Disampaikan Oleh :
ACHMAD NUZLI, S.STP, MA
BIRO HUMAS & PROTOKOL SETDA PROVINSI JAMBI
2
Protokol adalah petugas yang mengatur pelaksanaan
jalannya upacara
TATA TEMPAT
TATA UPACARA
TATA PENGHORMATAN
8
TATA TEMPAT
Tata Tempat adalah pengaturan tempat bagi
Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan,
perwakilan negara asing dan/atau organisasi
internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu
dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
8
TATA TEMPAT/URUTAN
9
KLASIFIKASI TATA TEMPAT
TATA TEMPAT PEJABAT NEGARA, PEJABAT PEMERINTAH
DAN TOKOH MASYARAKAT TERTENTU DIBAGI DALAM
KLASIFIKASI:
1. NEGARA/NASIONAL (Pasal 9)
2. PROVINSI (Pasal 10)
3. KABUPATEN/KOTA (Pasal 11)
9
10
TATA TEMPAT DI IBUKOTA NEGARA BERDASARKAN UU
KEPROTOKOLAN RI (Pasal 9)
a. Presiden Republik Indonesia;
b. Wakil Presiden Republik Indonesia;
c. Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia,
d. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia;
e. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
f. Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;
g. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
h. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia;
i. Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia;
j. Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia;
k. Perintis pergerakan kebangsaan/kemerdekaan;
l. Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan Organisasi
Internasional;
m. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Wakil Ketua Dewan
Perwakilan Rakyat, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah,
Gubernur Bank Indonesia, Ketua Komisi Pemilihan Umum; Wakil
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan, Wakil Ketua Mahkamah Agung,
Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, dan Wakil Ketua Komisi
Yudisial; BIRO HUMAS & PROTOKOL
SETDA PROVINSI JAMBI
11
n. Menteri, pejabat setingkat menteri, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah republik
Indonesia, serta Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik
Indonesia;
o. Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Tentara
Nasional Indonesia;
p. Pemimpin Partai Politik yang memiliki wakil di Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia;
q. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan RI, Ketua Mudan dan Hakim Agung
Mahkamah Agung RI, Hakim Mahkamah Konstitusi RI dan anggota Komisi
Yudisial RI;
r. Pemimpin lembaga negara yang ditetapkan sebagai pejabat negara, pemimpin
lembaga negara lainnya yang ditetapkan dengan undang-undang, Deputi
Gubernur Senior dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, serta Wakil ketua
Badan Penyelenggara Pemilihan Umum;
s. Gubernur Kepala Daerah;
t. Pemilik Tanda jasa dan tanda kehormatan tertentu;
12
u. Pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian, Wakil menteri, Wakil
Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara TNI,
Wakil Kepala Kepolisian Negara RI, Wakil jaksa Agung RI, Wakil
Gubernur, Ketua DPRD provinsi, Pejabat eseslon I atau yang disetarakan;
1313
Pasal 10
14
k. Kepala Kantor Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan di daerah,
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah, ketua Komisi
Pemilihan Umum Daerah;
l. Pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu
tingkat provinsi;
m. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
n. Wakil bupati/wakil walikota dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah kabupaten/kota;
o. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota;
p. Asisten sekretaris daerah provinsi, kepala dinas tingkat provinsi,
kepala kantor instansi vertikal di provinsi, kepala badan provinsi,
dan pejabat eselon II; dan
q. Kepala bagian pemerintah daerah provinsi dan pejabat eselon III.
15
Pasal 11
16
i. Pemuka agama, pemuka adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu
tingkat kabupaten/kota;
j. Asisten sekretaris daerah kabupaten/kota, kepala badan tingkat
kabupaten/kota, kepala dinas tingkat kabupaten/kota, dan
pejabat eselon II, kepala kantor perwakilan Bank Indonesia di
tingkat kabupaten, ketua komisi pemilihan umum
kabupaten/kota;
k. Kepala instansi vertikal tingkat kabupaten/kota, kepala unit
pelaksana teknis instansi vertikal, komandan tertinggi Tentara
Nasional Indonesia semua angkatan di kecamatan, dan kepala
kepolisian di kecamatan;
l. Kepala bagian pemerintah daerah kabupaten/kota, camat, dan
pejabat eselon III;dan
m. Lurah/kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan
pejabat eselon IV.
17
PEDOMAN UMUM TATA
TEMPAT
ORANG YANG BERHAK MENDAPAT TATA URUTAN
PERTAMA/PALING TINGGI ADALAH MEREKA YANG
MEMPUNYAI URUTAN PALING DEPAN/MENDAHULUI.
18
Bila 2 orang, yang kanan adalah orang yang
paling utama (2-1).
Bila ada 3 orang, yang ditengah adalah orang
yang paling utama (3-1-2).
Bila ada 4 orang, urutannya (4-2-1-3).
Bila ada 5 orang, urutannya (5-3-1-2-4).
Bila ada 6 orang atau lebih,dapatlah diterapkan
prinsip yang sama seperti contoh diatas
menurut jumlahnya genap atau ganjil.
19
1 2
2 1 3
3 1 2 4
4 2 1 3 5
dan seterusnya
20
RUMUSAN GANJIL
66 44 22 11 33 55 77
MEJA PERTEMUAN
GG EE CC AA BB DD FF
21 21
RUMUSAN GENAP
55 33 11 22 44 66
MEJA PERTEMUAN
FF DD BB AA CC EE
22
BENDERA RI BENDERA ASING
PENERJEMAH
1923
PERTEMUAN BILATERAL DUA NEGARA
CATATAN :
BENDERA RUANGAN BISA DIPASANG
ATAU TIDAK DIPASANG
24
PENANDATANGANAN KERJASAMA
(MEMORANDUM OF UNDERSTANDING)
MC
PRESS
IN
25
JAMUAN SANTAP MALAM
ACARA KUNJUNGAN RESMI TAMU NEGARA
STAGE
MENTERI TN MENTERI
PENDAMPING
ISTERI MENTERI 1
PENDAMPING MAIN TABLE ISTERI MENTERI TN
PRESIDEN TN
2
3
7 6
5 4
26
PEDOMAN UMUM LAIN
TENTANG TATA TEMPAT
Dalam hal naik kendaraan, seseorang yang mendapat tata urutan paling utama, akan
mendapat perlakuan sebagai berikut:
- naik ke pesawat terbang paling akhir, sedangkan turun paling awal;
- naik dan turun kapal laut paling dahulu;
- naik dan turun mobil atau kereta api paling dahulu, dan ditempatkan pada tempat duduk
yang paling kanan.
Catatan: Pengaturan tata tempat dapat pula mengacu pada situasi dan kondisi tempat, sifat
acara serta kepatutan.
27
TATA UPACARA
~ adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam
acara kenegaraan atau acara resmi
28
No. KARAKTERISTIK ACARA ACARA RESMI
KENEGARAAN
1 AUDIENCE PRESIDEN, WAKIL PEJABAT NEGARA,
PRESIDEN, PEJ. PEMERINTAH,
UNDANGAN LAIN UNDANGAN LAIN
30
UPACARA BENDERA
Upacara bendera hanya dapat dilaksanakan untuk
acara kenegaraan dan acara resmi :
- HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
- Hari Besar Nasional
- Hari ulang tahun lahirnya lembaga negara
- HUT lahirnya instansi pemerintah
- HUT lahirnya Provinsi dan Kab/Kota
31
TATA URUTAN UPACARA BENDERA
Pengibaran Bendera Negara diiringi
dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya
Mengheningkan cipta
Pembacaan Naskah Pancasila
Pembacaan Pembukaan UUD tahun 1945
Pembacaan Doa
32
TATA BENDERA NEGARA DALAM UPACARA BENDERA
33
TATA LAGU KEBANGSAAN
Pengibaran atau penurunan bendera negara dengan
diiringi lagu kebangsaan
Iringan lagu kebangsaan dilakukan oleh korps musik
atau genderang atau sangkakala, sedang peserta
upacara mengambil sikap sempurna dan memberikan
penghormatan
Apabila tidak ada korps musik, dapat diiringi oleh
seluruh peserta
Tidak dibenarkan menggunakan musik dari alat
rekam Pada upacara bendera.
34
TATA PAKAIAN UPACARA BENDERA
Pakaian menyesuaikan menyesuaikan dengan jenis
acara
Acara Kenegaraan digunakan pakaian sipil lengkap,
pakaian dinas, pakaian kebesaran atau pakaian
nasional yang berlaku sesuai dengan jabatan atau
kedudukannya dalam masyarakat.
Acara Resmi digunakan pakaian sipil harian atau
seragam resmi lain yang telah ditentukan
35
Persiapan Upacara
a) Kelengkapan Upacara (pejabat, pelaku, petugas
upacara)
b) Perlengkapan Upacara (peralatan dan logistik)
c) Lambang kehormatan NKRI
d) Urutan Acara
e) Juklak Upacara
f) Lay out Upacara
g) Setting Arrangement
h) Menentukan Pakaian Upacara
i) Pelaksanaan Gladi Acara (Gladi Route dan Gladi
Acara).
UPACARA BUKAN UPACARA BENDERA
Tata urutan acara bukan upacara bendera meliputi :
Menyanyikan dan/atau mendengarkan lagu
kebangsaan Indonesia Raya, Pembukaan, Acara
pokok, Penutup
Tata pakaian menyesuaikan dengan jenis acara
Bendera Negara dipasang pada sebuah tiang bendera
dan diletakkan di sebelah kanan mimbar
37
TATA PENGHORMATAN
~ Tata Penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan
pemberian hormat bagi Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau
organisasi internasional, dan Tokoh Masyarakat
Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
38 38
Pedoman umum yg berlaku dan perlu diingat adalah:
dalam peristiwa resmi, orang yang paling utama beserta
rombongan selalu datang paling akhir, dan apabila akan
meninggalkan ruangan paling dahulu. Oleh karena itu
perlu disediakan ruang transit atau ruang tunggu
sebelum acara siap dimulai.
Urutan dalam memberikan sambutan dalam acara
resmi adalah dimulai dari yang terendah tingkat
kedudukan / jabatannya dan yang terakhir yang
tertinggi / paling utama.
KOORDINASI TERKAIT PERSIAPAN ACARA
1.UNDANGAN:
Undangan, Distribusi Undangan, Daftar Undangan, Konfirmasi
Undangan.
2.BANDARA:
Holding Room, Toilet dan kelengkapannya, Tempat sholat dan
kelengkapannya, Jamuan, Tempat Duduk, Asbak, Alur
Masuk/Keluar.
3.TEMPAT ACARA:
Gedung/tenda, Holding Room, Toilet, Meja, Tempat Duduk,
Jamuan, Asbak, Alur Masuk/Keluar.
4.PETUGAS:
Panitia Acara, MC, Dirigen, Pembaca Doa, Paduan Suara,
Petugas Protokol (Penerima Tamu, PengaturTempat Duduk,
Pembawa Baki).
5. ACARA:
Layout Tempat Acara, Panduan Kegiatan, Susunan Acara, Detil
Acara, Gladi Acara.
1.TATA PAKAIAN ?
2.BAGAIMANA TATA TEMPAT UNTUK
SEORANG TOKOH AGAMA ? TATA TEMPAT
ISTRI PEJABAT NEGARA ADA 2 ?
3.A. METODE KEPTOROKOLAN SUDAH
SESUAI DENGAN ATURAN
B. PENJELESAN YANG TERPUSAT DAN
TIDAK
C.KRITERIA PRTOKOL YANG BAIK ?
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI 46
1. PENGALAMAN TIM, BERKESEMPATAN UNTUK
IKUT SERTA DI PROTOKOL KEDINASAN? ,APAKAH
ADA KELEMBAGAAN KEPROTOKOLAN UNTUK
PEREKRUTAN ORANG YANG SUDAH MENGIKUTI
DIKLAT ?
2. TEKNIS MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA?
PENGIBARAN BENDERA HORMAT DAN BERNYANYI
?
3. PEMBAGIAN TUGAS KEPROTOKOLAN APAKAH
ADA YANG IKUT RANGKAIAN, ? KATA SAMBUTAN
SIAPA YANG MEMBUAT ?
4. BATASAN TUGAS PROTOKOL DALAM RANGKAIAN
ACARA POLITIK ? TEKNIS TUGAS PROTOKOL
ROUNDOWN ACARA ? PETUGAS ? PELAKSANA?
5. KINERJA PROTOKOL MENURUT UMUR
PENGALAMAN, CAKAP, INTEGRITAS KERJA ?
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI 47