Anda di halaman 1dari 30

“KANKER SERVIKS”

Kelompok 13 (Tingkat 2B) :

Yunia Fiqih Sujansyah


P17320116078

Sheilla Fatima Az-zahra


P17320116115

Novita Teguh Utami


P17329116119
Pengertian
Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling
sering ditemukan dikalangan wanita. Kanker ini terjadi
pada serviks uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan bagian ujung bawah
rahim yang menonjol ke liang sanggama (vagina).
Klasifikasi Kanker Serviks
Menurut IFGO (International Federation of Ginekology and
Obstetrics) yaitu sebagai berikut:

Stage 0 : Casrsinomainsitu = Caintraepithelial = Capreinvasif


Stage 1 : Ca terbatas pada cerviks.
Stage 1a : Disertai invasi daro stoma (preclinical-Ca) yang
hanya diketahui secara histologi. ( pemeriksaan mikroskopis)
Stage 1b : lesi tampak secara klinis
Stage 2 : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai
ke panggul, telah mengenai dinding vagina tapi tidak melebihi
2/3 bagian proximal.
Stage 3 : Sudah sampai dinding panggung dan sepertiga
bagian bawah vagina.
Stage 4 : Sudah mengenai organ-organ yang lain.
Etiologi
Faktor Penyebab
• HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab
terbanyak
• Perokok sigaret
 Wanita perokok mengandung konsentrat nikotin dan
kotinin didalam serviks mereka yang merusak sel.
 Laki-laki perokok juga terdapat konsetrat bahan ini
pada sekret genitalnya, dan dapat memenuhi
serviks selama intercourse.
Faktor Risiko
• Pola hubungan seksual
 Aktifitas seksual dimulai dari usia dini, yaitu
kurang dari 20 tahun.
• Paritas
 Semakin sering melahirkan maka semakin besar
resiko terjangkit kanker serviks.
• Merokok
• Kontrasepsi oral
 Penelitian secara perspektif yang dilakukan oleh
Vessey dkk tahun 1983 (Schiffman, 1996).
Manifestasi Klinis

• Pada saat akan timbul :

 Pendarahan vagina yang abnormal, terutama


diantara 2 menstruasi, setelah melakukan hubungan
seksual dan setelah menopause

 Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak)

 Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer,


berwarna pink, coklat, mengandung darah atau
hitam serta berbau busuk
• Pada stadium lanjut :

 Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan,


kelelahan

 Nyeri panggul, punggung atau tungkai

 Dari vagina keluar air kemih atau tinja

 Patah tulang (fraktur).


Pemeriksaan Diagnostik
• Sitologi
Bila dilakukan dengan baik ketelitian melebihi 90%.
Tes Pap sangat bermanfaat untuk mendeteksi lesi
secara dini. Sediaan sitologi harus mengandung
komponen ektoserviks dan endoserviks.
• Biopsi

Biopsi dilakukan di daerah abnormal di bagian yang


telah dilakukan kolposkopi. Jika kanalis servikalis sulit
dinilai, sampel diambil secara konisasi.
Kolposkopi
Pemeriksaan dengan kolposkopi, merupakan pemeriksaan
dengan pembesaran, melihat kelainan epitel serviks, pembuluh darah
setelah pemberian asam asetat.
Penatalaksanaan

• Pembedahan

• Terapi penyinaran (radiasi)

 Radiasi Eksternal

 Radiasi Internal

• Kemoterapi

• Terapi biologis
Pencegahan Kanker Serviks
• Pencegahan primer
Pencegahan primer merupakan kegiatan ulang dapat
dilakukan oleh setiap orang untuk menghindari diri
dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker serviks. Misalnya imunisasi HPV pada kelompok
masyarakat.

• Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder kanker serviks dilakukan dengan
deteksi dini dan skrining kanker serviks yang
bertujuan untuk menemukan kasus-kasus kanker
serviks secara dini sehingga kemungkinan
penyembuhan dapat ditingkatkan.
Lanjutan…

Anjuran untuk melakukan Pap Smear secara teratur:


• Setiap tahun untuk wanita berusia diatas 35 tahun, 2-
3 tahun bagi wanita yang telah menjalani histerektomi
bukan karena kanker.
• Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti
pasangan seksual atau prnah menderita infeksi HPV
atau kutil kelamin.
• Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB.
• Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan
abnormal.
• Sesering mungkin setelah pengobatan prekanker atau
kanker serviks.
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanker
serviks sebaiknya:
• Anak perempuan dibawah 18 tahun tidak melakukan
hubungan seksual.
• Tidak melakukan hubungan seksual dengan
penderita kutil kelaminatau menggunakan kondom
untuk mencegah penularan kutil kelamin.
• Jangan berganti-ganti pasangan seksual.
• Berhenti merokok.
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
1. Demografi
• Umur
 Terjadi pada usia 45-50 tahun tetapi dapat juga
terjadi pada usia 18 tahun.
• Lingkungan
 Sosial ekonomi rendah dan personal higine kurang.
• Kebiasaan
 Seseorang yang sering ganti-ganti pasangan.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang

• Riwayat Kesehatan Keluarga


Adakah anggota keluarga yang sebelumnya
mengalami kanker.
• Riwayat Penyakit Sekarang
Apakah klien mengeluh nyeri, perdarahan yang
berlebihan dan apakah mengeluarkan cairan
putih dari vagina ( keputihan ).
• Riwayat Penyakit Dahulu.
Wanita dengan kehamilan dini, pemberian
estrogen, atau steroid lainnya dapat
menimbulkan berkembangnya masalah fungsional
genital pada keturunannya
3. Pola Fungsi Kesehatan Gordone

• Pemeliharaan dan persepsi kesehatan


• Pola istirahat dan tidur
• Pola eliminasi
• Pola nutrisi dan metabolik
• Pola kognitif-persepsual
• Pola persepsi dan konsep diri
• Pola aktivitas dan latihan
• Pola seksualitas dan reproduksi
• Pola manajemen koping stress
• Pola peran-hubungan
• Pola keyakinan dan nilai
4. Pengkajian Fisik

• Rambut
• Conjungtiva : Anemis
• Wajah. : Pucat
• Abdomen : Distensi abdomen
• Vagina : eputihan berbau, warna merah, perdarahan
merah tua, berbau dan kental
• Serviks : ada nodul
5. Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium
HB menurun, Leukosit meningkat, Trombosit
meningkat
• Patologi Anatomi
Untuk memeriksa keganasan
• Pemeriksaan Diagnostik
Pap smear, kalposkopi, biopsy kerucut, MRI atau
CT-Scan abdomen ataupun pelvis.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul :
• Kekurangan volume cairan b/d pendarahan spontan
• Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan suplai
O2 ke jaringan
• Nyeri b/d nekrosis jaringan pada serviks akibat
penyakit kanker serviks
• Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d efek
kemoterapi
• Risiko infeksi b/d jaringan terbuka akibat luka
pembedahan
• HDR b/d bau busuk pada keputihan
C. Intervensi Keperawatan
Contoh Kasus
THANK YOU! 

Anda mungkin juga menyukai