20 Agustus 2019
Curriculum Vitae
Nama Dr. Ahmad Taufik
TATA TEMPAT :
Pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atau
Organisasi Internasional, serta Tokoh Masyarakat tertentu
dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
TATA UPACARA:
Aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi.
TATA PENGHORMATAN:
Aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi
Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Perwakilan
Negara Asing dan/atau Organisasi Internasional, dan Tokoh
Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara
Resmi.
12
TATA TEMPAT (PRESEANCE)
Adalah pengaturan tempat
bagi Pejabat Negara,
Pejabat Pemerintahan,
perwakilan negara asing
dan/atau organisasi
internasional, serta Tokoh
Masyarakat Tertentu dalam
acara kenegaraan atau acara
resmi;
Mengandung unsur tentang
siapa yang berhak
didahulukan dan siapa yang
berhak mendapat prioritas.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT
1. Orang yang berhak mendapat tata
urutan pertama/paling tinggi adalah
mereka yang mempunyai urutan
paling depan/mendahului.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT
2. Jika berjajar, yang berada di sebelah kanan
dari orang yang mendapat urutan tata
tempat paling utama, dianggap lebih
tinggi/mendahului orang yang duduk di
sebelah kirinya.
Lanjutan Aturan Dasar...
3. Jika menghadap meja, tempat utama yang
menghadap ke pintu keluar dan tempat
terakhir adalah tempat yang paling dekat
dengan pintu keluar.
Lanjutan Aturan Dasar ...
3. Pada posisi berjajar pada garis yang sama,
tempat yang terhormat adalah di tempat paling
tengah, dan di tempat sebelah kanan luar.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT (lanjutan)
5. Apabila naik kendaraan, orang yang mendapat tata
urutan paling utama di pesawat terbang naik paling
akhir dan turun paling dahulu.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT
6. Dalam hal kedatangan dan kepulangan, orang
yang paling dihormati selalu datang paling
akhir dan pulang paling dahulu.
PEDOMAN TATA TEMPAT
a. Urutan Tata Tempat di Pusat:
1) Presiden RI
2) Wakil Presiden RI
3) Mantan Presiden &
Mantan Wakil Presiden RI
4) Ketua Lembaga Negara
(Ketua MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK dan KY)
5) Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan
6) Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan
Organisasi Internasional.
8
7) Wakil Ketua MPR, DPR, DPD, Gubernur BI, Ketua
Badan Penyelenggara Pemilu, Wakil Ketua BPK,
MA, MK dan KY.
8) Menteri, Pejabat Setingkat Menteri, Anggota DPR-
RI, dan Anggota DPD-RI, serta Dubes LBBP-RI.
9) Kepala Staf TNI AD, AL dan AU TNI
10) Pemimpin Parpol yang memiliki wakil di DPR-RI
11) Anggota BPK, Ketua Muda dan Hakim Agung MA,
Hakim MK, dan Anggota KY Republik Indonesia.
12) Pemimpin LN yang ditetapkan sebagai PN,
Pemimpin LN lainnya yang ditetapkan dg UU,
DGS dan Deputi Gubernur BI, serta Wakil Ketua
Badan Penyelenggara Pemilu.
9
13) Gubernur Kepala Daerah.
14) Pemilik Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan
Tertentu
15) Pimpinan Lembaga Pemerintah Nonkementerian,
Wakil Menteri, Wakil Kepala Staf AD, AL, dan AU
TNI, Wakil Kapolri, Wakil Jakgung, Wakil
Gubernur, Ketua DPRD Provinsi, Pejabat Eselon I
atau yang disetarakan.
16) Bupati/Walikota dan Ketua DPRD
Kabupaten/Kota; dan
17) Pimpinan tertinggi representasi organiasi
keagamaan tingkat nasional yang secara faktual
diakui keberadaannya oleh Pemerintah dan
Masyarakat. 10
Dalam hal terdapat pejabat negara atau
pejabat pemerintahan baru yang belum
disebutkan dalam Undang-Undang
Keprotokolan, urutan tata tempat dalam
Acara Kenegaraan dan Acara Resmi
ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesekretariatan negara (Pasal 6 (4)
PP Nomor 39/2018 tentang Pelaksanaan UU
Keprotokolan).
b. Urutan Tata Tempat di Provinsi:
1) Gubernur;
2) Wakil Gubernur;
3) Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur;
4) Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;
5) Kepala Perwakilan Konsuler Negara Asing di
daerah;
6) Wakil Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;
7) Sekretaris Daerah, Panglima/Komandan Tertinggi
TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua
Pengadilan Tinggi semua badan peradilan, dan
Kepala Kejaksaan Tinggi di Provinsi.
11
b. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Provinsi:
8) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil
di DPRD Provinsi;
9) Anggota DPRD Provinsi atau nama lainnya,
Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh
dan Anggota Majelis Rakyat Papua;
10) Bupati/Walikota;
11) Kepala Kantor Perwakilan BPK di daerah, Kepala
Kantor Perwakilan BI di daerah, Ketua KPUD;
12) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh
Masyarakat Tertentu Tingkat Provinsi;
13) Ketua DPRD Kabupaten/Kota;
11
b. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Provinsi:
14) Wakil Bupati/Wakil Walikota dan Wakil Ketua
DPRD Kabupaten/Kota;
15) Anggota DPRD Kabupaten/Kota;
16) Asisten Sekda Provinsi, Kepala Dinas Tingkat
Provinsi, Kepala Kantor Instansi Vertikal di
Provinsi, Kepala Badan Provinsi, dan Pejabat
Eselon II; dan
17) Kepala Bagian Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pejabat Eselon III.
11
c. Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
1) Bupati/Walikota;
2) Wakil Bupati/Walikota;
3) Mantan Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Walikota;
4) Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya;
5) Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama
lainnya;
6) Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi
TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua
Pengadilan Negeri semua badan peradilan, dan
Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten/Kota;
11
c. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
7) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil
di DPRD Kabupaten/Kota;
8) Anggota DPRD Kabupaten/Kota atau nama
lainnya;
9) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh
Masyarakat Tertentu Tingkat Kabupaten/Kota;
10) Asisten Sekda Kabupaten/Kota, Kepala Badan
Tingkat Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Tingkat
Kabupaten/Kota, dan Pejabat Eselon II, Kepala
Kantor Perwakilan BI di Tingkat Kabupaten,
Ketua KPU Kabupaten/Kota;
11
c. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
11) Kepala Instansi Vertikal Tingkat Kabupaten/Kota,
Kepala Unit Pelaksana Teknis Instansi Vertikal,
Komandan Tertinggi TNI semua angkatan di
kecamatan, dan Kepala Kepolisian di kecamatan;
12) Kepala Bagian Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, Camat, dan Pejabat Eselon III;
13) Lurah/Kepala Desa atau yang disebut dengan
nama lain dan Pejabat Eselon IV.
5 4 3 2 1
1 = Presiden
M
M = Masyarakat
1 2 3 4 5
5 3 1 2 4 4 2 1 3
14
b. Duduk
- Dalam rapat (meja bentuk U):
13 12
11 10
9 8
7 6 1 = Pemimpin Rapat
5 3 1 2 4
- Meja Bulat :
7 6
5 4
3 2
1 15
- Dalam pertemuan / tatap muka (theater):
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
1 = Presiden
4 2 1 3
16
LAYOUT TEMPAT ACARA PERESMIAN
JENIS UPACARA
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN
UPACARA
PAKAIAN UPACARA
JENIS UPACARA
UPACARA BENDERA BUKAN UPACARA BENDERA
• Kegiatan pengibaran atau • Kegiatan yang memerlukan
penurunan bendera merah pengaturan protokol seperti
putih yang dilaksanakan antara lain penerimaan
dalam rangka memperingati tamu-tamu Presiden,
hari-hari besar nasional, credentials,
seperti HUT Proklamasi penganugerahan tanda
Kemerdekaan RI, Hari kehormatan, peresmian
Kebagkitan Nasional, Hari pembukaan
Pahlawan dll. munas/rakernas, dll.
Penerimaan
Tamara
Penyelenggaraan
Perjalanan ke Upacara lainnya:
daerah/LN hari besar nas,
credentials dll.
Pengaturan
Penyelenggaraan
rapat/sidang Resepsi/Jamuan
/konferensi
PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPACARA
Persiapan
• Apa, siapa yang harus Upacara • Pembukaan
berbuat apa, dimana
(tempat), bilamana • Menyusun acara, tata • Acara Pokok
ruang, pengaturan tempat,
(waktu) membuat rencana upacara, • Penutup
• Bagaimana tata menetapkan jenis pakaian
caranya • Pengecekan kelengkapan
Perencanaan
dan perlengkapan upacara Pelaksanaan
Upacara Upacara
PAKAIAN UPACARA
No Pejabat Sipil TNI/POLRI Wanita Acara
(Pria/Wanita) (istri pejabat)
1. PSDH/PSN PDU 2 Pakaian Nasional PSDH: Jamuan resepsi/santap
resmi atau kenegaraan
PSN: Acara resmi/kenegaraan
di luar negeri
2. PSL PDU 1 Pakaian Nasional Upacara resmi/kenegaraan,
dan 3 bepergian resmi ke LN,
upacara pelantikan pejabat
tertentu
3. PSR PDU 4 Bebas Rapi Upacara selain upacara
kenegaraan, seperti menerima
tamu LN, upacara pelantikan
4. PSH PDH Bebas Rapi Bekerja sehari-hari dan
keperluan umum lainnya, spt:
upacara peresmian proyek dll
5. Batik Batik Batik Acara resmi/tidak resmi di luar
jam kerja atau acara lainnya
Jenis Pakaian pada Acara Kenegaraan dan Resmi (Pasal
3)
1. Pakaian Sipil Lengkap 1. Pakaian Sipil Lengkap PSL untuk laki-laki berupa jas berwarna gelap, kemeja lengan
(PSL) (PSL) panjang putih, celana panjang yang berwarna sama dengan jas,
dasi, dan sepatu hitam
PSL untuk perempuan berupa jas berwarna gelap, kemeja putih,
rok atau celana panjang yang berwarna sama dengan jas, dan
sepatu hitam
2. Pakaian Dinas 2. Pakaian Dinas Pakaian Dinas Upacara (PDU) bagi TNI dan Polri serta Pakaian Dinas
yang ditetapkan Kementerian/Lembaga Negara
3. Pakaian Kebesaran 3. Pakaian Kebesaran Pakaian Khusus yang digunakan pada upacara resmi, kenegaraan,
atau adat
4. Pakaian Nasional 4. Pakaian Nasional Pakaian yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang dapat
digunakan pada Acara Kenegaraan dan Acara Resmi sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Panitia Negara/Kesekretariatan
Kementerian/Kesekretariatan Lembaga Negara
5. Pakain Sipil Harian (PSH) Ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga
atau Seragam Resmi
Pakaian Sipil Lengkap (PSL)
Pakaian Dinas Upacara (TNI dan Polri)
Permendagri Nomor 6 Tahun 2016
(Pakaian Dinas PNS Di Lingkungan Kemendagri dan Pemda)
Kamis dan
Jumat
PDH Pakaian
Batik/Tenun/Pakaia Linmas (pada
saat hari Linmas
n Khas Daerah dan/atau sesuai
ketentuan acara
Masyarakat Adat
Ogie Bugis
menyematkan
gelar adat
Kapiten Lou
Pulau kepada
Presiden Jokowi
Urutan
Sambutan
Kedatangan
Jajar
dan
kepulangan
Rotation kehormatan
Naik
kendaraan
LANJUTAN BENTUK-BENTUK
PENGHORMATAN
55
Presiden Joko Widodo (kanan) memukul beduk
disaksikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama Said Aqil Siradj sebagai simbolis
pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33
di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla
melaksanakan pertemuan konsultasi dengan Pimpinan Lembaga
Negara di Istana Bogor, Rabu (05/8).