Anda di halaman 1dari 10

Fase Pra-Interaksi

Perawat : Assalammualaikum

Karu :Waalaikumusalam

Perawat : Ibu perkenalkan kami mahasiswa poltekkes bandung, kemarin kami


melakukan pengkajian terhadap pasien Tn. Y dan didapatkan tanda tanda
bahwa pasien sedang mengalami halusinasi, kami berencana untuk mengatasi
halusinasi pasien dan kami berharap pasien dapat kooperatif, kami akan
melaksanakan kegiatannya sesuai SOP yang sudah kami pelajari di kampus
dan kami pun sudah pernah melakukan role play dikampus bagaimana
menghadapi pasien dengan masalah halusinasi, namun kami perlu membaca
kembali agar tidak ada tahapan yang terlewati, perasaan kami sudah cukup
tenang karena kami sudah pernah melakukan role play sebelumnya dan agar
lebih tenang kami akan membaca kembali SOP yang kami pelajari, rencananya
kami akan melakukan interaksi dengan pasien sekitar 30 menit untuk
pertemuan pertama dan ruangan akan kami setting untuk menjaga privasi
pasien dan memposisikan pasien senyaman mungkin.

Karu : Baiklah kalau begitu sudah bagus, lanjutkan saja kegiatannya jangan sampai
ada yang lupa, bersikaplah terapeutik.

Perawat : baik ibu, terima kasih, kalau begitu kami izin kembali ke ruangan lalu akan
ke pasien jam 09.00

Karu : baik silahkan

Perawat : Assalammualaikum

Karu :Waalaikumusallam

Perawat pun kembali ke ruangan untuk membaca SOP, setelah membaca SOP perawat
pun datang ke ruang rawat inap pasien.

Fase orientasi

Perawat 123 :” Assalamualaikum Kang Fiqih”

Pasien : Waalaikumsalaam

Perawat 1 : Kang, masih ingat dengan kami?

Pasien : Iya saya ingat, perawat yang kemarin kan?

Perawat 2 : Iya benar, coba siapa nama kami?

Pasien : Suster Dewi, Hany, dan Nida kan?


Perawat 3 : Iya benar. Kang, kami perawat yang akan merawat akang dari pukul 07.00
sampai pukul 02.00 siang nanti. Saya harap akang dapat bekerja sama dengan
kami dan dapat menceritakan semuanya kepada kami, kami tidak akan
menceritakan kembali kepada siapapun tentang masalah yang akang rasakan,
kecuali kepada tim kesehatan lainnya untuk proses penyembuhan

Pasien :Baiklah Sus

Perawat 1 : Bagimana akang apakah posisinya sudah nyaman, akang mau berbaring atau
mau duduk saja?

Pasien : Saya mau duduk saja sus

(Meminimalisir stimulus)

Perawat 2 : kang, sebelumnya sudah ada perawat/dokter yang kesini belum?

Pasien : Tadimah udah ada perawat yang nanyain makan saya habis atau tidak suster.

Perawat 1 : Lalu bagaimana Kang, habis tidak makannya?

Pasien : Habis suster

Perawat 2 : Baiklah kalau begitu, kang kemarin kan kita sudah menyepakati bahwa hari
ini dari jam 09.00-09.30 kita akan berbicara mengenai apa yang sedang akang
keluhkan, tujuan nya untuk membuat akang merasa lebih nyaman

Pasien : Oh iya sus

Perawat 3 : Bagaimana akang bersedia tidak?

Pasien : Iya boleh sus

Perawat 1 : Akang , sebelum kami datang, akang sudah melakukan kegiatan apa?

Pasien : Tadi pagi saya sudah merapikan tempat tidur suster.

Perawat 2 : Wah bagus, sudah rapi ya Kang.

Hany : kang, kemarin akang bilang, akang mendengar suara-suara yang mengejek
akang, apakah benar?

Pasien : iya benar suster.

Hany : lalu, apakah benar akang mendengar suara yang mengatakan bahwa akang
bodoh?

Pasien : iya suster benar begitu. Saya dibilang bodoh, ngerakeun, euweuh kabisa.

Hany : kapan waktunya kang? Apakah saat siang, sore atau malam?
Pasien : tergantung suster. Pagi, siang, sore kadang malam juga saya sering ;
mendengarnya.

Hany : biasanya, sehari berapa kali akang mendengar suara-suara seperti itu?

Pasien : sehari bisa 4-5 kali suster.

Hany : oh begitu, jadi akang sering mendengar suara-suara yang mengatakan bahwa
akang bodoh, ngerakeun, euweuh kabisa di waktu pagi, siang, sore atau
malam, dan sehari bisa 4-5 kali akang mendengarnya.

Pasien : iya suster

Hany : lalu, biasanya di situasi yang bagaimana akang mendengar suara-suara


tersebut? Apakah saat sedang sendiri atau saat ramai pun akang bisa
mendengarnya?

Pasien : biasanya kalau saat saya sendirian suster, saya bisa denger suara yang bilang
kalau saya bodoh.

Hany : oh begitu ya kang, lalu bagaimana perasaan akang saat mendengar suara-
suara seperti itu?

Pasien : saya kesel suster dibilang bodoh.

Hany : jadi akang merasa kesal saat akang mendengar suara-suara yang mengatakan
akang bodoh ya kang. Lalu bagaimana akang mengatasi perasaan kesal
tersebut?

Pasien : ya saya marah-marah suster.

Hany : oh jadi, akang marah-marah karena kesal mendengar suara tersebut ya kang?

Pasien : iya suster

Hany : Dan, akang juga jangan menikmati suara-suara yang mengejek yang akang
dengar. Karena, jika akang menikmatinya, akang dapat melewatkan waktu
makan, mandi, dan sebagainya. Sehingga aktivitas akang jadi terganggu.

Pasien : iya suster tidak.

Hany : kang, tadi akang bilang kalau akang mendengar suara-suara tersebut akang
marah-marah, selain marah, apakah ada cara lain yang biasa akang gunakan
saat akang mengendalikan suara-suara tersebut?

Pasien : gaada suster. Saya marah-marah aja

Hany : marah yang seperti apa kang?

Pasien : ya marah, bawaannya saya ingin melempar barang yang ada di dekat saya.
Hany : lalu, dengan akang marah-marah, apakah suara-suara tersebut hilang?

Pasien : ya tidak suster

Hany : baiklah kang, akang tahu tidak, marah-marah yang seperti itu tidak baik
karena lama-lama dapat menyakiti diri sendiri atau menyakiti orang lain
karena sangking kesalnya akang, sehingga akang dapat mempunyai musuh.

Pasien : ya lalu saya harus bagaimana suster?

Hany : saya punya cara baru untuk memutus atau mengendalikan suara-suara yang
didengar akang. akang mau tahu tidak?

Pasien : boleh suster, bagaimana?

Hany : ada tiga cara. Yang pertama katakan pada diri sendiri katakan dalam hati
“kamu tidak nyata. Kamu tidak ada. Pergi kamu”, yang kedua pada saat akang
mendengar suara-suara tersebut, akang temui orang lain
(perawat/teman/anggota keluarga) untuk menceritakan bahwa suara-suara
yang akang dengar datang lagi dan yang ketiga, ketika ada suara-suara akang
dapat melakukan kegiatan untuk mengisi waktu luang, agar suara-suara
tersebut tidak datang karena akang sibuk dengan kegiatan yang akang lakukan.
Bagaimana kang dapat dipahami?

Pasien : iya sus sedikit

Hany : Baiklah, coba akang ulangi dari cara yang pertama

Pasien : iya, yang pertama saya bilang sama diri saya sendiri dan dikatakan dalam
hati kalau kamu tidak nyata. Pergi kamu. Yang kedua saya bisa menemui
orang lain dan cerita kalau suara-suara itu datang lagi. Dan yang ketiga saya
bisa melakukan kegiatan untuk mengisi waktu luang.

Hany : ya benar akang seperti itu. akang dari tiga cara yang tadi sudah kita sebutkan,
akang lebih suka untuk menggunakan cara yang mana untuk mengendalikan
suara-suara yang akang dengar?

Pasien : saya mau yang nomor tiga suster. Yang melakukan kegiatan.

Hany : baik kalau itu cara yang akang pilih. Sebelumnya ini saya bawa kertas, untuk
diisi tentang jadwal kegiatan yang akang bisa lakukan. Saya mau bertanya
dulu selama akang di RS akang melakukan kegiatan apa?

Pasien :pagi biasanya hanya merapihkan tempat tidur setelah saya bangun tidur sus.

Hany : kalau siang dan sore biasanya akang melakukan apa?

Pasien : saya hanya diam saja sus di kamar.


Hany : baiklah, bagaimana kalau sekarang kita mulai membuat jadwal kegiatan
sehari-hari akang di RS ?

Pasien : iya sus boleh

Hany : biasanya akang bangun tidur jam berapa?

Pasien : saya biasanya bangun jam 8 pagi sus

Hany : baik, kalau begitu kita isi di jam 8 sampai jam 9 akang bangun tidur
kemudian membereskan tempat tidur, dan dilanjutkan mandi serta gosok gigi,
bagaimana kang mau tidak?

Pasien : iya sus saya mau

Hany : baik kalau begitu, lalu untuk jam 9-10 akang biasanya melakukan kegiatan
apa?

Pasien : saya ke rehab suster.

Hany : baik, akang di rehab biasanya melakukan apa?

Pasien : saya bernyanyi suster.

Hany : baik kalau begitu, kita isi jam 9-10 akang ke rehab untuk bernyanyi ya kang?

Pasien : iya suster

Hany : kemudia, untuk jam 10-11 akang melakukan apa?

Pasien : ga ngapa-ngapain suster. Saya di kamar aja.

Hany : Baik, lalu jam 11-12 akang melakukan apa?

Pasien : saya makan terus minum obat

Hany : baiklah, kita isi jam 11-12 akang makan dan minum obat ya kang. Lalu, dari
jam 12-13 akang melakukan kegiatan apa?

Pasien : saya biasanya tidur suster kalau jam 12, bangun jam 4.

Hany : baik, kita isi ya, selanjutnya akang melakukan kegiatan apa setelah bangun
tidur?

Pasien : tidak ngapa-ngapain suster. Saya sampai malam tidak melakukan apa-apa.

Hany : lalu, akang tidur jam berapa?

Pasien : saya tidur jam 10 suster.

Hany : baik kita isi ya.


Pasien : iya suster

Hany : nah, sekarang, kita buat lagi rencana kegiatan seperti ini untuk di rumah
kang, bagaimana, mau tidak?

Pasien : iya boleh suster /LAMPU/

Hany : baik sudah bagus ya kang, kita sudah membuat rencana kegiatan di RS dan di
rumah. Akang ada pertanyaan tidak?

Pasien : Tidak suster.

Perawat 2 : Baiklah kalau begitu, nanti ___ jam 12.45 kembali lagi kesini ya Kang,
untuk memberi obat. Bagaimana Kang bersedia tidak?

Pasien : Iya sus bersedia.

Perawat 1 : Baiklah kalau begitu kami permisi ya Kang, assalaamualaikum.

Pasien : Waalaikumussalaam.

Perawat pun meninggalkan ruang pasien.

Pukul 12.45, Suster ___ kembali ke ruang Tn. Y untuk memberikan obat.

Perawat 3 : assalamualaikum kang

Pasien : walaikumsalam sus

Perawat 3 : masih ingat dengan saya?

Pasien : iya dengan suster ….

Perawat 3 : iya benar. Kang, sebentar lagi kan jam 1 ya, waktunya untuk minum obat

Pasien : iya sus

Perawat 3 : sebelumnya akang sudah tau manfaat obatnya apa? (sambil menunjukan obat
CPZ)

Pasien : iya sus sudah

Perawat 3 : akang bisa sebutkan manfaatnya?

Pasien : iya sus setelah saya minum obat saya merasa lebih tenang dan mudah
mengantuk.

Perawat 3 : nah yang akang sebutkan itu adalah efek samping dari obat, sedangkan
manfaatnya untuk mengurangi halusinasi yang akang rasakan

Pasien : oh begitu ya sus.


Perawat 3 : saya bawa dua obat kang, obat pertama clorpromazine warnanya orange
dengan dosis 300 mg per hari nah kang 1 butir obat ini 100 mg jadi akang
minum 3 x/hari. Bagaimana kang dapat dipahami?

Pasien : iya sus saya mengerti, kalau yang kedua apa sus?

Perawat 3 : untuk obat yang kedua Haloperidol warnanya putih dengan dosis 3 mg
perhari untuk 1 butirnya 1,5 mg, jadi diminum 2 x/hari. Funginya untuk
mengurangi pikiran negatif. Bagaimana kang dapat di pahami?

Pasien : iya sus

Perawat 3 : selain itu kedua obat ini mempunyai efek samping untuk yang
Clorpromazine selain mengantuk bisa mengakibatkan mulut menjadi kering
dan susah BAB, untuk mengatasinya dengan perbanyak minum dan makan-
makanan berserat (buah dan sayur). Untuk obat yang Haloperidol bisa
mengakibatkan pusing dan untuk mengatasinya dengan beristirahat. Jika
akang tidak minum obat secara teratur atau akang berhenti minum obat ini
tanpa konsultasi dengan dokter, beberapa kondisi mungkin menjadi lebih
buruk jika obat ini tiba-tiba dihentikan

Pasien : lebih buruk seperti apa sus?

Perawat 3 : seperti sakit perut, mual muntah, pusing, dan gemetar. Sebaiknya akang
kontrol teratur dan konsultasi kepada dokter jika terjadi hal buruk yang tadi
saya sebutkan.

Pasien : baik sus

Perawat 3 : alhamdulillah kalau akang mengerti, sekarang sudah jam 1 kang, waktunya
akang minum obat

Pasien : iya sus

Memantau pasien minum obat, pastikan obat diminum

Perawat 3 : alhamdulillah ya kang bagus obatnya sudah diminum. Ada yang ingin
ditanyakan Kang?

Pasien : Tidak ada suster.

Perawat 3 : Baiklah kalau begitu saya permisi ya Kang, mau persiapan pergantian dinas.
Terimakasih Kang atas waktu dan kerja samanya hari ini. Saya permisi.
Assalaamualaikum

Pasien : Waalaikumussalaam.

Keesokan harinya, perawat ___ mendatangi keluarga Tn. Y untuk mendiskusikan


beberapa hal terkait dengan Tn. Y.
Perawat : assalamualaikum ibu

Keluarga Pasien : walaikumsalam sus

Perawat : ibu masih ingat dengan saya?

Keluarga pasien : iya sus dengan suster …….

Perawat : Iya benar ibu. saya perawat yang merawat anak ibu, disini saya akan
berdiskusi dengan ibu mengenai kondisi anak ibu, dan untuk waktunya
sekitar 15 menit, apakah ibu bersedia?

Keluarga pasien : iya sus bersedia

Perawat : apa yang ibu dan keluarga rasakan selama merawat anak ibu yang
mengalami halusinasi ?

Keluarga pasien : kami awalnya merasa takut karena dia terlihat marah-marah sendiri

Perawat : lalu apa yang keluarga lakukan saat anak ibu mengalami halusinasi?

Keluarga pasien : kami hanya menyadarkan.

Perawat : menyadarkan seperti apa bu?

Keluarga pasien : saya hampiri dan saya berkata “istigfar ”

Perawat : oh begitu ya bu, lalu apakah ibu tahu bahwa anak ibu sedang
mengalami halusinasi?

Keluarga pasien : iya sus saya tahu, karena ayahnya juga mengalami gangguan jiwa.

Perawat : iya bu saya juga sudah mendengar mengenai kondisi ayahnya.


Apakah ibu sudah tahu apa itu halusinasi, tanda gejala dan penyebab
terjadinya halusinasi ?

Keluarga pasien : saya tahu, halusinasi itu seperti mendengar sesuatu tapi tidak nyata.

Perawat : iya bu salah satunya seperti itu, halusinasi merupakan gangguan


persepsi yang membuat seseorang mendengar, merasa, mencium aroma
dan melihat sesuatu yang kenyataannya tidak ada, yang salah satunya
disebabkan karena gangguan jiwa.

Keluarga pasien : Oh begitu sus.

Perawat : Benar ibu. Apakah ibu sudah tahu cara untuk mengontrol halusinasi?

Keluarga pasien : belum sus, bagaimana caranya sus saya ingin tahu

Perawat : Jadi begini Bu, caranya jangan biarkan anak ibu sendiri terutama
apabila ibu melihat ada tanda-tanda halusinasi pada anak ibu, ibu
langsung menghampiri anak ibu dan coba ajak ngobrol untuk
mengalihkan perhatiannya. Ibu juga bisa memantau rencana kegiatan
yang sudah dibuat oleh saya dan anak ibu. Nah cara ini juga bisa ibu
lakukan di rumah

Keluarga pasien : oh begitu ya sus

Perawat : oh iya bu jangan sampai anak ibu tidak meminum obat yang
diberikan secara teratur apalagi sampai memutus obat tanpa konsultasi
dokter karena akan menghambat proses penyembuhan pasien. Jangan
lupa untuk selalu control sesuai jadwal yang sudah ditentukan agar
dapat memantau kondisi pasien sehingga dapat mencegah kambuhnya
halusinasi.

Keluarga pasien : baik sus, insyaAllah saya tidak akan lupa nasihat dari suster

Perawat : dan yang paling penting ibu harus memberikan motivasi dengan
pujian saat anak ibu teratur minum obat dan tegur dengan baik ketika
anak ibu tidak patuh meminum obat.

Fase Terminasi

Perawat : Ibu sesuai kontrak waktu, 15 menit kita sudah selesai. Bagaimana
perasaan ibu tentang berakhirnya interaksi kita?

Keluarga pasien : Saya senang, bisa ngobrol dan sedikit paham tentang halusinasi

Perawat : Alhamdulillah, kalau ibu mengerti, Bu bisakah ibu menyimpulkan


interaksi yang telah kita lakukan tadi?

Keluarga pasien : iya sus, tadi kita sudah membahas pengertian halusinasi, tanda gejala,
penyebab halusinasi, cara mengontrol halusinasi, manfaat minum obat
teratur serta manfaat kontrol teratur dan tidak lupa memberikan pujian
pada anak saya.

Perawat : iya ibu benar, dan jangan lupa bu cara mengontrol halusinasi tadi bisa
digunakan juga dirumah.

Keluarga pasien : iya baik sus

Perawat : kalau begitu, nanti pukul satu saya akan kembali lagi ke ___ untuk
memberikan obat kepada anak ibu. Apakah masih ada yang ingin Ibu
tanyakan ?

Keluarga pasien : tidak ada sus, sudah cukup sepertinya.


Perawat : baiklah kalau begitu bu, saya pamit ya terimakasih atas waktu dan
kerjasamanya. Assalamualaikum bu.

Keluarga pasien : Waalaikumsalam.

Perawat pun meninggalkan ruangan dan kembali ke nurse station.

Anda mungkin juga menyukai