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang
diperolehnya selama di bangku perkuliahan dalam proses dan operasi di lapangan.
Setelah melaksanakan kerja praktek, diharapkan mahasiswa mampu memahami
penerapan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari pada suatu industri kimia.
PT. Semen Gresik Tbk Pabrik Tuban merupakan industri yang kami pilih
untuk dijadikan tempat kerja praktek. Ada beberapa kriteria yang kami
pertimbangkan untuk memilih PT. Semen Gresik Tbk Pabrik Tuban sebagai
tempat kerja praktek kami. Kriteria-kriteria tersebut adalah :
1. PT. Semen Gresik Tbk Pabrik Tuban merupakan industri yang mengolah
bahan mentah menjadi bahan jadi.
2. Unit-unit yang ada di PT. Semen Gresik Tbk Pabrik Tuban memiliki unit-
unit proses dan operasi.
3. PT. Semen Gresik Tbk Pabrik Tuban memiliki unit-unit pengolahan air
dan pembangkit tenaga listrik.
Atas berbagai pertimbangan tersebut akhirnya kami menetapkan tempat
tujuan kerja praktek kami yaitu di PT. SEMEN GRESIK Tbk. PABRIK TUBAN
– JAWA TIMUR.
I.2 Tujuan
Mahasiswa ditekankan pada penerapan kemampuan akademik pada
masalah-masalah sederhana yang memerlukan pemecahannya (problem solving).
Disamping itu juga untuk melatih keterampilan (aspek psikomotorik) di lapangan.

I.2.1 Tujuan Instruksional Umum


Dapat menerapkan teori yang diperoleh selama di bangku kuliah pada
masalah-masalah yang terdapat di lapangan.

I.2.2 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melaksanakan kerja praktek, mahasiswa diharapkan :
1. Mampu menjelaskan spesifikasi bahan baku dan produk yang dihasilkan dari
PT. Semen Gresik Tbk Pabrik Tuban.
2. Mampu menggambarkan diagram alir proses dengan benar.
3. Mampu menjelaskan langkah proses secara tepat dan lengkap beserta
penjelasan kondisi operasi dari masing-masing alat yang digunakan
PT. Semen Gresik Tbk Pabrik Tuban.
4. Mampu menggambarkan bagan alat industri yang ada.
5. Mampu menjelaskan prinsip kerja dari reaktor yang digunakan.
6. Mampu menuliskan dan menyebutkan spesifikasi pesawat utama.
7. Mampu menjelaskan cara kerja dari unit-unit utilitas, seperti :
 Unit pembangkit listrik.
 Unit penyediaan udara tekan.
 Unit penyediaan bahan bakar minyak IDO dan batubara.
8. Mampu menjelaskan program laboratorium yang ada dan mampu menjelaskan
fungsi alat-alat laboratorium yang utama.
9. Mampu menuliskan dan menjelaskan prosedur analisa bahan baku dan produk.
10. Mampu menjelaskan alasan pemilihan lokasi pabrik PT. Semen Gresik Tbk
Pabrik Tuban.
11. Mampu menggambarkan dan menjelaskan struktur organisasi PT. Semen
Gresik Tbk. Pabrik Tuban.
12. Mampu menggambarkan tata ruang dan tata letak pesawat yang ada.
13. Mampu menjelaskan prinsip kerja instrument-instrument yang ada.
14. Mampu menggunakan Chemical Engineering Tools yang merupakan konsep-
konsep fundamental sebagai alat untuk :
 Menghitung laju alir bahan, komposisi laju alir panas atau suhu dari suatu
arus di sekitar alat proses tertentu.
 Menyelesaikan suatu persoalan atau masalah yang dihadapi oleh pabrik
yang bersangkutan.
15. Mampu menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi oleh PT. Semen
Gresik Tbk. Pabrik Tuban.
16. Mampu menilai “performance” suatu alat penukar panas dan perhitungan
harga U-nya berdasarkan kondisi yang diketahui.
17. Mampu menghitung balik (penelusuran rancangan) besaran pokok dari suatu
peralatan proses berdasarkan kondisi operasi yang diketahui.
 Kiln : Diameter, Panjang, Sudut Kemiringan, Tebal
Isolator.
 Blending Silo : Diameter Dalam, Panjang, Kapasitas.
 Alat Penangkap Debu : Kapasitas, Luas Penangkap Filtrasi, Tekanan
Udara.
 Crusher : Kapasitas, Ukuran Produk, Ukuran Material
Masuk.
18. Mampu menjelaskan masalah pengolahan limbah di PT. Semen Gresik Tbk
Pabrik Tuban.
19. Mampu mengamati kekurangan dan kelemahan yang ada dalam pabrik dan
mampu memberikan saran pemecahannya.
20. Mampu membuat kesimpulan atas dasar pengamatan dan perhitungan yang
dilakukan selama praktek kerja di PT. Semen Gresik Tbk Pabrik Tuban.
21. Mampu menyusun laporan secara tertulis sesuai dengan aturan yang berlaku.
BAB II
DESKRIPSI PROSES

II.1. Konsep Proses


Pembuatan semen yaitu dengan cara mereaksikan campuran batu kapur,
tanah liat, pasir silika, dan pasir besi dengan perbandingan tertentu. Hasil reaksi
ini disebut klinker atau terak yang mengandung senyawa utama semen yaitu :
a. Tricalsium silicate : 3CaO.SiO2 atau C3S
b. Dicalsium silicate : 2CaO.SiO2 atau C2S
c. Tricalsium aluminat : 3CaO.Al2O3 atau C3A
d. Tetracalsium aluminat ferrit : 4CaO.Al2O3.Fe2O3 atau C4AF
Reaksi-reaksi dan perubahan yang terjadi setiap kenaikan temperatur
perlu diperhatikan karena komposisi dan sifat komponen tersebut sangat
mempengaruhi sifat semen secara keseluruhan. Reaksi pembuatan semen
berlangsung pada fase cair, dimana secara keseluruhan reaksi bersifat irreversibel
dan endotermis. Dapat dikatakan bersifat endotermis karena bahan bakar yang
dibutuhkan dalam pembuatan semen jumlahnya jauh lebih besar daripada panas
yang dikeluarkan dalam reaksi.
Reaksi pembuatan semen dilangsungkan dalam sebuah Rotary Kiln yang
dioperasikan pada suhu tinggi. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat
pengontakan antara gas panas dan material. Alat ini dilengkapi dengan preheater
sebagai pemanas awal dan precalsiner. Karena panas yang ditimbulkan batu bara
tinggi maka rotary kiln perlu dilapisi batu tahan api untuk mencegah terjadinya
pelelehan.
Pada pembakaran proses kering umpan kiln berbentuk bubuk kering
dengan kadar air kurang dari 1%. Dalam preheater, air bebas serta air hidrat pada
tanah liat menguap. Dari preheater umpan masuk rotary kiln dengan temperatur
pada kiln inlet sekitar 750oC. Dalam kiln terbagi menjadi empat zone, yaitu :
a. Zone Kalsinasi
Merupakan zone kalsinasi CaCO3 yang tersisa (sekitar 60%) setelah
melewati preheater dan sebagian CaO yang sudah terurai dari proses kalsinasi di
dalam preheater, mulai membentuk campuran C12A7 dan sebagian CaO dan oksida
silika terbentuk yaitu C2S. Dindingnya dilapisi batu tahan api.
 Pada zone ini temperatur proses kalsinasi sekitar 600 – 800oC terjadi
reaksi yang terjadi :
CaCO3 CaO + CO2
MgCO3 MgO + CO2
 Pembentukan kalsium silikat (C2S) terjadi pada temperatur 800 – 900 oC,
tetapi sebagian kecil telah terjadi sebelum temperatur 800oC, reaksi yang
terjadi :
2 CaO + SiO2 2 CaO.SiO2 atau C2S

b. Zone Transisi
Pada zone ini proporsi CaO akan semakin besar, sebaliknya proporsi
CaCO3 semakin kecil dan sempurna habis pada temperatur bahan sekitar
9000C, pada temperatur tersebut proporsi C2S semakin meningkat sampai
temperatur bahan sekitar 1200oC, sedang oksida besi mulai mengikat
campuran oksida kalsium dan oksida alumina membentuk campuran C2 (A,F),
dengan meningkatnya temperatur maka oksida kalsium (CaO) bergabung dengan
kalsium alumina dan C2 (A,F) masing-masing membentuk C3A dan C4AF.
Pembentukan C3A dan C4AF terjadi pada temperatur ± 1000 – 1200oC dengan
reaksi kimia sebagai berikut :
3 CaO + Al2O3 3 CaOAl2O3 atau C3A
4 CaO + Al2O3 + Fe2O3 4 CaOAl2O3Fe2O3 atau C4AF

c. Zone Pembakaran
Di daerah ini terjadi pelelehan pada temperatur tinggi (± 1200 – 1350 oC)
dimana campuran kalsium alumina ferrit mengalami phase liquida.
 Bagian CaO yang tidak bereaksi dengan oksida-oksida alumina besi dan
silika biasanya dalam bentuk CaO bebas atau free lime, banyaknya
persentase dibatasi dibawah 1%.
 Pada temperatur tinggi ini sisa unsur CaO mengikat C2S untuk membuat
campuran C3S.
2 CaO.SiO2 + CaO 3 CaO.SiO2 atau C3S

d. Zone Pendinginan
Di daerah ini campuran kalsium alumina ferrit yang berbentuk cairan
bentuk fisisnya berubah mengkristal setelah terjadi pedinginan di dalam cooler
dengan temperatur pada zone ini sekitar 1350 – 800oC, sehingga material keluar
kiln mempunyai suhu ± 800oC. Dinding zone ini dilapisi dengan batu tahan api.

II.2. Diagram Alir Proses


( terlampir )

II.3. Langkah Proses


Pembuatan semen proses kering terdiri dari beberapa langkah yaitu :
1. Penyiapan Bahan baku
2. Proses Pembentukan Semen
3. Penggilingan Akhir (Finishing Mill)
4. Pengisian

II.3.1. Penyiapan Bahan Baku


Proses kering dimulai dari proses pertama yaitu perencanaan dan
penggalian bahan baku. Dimana semua bahan baku yaitu tanah liat, batu kapur,
pasir silika, dan pasir besi ditambang dan disiapkan perencanaannya. Proses ini
tidak sederhana karena membutuhkan studi geologi. Tahap selanjutnya
pengolahan bahan baku yang telah diambil dari proses pengambilan di atas.
Setelah bahan baku diambil maka diproses lebih lanjut untuk menyiapkan bahan
baku tersebut menjadi umpan kiln proses kering agar sebelum diolah bahan
memenuhi standard komposisi yang diinginkan. Dengan belt conveyor bahan
baku diumpankan ke unit penggilingan. Pada unit ini material diproses dan
digiling sampai 170 mesh. Selain menggiling bahan baku juga menggiling batu
bara sebagai bahan bakar.

II.3.2. Proses Pembentukan Semen


Bahan baku kemudian masuk ke unit pembakaran dan dimasukkan ke
rotary kiln.Hasil dari unit pembakaran berupa terak atau klinker didinginkan pada
cooler sampai temperatur mencapai 82oC.

II.3.3. Penggilingan Akhir (Finishing Mill)


Setelah keluar dari cooler, terak atau klinker dicampur dengan gypsum
(4%) untuk dilakukan pengaturan komposisi semen dan digiling pada
penggilingan tipe Tube Mill. Proses yang ada hanya proses fisis, yaitu
penghalusan. Untuk semen PPC selain ditambah gypsum juga ditambah dengan
trass (1%).

II.3.4. Pengisian
Tahap akhir dari proses kering adalah pengisian, penyimpanan,
pengiriman, dan pengeluaran semen dari tiap-tiap silo untuk didistribusikan ke
konsumen baik semen kantong atau semen curah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1983, “Teknologi Semen”, Pusat Pendidikan dan Latihan PT. Semen
Gresik.

Brown, GG, 1973, “Unit Operation”, 3rd edition, Tuttle Co Inc, Tokyo, Japan.

Leaflet PT. Semen Gresik


Lampiran 1

BLOK DIAGRAM PROSES PEMBUATAN SEMEN


Pasir Besi Pasir Slilica

Tanah Liat CaCO3

H2O max 25% Kadar CaO min 50%


Al2O3 min 14% MgO max 3%
HOPPER H2O max 12%

CRUSHER

MIXER

Kadar Air 18%

Gas Panas RAW MILL


dari Suspension Preheater
170 mesh
Kadar Air 1%
COOLING
CYCLONE
TOWER

SUSPENSION ELECTROSTATIC
PREHEATER PRESIPITATOR

Udara Bersih
Gypsum KILN

HAMMER
COOLER
MILL
25 mm
95% umpan

BIN BIN
GYPSUM KLINKER
4% gips

BIN KLINKER/GYPSUM

FINISH
MILL
Lampiran 2
KERANGKA LAPORAN KERJA PRAKTEK

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Prakata
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Intisari

BAB I : PENDAHULUAN
I.1. Sejarah/Latar Belakang Didirikannya Pabrik
I.2. Lokasi Pabrik
I.3. Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan
I.4. Organisasi Perusahaan
I.5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
I.6. Penanganan Limbah
BAB II : DESKRIPSI PROSES
II.1. Konsep Proses
II.2. Diagram Alir Proses (untuk unit yang ditinjau)
II.3. Langkah-langkah Proses (secara lengkap)
BAB III : SPESIFIKASI ALAT
III.1. Spesifikasi Alat Utama
III.2. Spesifikasi Alat Pendukung
BAB IV : UTILITAS
IV.1 Penyediaan Tenaga Listrik
IV.2 Penyediaan Udara Tekan
IV.3. Penyediaan Bahan Bakar
BAB V : LABORATORIUM
V.1. Program Kerja Laboratorium
V.2. Alat-alat Laboratorium (utama)
V.3. Prosedur Analisa
BAB VI : PENUTUP
VI.1. Kesimpulan dan Pengamatan
VI.2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
Lampiran 3
KERANGKA LAPORAN TUGAS KHUSUS

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Prakata
Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi : - Latar Belakang
- Perumusan Masalah
- Tujuan
- Manfaat
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi : Teori dasar yang relevan dengan masalah yang dihadapi
dan dapat digunakan untuk menjawab tujuan dari tugas
khusus.
BAB III : METODOLOGI
Berisi : 1. Cara memperoleh data
o Studi Literatur
o Pengamatan dan pengukuran besaran operasi di
lapangan (secara langsung)
o Melakukan percobaan di laboratorium
o Dan lain-lain.
2. Cara mengolah data
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai