Anda di halaman 1dari 47

MATERI KEPROTOKOLAN

UNDANG-UNDANG NO. 9 TAHUN 2010 TENTANG


KEPROTOKOLAN
(PENGATURAN TATA TEMPAT, TATA UPACARA
DAN TATA PENGHORMATAN)

Disampaikan Oleh :
ACHMAD NUZLI, S.STP, MA
BIRO HUMAS & PROTOKOL SETDA PROVINSI JAMBI

PEMERINTAH PROVINSI JAMBI


JAMBI , 21 MARET 2018
KEPROTOKOLAN……???
“Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi,
yang meliputi tata tempat, tata upacara dan tata
penghormatan, sebagai bentuk penghormatan kepada
seseorang, sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya
dalam negara, pemerintahan atau masyarakat”

(Pasal 1 butir 1, UU No. 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan)

2
Protokol adalah petugas yang mengatur pelaksanaan
jalannya upacara

Protokoler adalah serangkaian aturan yang telah


ditetapkan oleh protokol menurut aturan yang baku
atau kelaziman.
Landasan dan sumber
hukum KEPROTOKOLAN
Peraturan Tentang (Domain) Keprotokolan
a. UU NO. 8 Tahun 1987 Tentang Protokol (Sudah Tidak Berlaku)
b. UU No. 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan
c. PP No. 62 Tahun 1990 Tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata
Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan.

Peraturan Terkait (Related) Keprotokolan


a. UU No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
b. UU No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta
Lagu Kebangsaan
c. UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
d. PP No. 24 Tahun 2004 Tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan
dan Anggota DPRD (Revisi PP Nomor 18 Tahun 2017)
e. PP No. 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
f. Perpres No. 11 Tahun 1959 Tentang Pelantikan Jabatan Negeri
g. Keppres No. 18 Tahun 1972 Tentang Penggunaan Pakaian
h. Ketentuan dari institusi/lembaga resmi (tentang pelantikan kepala daerah)
PENGATURAN
KEPROTOKOLAN BERTUJUAN
ADALAH SEMATA-MATA
UNTUK MENJAGA MARTABAT
& WIBAWA PEMIMPIN ,
ORGANISASI DAN NEGARA.
BAIK DAN/ATAU BURUKNYA
PENYELENGGARAAN
KEPROTOKOLAN AKAN
BERIMPLIKASI TERHADAP
CITRA SEORANG PEMIMPIN ,
CITRA SUATU
INSTITUSI/ORGANISASI DAN
CITRA SUATU NEGARA.

BIRO HUMAS & PROTOKOL


SETDA PROVINSI JAMBI 3
1. Penerimaan Tamu
2. Kunjungan Tamu
3. Perjalanan ke daerah / luar negeri
4. Pengaturan Rapat / Sidang
5. Penyelenggaraan Resepsi / Sidang
6. Penyelenggaraan Upacara
7. Pernyataan Selamat (congratulation) atau bela
sungkawa (condolence)
3 ASPEK UTAMA DALAM UNDANG-UNDANG
KEPROTOKOLAN

 TATA TEMPAT
 TATA UPACARA
 TATA PENGHORMATAN

8
TATA TEMPAT
Tata Tempat adalah pengaturan tempat bagi
Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan,
perwakilan negara asing dan/atau organisasi
internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu
dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.

Pada hakekatnya mengandung unsur-unsur siapa


yang berhak lebih didahulukan, atau siapa yang
memperoleh hak menerima prioritas dalam
urutan.

8
TATA TEMPAT/URUTAN

Tata tempat disusun menurut tempat upacara.


Urutan Menteri Negara sesuai urutan tentang
Pembentukan Kabinet.
Tata Tempat antar Pegawai Negeri Sipil diatur
menurut senioritas dengan memberikan tata
urutan sesuai jabatan.
Mantan Pejabat Negara setingkat lebih rendah.
Pasangan (isteri/suami) seorang Pejabat Negara
setingkat dengan Pejabat tersebut.

9
KLASIFIKASI TATA TEMPAT
TATA TEMPAT PEJABAT NEGARA, PEJABAT PEMERINTAH
DAN TOKOH MASYARAKAT TERTENTU DIBAGI DALAM
KLASIFIKASI:

1. NEGARA/NASIONAL (Pasal 9)
2. PROVINSI (Pasal 10)
3. KABUPATEN/KOTA (Pasal 11)

9
10
TATA TEMPAT DI IBUKOTA NEGARA BERDASARKAN UU
KEPROTOKOLAN RI (Pasal 9)
a. Presiden Republik Indonesia;
b. Wakil Presiden Republik Indonesia;
c. Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia,
d. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia;
e. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
f. Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;
g. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
h. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia;
i. Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia;
j. Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia;
k. Perintis pergerakan kebangsaan/kemerdekaan;
l. Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan Organisasi
Internasional;
m. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Wakil Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah,
Gubernur Bank Indonesia, Ketua Komisi Pemilihan Umum; Wakil
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, Wakil Ketua Mahkamah Agung,
Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, dan Wakil Ketua Komisi
Yudisial; BIRO HUMAS & PROTOKOL
SETDA PROVINSI JAMBI
11
n. Menteri, pejabat setingkat menteri, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah republik
Indonesia, serta Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik
Indonesia;
o. Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Tentara
Nasional Indonesia;
p. Pemimpin Partai Politik yang memiliki wakil di Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia;
q. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI, Ketua Mudan dan Hakim Agung
Mahkamah Agung RI, Hakim Mahkamah Konstitusi RI dan anggota Komisi
Yudisial RI;
r. Pemimpin lembaga negara yang ditetapkan sebagai pejabat negara, pemimpin
lembaga negara lainnya yang ditetapkan dengan undang-undang, Deputi
Gubernur Senior dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, serta Wakil ketua
Badan Penyelenggara Pemilihan Umum;
s. Gubernur Kepala Daerah;
t. Pemilik Tanda jasa dan tanda kehormatan tertentu;
12
u. Pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, Wakil menteri, Wakil
Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara TNI,
Wakil Kepala Kepolisian Negara RI, Wakil jaksa Agung RI, Wakil
Gubernur, Ketua DPRD provinsi, Pejabat eseslon I atau yang disetarakan;

v. Bupati/Walikota dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota;

w. Pimpinan tertinggi representasi organisasi keagamaan tingkat nasional


yang secara faktual diakui keberadaannya oleh pemerintah dan
masyarakat.

1313
Pasal 10

Tata Tempat dalam Acara Resmi di Provinsi


ditentukan dengan urutan:
a.Gubernur;
b.Wakil Gubernur;
c.Mantan gubernur dan mantan wakil gubernur;
d.Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi atau nama lainnya;
e.Kepala perwakilan konsuler negara asing di daerah;
f.Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi atau nama lainnya;
g.Sekretaris daerah, panglima/komandan tertinggi Tentara Nasional Indonesia
semua angkatan, kepala kepolisian, ketua pengadilan tinggi semua badan
peradilan, dan kepala kejaksaan tinggi di provinsi;
h.Pemimpin partai politik di provinsi yang memiliki wakil di Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah provinsi;
i.Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi atau nama lainnya,
anggota Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh dan anggota Majelis Rakyat
Papua;
j.Bupati/walikota;

14
k. Kepala Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan di daerah,
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah, ketua Komisi
Pemilihan Umum Daerah;
l. Pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu
tingkat provinsi;
m. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
n. Wakil bupati/wakil walikota dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah kabupaten/kota;
o. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
p. Asisten sekretaris daerah provinsi, kepala dinas tingkat provinsi,
kepala kantor instansi vertikal di provinsi, kepala badan provinsi,
dan pejabat eselon II; dan
q. Kepala bagian pemerintah daerah provinsi dan pejabat eselon III.

15
Pasal 11

Tata Tempat dalam Acara Resmi di


kabupaten/kota ditentukan dengan urutan:
a.Bupati/walikota;
b.Wakil bupati/wakil walikota;
c.Mantan bupati/walikota dan mantan wakil bupati/wakil walikota;
d. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota atau
nama lainnya;
e.Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota
atau nama lainnya;
f.Sekretaris daerah, komandan tertinggi Tentara Nasional Indonesia
semua angkatan, kepala kepolisian, ketua pengadilan semua badan
peradilan, dan kepala kejaksaan negeri di kabupaten/kota;
g.Pemimpin partai politik di kabupaten/kota yang memiliki wakil di
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
h.Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota atau
nama lainnya;

16
i. Pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu
tingkat kabupaten/kota;
j. Asisten sekretaris daerah kabupaten/kota, kepala badan tingkat
kabupaten/kota, kepala dinas tingkat kabupaten/kota, dan
pejabat eselon II, kepala kantor perwakilan Bank Indonesia di
tingkat kabupaten, ketua komisi pemilihan umum
kabupaten/kota;
k. Kepala instansi vertikal tingkat kabupaten/kota, kepala unit
pelaksana teknis instansi vertikal, komandan tertinggi Tentara
Nasional Indonesia semua angkatan di kecamatan, dan kepala
kepolisian di kecamatan;
l. Kepala bagian pemerintah daerah kabupaten/kota, camat, dan
pejabat eselon III;dan
m. Lurah/kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan
pejabat eselon IV.

17
PEDOMAN UMUM TATA
TEMPAT
 ORANG YANG BERHAK MENDAPAT TATA URUTAN
PERTAMA/PALING TINGGI ADALAH MEREKA YANG
MEMPUNYAI URUTAN PALING DEPAN/MENDAHULUI.

 JIKA BERJAJAR, YANG BERADA DI SEBELAH KANAN DARI


ORANG YANG MENDAPAT URUTAN TATA TEMPAT
PALING UTAMA, DIANGGAP LEBIH TINGGI/MENDAHULUI
ORANG YANG DUDUK DI SEBELAH KIRINYA.

 JIKA MENGHADAP MEJA, TEMPAT UTAMA ADALAH YANG


MENGHADAP KE PINTU KELUAR DAN TEMPAT TERAKHIR
ADALAH TEMPAT YANG PALING DEKAT DENGAN PINTU
KELUAR.

18
Bila 2 orang, yang kanan adalah orang yang
paling utama (2-1).
Bila ada 3 orang, yang ditengah adalah orang
yang paling utama (3-1-2).
Bila ada 4 orang, urutannya (4-2-1-3).
Bila ada 5 orang, urutannya (5-3-1-2-4).
Bila ada 6 orang atau lebih,dapatlah diterapkan
prinsip yang sama seperti contoh diatas
menurut jumlahnya genap atau ganjil.

19
1 2

2 1 3

3 1 2 4

4 2 1 3 5

dan seterusnya

20
RUMUSAN GANJIL

66 44 22 11 33 55 77

MEJA PERTEMUAN

GG EE CC AA BB DD FF

21 21
RUMUSAN GENAP
55 33 11 22 44 66

MEJA PERTEMUAN

FF DD BB AA CC EE

22
BENDERA RI BENDERA ASING
PENERJEMAH

TAMU NEGARA PRES. RI

DEL. ASING PENDAMPING


PRES. RI

1923
PERTEMUAN BILATERAL DUA NEGARA

DELEGASI ASING DELEGASI RI

CATATAN :
BENDERA RUANGAN BISA DIPASANG
ATAU TIDAK DIPASANG
24
PENANDATANGANAN KERJASAMA
(MEMORANDUM OF UNDERSTANDING)

MC

MENTERI ASING MENTERI RI

DELEGASI ASING DELEGASI RI

PRESS

IN

25
JAMUAN SANTAP MALAM
ACARA KUNJUNGAN RESMI TAMU NEGARA

STAGE

MENTERI TN MENTERI
PENDAMPING
ISTERI MENTERI 1
PENDAMPING MAIN TABLE ISTERI MENTERI TN

ISTERI TN ISTERI PRESIDEN

PRESIDEN TN
2
3

7 6
5 4

26
PEDOMAN UMUM LAIN
TENTANG TATA TEMPAT

Dalam hal naik kendaraan, seseorang yang mendapat tata urutan paling utama, akan
mendapat perlakuan sebagai berikut:
- naik ke pesawat terbang paling akhir, sedangkan turun paling awal;
- naik dan turun kapal laut paling dahulu;
- naik dan turun mobil atau kereta api paling dahulu, dan ditempatkan pada tempat duduk
yang paling kanan.

Pejabat penyambut (receiving line):


a) Pejabat penyambut menerima Tamu dari sebelah kanan;
b) Pejabat pelepas mengantar Tamu dari arah sebelah kiri.

Catatan: Pengaturan tata tempat dapat pula mengacu pada situasi dan kondisi tempat, sifat
acara serta kepatutan.

27
TATA UPACARA
~ adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam
acara kenegaraan atau acara resmi

ACARA KENEGARAAN adalah acara yang diatur dan


dilaksanakan oleh panitia negara secara terpusat,
dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta
Pejabat Negara dan undangan lain.

ACARA RESMI adalah acara yang diatur dan dilaksanakan


oleh pemerintah atau lembaga negara dalam
melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri
oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintahan
serta undangan lain.

28
No. KARAKTERISTIK ACARA ACARA RESMI
KENEGARAAN
1 AUDIENCE PRESIDEN, WAKIL PEJABAT NEGARA,
PRESIDEN, PEJ. PEMERINTAH,
UNDANGAN LAIN UNDANGAN LAIN

2 KEHADIRAN TIDAK DIWAKILI BOLEH DIWAKILI


UNDANGAN

3 PENYELENGGARAAN TERPUSAT TIDAK TERPUSAT

4 PENYELENGGARA NEGARA/PANITIA LEMBAGA


NEGARA NEGARA/INSTANSI
PEMERINTAH
5 PAKAIAN UPACARA PAKAIAN LENGKAP/RESMI/BATIK/
“KEBESARAN” HARIAN

6 KETENTUAN SECARA PENUH SESUAI SITUASI DAN


KEPROTOKOLAN KONDISI
29
TATA UPACARA BENDERA DALAM PENYELENGGARAAN
ACARA KENEGARAAN DAN ACARA RESMI

Tata urutan dalam upacara bendera


Tata Bendera negara dalam upacara bendera
Tata lagu kebangsaan dalam upacara bendera
Tata pakaian dalam upacara bendera

30
UPACARA BENDERA
Upacara bendera hanya dapat dilaksanakan untuk
acara kenegaraan dan acara resmi :
- HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
- Hari Besar Nasional
- Hari ulang tahun lahirnya lembaga negara
- HUT lahirnya instansi pemerintah
- HUT lahirnya Provinsi dan Kab/Kota

31
TATA URUTAN UPACARA BENDERA
Pengibaran Bendera Negara diiringi
dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya
Mengheningkan cipta
Pembacaan Naskah Pancasila
Pembacaan Pembukaan UUD tahun 1945
Pembacaan Doa

32
TATA BENDERA NEGARA DALAM UPACARA BENDERA

Bendera dikibarkan sampai dengan


saat matahari terbenam
Tiang bendera didirikan di tempat
upacara
Penghormatan pada saat pengibaran
atau penurunan bendera

33
TATA LAGU KEBANGSAAN
Pengibaran atau penurunan bendera negara dengan
diiringi lagu kebangsaan
Iringan lagu kebangsaan dilakukan oleh korps musik
atau genderang atau sangkakala, sedang peserta
upacara mengambil sikap sempurna dan memberikan
penghormatan
Apabila tidak ada korps musik, dapat diiringi oleh
seluruh peserta
Tidak dibenarkan menggunakan musik dari alat
rekam Pada upacara bendera.

34
TATA PAKAIAN UPACARA BENDERA
Pakaian menyesuaikan menyesuaikan dengan jenis
acara
Acara Kenegaraan digunakan pakaian sipil lengkap,
pakaian dinas, pakaian kebesaran atau pakaian
nasional yang berlaku sesuai dengan jabatan atau
kedudukannya dalam masyarakat.
Acara Resmi digunakan pakaian sipil harian atau
seragam resmi lain yang telah ditentukan

35
Persiapan Upacara
a) Kelengkapan Upacara (pejabat, pelaku, petugas
upacara)
b) Perlengkapan Upacara (peralatan dan logistik)
c) Lambang kehormatan NKRI
d) Urutan Acara
e) Juklak Upacara
f) Lay out Upacara
g) Setting Arrangement
h) Menentukan Pakaian Upacara
i) Pelaksanaan Gladi Acara (Gladi Route dan Gladi
Acara).
UPACARA BUKAN UPACARA BENDERA
Tata urutan acara bukan upacara bendera meliputi :
Menyanyikan dan/atau mendengarkan lagu
kebangsaan Indonesia Raya, Pembukaan, Acara
pokok, Penutup
Tata pakaian menyesuaikan dengan jenis acara
Bendera Negara dipasang pada sebuah tiang bendera
dan diletakkan di sebelah kanan mimbar

37
TATA PENGHORMATAN
~ Tata Penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan
pemberian hormat bagi Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau
organisasi internasional, dan Tokoh Masyarakat
Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.

Bentuk-Bentuk Tata Penghormatan:

1. Dalam bentuk preseance


2. Dalam bentuk rotation
3. Dalam bentuk perlakuan
4. Dengan menggunakan Bendera Kebangsaan
5. Dengan menggunakan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6. Penghormatan jenazah

38 38
Pedoman umum yg berlaku dan perlu diingat adalah:
dalam peristiwa resmi, orang yang paling utama beserta
rombongan selalu datang paling akhir, dan apabila akan
meninggalkan ruangan paling dahulu. Oleh karena itu
perlu disediakan ruang transit atau ruang tunggu
sebelum acara siap dimulai.
Urutan dalam memberikan sambutan dalam acara
resmi adalah dimulai dari yang terendah tingkat
kedudukan / jabatannya dan yang terakhir yang
tertinggi / paling utama.
KOORDINASI TERKAIT PERSIAPAN ACARA
1.UNDANGAN:
 Undangan, Distribusi Undangan, Daftar Undangan, Konfirmasi
Undangan.

2.BANDARA:
 Holding Room, Toilet dan kelengkapannya, Tempat sholat dan
kelengkapannya, Jamuan, Tempat Duduk, Asbak, Alur
Masuk/Keluar.

3.TEMPAT ACARA:
 Gedung/tenda, Holding Room, Toilet, Meja, Tempat Duduk,
Jamuan, Asbak, Alur Masuk/Keluar.

4.PETUGAS:
 Panitia Acara, MC, Dirigen, Pembaca Doa, Paduan Suara,
Petugas Protokol (Penerima Tamu, PengaturTempat Duduk,
Pembawa Baki).
5. ACARA:
Layout Tempat Acara, Panduan Kegiatan, Susunan Acara, Detil
Acara, Gladi Acara.

6.TRANSPORTASI: Nomor Polisi dan Kend. Mendagri, Kend.


Rombongan, Pengawalan, Urutan Kendaraan, Konvoi, Kondisi
Jalan/Jembatan, Rute.

7.AKOMODASI: Kamar dan Kelengkapan (AC, telp, kran, kloset,


handuk, alat mandi, sendal, sajadah, jadwal sholat, penunjuk
kiblat, asbak, jamuan/snack).
 
8.PERLENGKAPAN ACARA:
Sound System, Podium, Bendera Merah Putih, Lambang
Garuda, Foto Presiden dan Wakil Presiden, AC, Meja, Kursi,
Gong/Palu, Baki, Setting Card, Papan Nama, ATK.
PERBEDAAN PROTOKOL DAN PA/MC
Tugas Protokol adalah mengatur acara.
Tanggung jawab Protokol membawahi:
- PA/MC
- Dokumentasi
- Konsumsi
- Upacara
- Penerimaan tamu
- Hiburan
- Perlengkapan
- Dekorasi
- Keamanan, dll
Tugas PA/MC adalah membawakan acara.
“DATANG TANPA PERSIAPAN ...PULANG TANPA
PENGHORMATAN”
PENGHORMATAN
45
TANYA JAWAB

1.TATA PAKAIAN ?
2.BAGAIMANA TATA TEMPAT UNTUK
SEORANG TOKOH AGAMA ? TATA TEMPAT
ISTRI PEJABAT NEGARA ADA 2 ?
3.A. METODE KEPTOROKOLAN SUDAH
SESUAI DENGAN ATURAN
B. PENJELESAN YANG TERPUSAT DAN
TIDAK
C.KRITERIA PRTOKOL YANG BAIK ?
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI 46
1. PENGALAMAN TIM, BERKESEMPATAN UNTUK
IKUT SERTA DI PROTOKOL KEDINASAN? ,APAKAH
ADA KELEMBAGAAN KEPROTOKOLAN UNTUK
PEREKRUTAN ORANG YANG SUDAH MENGIKUTI
DIKLAT ?
2. TEKNIS MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA?
PENGIBARAN BENDERA HORMAT DAN BERNYANYI
?
3. PEMBAGIAN TUGAS KEPROTOKOLAN APAKAH
ADA YANG IKUT RANGKAIAN, ? KATA SAMBUTAN
SIAPA YANG MEMBUAT ?
4. BATASAN TUGAS PROTOKOL DALAM RANGKAIAN
ACARA POLITIK ? TEKNIS TUGAS PROTOKOL
ROUNDOWN ACARA ? PETUGAS ? PELAKSANA?
5. KINERJA PROTOKOL MENURUT UMUR
PENGALAMAN, CAKAP, INTEGRITAS KERJA ?
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI 47

Anda mungkin juga menyukai