Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GLAUKOMA

Disusun dan ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

OLEH :

Sutra Camelia (171030100233)

8D KEPERWATAN

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA

TANGERANG-BANTEN

2021

1
LAPORAN PENDAHULUAN

GLAUKOMA

A. KONSEP TEORI
1. Definisi
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau

lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan

kebutaan (Sidarta Ilyas, 2004). Galukoma adalah adanya kesamaan kenaikan tekanan

intra okuler yang berakhir dengan kebutaan (Fritz Hollwich, 1993). Glaukoma adalah

sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan peningkatan tekanan intra okuler (

Long Barbara, 1996).

Menurut Martinelli (1991) dalam Sunaryo Joko Waluyo (2009),bahwa

Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan tekanan

intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan

pupil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang

dan penurunan tajam pengelihatan.

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata

meningkat,sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan

penurunan fungsi penglihatan (Mayenru Dwindra, 2009).

Glukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra

okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi (Mansjoer, Arif : 2001).

Glukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan

bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.

(Mansjoer, Arif : 2001).

2
Jadi menurut kelompok kami glaukoma adalah suatu penyakit mata dimana

meningkatnya tekanan intra okuler baik akut atau kronis, sehingga menyebabkan

penurunan fungsi penglihatan.

2. Etiologi
a. Glaukoma primer terdiri dari :

1) Akut: dapat disebabkan karena trauma.

2) Kronik : dapat disebabkan karena keturunan dalam keluarga seperti: diabetes

mellitus, arterisklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka panjang, myopia

tiggi dan progresif.

b. Sekunder

Disebabkan penyakit mata lain, seperti: katarak, perubahan lensa kelainan

uvea pembedahan.

3
3. Pathway

4. Patofisiologis
Tekanan Intra Okuler ditentukan oleh kecepatan produksi akues humor dan aliran
keluar akues humor dari mata. TIO normal 10 – 21 mmHg dan dipertahankan selama
terdapat keseimbangan antara produksi dan aliran akueos humor. Akueos humor
diproduksi di dalam tubuh silier dan mengalir ke luar melalui saluran schlemm ke
dalam sistem vena. Ketidakseimbangan sanggup terjadi akhir produksi berlebih tubuh
silier atau oleh peningkatan kendala gila terhadap aliran keluar akueos melalui
camera oculi anterior (COA). Peningkatan tekanan intraokuler > 23 mmHg
memerlukan penilaian yang secama. Iskemia menimbulkan struktur ini kehilangan
fungsinya secara bertahap. Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan
bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan kerusakan saraf optik dan
retina yaitu ireversibel dan hal ini bersifat permanen tanpa penanganan, glaukoma

4
sanggup menimbulkan kebutaan. Hilangnya penglihatan ditandai dengan adanya titik
buta pada lapang pandang.
5. Tanda dan Gejala
a. Glaukoma primer

1) Glaukoma sudut terbuka

a. Kerusakan visus yang serius

b. Lapang pandang mengecil dengan maca-macam skottoma yang khas

c. Perjalanan penyakit progresif lambat

2) Glaukoma sudut tertutup

a) Nyeri hebat didalam dan sekitar mata

b) Timbulnya halo/pelangi disekitar cahaya

c) Pandangan kabur

d) Sakit kepala

e) Mual, muntah

f) Kedinginan

g) Demam baahkan perasaan takut mati mirip serangan angina, yang sangat

sedemikian kuatnya keluhan mata ( gangguan penglihatan, fotofobia dan

lakrimasi) tidak begitu dirasakan oleh klien.

b. Glaukoma sekunder

1) Pembesaran bola mata

2) Gangguan lapang pandang

3) Nyeri didalam mata

c. Glaukoma kongential

Gangguan penglihatan

5
6. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala terjadi akhir peningkatan tekanan bola mata. Penyakit berkembang
secara lambat namun pasti. Penampilan bola mata ibarat normal dan sebagian tidak
mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada stadium lanjut keluhannya berupa
pasien sering menabrak lantaran pandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang
sempit, hingga kebutaan permanen
7. Komplikasi
Komplikasi glaukoma pada umumya adalah kebutaan total akibat tekanan bola
mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutan yaitu kornea
terlihat keruh, bilik mata dangkal, pupil atropi dengan ekskavasi (penggaungan)
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit
berupa neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat.
Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan
siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan
pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan
rasa sakit.
8. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan yaitu menurunkan TIO ke tingkat yang konsisten dengan
mempertahankan penglihatan, penatalaksanaan berbeda-beda tergantung pembagian
terstruktur mengenai penyakit dan respons terhadap terapi:
a. Terapi obat: Aseta Zolamit (diamox, glaupakx) 500 mg oral. Pilokarpin Hcl 2-6
% 1 tts / jam.
b. Bedah lazer: Penembakan lazer untuk memperbaiki aliran humor aqueus dan
menurunkan tio.
c. Bedah konfensional: Iredektomi perifer atau lateral dilakukan untuk mengangkat
sebagian iris unutk memungkinkan aliran humor aqueus Dari kornea posterior ke
anterior. Trabekulektomi (prosedur filtrasi) dilakukan untuk membuat saluran
balu melalui sclera.

B. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN


Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia
terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah – masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan
dengan klien keluarga juga orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan

6
mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi / mengatasi masalah-masalah
kesehatan.
Proses keperawatan terdiri dari lima tahapan, yaitu : pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan
yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :

A. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan
status kesehatan dan pola pertahanan penderita , mengidentifikasikan, kekuatan
dan kebutuhan penderita yang dapt diperoleh melalui anamnese .

1. Pengkajian

a. Identitas meliputi : nama, jenis kelamin, umur, agama, suku bangsa, alamat,
diagnosa medis
b. Identitas Penanggung Jawab meliputi: nama, jenis kelamin, umur,
hubungan dengan klien, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
c. Keluhan utama meliputi: Nyeri hebat pada mata kiri sejak 1 bulan yang lalu
secara berangsur-angsur, menyatakan penglihatan kabur, tidak jelas, penurunan
area penglihatan, mengatakan takut dioperasi, sering menanyakan tentang
operasi.
d. Riwayat kesehatan

1) Riwayat Kesehatan dahulu


Penyakit yang pernah diderita : Klien sebelumnya pernah mengalami
kelainan seperti yang dideritanya sekarang ini yaitu pada tahun 1989 dan
juga dilakukan operasi okuli sinistra. Klien Alergi Penicillin. Hipertensi (+)
2) Riwayat kesehatan sekarang
Nyeri hebat pada mata kiri sejak 1 bulan yang lalu secara berangsur-angsur,
menyatakan penglihatan kabur, tidak jelas, penurunan area penglihatan
B. Analisa Data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan analisa
serta sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data subyektif

7
dan data obyektif dan berpedoman pada teori Abraham Maslow yang terdiri
dari :

1) Kebutuhan dasar atau fisiologis


2) Kebutuhan rasa aman
3) Kebutuhan cinta dan kasih sayang
4) Kebutuhan harga diri
5) Kebutuhan aktualisasi diri
Data yang telah dikelompokkan tadi di analisa sehingga dapat diambil
kesimpulan tentang masalah keperawatan dan kemungkinan penyebab, yang
dapat dirumuskan dalam bentuk diagnosa keperawatan meliputi aktual,
potensial, dan kemungkinan.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga
atau komunitas terhadap proses kehidupan/ masalah kesehatan. Aktual atau potensial
dan kemungkinan dan membutuhkan tindakan keperawatan untuk memecahkan
masalah tersebut.

3. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas
keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah
masalah keperawatan penderita. Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang
meliputi penentuan prioritas, diagnosa keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan,
menetapkan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan.

4. Implementasi

Implementasi adalah rencana tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari
kreteria hasil yang dibuat. Tahap pelaksanaan dilakukan setelah rencana tindakan di
susun dan di tunjukkan kepada nursing order untuk membantu pasien mencapai
tujuan dan kriteria hasil yang dibuat sesuai dengan masalah yang pasien hadapi.
Tahap pelaksaanaan terdiri atas tindakan mandiri dan kolaborasi yang mencangkup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan
memfasilitasi koping. Agar kondisi pasien cepat membaik diharapkan bekerjasama
dengan keluarga pasien dalam melakukan pelaksanaan agar tercapainya tujuan dan
kriteria hasil yang sudah di buat dalam intervensi. Adapun implementasi yang dapat
dilakukan sesuai dengan perencanaan yaitu :
5. Evaluasi

8
Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri dari
evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama program berlangsung.
Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dan mendapatkan
informasi efektifitas pengambilan keputusan. Evaluasi asuhan keperawatan
didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif, assesment, planing)
(Achjar.2010). adapun komponen SOAP yaitu S (Subjektif) dimana perawat
menemui keluhan pasien yang masih dirasakan setelah diakukan tindakan
keperawatan, O (Objektif) adalah data yang berdasarkan hasil pengukuran atau
observasi perawat secara langsung pada pasien dan yang dirasakan pasien setelah
tindakan keperawatan, A (Assesment) adalah interprestsi dari data subjektif dan
objektif, P (Planing) adalah perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan,
dihentikan, dimodifikasi, atau ditambah dari rencana tindakan keperawatan yang
telah ditentukan sebelumnya (Rohmah & Saiful,2012). Evaluasi yang diharapkan
sesuai dengan masalah yang pasien hadapi yang telah di buat pada perencanaan
tujuan dan kriteria hasil.

9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. W DENGAN DIARE DI RUANG RAWAT
INAP ANYELIR LANTAI 5
RS WIDYA DHARMA HUSADA

KASUS

I. PENGKAJIAN
Waktu : 21 OKTOBER 2020

Tempat : Ruang Mata Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya .

1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. Hadi Usmantono.

Umur : 60 Tahun.

Jenis Kelamin : Laki-laki.

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia.

Agama : Islam.

Pekerjaan : Swasta (Purnawirawan TNI AL)

Pendidikan :S1

Alamat : Jl. Donorejo Selatan III c / 3.

Tanggal MRS : 6 Mei 2002.

Cara Masuk : Lewat Poliklinik RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Diagnosa Medis : Absolute Glaukoma Okuli Sinistra

Alasan Dirawat : Akan dioperasi.

Keluhan Utama : Nyeri hebat pada mata kiri

1. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


1) Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri hebat pada mata kiri sejak 1 bulan yang lalu secara berangsur-angsur
kemudian berobat ke dokter, dilakukan pemeriksaan ternyata ditemukan
Absolute Glaukoma Okuli Sinistra kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum
Daerah dr Soetomo Surabaya untuk menunggu rencana operasi tanggal 22
OKTOBER 2020.

10
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Klien sebelumnya pernah mengalami kelainan seperti yang dideritanya
sekarang ini yaitu pada tahun 1989 dan juga dilakukan operasi okuli sinistra.
Klien Alergi Penicillin. Hipertensi (+).

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit
seperti yang dideritanya sekarang ini

4) Keadaan Kesehatan Lingkungan


Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih

5) Riwayat Kesehatan Lainnya


Alat bantu yang dipakai  Kaca mata

2. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1) Keadaan Umum baik
2) Tanda-tanda vital
Suhu : 36 0C

Nadi : 92 X/menit. Kuat dan teratur

Tekanan darah : 170/130 mmHg.

Respirasi : 24 x/menit.

3) Body Systems
(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Bentuk dada simetris, Sekresi dan batuk (+), Pola nafas ; Frekuensi 24
x/menit, Irama teratur. Bunyi nafas ; normal vesikuler. Pergerakan dada
interkostal. Tidak terlihat gerakan cuping hidung, tidak terlihat Cyanosis,
tidak terlihat keringat pada dahi. Hasil thorax AP tanggal 20 OKTOBER
2020 : Tidak didapatkan kelainan (normal).

(2) Cardiovascular (B 2 : Bleeding)


Nadi frekuensi 92 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 170/130 mmHg,
Suhu 36 0C, perfusi hangat. Bunyi jantung normal, Cor S1 S2 tunggal
reguler, ekstra sistole/murmur tidak ada, Pembesaran jantung tidak ada,
Nyeri dada tidak ada, Clubbing finger tidak ada.

Hasil ECG : Tidak didapatkan kelainan (normal).

(3) Persyarafan (B 3 : Brain)

11
Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan (4)

Verbal : Orientasi baik (5)

Motorik : Menurut perintah (6)

Compos Mentis : Pasien sadar baik

(4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)


Jumlah urine 1500 cc/24 jam, frekuensi 3 – 4 X /hr, warna urine kuning,
bau normal.

Genital Hygiene cukup bersih.

Hasil BOF : Tidak didapatkan kelainan (normal).

(5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)


Peristaltik normal, tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun diare,
klien buang air besar 1 X/hari

(6) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)


Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus

Hasil BOF : Tidak didapatkan kelainan (normal).

Head To Toe

a. Kepala : bentuk normal, ukuran normal, posisi simetris, kulit kepala bersih
b. Rambut : kebersihan cukup
c. Mata : kehilangan pengelihatan perifer, pengelihatan kabur dan penurunan
persepsi sinar. Adanya bayangan sekitar cahaya (halo). Nyeri pada
mata; tumpul, berat Sering disertai sakit kepala, Mual dan muntah.
sklera tak icteric, konjunctiva tak anemis, pupil isokor, refleks cahaya
ada, memakai alat bantu kacamata
d. Hidung : tidak ada benda asing, tidak epistaksis, tidak ada polip,
e. Telinga : tidak ada kelainan.
f. Mulut dan gigi : bibir kering, agak kering mukosa mulut stomatatitis tidak,
peradangan faring tidak
g. Leher : Tak ada pembesaran kelenjar getah bening, tak ada kaku kuduk
h. Thorax : pernafasan dada, simetris, Ronchi & whezing tidak ada
i. Abdomen : asites tidak ada, umbilikus datar,

12
j. Alat kelamin luar : bersih
k. Anus : bersih, Bab. terakhir tgl. 6 –05-2002,
l. Extremitas : atas dan bawah tak ada kelainan
m. Integumen : keadaan kulit bersih, tonus baik, turgor baik, akral hangat.

Pola aktivitas sehari-hari

(1) Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan


Klien jarang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan, kecuali bila sangat terpaksa
Klien terbiasa meminum jamu-jamuan dan obat-obat tradisional.

(2) Pola Nutrisi dan Metabolisme


Klien dirumah biasa makan 3 X/hari dengan lauk yang cukup. Klien tidak alergi
makanan tertentu. Saat ini klien selalu menghabiskan porsi makanan yang diberikan dan
minum air putih sekitar 2 – 3 liter perhari.

(3) Pola Eliminasi


Klien buang air besar 1 X/hari.

Klien buang air besar 3 - 4 X/hari. Jumlah urine 1500 cc/24 jam, warna urine kuning,
bau normal.

(4) Pola tidur.dan Istirahat


Klien mengatakan semalam saya tidur sering terbangun , saya membayangkan
bagaimana operasi nanti. Klien kurang tidur baik pada waktu siang maupun malam hari.
Klien tampak terganggu dengan kondisi ruang perawatan yang ramai.

(5) Pola Aktivitas dan latihan


Klien biasanya bekerja diluar rumah, tapi saat ini klien hanya beristirahat di Rumah
Sakit sambil menunggu rencana operasi.

(6) Pola Hubungan dan Peran


Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat
tinggalnya biasa sangat baik dan akrab.

(7) Pola Sensori dan Kognitif


Klien mampu mendengar dengan baik, klien tidak mengalami disorientasi.

(8) Pola Persepsi Dan Konsep Diri


Klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit,
pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.

(9) Pola Seksual dan Reproduksi

13
Selama dirawat Klien tidak dapat melakukan hubungan seksual seperti biasanya.
(10) Pola mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping
Klien merasa sedikit stress menghadapi tindakan operasi. karena kurangnya pengetahuan
tentang Type pembedahan dan Jenis anesthesi.

Klien bertanya dimana ruang operasinya, berapa lama saya dioperasi.

(11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan


Dengan kondisi nyeri yang hebat pada mata kiri memerlukan adaptasi klien dalam
menjalankan ibadahnya.
Personal Higiene

Kebiasaan di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan cuci rambut 1
X/minggu.

Ketergantungan

Klien tidak perokok, tidak minum-minuman yang mengandung alkohol.

Aspek Psikologis

Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress menghadapi
tindakan operasi.

Aspek Sosial/Interaksi

Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat


tinggalnya biasa sangat baik dan akrab. Saat ini klien terputus dengan dunia luar,
kehilangan pencari nafkah (bagi keluarganya), biaya mahal.

Aspek Spiritual

Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Islam, ajaran agama dijalankan setiap
saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah dan aktif mengikuti kegiatan agama yang
diselenggarakan oleh mesjid di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh
masyarakat setempat.

Saat ini klien merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan spiritualnya

2. DIAGNOSTIC TEST

Laboratorium tanggal 21 OKTOBER 2020

Darah lengkap:

- Hb :16,2 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl)

14
- LED : 15 (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam
- Leukosit : 9.300 4000 – 11.000
Gula darah

- Glukosa Puasa : 91 mg/dl ( 126 mg/dl)


- Glukosa 2 jam pp : 102 mg/dl ( 140 mg/dl)
Faal Hati

- Bilirubin Direk : 0,54 ( 0,25)


- Bilirubin Indirek : 0,78
- Bilirubin Total : 1,32 ( 1,00)
- SGOT : 79 (L < 37 P < 31) U/L
- SGPT : 80 (L < 40 P < 31) U/L
Faal Ginjal

- Ureum/BUN : 24,2 mg/dl (10 – 45)


- Serum Creatinin : 1,68 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3)

15
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
Jl. Pajajaran Pamulang Barat Tangerang Selatan-Banten
Telp. (021) 74716128
Tahun ajaran 2020-2021

IDENTITAS MAHASISWA

Nama : Sutra Camelia


NIM : 171030100233
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 19 mei 1999
Alamat : Foresta BSD, Cluster foglio, blok P 1 no.19
Telepon : 083872181098

DATA TEMPAT PRAKTIK


Nama tempat praktik : Laboratorium Stikes Widya Dharma Husada
Nama pembimbing : Ns. Veri , S.Kep,. M.Kep

16
FORMAT PENGKAJIAN KMB

A. PENGKAJIAN
Pengkajian tgl : 21 Oktober 2020 Jam : 10.30
Tanggal MRS : 21 Oktober 2020 NO. RM : 279266
Ruang/Kelas : R. 451 Dx. Masuk : Absolute Glaukoma
Okuli Sinistra
Dokter yang merawat : dr.
Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 60 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Penanggung Biaya: Anak
Identitas

Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta (Purnawirawan TNI AL)
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Donorejo Selatan III c / 3.
Keluhan utama : Nyeri hebat pada mata kiri sejak 1 bulan yang lalu secara berangsur-

angsur

Riwayat penyakit saat ini :


Riwayat Sakit dan Kesehatan

Absolute Glaukoma Okuli Sinistra

Penyakit yang pernah diderita :


Klien sebelumnya pernah mengalami kelainan seperti yang dideritanya sekarang ini yaitu
pada tahun 1989 dan juga dilakukan operasi okuli sinistra. Klien Alergi Penicillin.
Hipertensi (+).

Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada

Riwayat alergi:
Sampai saat ini klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik alergi makanan
atau obat
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:  baik  sedang  lemah Kesadaran: Compos Metis
Tanda vital TD: 170/130 mmHg Nadi: 90 x/mnt Suhu : 36,5 ºC RR: 24x/mnt
Pola nafas irama:  Teratur  Tidak teratur
Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne Stokes Lain-lain:
Pernafasan

Suara nafas:  verikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi Lain-lain:


Sesak nafas  Ya  Tidak  BatukYa  Tidak
Masalah:

Irama jantung:  Reguler  Ireguler S1/S2 tunggal  Ya  Tidak


Kardiovaskul

Nyeri dada:  Ya  Tidak


Bunyi jantung:  Normal  Murmur  Gallop lain-lain
er

CRT:  < 3 dt  > 3 dt


Akral:  Hangat  Panas  Dingin kering  Dingin basah

17
Masalah: Tidak ditemukan masalah pada kardiovaskuler

GCS Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6 Total: 15


Refleks fisiologis: Normal  patella  triceps  biceps lain-lain:
Refleks patologis:  babinsky  budzinsky  kernig lain-lain:
Lain-lain:
Persyarafan

Istirahat / tidur: 6-10 jam/hari Gangguan tidur: Klien mengatakan semalam saya
tidur sering
terbangun , saya membayangkan bagaimana operasi nanti. Klien kurang tidur baik pada
waktu siang maupun malam hari. Klien tampak terganggu dengan kondisi ruang
perawatan yang ramai
Masalah: Pola Tidur

Penglihatan (mata)
Pupil :  Isokor  Anisokor  Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain:
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga :
Penginderaan

Gangguan pendengaran :  Ya  Tidak Jelaskan:


Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk :  Normal  Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman :  Ya  Tidak Jelaskan:
Lain-lain
Masalah: - Gangguan
sensori

Kebersihan:  Bersih  Kotor


Urin: 3-4x/hari Jumlah: 1500 cc/hr Warna: Jernih Bau: tidak ada bau
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): -
Perkemihan

Kandung kencing: Membesar  Ya  Tidak


Nyeri tekan  Ya  Tidak
Gangguan:  Anuria  Oliguri  Retensi
 Nokturia  Inkontinensia  Lain-lain:
Masalah: -

18
Nafsu makan:  Baik  Menurun Frekuensi: 3 x/hari
Porsi makan:  Habis  Tidak Ket:
Diet :
Minum : 2000 cc/hari Jenis: air putih
Mulut dan Tenggorokan
Mulut:  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa  Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan  Nyeri telan  Kesulitan menelan
 Pembesaran tonsil  Lain-lain: tidak ada masalah
Pencernaan

Abdomen  Tegang  Kembung  Ascites  Nyeri tekan, lokasi:


Peristaltik 18 x/mnt
Pembesaran hepar  Ya  Tidak
Pembesaran lien  Ya  Tidak
Buang air besar 1 x/hari Teratur:  Ya  Tidak
Konsistensi padat Bau: Warna: kuning kecoklatan
Lain-lain:

Masalah:

Kemampuan pergerakan sendi:  Bebas  Terbatas


Kekuatan otot: 5/5/5/5
Muskuloskeletal/ Integumen

Kulit
Warna kulit: Baik  Ikterus  Sianotik  Kemerahan  Pucat 
Hiperpigmentasi
Turgor:  Baik  Sedang  Jelek
Odema:  Ada  Tidak ada Lokasi
Luka  Ada  Tidak ada Lokasi : Mata kiri
Tanda infeksi luka  Ada  Tidak ada Yang ditemukan :
kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain : Skala Nyeri 7

Masalah : Nyeri akut

Pembesaran Tyroid  Ya  Tidak


Hiperglikemia  Ya  Tidak Hipoglikemia  Ya  Tidak
Endokrin

Luka gangren  Ya  Tidak Pus  Ya  Tidak


Masalah:

Mandi :2x sehari Sikat gigi : 2x sehari


Keramas : 1x sehari Memotong kuku: 1 minggu sekalii
Personal
Higiene

Ganti pakaian : 2x sehari

Masalah:
Orang yang paling dekat: Ibu Tn.B
Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar: Anggota keluarga dan teman baiknya
Psiko-sosio-spiritual

Kegiatan ibadah: sholat 5 waktu


Lain-lain : - Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress
menghadapi tindakan operasi

Masalah: Ansietas

19
Darah lengkap:

- Hb :16,2 mg/dl (L 13,5 – 18,0 – P 11,5 – 16,0 mg/dl)


- LED : 15 (L 0 – 15/jam P 0 – 20/jam
- Leukosit : 9.300 4000 – 11.000
Gula darah

- Glukosa Puasa : 91 mg/dl ( 126 mg/dl)


Pemeriksaan penunjang

- Glukosa 2 jam pp : 102 mg/dl ( 140 mg/dl)


Faal Hati

- Bilirubin Direk : 0,54 ( 0,25)


- Bilirubin Indirek : 0,78
- Bilirubin Total : 1,32 ( 1,00)
- SGOT : 79 (L < 37 P < 31) U/L
- SGPT : 80 (L < 40 P < 31) U/L
Faal Ginjal

- Ureum/BUN : 24,2 mg/dl (10 – 45)


- Serum Creatinin : 1,68 mg/dl (L : 0,9 – 1,5 P : 0,7 – 1,3)
Radiologi/ USG, dll
Terapi:

20
ANALISA DATA
No. Data Problem Etiologi

1. DS : Nyeri akut Agen pencedera


- Nyeri hebat pada mata kiri fisiologis :
sejak 1 bulan yang lalu secara Glaukoma
berangsur-angsur Okuli Sinistra
- klien mengatakan nyeri
disertai sakit kepala
- klien mengatakan mual dan
muntah
- Skala nyeri :
P : Nyeri hebat pada mata kiri
Q : seperti tertekan
R : mata sebelah kiri
S : Skala 7
T : 1 bulan yg lalu

DO :
- Pasien tampak merintih
- Pasien terlihat gelisah
- TD TD: 170/130 mmHg

2. DS : Gangguan persepsi Gangguan


-Klien mengatakan sensori penglihatan d/d
penglihatan kabur penglihatan
- klien mengatakan penurunan kabur
persepsi sinar
- klien mengatakan adanya
bayangan sekitar cahaya
(halo)
-

DO :
-Klien tampak meringis dan
lemas
- klien terlihat melamun
3. DS : Ansietas Kekhwatiran
-Klien mengatakan sering mengalami
terbangun dari tidur kegagalan d.d
-klien mengatakan suka rasa takut untuk
membayangkan bagaimana di operasi
operasi nantinya
-klien mengatakan kurang
tidur baik siang atau malam
-
DO :
-Klien tampak lemah
-klien tampak terganggu
dengan kondisi ruangan

21
keperawatan yang ramai
- tidur <6jam/hari

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b/d Agen pencedera fisiologis : Glaukoma Okuli Sinistra


2. Gangguan persepsi sensori b/d Gangguan penglihatan d/d penglihatan kabur
3. Ansietas b/d Kekhwatiran mengalami kegagalan d.d rasa takut untuk di operasi

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn.H Nama Mahasiswa : Sutra Camelia


Ruang : R. 451 NPM : 171030100233
No.R.M : 279266

No. Tangga Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


l dan Keperawatan (PES) Kriteria Hasil
jam
1. 14 Nyeri akut b/d Setelah dilakukan Manajamen nyeri R/ pemberian
Maret Agen intervensi analgetik dan
2021. pencedera keperawatan Observasi: terapi relaksasi
Jam fisiologis : selama 3x24 jam 1. Identifikasi u/ mengurangi
16.30 Glaukoma maka [Tingkat lokasi, rasa nyeri
Okuli Sinistra Nyeri] dengan karakteristik,
(D.0077) ekspetasi durasi, kualitas,
menurun dengan intesitas nyeri
kriteria hasil: 2. Identifikasi skala
1. Keluhan nyeri nyeri
menurun 3. Identifikasi
dengan skala faktor yang
1-3 [5} memperberat dan
2. Meringis memperingan
menurun nyeri
dengan skala 4. Monitor efek
1-3 [5] samping
3. Gelisah penggunaan
menurun analgetik
dengan skala
1-3 [5] Terapeutik
4. Perasaan takut 5. Berikan teknik
mengalami nonfarmakologis
cedera untuk
berulang mengurangi rasa
menurun [5] nyeri
5. Tekanan 6. Fasilitasi
Darah istirahat dan
menurun yaitu tidur
120/80 mmhg 7. Pertimbangkan

22
[5] jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan
strategi
meredakan nyeri

Edukasi
8. Jelaskan stategi
meredakan nyeri
9. Ajarkan teknik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi rasa
nyeri

Kolaborasi
10. Kolaborasi
pemberian
analgetik
2. 14 Gangguan Setelah dilakukan Minimalisasi R/ untuk
Maret persepsi sensori intervensi Rangsangan mengurangi
2021. b/d Gangguan keperawatan (1.08241) stimulus sensori
Jam penglihatan d/d selama 3x24 jam Observasi yang berlebih
16.30 penglihatan maka [Persepsi 1. Periksa status terhadap klien
kabur (D.0085) Sensori] dengan mental, status
ekspetasi sensori, dan
membaik dengan tingkat
kriteria hasil: kenyamanan
1. Verbalisasi Terapeutik
terlihat 2. Batasi stimulus
bayangan [5] tolerasni
2. Distori sensori 3. Jadwalkan
[5] aktivitas dan
3. Melamun [5] istirahat
Edukasi
4. Ajarkan cara
meminimalisasi
stimulus
Kolaborasi
5. Kolaborasi
pemberian obat
yang
mempengaruhi
persepsi stimulus
3. 14 Ansietas b/d Setelah dilakukan Reduksi Ansietas R/ untuk
Maret Kekhwatiran intervensi (1.09314) memberikan rasa
2021. mengalami keperawatan Observasi nyaman dan
Jam kegagalan d.d selama 3x24 jam 1. Identifikasi saat kenyakinan
16.30 rasa takut untuk maka [Tingkat tingkat ansietas bawah semuanya
di operasi Ansietas] dengan berubah akan baik baik

23
(D.0055) ekspetasi 2. monitor tanda saja
menurun dengan tanda ansietas
kriteria hasil: Terapeutik
1. verbalisasi 3. ciptakan
khawatir kondisi ansietas untuk
yang dihadapi [5] menumbuhkan
2. Perilaku keperacayaan
gelisah [5] 4. motivasi situasi
3. pola tidur [5] yang memberikan
kenyamanan
Edukasi
6. informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosa,
pengobatan dan
prognosis
7. latihan teknik
relaksasi
Kolaborasi
8. pemeberian obat
antlansietas, jika
perlu

D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn.H
Diagnosis Medis: Absolute Glaukoma Okuli Sinistra
Ruang Rawat : R. 451

Tgl/Jam No.DK Implementasi SOAP


14 1. 1. menidentifikasi lokasi (mata S : Pasien mengatakan masih
Maret sebelah kiri), karakteristik, mengeluh sakit mata
2021. durasi, kualitas (secara sebelah kiri
Jam berangsur-ansur), intesitas O: Pasien tampak melamun
16.30 nyeri (skala 7) TD : 140/100mmHg, S :
2. mengidentifikasi faktor yang 36,50C, N : 80x/mnt, RR:
memperberat dan 20x/mnt
memperingan nyeri A: Masalah belum teratasi
(berdzikir) P: Lanjutkan Intervensi nomor
3. memonitor efek samping 1,2,3,5,7,9
penggunaan analgetik

24
4. memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
5. memfasilitasi istirahat dan
tidur
6. menjelaskan stategi
meredakan nyeri
7. mengkolaborasi pemberian
analgetik : Ibuprofen 400mg
3x1, ranitidine 10mgx 3 hari
14 2. 1. memperiksa status mental, S : Pasien masih mengeluh
Maret status sensori, dan tingkat pandangan mata kabur
2021. kenyamanan O : tampak melamun
Jam 2. membatasi stimulus toleransi A: Masalah belum teratasi
16.30 3. menjadwalkan aktivitas dan P: Lanjutkan Intervensi nomor 2,3,5
istirahat
4. mengajarkan cara
meminimalisasi stimulus
5. mengkolaborasi pemberian
obat yang mempengaruhi
persepsi stimulus
14 3. 1. Mengidentifikasi saat tingkat S : pasien mengatakan merasakan
Maret ansietas berubah cemas
2021. 2. Memonitor tanda tanda O : Pasien tampak cemas
Jam ansietas A: Masalah belum teratasi
16.30 3. Menciptakan ansietas untuk P: Intervensi dilajutkan 1,2,3,4,7
menumbuhkan keperacayaan
4. Memotivasi situasi yang
memberikan kenyamanan
5. Menginformasikan secara
faktual mengenai diagnosa,
pengobatan dan prognosis
6. meberikan obat antlansietas,

25
jika perlu

Tgl/Jam No.DK Implementasi SOAP


15 1. 1. menidentifikasi lokasi (mata S : klien mengatakan nyeri dimata
Maret sebelah kiri), karakteristik, sebelah kiri sudah sedikit
2021. durasi, kualitas (secara berkurang, dengan skala nyeri 4,
Jam berangsur-ansur), intesitas klien mengatakan suhu ruangan
07.30 nyeri (skala 7) dingi memperparah rasa nyeri
2. mengidentifikasi faktor yang O : klien tampak sedikit tenanag,
memperberat dan suhu ruangan tampak dibuat
memperingan nyeri normal, klien mau di kompres
(berdzikir) hangat TD : 130/100mmHg, S :
3. mengidentifikasi skala nyeri 37,50C, N : 80x/mnt, RR:
4. memberikan teknik 20x/mnt
nonfarmakologis untuk A : Masalah teratasi sebagian
mengurangi rasa nyeri P : Intevensi dilanjutkan 1,2,7,9
(kompres hangta)

15 2. 1. membatasi stimulus toleransi S : klien mengatakan pandangan


Maret 2. menjadwalkan aktivitas dan masih buram
2021. istirahat O : klien tampak leih tenang dan
Jam 3. mengkolaborasi pemberian sudah tidak melamun
07.30 obat yang mempengaruhi A : masalah teratasi sebagian
persepsi stimulus P : Intervensi dilanjutkan 1,2,5
15 3. 1. Mengidentifikasi saat tingkat S : klien mengatakan rasa cemas
Maret ansietas berubah sudah berkurang, dan tidur sedikit
2021. 2. Memonitor tanda tanda nyenyak
Jam ansietas O : pasien tampak lebih tenang
07.30 3. Memotivasi situasi yang A : masalah teratasi sebagian
memberikan kenyamanan P : Intervensi dilanjutkan 1,4,7
4. Melatih teknik relaksasi

26
Tgl/Jam No.DK Implementasi SOAP
16 1. 1. menidentifikasi lokasi (mata S : klien mengatakan nyeri dimata
Maret sebelah kiri), karakteristik, sudah hilang, skala nyeri 0
2021. durasi, kualitas (secara O: klien tampak tenang, klien tampak
Jam berangsur-ansur), intesitas nyaman TD : 120/100mmHg, S :
07.30 nyeri 36,50C, N : 80x/mnt, RR:
2. mengidentifikasi skala nyeri 20x/mnt
3. mempertimbangkan jenis A : masalah teratasi
dan sumber nyeri dalam P : Interveni dihentikan
pemilihan strategi
meredakan nyeri
4. mengajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
16 2. 1. memperiksa status mental, S : klien mengatakan penglihatan
Maret status sensori, dan tingkat masih sedikit buram, klien
2021. kenyamanan mengatakan nyaman
Jam 2. membatasi stimulus toleransi 0 : klien tampak nyaman
07.30 3. mengkolaborasi pemberian A : masalah tertasi
obat yang mempengaruhi P : Intervensi di hentikan
persepsi stimulus
16 3. 1. Mengidentifikasi saat tingkat S : klien mengatakan sudah tidak
Maret ansietas berubah cemas, dank lien mengatakn
2021. 2. Memotivasi situasi yang merasakan nyaman
Jam memberikan kenyamanan O : klien tampak sudah tidak cemas
07.30 3. Melatih teknik relaksasi A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

27
DAFTAR PUSTAKA
Beherman E Richard, dkk, 1999. Ilmu Kesehatan Penyakit Dalam. Vol 2. Edisi 15. EGC :
Jakarta.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Purwanto, Hadi. (2016). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: Pusdik Sdm Kesehatan
Rohmah & Wahid. 2014. Proses Keperawatan Teori & Aplikasi. Yogyakarta: AR RUZZ
MEDIA
Smeltzer & Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi
8. Jakarta: EGC

28

Anda mungkin juga menyukai