Disusun oleh:
R Bramantyo Eko Wahyudi
1806273875
PEMBIMBING:
dr. Marsen Isbayu Putra, SpOk
2. ALUR PRODUKSI
Pada proses produksi tahu ini kami mengamati proses pemasakkan bubur kedelai. Pada
proses ini bubur kedelai yang diperoleh sebagai hasil penggilingan selanjutnya
dimasukan ke dalam bak masak dengan penambahan air lagi sehingga bubur kedelai
menjadi encer. Bubur kedelai ini kemudian dimasak. Dari pengamatan, setiap 10 kg
kedelai kering akan menghasilkan bubur masak sekitar 100-120 liter. Hal ini sesuai
dengan keterangan yang diberikan seorang pengrajin tahu yang menyatakan bahwa
untuk mendapatkan bubur kedelai siap masak dari 10 kg kedelai kering harus
ditambahkan 8 ember air.
UKM tahu tradisional umumnya memasak bubur kedelai dengan cara tradisional.
Mereka masih menggunakan metode pemanasan langsung pada wajan yang dipasang
permanen diatas tungku. Proses pemasakan dimulai dengan memasukan sejumlah air
ke dalam wajan pemasak, kemudian dipanasi. Setelah panas, bubur kedelai hasil proses
penggilingan dimasukan ke dalam wajan tersebut dan dipanaskan hingga mendidih.
1
UNIVERSITAS INDONESIA
2
Proses pemasakan bubur kedelai mempengaruhi kualitas tahu yang dihasilkan. Proses
pemanasan secara langsung pada wajan tersebut menyebabkan timbulnya kerak pada
dinding dasar wajan. Kerak timbul karena suhu wajan yang tinggi sehingga endapan
bubur kedelai mengerak. Bila diaduk kerak ini akan bercampur dengan bubur kedelai
sehingga menjadi kotor dan berwarna gelap (kecoklatan).
Kerak tersebut menimbulkan bau sangit yang akan menyebar ke seluruh bubur kedelai.
Bau tersebut akan terbawa hingga akhir proses, yaitu pencetakan. Tahu yang dihasilkan
dari proses tersebut berwarna gelap dan berbau sangit.
UNIVERSITAS INDONESIA
3
3. FAKTOR RESIKO
Formulir Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko
Pelaksana: Bramantyo Eko W Departemen: Pemasakan Bubur kedelai Lokasi Pekerjaan: Pabrik Tahu Bu Sum Tanggal Penilaian: 30-10-2021
PENILAIAN RESIKO
BAHAYA RESIKO TINGKAT PENGENDALIAN RESIKO
AKIBAT PELUANG
RESIKO
Fisika
✓ Thermal Heat stress o Menyediakan dispenser minum
H B 2
Dehidrasi o Pengaturan jam kerja
Fatigue
Kimia
✓ Debu Iritasi mata
H B 2 o Pembatasan jam kerja
✓ Fume Iritasi saluran napas
o Penggunaan APD spesifik
Iritasi kulit
Biology
✓ Jamur Tinea corporis H A 1 o Pembatasan jam kerja
o Edukasi kebersihan personal
Ergonomi
✓ Repetitive movement Low back pain o Edukasi ergonomic
M C 2
✓ Awkward position Muscle cramp o Pembatasan jam kerja
o Pelatihan posisi kerja
Psikososial
✓ Kerja monoton Depresi o Pengukuran kepuasan personal
✓ Hubungan antar rekan kerja
L E 1
✓ Tekanan atasan
✓ Tenggat waktu
✓ Pemutusan hubungan kerja
UNIVERSITAS INDONESIA
4
AKIBAT
PELUANG PENJELASAN AKIBAT
1 2 3 4 5
A H H E E E E = Extreme Risk A=hampir pasti terjadi 1=Tidak ada cedera, kerugian materi
B M H H E E H = High Risk B=cenderung terjadi 2=P3K, cedera ringan, kerugian materi sedang
C L M H E E M = Moderate Risk C=mungkin terjadi 3=hilang hari kerja, kerugian cukup besar
D L L M H E D=Kecil kemungkinan terjadi 4=cacat, kerugian materi besar
L = Low Risk
E L L M H H E=Jarang terjadi 5=kematian, kerugian materi sangat besar
Hasil pemeriksaan lingkungan kerja
Lokasi Temperatur Ruangan (⁰F/⁰C) Kelembaban Udara Intensitas Cahaya (Lux) Kebisingan (dB)
Pengukuran (RH)
Max Min Avg Max Min Avg Max Min Avg Max Min Avg Note
Area Produksi 89.4 ‘F 89.1 ‘F 89.4 ‘F 76 71 72 76 48 54 87 85.5 86.4 Proses penggilingan kedelai
(31,89 ‘C) (31.72 ‘C) (31.89 ‘C) (selama 20 menit)
91.1 87.9 88.2 Proses perebusan kedelai yang
sudah digiling (selama 20
menit)
Analisa proses kerja Pemasakan Bubur Tahu
UNIVERSITAS INDONESIA
5
Assessor Bramantyo
Date: ########
Table A Table B
4 5
+
Trunk Load/Force Coupling Upper Arm
2 2 2 4
6 7
Table C
1 + 1
Activity
2
Legs
11
REBA Score Wrist
3 2
REBA Score Risk Level Action
1 Negligable None necessary
2-3 Low May be necessary
4-7 Medium Necessary
8-10 High Necessary soon
11-15 Very High Necessary now
UNIVERSITAS INDONESIA
6
5. REKOMENDASI
Rekomendasi K3 yang dapat diberikan terkait pekerjaan di area memasak bubur kedelai
ini antara lain:
6. KEPUSTAKAAN
1. Sarjono PR, Mulyani NS, Aminin ALN, Wuryanti W. Profil Kandungan Protein
dan Tekstur Tahu Akibat Penambahan Fitat pada Proses Pembuatan Tahu. Jurnal
Kimia Sains dan Aplikasi [Online]. 2006 Apr;9(1):6-9.
https://doi.org/10.14710/jksa.9.1.6-9.
UNIVERSITAS INDONESIA