PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Masalah psikologik yang dialami oleh golongan lansia ini pertama kali
mengenai sikap mereka sendiri terhadap proses menua yang mereka hadapi, antara lain
kemunduran badaniah atau dalam kebingungan untuk memikirkannya. Dalam hal ini
dikenal apa yang disebut disengagement theory, yaitu berarti ada penarikan diri dari
masyarakat dan diri pribadinya satu sama lain. Anggapan ini bertentangan dengan
pendapat-pendapat sekarang, yang justru menganjurkan masih tetap ada social
involvement (keterlibatan sosial) yang dianggap lebih penting dan meyakinkan.
Daya ingat (memori) mereka memang banyak yang menurun dari lupa sampai
pikun dan demensia. Biasanya mereka masih ingat betul peristiwa-peristiwa yang telah
lama terjadi, malahan lupa mengenai hal- hal yang baru terjadi. Biasanya sifat-sifat
streotype para lansia ini sesuai dengan pembawaanya pada waktu muda. Beberapa tipe
yang dikenal adalah sebagai berikut:
1. Tipe konstruktif: orang ini mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidupnya,
mempunyai toleransi tinggi, humoristis, fleksibel (luwes) dan tahu diri. Biasanya
sifat-sifat ini dibawanya sejak muda. Mereka dapat menerima fakta-fakta proses
menua, mengalami pensiun dengan tenang, juga dalam menghadapi masa akhir.
2. Tipe ketergantungan (dependent): orang lansia ini masih dapat di terima ditengah
masyarakat, tetapi selalu pasif, tak berambisi, masih tahu diri, tak mempunyai
inisiatif dan bertindak tidak praktis. Biasanya orang ini dikuasai istrinya. Ia senang
mengalami pensiun, malahan biasanya banyak makan dan minum, tidak suka
bekerja dan senang untuk berlibur.
3. Tipe defensif: orang ini biasanya dulunya mempunyai pekerjaan/jabatan tak stabil,
bersifat selalu menolak bantuan, sering kali emosinya tak dapat di kontrol,
memegang teguh pada kebiasaanya, bersifat konfulsif aktif. Anehnya mereka takut
menghadapi menjadi tua dan tak menyenangi masa pensiun.
a. Upaya Promotif
Konsumsi makan yang cukup dan seimbang akan bermanfaat bagi lanjut usia
untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit kekurangan gizi, yang
seyogyanya telah dilakukan sejak muda dengan tujuan agar tercapai kondisi
kesehatan yang prima dan tetap produktif di hari tua. Hidangan gizi seimbang
adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur.
a) Sumber zat tenaga atau kalori adalah bahan makanan pokok seperti beras,
jagung, ubi dan lainya yang mengandung karbohidrat.
b. Upaya Preventif
Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan
komplikasinya akibat proses degeneratif. Kegiatan berupa deteksi dini dan
pemantauan kesehatan lanjut usia yang dapat dilakukan di kelompok lanjut usia
(posyandu lansia) atau Puskesmas dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS) lanjut usia.
c. Upaya Kuratif
Kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia yang sakit bila dimungkinan dapat di
lakukan di kelompok lanjut usia atau Posyandu lansia. Pengobatan lebih lanjut
ataupun perawatan bagi lanjut usia yang sakit dapat dilakukan di fasilitas pelayanan
seperti Puskesmas Pembantu, Puskesmas ataupun di Pos Kesehatan Desa. Apabila
sakit yang diderita lanjut usia membutuhkan penanganan dengan fasilitas lebih
lengkap, maka dilakukan rujukan ke Rumah Sakit setempat.
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis, psikososial, edukatif maupun
upaya-upaya lain yang dapat semaksimal mungkin mengembalikan kemampuan
fungsional dan kepercayaan diri lanjut usia.