Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 11

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU DAN


MENGAMALKAN ILMU MENURUT AL
QUR`AN

PENYUSUN :

DADANGANGGA JAYA TRI PUTRA


DWI WICAKSONO
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan terimakasih kepada penemu internet
sehingga dengan mudah saya bisa menyusun makalah ini.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kediri, 24 September 2018
   

                                                                                              Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah
3. Metode Penulisan
4. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi Ilmu menurut surat al alaq ayat 1 - 6
2. Tuntutan mencari ilmu dan mengamalkan nya
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Untuk itu, maka diutuslah Rasulullah
SAW untuk memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan
manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan
keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah
SWT. Dengan pendidikan yang baik, tentu akhlak manusia pun juga akan lebih baik. Tapi
kenyataan dalam hidup ini, banyak orang yang menggunakan akal dan kepintaraannya untuk
maksiat. Banyak orang yang pintar dan berpendidikan justru akhlaknya lebih buruk dibanding
dengan orang yang tak pernah sekolah. Hal itu terjadi karena ketidakseimbangannya ilmu
dunia dan akhirat. Ilmu pengetahuan dunia rasanya kurang kalau belum dilengkapi dengan
ilmu agama atau akhirat.
Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang keutamaan  menuntut
ilmu dengan tujuan agar kita tidak tersesat di dunia maupun di akherat kelak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Memberikan penjelasan tentang pentingnya menuntut ilmu
2. Mengetahui hadis –hadis tentang kewajiban menuntut ilmu
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penyelesaian makalah ini melalui pemgumpulan
data dengan alat bantu dari beberapa buku dan artikel-artikel di internet.
D. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dibuatnya makalah tentang keutamaan menuntut ilmu diantaranya sebagai berikut:
1. Merupakan salah satu tugas individu yanag diberikan oleh dosen pembimbing
2. Agar mahasiswa dan mahasiswi didik dapat  mengetahui dan memahami lebih jelas
tentang keutamaan menuntut ilmu sesuai dengan ajaran agama Islam
3. Mahasiswa dapat mempelajari dari makalah ini dan kemudian menerapkannya dalam
menjalani kehidupansehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

DEFINISI ILMU
Ilmu berasal dari kata ‫ علما‬-‫ يعلم‬-‫علم‬  yang artinya mengetahui, lawan dari kata ‫جهل‬yang
artinya bodoh.
Ilmu pengetahuan adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris, Science, yang berarti
pengetahuan. Kata science itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Scientia yang berarti
pengetahuan. Namun pengertian yang umum digunakan ilmu pengetahuan adalah himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat diterima oleh
rasio.
Imam Raghib al- Ashfahani dalm kitabnya, Mufradat Al –Qur’an, berkata, “ ilmu adalah
mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya. Ia terbagi dua: pertama, mengetahi inti sesuatu
itu (oleh ahli logika dinamakan ahli tashawwur). Kedua, menghukum adanya  sesuatu  pada
sesuatu yang ada (oleh ahli ligika dinamakan tashdiq, maksudnya mengetahui hubungan
sesuatu dengan sesuatu).”
Az-Zubaidi berkata dalam kamus Tajul-‘Arus, “Mayoritas ahli membedakan masing-
masing term itu. Bagi mereka ilmu adalah yamg paling tinggi karena ilmu itulah yang mereka
perkenankan untuk dinisbatkan kepada allah swt. Sementara, mereka tidak mengataknan:
‘Allah arif’ atau ‘Allah syair’. Perbedaan-perbedaaan tersebut disebut dalahm karangan-
karangan ahli basaha.
     Al Manawi dalam kitab At-taufiq berkata , “ ilmu adalah keyakinan kuat yang tetap
sesuai dengan realita. Bisa juga bersifat yang membuat perbedaan tanpa kritik. Atau, ilmu
adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.”

B.       Keutamaan Orang Berilmu


Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi
Allah dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai
gelaran mulia danterhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian
kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya. Mereka digelari
sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al Imran : 7), “Ulul al-Ilmi” (Al Imran : 18),
“Ulul al-Bab” (Al Imran : 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud : 24), “al-
A'limun” (al-A'nkabut : 43), “al-Ulama”(Fatir : 28), “al-Ahya' “ (Fatir : 35)
dan berbagai nama baik dan gelar mulia lain.
Dalam surat ali Imran ayat ke-18, Allah SWT berfirman:  "Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang   berhak disembah), Yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tak ada   Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang Maha Perkasa lagi   Maha Bijaksana".
Dalam ayat ini ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka
amat  istimewa di sisi Allah SWT . Mereka diangkat sejajar dengan para  
malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT. Peringatan Allah dan Rasul-
Nya sangat keras terhadap kalangan yang menyembunyikan kebenaran/ilmu,
sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan
apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan
petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab,
mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua (mahluk) yang dapat
melaknati." (Al-Baqarah: 159)
Rasulullah SAW juga bersabda:  "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu,
akan dikendali mulutnya oleh Allah pada hari kiamat dengan kendali dari api
neraka." (HR Ibnu Hibban di dalam kitab sahih beliau. Juga diriwayatkan oleh
Al-Hakim. Al Hakim dan adz-Dzahabi berpendapat bahwa hadits ini sahih) Jadi
setiap orang yang berilmu harus mengamalkan ilmunya agar ilmu yang ia
peroleh dapat bermanfaat. Misalnya dengan cara mengajar atau mengamalkan
pengetahuanya untuk hal-hal yang bermanfaat.

C.      Kewajiban Mengamalkan Ilmu


Banyak orang menuntut ilmu yang tidak diamalkan,ilmunya menjadi sia-sia
hanya digunakan untuk menunjukan kehebatan dan keutamaan dirinya,serta
untuk tujuan yang berbau keduniaan.
Amalkan ilmumu bila engkau ingin selamat dari adzab Allah. Dalam
mengamalkan ilmu kita harus memperhatikan hal-hal berikut,diantaranya :
1.         Jangan melihat tempat dan waktu dalam mengamalkan ilmu
2.         Meskipun sedikit amalkan ilmumu,
Dikisahkan ,sesungguhnya Al – Junaid setelah meninggal dunia ada seorang
yang bermimpi bertemu dia,lalu ia bertanya kepada Al – junaid : “Wahai Abu
Qasim (imam junaid), bagaimana keadaanmu setelah meninggal? ,Al – Junaid
menjawab,”Aduh … kebaikan yang aku lakukan hilang semuanya,dan seluruh
isyarah amal-amal itu juga hilang tidak ada manfa’atnya sedikitpun ,kecuali
beberapa rakaat yang aku lakukan di tengah malam”. Keterangan Al- Junaid
membuktikan bahwa derajat seseorang disisi Allah itu tidak dilihat dari
banyaknya  ilmu yang dipelajari dan dikuasai,melainkan dilihat dari
pengamalannya. Meskipun ilmunya sedikit lalu diamalkan itu lebih baik dan
berarti dari pada memiliki ilmu yang banyak tetapi tidak diamalkan.
3.         Janganlah menunggu masa tua dalam mengamalkan ilmu.
4.         Jangan beranggapan ilmu itu bisa mengangkat derajat mu bila tanpa
diamalkan.
Ali ra berkata : “Barangsiapa menyangka bahwa tanpa jerih payah beribadah
dirinya bisa mencapai derajat yang tinggi,itu berarti dia mengharapkan perkara
yang sulit datangnya. Barangsiapa menyangka bahwa dengan menyepelekan
ibadah dirinya bisa mencapai derajat tinggi,itu menunjukan kesombongan
dirinya (ia sudah merasa cukup amal ibadahnya)
Al Hasan berkata : “Mencari surga tanpa beramal adalah suatu dosa,dari
jenis dosa-dosa yang lain
Nabi Isa bersabda: “Orang yang mempelajari suatu ilmu tetapi tidak mau
mengamalkannya,bagaikan seorang wanita yang berbuat zina ditempat
tersembunyi,lalu ia hamil dan perut wanita itu semakin besar,yang akhirnya
ketahuan dia hamil. Begitu juga dengan orang yang tidak mau mengamalkan
ilmunya,pada hari kiiamat nanti Allah akan memperlihatkan dia dihadapan
semua makhluk yang hadir di Makhsyar”
BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Ilmu Adalah Bunga-bunga Ibadah . Kita harus memahami juga untuk apa
kita hidup di dunia ini. Allah menciptakan makhluknya hanya untuk beriman
dan bertakwa kepadaNya. Jadi semua hal di dunia yang telah dan akan kita
lakukan, semua ditujukan hanya pada Allah. Setiap hal di dunia memerlukan
ilmu. Sebab kelebihan yang dimiliki manusia adalah akal. Dengan akal maka
manusia dapat berpikir dan mempergunakan pikirannya untuk memperoleh dan
mengamalkan ilmu
Menuntut ilmu sebaiknya jangan dianggap kewajiban tetapi sebuah
kebutuhan yang asasi dan sangat penting. Menuntut ilmu dapat mengembangkan
pola berpikir seseorang sehingga dapat memudahkan dalam menjalani
kehidupan. Orang yang menghargai ilmu dan mengamalkannya dengan baik
maka hidupnya akan menjadi damai dan sejahtera. Tak jarang manusia
menyepelekan ilmu sebab untuk menuntut ilmu memerlukan biaya dan waktu
yang lama. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa membuka hati dan
pikirannya untuk menerima ilmu. Apabila kita telah membuka hati dan pikiran
kita untuk menerima bahwa ilmu itu ada dan berguna, maka dengan sendirinya
diri kita akan terbiasa menuntut ilmu karena kebutuhan hidup selalu berkaitan
dengan ilmu.
Mencari ilmu adalah kebutuhan yang akan menjadi kewajiban bila sudah
ditanamkan dalam hati. Hal tersebut sangat penting karena akan menjadi bekal
manusia di dunia dan di akherat. Islam dianggap sebagai agama pemersatu
bangsa dan agama Islam sebagai rahmatan lil alamin. Kita sebagai umat muslim
akan menjadi orang yang merugi bila tidak menuntut ilmu.

B.       Saran
Untuk menuntut dan mengamalkan Ilmu Pengetahuan harus kita dasar
dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. agar dapat memberikan
jaminan kemaslahatan bagi kehidupan serta lingkungan sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA

http://ustazmokhtar.blogspot.com/2009/07/kedudukan-ulama-dalam-islam.html
http://iipkasipulqulub.blogspot.com/2014/03/makalah-hadits-pentingnya-menuntut-
ilmu.html

Anda mungkin juga menyukai