Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL LEMBAGA EKSEKUTIF

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

DOSEN PEMBIMBING :

BPK. SAHRUL ALIM, S.TP,MM.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I
1. REZA SITI NUR AZIZAH (18242055)
2. NIDIA CITRA ASRI (18242051)
3. M. ASHRUL ICHWAN (18242047)
4. M. FARID NUGRAHA (18242048)
5. LALU MUH. RUSMAN H P(18242044)
6. TRI RANGGA WASKITA (18242059)

AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK ANDAKARA JAKARTA JL . RAYA KALIMALANG


BLOK E NO.4 C/D RT. 2/RW.16 , DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR,13420
TELP.021-8614479
A. TUGAS PRESIDEN SEBAGAI KEPALA NEGARA

Seorang Presiden di dalam Negara

Republik mempunyai dua tugas dan jabatan,


yakni sebagai Kepala Negara dan Kepala
Pemerintahan. Begitu pula yang terjadi di
Indonesia. Karena Negara Indonesia ini
merupakan Negara Kesatuan yang
berbentuk Republik, maka Presiden juga
memiliki dua fungsi yaitu sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.
Sebagai Kepala Negara, Presiden tentu memiliki tugas-tugas khusus yang
harus dilakukan oleh Presiden selaku Kepala Negara. Untuk menentukan tugas-tugas
tersebut, perlu suatu peraturan perundangan-undangan dasar yang telah disusun
sebelumnya agar dapat menjadi pedoman seorang Presiden untuk menjalankan
tugasnya sebagai Kepala Negara. Maka dari itu di dalam sebuah Negara, peran
Undang-Undang Dasar sangat penting untuk menentukan tugas Presiden sebagai
Kepala Negara. Tugas Presiden sebagai Kepala Negara tercantum dalam peraturan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut :

a. Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan


Laut dan Angkatan Udara (Pasal 10).
b. Presiden mengangkat duta dan konsul (Pasal 13 ayat 1).
c. Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 13 ayat 3).

B. TUGAS PRESIDEN SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN


Dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala Pemerintahan, seorang
Presiden tentu memerlukan landasan atau dasar sebagai pedoman dalam
menjalankan pemerintahan suatu Negara. Maka dari itu, di dalam sebuah Negara,
pastilah memiliki landasan atau aturan dasar untuk menentukan pedoman tersebut.
Aturan dasar tersebut terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945. Di Indonesia,
tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan tertuang dalam peraturan
perundangan-undangan sebagai berikut :  

a. Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar


(Pasal 4 ayat 1).
b. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya (Pasal 5 ayat 2).
c. Presiden mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri (Pasal 17 ayat 2).
d. Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
untuk menjadi undang-undang (Pasal 20 ayat 4).
e. Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja negara diajukan
oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah (Pasal 23 ayat 2).
f. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah dan
diresmikan oleh Presiden (Pasal 23F ayat 1).
g. Calon Hakim Agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat
untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim
agung oleh Presiden (Pasal 24A ayat 3).
h. Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat (Pasal 24B ayat 3).
i. Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi
yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh
Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang
oleh Presiden (Pasal 24C ayat 3).

C. KEMENTERIAN KOORDINATOR DAN KEMENTERIAN-KEMENTERIAN DI BAWAHNYA

Dalam fungsi eksekutif, Presiden dibantu oleh Lembaga Pemerintah


Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementrian. Jumlah Kementerian di
Indonesia adalah 31 Kementerian ditambah 4 Kementerian Koordinator. Hal ini
sesuai dengan UU No.39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dan Perpres No.
47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.
Sedangkan jumlah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) sebanyak 31
lembaga.

Berikut adalah nama-nama Kementrian Koordinator dan Kementrian Pelaksana


beserta menterinya.

a. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan (Kemenko


Polhukam)
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
mengoordinasikan:
1. Kementerian Dalam Negeri
2. Kementerian Luar Negeri
3. Kementerian Pertahanan
4. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
5. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
6. Kejaksaan Agung Indonesia
7. Badan Intelijen Negara
8. Tentara Nasional Indonesia
9. Kepolisian Negara Republik Indonesia
10. Badan Siber dan Sandi Negara
11. Badan Koordinasi Keamanan Laut
12. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
b.  Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian)

Kementerian ini berkoordinasi dengan beberapa kementerian, antara lain :

1. Kementerian Keuangan (Kemenkeu)


2. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker)
3. Kementerian Perindustrian (Kemenperin)
4. Kementerian Perdagangan (Kemendag)
5. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera)
6. Kementerian Pertanian (Kementan)
7. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen LHK)
8. Kementerian Agraria dan Tata Ruang
9. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kemen BUMN)
10. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemkop UKM)
c. Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Kemen PMK)

Kementerian ini berkoodinasi dengan beberapa kementerian, antara lain :

1. Kementerian Agama (Kemenag)


2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
3. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti)
4. Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
5. Kementerian Sosial (Kemensos)
6. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
(Kemendes PDT-T)
7. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PP
& PA)
8. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)
d. Kementerian Koordinator Bidang Maritim

Kementerian ini berkoodinasi dengan beberapa kementerian, antara lain :

1. Kementerian Energi dan dan Sumber Daya Mineral (Kemen ESDM)


2. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
3. Kementerian Perhubungan (Kemenhub)
4. Kementerian Pariwisata (Kemenpar)
D. LEMBAGA - LEMBAGA SETINGKAT MENTERI
a. Bapenas
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang perencanaan pembangunan
nasional untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang perencanaan


pembangunan nasional, strategi pembangunan nasional, arah kebijakan
sektoral, lintas sektor, dan lintas wilayah, serta kerangka ekonomi makro
yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk
arah kebijakan fiskal, kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan;
2. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan
dan penganggaran pembangunan nasional;
3. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional;
4. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; dan
5. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional.

b. Polri
Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di
bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
Pengemban fungsi kepolisian adalah Polri yang dibantu oleh:

1. kepolisian khusus;

2. penyidik pegawai negeri sipil; dan/atau

3. bentuk-bentuk pengamanan swakarsa.

Polri bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang


meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan
tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara


keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanan dalam negeri. Polri adalah Kepolisian Nasional yang
merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran dimaksud.

c. Kejaksaan

Tugas kejaksaan adalah melakukan pra penuntutan, pemeriksaan,


tambahan, penuntutan, pelaksanaan terhadap hakim dan putusan pengadilan,
pengawasan terhadap pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan tindakan
hukum lainnya dalam perkara tindak pidana umum berdasarkan peraturan
perundang-perundangan dan kebijaksanaan oleh Jaksa Agung.

Fungsi kejasaandiantaranya :

1. Perumusan kebijaksanaan teknis dan kegiatan yustisial pidan umum


berupa pemberian bimbingan dan pembinaan dalam bidang tugasnya.
2. Perencaaan dan pelaksanaan dan pengendalian kegiatan prapenuntutan,
pemeriksaaan tambahan, penuntutan dalam tindak pidan terhadap
keamana negara dan ketertiban umum, tindak pidana terhadap orang dan
harta benda serta tindak pidana umum yang diatur di dalam dan diluar
kirab undang-undang hukum pidana.
3. Pelaksanaan penetapan hakim dan putusan pengadilan pelaksaan
pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat dan
tindakan hokum lainnya dalam perkara tindak pidana umum serta
pengadminitrasiannya.
4. Pembinaan kerja sama, pelaksanaan, koordinasi dan pemberian bimbingan
serta petunjuk teknis dalam penanganan perkara tindak pidana umum
dengan instansi terkait berdasarkan peraturann perundang-perundangan
dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh jaksa agung.
5. Pemberian sarana, konsepsi, tentang pendapat dan/atau pertimbangan
hukum jaksa agung mengenai perkara tindak pidana umum dan masalah
hokum lainnya dalam kebijakan penegakan hukum.
6. Pembinaan dan peningkatan kemampuan keterampilan dan intregitas
aparat tindak pidana umum di lingkungan kejaksaan.
7. Pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan di
bidang tindak pidana umum berdasarakan peraturan perundang-
perundangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung.
d. Panglima TNI
TNI sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai;

1. penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman


bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa;
2. penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a; dan
3. pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat
kekacauan keamanan.

Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TNI


merupakan komponen utama sistem pertahanan negara.

Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,


mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara.

Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:

1. oprasi militer untuk perang


2. operasi militer selain perang, yaitu untuk:

Adapun tugas TNI secara umum:

1. Mengatasi gerakan separatis bersenjata;


2. Mengatasi pemberontakan bersenjata;
3. Mengatasi aksi terorisme;
4. Mengamankan wilayah perbatasan;
5. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;
6. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik
luar negeri;
7. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;
8. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya
secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta;
9. Membantu tugas pemerintahan di daerah;
10. Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas
keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang;
11. Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan
perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia;
12. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan
pemberian bantuan kemanusiaan;
13. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and
rescue); serta
14. Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan
terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.

e. Sekretariat Kabinet

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2015 tentang SekKab,


SekKab memiliki tugas dalam memberikan dukungan pengelolaan manajemen
kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan
pemerintahan.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Sekretariat Kabinet


menyelenggarakan fungsi, antara lain

1. Perumusan dan penyiapan analisis atas rencana kebijakan dan program


pemerintah di bidang politik, hukum, keamanan, perekonomian,
pembangunan manusia, kebudayaan, dan kemaritiman;
2. Penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan di bidang politik, hukum, keamanan, perekonomian,
pembangunan manusia, kebudayaan, dan kemaritiman;

3. Pengawasan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang


politik, hukum, keamanan, perekonomian, pembangunan manusia,
kebudayaan, dan kemaritiman;

4. Pemberian persetujuan kepada Menteri Sekretaris Negara atas


permohonan izin prakarsa penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan dan atas substansi rancangan peraturan perundang-undangan;

5. Penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan, dan pengelolaan sidang


kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden, penyiapan naskah bagi Presiden
dan/atau Wakil Presiden, pelaksanaan penerjemahan dan pembinaan
jabatan fungsional penerjemah, serta penyelenggaraan hubungan
kemasyarakatan dan keprotokolan; dan

6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dan/atau Wakil


Presiden.

f. BIN (Badan Intelijen Negara)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2011 tentang Intelijen


Negara Pasal 10 menyebutkan bahwa Badan Intelijen Negara merupakan alat Negara
yang menyelenggarakan fungsi Intelijen Dalam dan Luar Negeri.

Dalam penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun


2012 tentang Intelijen Negara, khususnya pada bagian "Umum", dijelaskan bahwa :
Personel Intelijen Negara harus mempunyai sikap dan tindakan yang professional,
obyektif, dan netral.

Sikap dan tindakan tersebut mencerminkan Personel Intelijen Negara


yang independen dan imparsial karena segala tindakan didasarkan pada fakta dan
tidak terpengaruh pada kepentingan pribadi atau golongan serta tidak bergantung
pada pihak lain, tetapi semata-mata hanya untuk kepentingan bangsa dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai