Anda di halaman 1dari 68

DASAR HUKUM

KEPROTOKOLAN, TATA
TEMPAT, TATA UPACARA,
TATA PENGHORMATAN

WORKSHOP KEPROTOKOLAN RRI


27 OKTOBER-29 OKTOBER 2022
Hello!
I Am
Ivonne Pongoh
Widyaiswara LAN RI (Purn.)

You can contact me at


ipongoh62@gmail.com
081219994945
LEARNING IS
MORE
EFFECTIVE
WHEN IT IS
FUN
MOTION
CREATES EMOTION
Apa yang Anda
Harapkan dari
Workshop
Keprotokolan
ini?
Menurut Anda, apakah
peran protokol
dibutuhkan dalam acara •Apa makna Keprotokolan bagi Anda?
ini?
AGENDA
DASAR HUKUM KEPROTOKOLAN

PENGERTIAN PROTOKOL DAN


KEPROTOKOLAN

MENGENAL ACARA KENEGARAAN DAN


ACARA RESMI

KONSEPSI DASAR KEPROTOKOLAN (TATA


TEMPAT, UPACARA & PENGHORMATAN)

TANYA JAWAB
Secara umum (awam)
Pengertian Protokol

Seseorang dengan pakaian lengkap


yang sibuk mengatur suatu
kegiatan/upacara
Seseorang yang tampil di depan
mike membawakan acara (MC)
Seseorang yang bertugas melayani
atau menerima tamu-tamu dalam
suatu upacara
Surat-surat resmi yang memuat
hasil-hasil
PENGERTIA perundingan/persetujuan
N Peraturan-peraturan upacara di
PROTOKOL Istana Kepala Negara
(MENURUT KAMUS UMUM
BAHASA INDONESIA,
W.J.S. POERWADARMINTA) Berkenaan dengan penyambutan
tamu-tamu negara
Protocol (Oxford Dictionary)

A system of rules governing formal occasions, eg: The first or original version
meetings between governments, officials, etc: the
protocol of diplomatic visits, a breach of protocol. of an agreement, in
Protocol demands that formal dress be worn on such
occasions.
writing.
(Susunan peraturan yang mengatur acara- Versi pertama atau asli dari
acara formal, contoh pertemuan antar
pemerintah, pejabat dan lain-lain, sebuah perjanjian, dalam
misalnya protokol dalam kunjungan penulisan
diplomatik, pelanggaran keprotokolan.
Protokol mengharuskan digunakannya
pakaian formal dalam acara-acara resmi).
Protokol

Serangkaian aturan dalam acara


kenegaraan atau acara resmi, yang
meliputi aturan mengenai tata tempat, tata
upacara dan tata penghormatan,
sehubungan dengan penghormatan kepada
seseorang, sesuai dengan jabatan dan atau
kedudukannya dalam negara, pemerintah
atau masyarakat”
(UU No. 8 tahun 1987 tentang Protokol)
Keprotokolan

Serangkaian kegiatan yang berkaitan


dengan aturan dalam acara kenegaraan
atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat,
Tata Upacara, dan Tata Penghormatan
sebagai bentuk penghormatan kepada
seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan,
atau masyarakat.
(UU No. 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan)
LANDASAN DAN SUMBER HUKUM
KEPROTOKOLAN
PERSETUJUAN INTERNASIONAL
Konvensi Wina 1815, 1961 dan 1963
PERATURAN PERUNDANGAN
 UU Nomor 8 Tahun 1987 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Keprotokolan
 UU Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
 UU Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961 dan 1963
 PP Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan
Tata Penghormatan
 Keppres Nomor 32 Tahun 1971 tentang Protokol Negara
 Permensesneg Nomor 13 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan Presiden dan
Wakil Presiden RI
TRADISI, ADAT ISTIADAT DAN KEBIASAAN SETEMPAT
AZAS TIMBAL BALIK (RESIPROSITAS)
LOGIKA UMUM (COMMON SENSE)
ACARA KENEGARAAN DAN ACARA RESMI

Diselenggarakan
Diatur secara oleh
Bersifat Kenegaraan terpusat Bersifat Resmi pemerintah/lembag
a negara

KENEGARAAN RESMI

Dihadiri oleh RI 1
Melaksanakan Dihadiri oleh Melaksanakan tugas
dan/atau RI2 serta
acara tertentu Pejabat Negara dan dan fungsi tertentu
Pejabat Negara Pemerintah
dan Pemerintah
ACARA ACARA RESMI
KENEGARAAN
• Bersifat Kenegaraan. Pada Acara • Bersifat Resmi, dapat menggunakan
Kenegaraan mengenakan pakaian Pakaian Sipil Harian atau pakaian lain yang
kebesaran. Kehadiran undangan tidak boleh telah ditentukan. Undangan dapat
diwakilkan. diwakilkan.
• Pembesar Upacara, harus dihadiri oleh • Dapat oleh Pejabat Negara dan/atau
Presiden dan/atau Wakil Presiden Pejabat Pemerintah
• Penyelenggaraannya diatur secara terpusat • Penyelenggaraannya tidak oleh Panitia
oleh Panitia Negara Negara namun oleh Lembaga Negara,
• Melaksanakan Acara Tertentu Instansi Pemerintah Pusat/Daerah
• Melaksanakan tugas dan fungsi tertentu
Pengaturan Keprotokolan bertujuan untuk
a. memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara,
Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau
organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat
Tertentu, dan/atau Tamu Negara sesuai dengan
kedudukan dalam negara, pemerintahan, dan
masyarakat;
b. memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar
berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai dengan
ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara
nasional maupun internasional; dan
c. menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan
antarbangsa.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT

1. Orang yang berhak


mendapat tata urutan
pertama/paling tinggi adalah
mereka yang mempunyai
urutan paling
depan/mendahului.
ATURAN DASAR
TATA TEMPAT
Jika berjajar, yang berada di sebelah kanan dari
orang yang mendapat urutan tata tempat
paling utama, dianggap lebih tinggi/mendahului
orang yang duduk di sebelah kirinya.

Jika menghadap meja, tempat utama yang


menghadap ke pintu keluar dan tempat
terakhir adalah tempat yang paling dekat
dengan pintu keluar.
Pada posisi berjajar pada garis yang sama,
tempat yang terhormat adalah di tempat
paling tengah, dan di tempat sebelah kanan
luar.
ATURAN DASAR TATA
TEMPAT
5. Apabila naik kendaraan, orang yang mendapat tata urutan
paling utama di pesawat terbang naik paling akhir dan turun
paling dahulu.
ATURAN
DASAR TATA
TEMPAT
• Dalam hal
kedatangan dan
kepulangan, orang
yang paling dihormati
selalu datang paling
akhir dan pulang
paling dahulu.
PEDOMAN TATA TEMPAT

A. Urutan Tata Tempat di Pusat


1. Presiden RI
2. Wakil Presiden RI
3. Mantan Presiden & Mantan Wakil Presiden RI
4. Ketua Lembaga Negara Ketua MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK dan KY
5. Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan
6. Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan Organisasi Internasional.
7. Wakil Ketua MPR, DPR, DPD, Gubernur BI, Ketua Badan Penyelenggara Pemilu, Wakil
Ketua BPK,MA, MK dan KY
8. Menteri, Pejabat Setingkat Menteri, Anggota DPR-RI, dan Anggota DPD-RI, serta
Dubes LBBP-RI.
……………………………..

9. Kepala Staf TNI AD, AL dan AU TNI


10. Pemimpin Parpol yang memiliki wakil di DPR-RI
11. Anggota BPK, Ketua Muda dan Hakim Agung MA, Hakim MK, dan Anggota KY
Republik Indonesia.
12. Pemimpin LN yang ditetapkan sebagai PN, Pemimpin LN lainnya yang ditetapkan dg
UU, Deputi Gubernur BI, serta Wakil Ketua Badan Penyelenggara Pemilu.
13. Gubernur Kepala Daerah.
14. Pemilik Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Tertentu
……

15. Pimpinan Lembaga Pemerintah Nonkementerian,Wakil Menteri, Wakil Kepala Staf


AD, AL, dan AU TNI, Wakil Kapolri, Wakil Jakgung, Wakil Gubernur, Ketua DPRD
Provinsi, Pejabat Eselon I atau yang disetarakan.
16. Bupati/Walikota dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota; dan
17. Pimpinan tertinggi representasi organisasi keagamaan tingkat nasional yang
secara faktual diakui keberadaannya oleh Pemerintah dan Masyarakat.
b. Urutan Tata Tempat di Provinsi:
1) Gubernur;
2) Wakil Gubernur;
3) Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur;
4) Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;
5) Kepala Perwakilan Konsuler Negara Asing di daerah;
6) Wakil Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;
7) Sekretaris Daerah, Panglima/Komandan Tertinggi TNI semua angkatan,
Kepala Kepolisian, Ketua Pengadilan Tinggi semua badan peradilan,
dan Kepala Kejaksaan Tinggi di Provinsi.

11
8) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil di DPRD Provinsi;
9) Anggota DPRD Provinsi atau nama lainnya,Anggota Majelis
Permusyawaratan Ulama Aceh dan Anggota Majelis Rakyat Papua;
10) Bupati/Walikota;
11) Kepala Kantor Perwakilan BPK di daerah, Kepala Kantor Perwakilan
BI di daerah, Ketua KPUD;
12) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu
Tingkat Provinsi;
13) Ketua DPRD Kabupaten/Kota;

11
14) Wakil Bupati/Wakil Walikota dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota;
15) Anggota DPRD Kabupaten/Kota;
16) Asisten Sekda Provinsi, Kepala Dinas Tingkat Provinsi, Kepala Kantor
Instansi Vertikal di Provinsi, Kepala Badan Provinsi, dan Pejabat
Eselon II; dan
17) Kepala Bagian Pemerintah Daerah Provinsi dan Pejabat Eselon III.

11
c. Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
1) Bupati/Walikota;
2) Wakil Bupati/Walikota;
3) Mantan Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota;
4) Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya;
5) Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya;
6) Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi TNI semua angkatan, Kepala
Kepolisian, Ketua Pengadilan Tinggi semua badan peradilan, dan
Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten/Kota;

11
7) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil di DPRD
Kabupaten/Kota;
8) Anggota DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya;
9) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat
Kabupaten/Kota;
10) Asisten Sekda Kabupaten/Kota, Kepala Badan Tingkat Kabupaten/Kota,
Kepala Dinas Tingkat Kabupaten/Kota, dan Pejabat Eselon II, Kepala
Kantor Perwakilan BI di Tingkat Kabupaten, Ketua KPU Kabupaten/Kota;

11
11) Kepala Instansi Vertikal Tingkat Kabupaten/Kota, Kepala Unit Pelaksana
Teknis Instansi Vertikal, Komandan Tertinggi TNI semua angkatan di
kecamatan, dan Kepala Kepolisian di kecamatan;
12) Kepala Bagian Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Camat, dan Pejabat
Eselon III;
13) Lurah/Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan Pejabat
Eselon IV.

11
d. Istri / suami yg mendampingi Pejabat Negara/Pemerintah atau Tokoh
Masyarakat ttt mendapat tempat sesuai dengan urutan tata tempat pejabat
tsb

e. Dlm hal Pejabat Negara/Pemerintah atau Tokoh Masyarakat ttt berhalangan


hadir pd suatu acara,maka tempatnya tidak diisi oleh Pejabat yg mewakili
(Pejabat yg mewakili mendapat tempat sesuai dg jabatan yang dipangkunya)

f. Dalam hal Pejabat Negara/Pemerintahan memangku jabatan lebih dari satu


yang berbeda tingkatannya, maka tata tempatnya berdasarkan urutan yang
lebih dahulu

g. Mantan Pejabat Negara/Pemerintah mendapat tempat setingkat lebih rendah


dari jabatan yg pernah dipangku sebelumnya 12
h. Acara resmi yang diselenggarakan oleh instansi pusat dan dilaksanakan di
daerah, maka Menteri/Pimpinan LPNK yang bertindak sebagai tuan rumah
acara. Sedangkan tuan rumah daerah adalah Gubernur atau Bupati/Walikota.

i. Pendamping Presiden RI atau Wakil Presiden RI pada saat menghadiri acara


resmi di daerah :
- Bila penyelenggaranya adalah instansi pusat, maka Menteri/Pimpinan
LPNK yang mendampingi
- Bila penyelenggaranya adalah daerah, maka Gubernur atau Bupati/Walikota
yang bersangkutan yang mendampingi

13
3. Contoh Pengaturan Tata Tempat
a. Berdiri
- Bila berjabat tangan :
P = Presiden
P

5 4 3 2 1

1 = Presiden
M M = Masyarakat
1 2 3 4 5

- Bila tidak berjabat tangan :

5 3 1 2 4 4 2 1 3
14
b. Duduk
- Dalam rapat (meja bentuk U):
13 12
11 10
9 8
7 6 1 = Pemimpin Rapat

5 3 1 2 4
- Meja Bulat :
7 6
5 4
3 2
1 15
- Dalam pertemuan / tatap muka (theater):

6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 11 2 3 4 5 6

1 = Presiden

4 2 1 3

16
LAYOUT TEMPAT ACARA PERESMIAN

Berhadapan : Satu Arah :

Kursi Utama/Main Seat Kursi Perangkat Podium


Tombol Sirine 17
Kursi Menteri/ Rombongan Kursi Muspida Daerah
Meja Prasasti
Resmi Presiden Para Undangan lainnya
LAYOUT TEMPAT ACARA PELATIKAN
PEJABAT NEGARA/PEMERINTAH

Presiden RI Para Pejabat yang dilantik Para istri pejabat


Wakil Presiden RI Para Pimp Lembaga Negara, Undangan lain
Menteri, Ka. LPND/Eselon I Rohaniwan
Perangkat Kepresidenan
LAYOUT TEMPAT ACARA JAMUAN
SANTAP MALAM KENEGARAAN

Kursi Utama/Main Seat Para Ka. Lembaga Negara, Undangan lain


Menteri dan Romb. Resmi 19
Tamu Negara
Aturan Dasar Tata tempat yang telah
kita bahas bersama tersebut pada
dasarnya mengandung esensi bahwa
tata tempat (preseance) mengandung
KESIMPULAN unsur tentang siapa yang berhak
didahulukan dan siapa yang
berhak mendapat prioritas.
TATA
UPACAR
A

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


JENIS UPACARA

UPACARA BENDERA BUKAN UPACARA BENDERA


• Kegiatan pengibaran atau • Kegiatan yang memerlukan
penurunan bendera merah putih pengaturan protokol seperti
yang dilaksanakan dalam rangka antara lain penerimaan tamu-
memperingati hari-hari besar tamu Presiden, pelantikan,
penganugerahan tanda
nasional, seperti HUT Proklamasi kehormatan, peresmian
Kemerdekaan RI, Hari Kebangkitan pembukaan munas/rakernas, dll.
Nasional, Hari Pahlawan dll.
Tata upacara tata urutan dalam upacara
bendera;
bendera dalam
penyelenggaraan
Acara tata bendera negara dalam
Kenegaraan dan upacara bendera;
Acara Resmi
meliputi: tata lagu kebangsaan dalam
upacara bendera; dan

tata pakaian dalam upacara


bendera.
Tata urutan upacara bendera dalam rangka peringatan
Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia, sekurang-kurangnya meliputi:

a. pengibaran bendera negara diiringi


dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya;
b. mengheningkan cipta;
c. pembacaan naskah Pancasila;
d. pembacaan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945; dan
e. pembacaan doa.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
Tata Bendera negara dalam
upacara bendera

a. bendera dikibarkan sampai


dengan saat matahari
terbenam;
b. tiang bendera didirikan di
tempat upacara; dan
c. penghormatan pada saat
pengibaran atau penurunan
bendera.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY


a. pengibaran atau penurunan bendera negara dengan
diiringi lagu kebangsaan;
b. iringan lagu kebangsaan dalam pengibaran atau
penurunan bendera negara dilakukan oleh korps
musik atau genderang dan/atau sangkakala,
sedangkan seluruh peserta upacara mengambil
Tata lagu sikap sempurna dan memberikan penghormatan
kebangsaan menurut keadaan setempat.
dalam upacara c. Dalam hal tidak ada korps musik atau genderang
dan/atau sangkakala pengibaran atau penurunan
bendera bendera negara diringi dengan lagu kebangsaan
oleh seluruh peserta upacara.
d. Waktu pengiring lagu untuk pengibaran atau
penurunan bendera tidak dibenarkan menggunakan
musik dari alat rekam.
PAKAIAN UPACARA
No Pejabat Sipil TNI/POLRI Wanita Acara
(Pria/Wanita) (istri pejabat)
1. PSDH/PSN PDU 2 Pakaian Nasional PSDH: Jamuan resepsi/santap resmi atau
kenegaraan
PSN: Acara resmi/kenegaraan di luar
negeri

2. PSL PDU 1 Pakaian Nasional Upacara resmi/kenegaraan, bepergian


dan 3 resmi ke LN, upacara pelantikan pejabat
tertentu

3. PSR PDU 4 Bebas Rapi Upacara selain upacara kenegaraan,


seperti menerima tamu LN, upacara
pelantikan

4. PSH PDH Bebas Rapi Bekerja sehari-hari dan keperluan umum


lainnya, spt: upacara peresmian proyek
dll

5. Batik Batik Batik Acara resmi/tidak resmi di luar jam kerja


atau acara lainnya
Untuk melaksanakan upacara bendera dalam Acara
Kenegaraan atau Acara Resmi, diperlukan kelengkapan
dan perlengkapan.

Kelengkapan Upacara Perlengkapan Upacara


• inspektur upacara; • bendera
• • Tiang bendera dan tali;
komandan upacara;
• Mimbar upacara
• perwira upacara;
• Naskah Proklamasi
• peserta upacara; • Naskah Pancasila
• pembawa naskah; • Naskah Pembukaan UUD RI tahun
• pembaca naskah; dan 1945
• pembawa acara. • Teks Doa
menyanyikan
dan/atau
mendengarkan Lagu
pembukaan
Kebangsaan ;
Tata urutan Indonesia Raya;

acara bukan
upacara
bendera acara
penutup.
pokok; dan
Bendera negara dalam
Acara Kenegaraan
atau Acara Resmi
upacara bukan
upacara bendera
dipasang pada sebuah
tiang bendera dan
diletakkan di sebelah
kanan mimbar.
Tanda
Penghormatan
DEFINISI TATA PENGHORMATAN
(MENURUT PASAL 1 AYAT 8 PP NO. 62 TAHUN 1990)
• Aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi:

• Acara Kenegaraan
Pejabat Negara • Acara Resmi

Pejabat • Acara Kenegaraan


Pemerintah • Acara Resmi

Tokoh • Acara Kenegaraan


Masyarakat • Acara Resmi
BENTUK-BENTUK PENGHORMATAN
Urutan
Sambutan
• Penghormatan
terhadap seseorang
dalam bentuk
preseance
Kedatangan
• Penghormatan dan
kepulangan
Rotation Jajar
kehormatan
terhadap seseorang
dalam bentuk
rotation
Naik
kendaraan
LANJUTAN BENTUK-BENTUK PENGHORMATAN

• Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk perlakuan


• Penghormatan terhadap sesorang dengan menggunakan Bendera
Kebangsaan Sang Merah Putih
• Penghormatan terhadap seseorang dengan menggunakan Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya
• Penghormatan Jenazah
PENGHORMATAN
TERHADAP
LAMBANG-LAMBANG
KEHORMATAN NKRI
PENGHORMATAN TERHADAP LAMBANG NEGARA

Penggunaan
Penggunaan
Lambang
Lambang
Negara sbg
Negara sbg
cap atau
Lencana
materai

Penggunaan Penggunaan
Lambang Lambang
Negara di Negara sbg
Luar Negeri Perisai
PENGHORMATAN TERHADAP
BENDERA KEBANGSAAN

Ukuran Waktu Pengibaran

Penaikan dan
Tempat Pengibaran Sebagai Penutup Jenazah
Penurunan

Pengibaran bersama
Bendera Kebangsaan Bendera Kebangsaan
Bendera Kebangsaan bersama Bendera Organisasi Asing di Indonesia
Asing
Kedudukan dan Perlakuan
terhadap Presiden dan Wakil
PENGHORMATAN Presiden RI
TERHADAP
GAMBAR RESMI
PRESIDEN DAN
WAKIL PRESIDEN Ukuran dan Tata Cara
RI Pemasangan Gambar Resmi
Presiden dan Wakil Presiden
RI
PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPACARA

Persiapan
• Apa, siapa yang harus Upacara • Pembukaan
berbuat apa, dimana • Acara Pokok
(tempat), bilamana • Menyusun acara, tata ruang, • Penutup
(waktu) pengaturan tempat, membuat
• Bagaimana tata caranya rencana upacara, menetapkan
jenis pakaian
Perencanaan • Pengecekan kelengkapan dan Pelaksanaan
perlengkapan upacara
Upacara Upacara
Latihan :
Coba diskusikan dengan teman Anda, bagaimana dapat
menyelenggarakan suatu acara agar berjalan tertib, rapi,
lancar, dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan
yang berlaku, baik secara nasional maupun internasional

Pilih jenis upacara yang akan Anda lakukan

Pikirkan bagaimana perencanaan, persiapan dan pelaksanaan


upacara tersebut?
Tata Kunjungan

Anda mungkin juga menyukai