Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KEPROTOKOLAN

Ka. Sub Bagian Undangan pada Bagian Protokol


Biro Humas dan Protokol Prov. Jatim

Contact Person :
+62 812-3141-8056
KEPROTOKOLAN

K “ Kepr otokolan adalah ser an gkai an


E kegiatan yang berkaitan dengan aturan
dalam acara kenegaraan atau acara
P resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata
R Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai
O bentuk penghormatan kepada seseorang
sesuai dengan jabatan dan/atau
T k e d u d u k a n n y a d a la m n e g a r a ,
O pemerintahan, atau masyarakat”.
K
O (UU No. 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan)
L
A
N
TUJUAN PROTOKOL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REP BLIK INDONESIA
U
KOORDINASI KEGIATAN
UNDANGAN:
Undangan, Distribusi Undangan, Daftar Undangan, Konfirmasi Kehadiran Undangan.

BANDARA:
Holding Room, Toilet dan kelengkapannya, Tempat sholat dan kelengkapannya, Jamuan, Tempat Duduk,
Asbak, Alur Masuk/Keluar.

TEMPAT ACARA:
Gedung/tenda, Holding Room, Toilet, Meja, Tempat Duduk, Jamuan, Asbak, Alur Masuk/Keluar.

K PETUGAS:
E Panitia Acara, MC, Dirigen, Pembaca Doa, Paduan Suara, Petugas Protokol (Penerima Tamu, Pengatur
G Tempat Duduk, Pembawa Baki).
I
A ACARA:
T Layout Tempat Acara, Panduan Kegiatan, Susunan Acara, Detil Acara, Gladi Acara.
A
N TRANSPORTASI:
Nomor Polisi dan Kend. Pimpinan, Kend. Rombongan, Pengawalan, Urutan Kendaraan, Konvoi, Kondisi
Jalan/Jembatan, Rute.

AKOMODASI:
Kamar dan Kelengkapan (AC, telp, kran, kloset, handuk, alat mandi, sendal, sajadah, jadwal sholat,
penunjuk kiblat, asbak, jamuan/snack).

PERLENGKAPAN ACARA:
Sound System, Podium, Bendera Merah Putih, Lambang Garuda, Foto Presiden dan Wakil Presiden, AC,
Meja, Kursi, Gong/Palu, Baki, Seating Card, Papan Nama, ATK.
TATA TEMPAT DALAM ACARA KENEGARAAN DAN
ACARA RESMI DI IBU KOTA/PROVINSI/KAB-KOTA
PASAL 9 UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 2010

a. Presiden Republik Indonesia; a. Gubernur;


b. Wakil Presiden Republik Indonesia; b. Wakil gubernur;
c. Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden c. Mantan gubernur dan mantan wakil gubernur;
d. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Republik Indonesia,
provinsi atau nama lainnya;
d. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
e. Kepala perwakilan konsuler negara asing di
Republik Indonesia; daerah;
e. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik f. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Indonesia; Provinsi atau nama lainnya;
f. Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik g. Sekretaris daerah, panglima/komandan
Indonesia; tertinggi Tentara Nasional Indonesia semua
g. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik angkatan, kepala kepolisian, ketua pengadilan
Indonesia; tinggi semua badan peradilan, dan Kepala
kejaksaan tinggi di provinsi;
h. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia;
h. Pemimpin partai politik di provinsi yang
i. Ketua Mahkamah Konstitusi Republik memiliki wakil di Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia; Daerah provinsi;
j. Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia; i. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
k. …..dst ( Pasal 9 undang-undang no. 9 tahun provinsi atau nama lainnya, anggota Majelis
2010 ) Permusyawaratan Ulama Aceh dan anggota
Majelis Rakyat Papua;
j. Bupati/walikota;
k. ..dst (Pasal 10 ayat (1) (Undang-undang no. 9 tahun 2010)
LANJUTAN

a. Bupati/walikota;
b. Wakil bupati/wakil walikota;
c. Mantan bupati/walikota dan mantan wakil
bupati/wakil walikota;
d. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten/kota atau nama lainnya;
e. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten/kota atau nama lainnya;
f. Sekretaris daerah, komandan tertinggi Tentara
Nasional Indonesia semua angkatan, kepala
kepolisian, ketua pengadilan semua badan
peradilan, dan kepala kejaksaan negeri di
kabupaten/kota;
g. pemimpin partai politik di kabupaten/kota yang
memiliki wakil di Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah kabupaten/kota;
h. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten/kota atau nama lainnya;
i. Pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh
Masyarakat Tertentu tingkat kabupaten/kota;
j. ….dst ( Pasal 10 ayat (1) undang-undang no. 9
Tahun 2010 )
TATA TEMPAT BAGI SUAMI/ISTRI
DAN PEJABAT YANG MEWAKILI
PASAL 14 & 15 UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 2010

Pasal 14
(1) Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara
asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh
Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan dan/atau
Acara Resmi dapat didampingi istri atau suami.
(2) Istri atau suami sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menempat i urutan sesuai Tata Tempat suami atau istri.
Pasal 15
(1) Dalam hal Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, kepala
perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional,
serta Tokoh Masyarakat Tertentu berhalangan hadir pada
Acara Kenegaraan atau Acara Resmi, tempatnya tidak diisi
oleh yang mewakilinya.
(2) Seorang yang mewakili sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)mendapat tempat sesuai dengan kedudukan sosial dan
kehormatan yang diterimanya atau jabatannya.
PEDOMAN UMUM TATA TEMPAT
PERATURAN PEMERINTAH NO. 39 TAHUN 2018

 Orang yang mendapatkan tempat untuk


didahulukan adalah seseorang karena jabatan,
pangkat dan derajatnya di dalam pemerintahan
atau masyarakat;
 Orang yang berhak mendapat tata urutan yang
pertama adalah mereka yang mempunyai
urutan paling depan atau paling mendahului;
 Jika berjajar, yang berada di sebelah kanan
dari orang yang mendapat urutan tata tempat
paling utama, dianggap lebih tinggi/mendahului
orang yang duduk di sebelah kirinya.
 Jika menghadap meja, tempat utama adalah
yang menghadap ke pintu keluar dan tempat
terakhir adalah tempat yang paling dekat dengan
pintu keluar.
LANJUTAN

GENAP

5 3 1 2 4 6
LANJUTAN

GANJIL

4 2 1 3 5
LANJUTAN

 Pejabat penyambut (receiving line):


• Pejabat penyambut menerima Tamu dari
sebelah kanan;
• Pejabat pelepas mengantar Tamu dari
arah sebelah kanan.

* Catatan
Pengaturan tata tempat dapat pula mengacu pada situasi dan
kondisi tempat, sifat acara serta kepatutan.
LANJUTAN

( Penjemputan ) ( Pelepasan )
TATA UPACARA
Tata upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi meliputi:

1. Upacara Bendera : Upacara HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, upacara hari


besar nasional, hari ulang tahun lahirnya lembaga negara, hari ulang tahun
lahirnya instansi pemerintah dan hari ulang tahun lahirnya provinsi dan
kabupaten/kota.

2. Upacara Bukan Upacara Bendera


 Dapat dilaksanakan untuk
Acara Kenegaraan / Resmi
 Dalam Acara Kenegaraan
dan Acara Resmi meliputi
tata urutan upacara dan
tata pakaian upacara
LANJUTAN
PERATURAN PEMERINTAH NO. 39 TAHUN 2018

 Acara Kenegaraan adalah acara yang diatur


dan dilaksanakan oleh panitia negara secara
terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil
Presiden, serta Pejabat Negara dan undangan
lain (Pasal 1 Angka 3 PP Nomor 39 Tahun
2018).
 Acara Resmi adalah Acara Resmi adalah
acara yang diatur dan dilaksanakan oleh
pemerintah atau lembaga negara dalam
melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan
dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat
Pemerintahan serta undangan lain (Pasal 1
Angka 4 PP Nomor 39 Tahun 2018).
PENUTUP

Ada kepuasan tersendiri apabila kita dapat


melaksanakan tugas dengan dan lancar

Anda mungkin juga menyukai