Anda di halaman 1dari 21

FISIKA ATOM

Perkembangan teori atom melibatkan Demokritus sebagai pemikir awal, Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr,
sampai ke model atom teori mekanika kuantum yang diyakini ilmuwan saat ini.
Perkembangan Teori Atom
Apakah bangun dasar dari setiap zat?
Pertanyaan itu telah muncul lebih dari 2000 tahun yang lalu. Demokritus, salah seorang filsuf Yunani kuno
saat itu, setelah mengajukan banyak pertanyaan dan pengamatan sampai pada kesimpulan bahwa zat tidak
dapat terus dibagi menjadi bagian yang lebih kecil; suatu saat akan diperoleh bagian zat yang paling kecil
yang tidak dapat dibagi lagi. Demokritus menamakan bagian kecil yang tidak dapat dibagi lagi itu sebagai
atom (kata atom berasal dari bahasa Yunani yang berarti “tidak dapat dipotong” atau “tidak dapat dibagi”).
Walaupun Demokritus sudah berada di jalur yang benar, sejarah menunjukkan teori atom yang murni hasil
pemikiran ini diabaikan dan dilupakan orang selama 2000 tahun.
Setelah ribuan tahun terlupakan, pemikiran Demokritus tentang atom kembali dimunculkan kembali oleh
John Dalton (1766 – 1844), ilmuwan Inggris yang telah lama berkecimpung dalam meteorologi (ilmu tentang
cuaca). Pengamatannya terhadap komposisi udara, mengarahkan Dalton untuk meneliti sifat-sifat gas.
Dalton menemukan bahwa gas-gas tersebut bergabung seolah-olah mereka disusun oleh partikel-partikel
individu. Partikel-partikel ini adalah atom-atom Demokritus.
Pada tahun 1502, Dalton menggabungkan hasil-hasil eksperimennya dengan pengamatan-pengamatan lain
tentang zat dan mengusulkan tentang teori atom. Teori atom yang
diusulkan Dalton adalah sebagai berikut :
(1) Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak
dapat dibagi lagi.
(2) Atom-atom suatu unsur semuanya serupa dan tidak dapat
berubah menjadi atom unsur lain. Misalnya, atom perak tidak
dapat berubah menjadi atom besi.
(3) Dua atom atau lebih dari unsur-unsur berlainan dapat
membentuk suatu molekul. Misalnya atom hidrogen dan
atom oksigen bersenyawa membentuk molekul air (H2O).
John Dalton
(4) Pada suatu reaksi kimia, atom-atom berpisah kemudian
bergabung lagi dengan susunan yang berbeda dari semula, tetapi massa keseluruhannya tetap.
Gagasan ini sesuai dengan hukum Lavoisier yang berbunyi : massa zat sebelum reaksi sama dengan
massa zat sesudah reaksi.
(5) Pada reaksi kimia, atom-atom bergabung menurut perbandingan tertentu yang sederhana. Gagasan
ini sesuai dengan hukum Proust yang berbunyi : perbandingan berat unsur-unsur yang menyusun
suatu senyawa selalu tetap.

Lambang Atom Dalton Lambang Atom Alkimia


Model Atom Thomson
Tabung Lucutan Gas
Pada tahun 1800-an para fisikawan melakukan percobaan pelucutan muatan dalam tabung lucutan gas.
Tabung lucutan gas adalah sebuah tabung kaca (seperti tabung lampu neon) yang memiliki dua buah
elektroda pada kedua ujungnya. Ketika gas dalam tabung dikurangi dengan memompanya keluar tabung
sampai tekanannya kira-kira 0,01 mmHg , kaca di dekat anode berpendar kehijau-hijauan.
Menurut ahli fisika pada tahun 1870-an, cahaya kehijau-hijauan itu adalah akibat radiasi sinar yang bergerak
dari katoda menuju anoda. Sinar itu disebut sinar katoda. Para ahli fisika bertanya : Apakah sinar katoda
seperti cahaya ataukah seperti partikel bermuatan ? Melalui penelitian lebih lanjut diketahui bahwa sinar
katoda adalah partikel-partikel bermuatan negatif.
Percobaan Thomson
Thomson melakukan percobaan pada tahun 1897 untuk mengukur
perbandingan massa dan muatan e/m dari partikel bermuatan
negatif tersebut. Dalam percobaannya, Thomson menggunakan
sebuah tabung sinar katoda, hanya semua udara di dalam tabung
dikeluarkan sehingga tekanan udara di dalam tabung tinggal 0,01
mmHg. V merupakan beda potensial antara katoda C dan anoda A.
Beda potensial ini mempercepat partikel-partikel bermuatan
negatif yang keluar dari anoda menuju ke katoda. Kecepatan
partikel-partikel bermuatan negatif yang keluar dari katoda v dapat
dihitung dari fakta bahwa energi potensial listrik yang diterima oleh
partikel bermuatan e dari beda potensial V, yaitu EP = eV , diubah
menjadi eneregi kinetik elektron yang keluar dari katoda, yaitu EK =
J. J. Thomson ½ mv2.

Dengan demikian diperoleh persamaan


𝐸𝑃𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝐸𝐾
1
𝑒𝑉 = 𝑚𝑣 2
2
𝑒 𝑣2
=
𝑚 2𝑉
Dimana e, m, dan v berturut-turut adalah muatan, massa, dan kecepatan partikel negatif.
Bagaimana cara mendapatkan kecepatan negatif v? Beberapa partikel berhasil melewati lubang anoda A
membentuk berkas-berkas partikel tipis. Supaya berkas partikel dengan kecepatan v ini bergerak lurus
menuju ke layar, maka di tengah tabung diletakkan keping sejajar dengan kuat medan listrik E berarah ke
bawah dengan elektromagnet dengan induksi magnetik berarah keluar bidang tabung.
𝐸
𝑣=
𝐵
2
𝑒 𝑣 2 (𝐸⁄𝐵)
= =
𝑚 2𝑉 2𝑉
𝑒 𝐸2
=
𝑚 2𝑉𝐵2
Dengan mengetahui nilai-nilai kuat medan listrik keping sejajar, E , beda potensial antara katoda dan anoda
tabung V, dan besar induksi magnetik B, maka nilai e/m dari partikel negatif dapat ditentukan. Thomson
mendapatkan bahwa nilai e/m tidak bergantung pada jenis logam katoda dan jenis gas dalam tabung. Dari
sini Thomson menarik kesimpulan bahwa partikel-partikel sinar katoda adalah unsur pokok dari semua
materi (zat). Thomson menyebutkan partikel negatif itu dengan corpuscles. Sekarang partikel tersebut
dikenal sebagai elektron. Nilai e/m dari elektron yang diterima saat ini adalah e/m = 1,758803 x 1011 C/kg,
nilai asli yang diperoleh Thomson adalah 1,0 x 1011 C/kg.
Teori Atom Thomson
Thomson berhasil menemukan nilai e/m dari elektron dan menarik kesimpulan bahwa elektron pastilah
partikel paling dasar dari setiap materi. Ini berarti bahwa elektron adalah bagian dari atom. Jadi, atom masih
dapat dibagi lagi menjadi partikel subatomik. Dengan demikian, model atom Dalton telah gugur. Thomson
menyatakan bahwa elektron adalah bagian dari atom sehingga dia yakin bahwa massa dari elektron pastilah
jauh lebih kecil daripada massa atom. Walaupun demikian ia sendiri tidak dapat menentukan berapa massa
elektron.
Thomson menyatakan bahwa atom mengandung banyak sekali elektron-elektron bermuatan negatif. Tetapi
ini mengundang masalah baru. Secara fakta, atom adalah netral (tidak bermuatan). Jadi dalam atom harus
ada partikel-partikel subatomik lainsebagai penyeimbang muatan-muatan negatif elektron. Oleh karena itu
Thomson dengan yakin menyatakan bahwa atom haruslah juga mengandung muatan-muatan positiff.
Masalah berikut adalah bagaimana elektron dan muatan-muatan positif itu terdistribusi dalam atom?
Thomson mengusulkan model atom sebagai berikut :
Atom berbentuk bola padat dengan muatan-
muatan listrik positif tersebar merata di seluruh
bagian bola; muatan-muatan positif ini dinetralkan
oleh lektron-elektron bermuatan engatif yang
melekat pada bola seragam bermuatan positif
tersebut, seperti kismis yang melekat pada sebuah
puding.
Oleh karena itu Thomson model atom Thomson
dikenal dengan sebutan Plum Pudding Model
(model puding kismis)

Percobaan Millikan
Pada tahun 1909, seorang ahli fisika Amerika, Robert A. Millikan (1885 – 1953) berhasil mengukur muatan
listrik sebuah elektron. Dalam percobaannya, ia menggunakan tetesan minyak. Oleh karena itu,
percobaannya dikenal dengan sebutan percobaan tetes minyak Millikan (Millikan’s oil drop experiment).
Diagram percobaan Millikan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
𝑉
𝐸=
𝑑

qE

q v=0

mg

Dua keping logam horizntal dipisahkan dalam jarak d (orde milimeter). Minyak disemprotkan dari bagian
atas keping oleh penyemprot tetesan. Beberapa tetesan minyak memasuki lubang kecil pada keping atas.
Tetesan minyak menjadi bermuatan listrik karena bergesekan dengan udara.
Sebuah tetesan minyak yang masuk melalui lubang pada keping bagian atas diamati dengan teleskop.
Tetesan minyak terlihat di teleskop menyerupai bintang-bintang kecil yang sangat terang. Jika kedua keping
tidak diberi muautan listrik, tetesan minyak akan bergerak lurus ke bawah karena keseimbangan antara tiga
gaya yang bekerja pada tetesan minyak : gaya berat, gaya apung udara, dan gaya gesekan udara. Jika keping
atas diberi muatan listrik positif (+) dan keping bawah diberi muatan listrik negatif (-), maka dengan mengatur
besar kuat medan listrik E di antara kedua keping, tetesan m inyak dibuat diam di antara kedua keping. Pada
saat ini, gaya listrik yang dihasilkan medan listrik, qE, seimbang dengan berat tetesan minyak mg. Kita peroleh
persamaan :
𝑞𝐸 = 𝑚𝑔
Anggap tetesan minyak mengandung n buah elektron dengan muuatan tiap elektron adalah e, maka
persamaan di atas menjadi
𝑛𝑒𝐸 = 𝑚𝑔
𝑚𝑔
𝑛𝑒 =
𝐸
Kita belum dapat menghitung muatan listrik karena massa tetesan minyak, m, belum diketahui. Bagaimana
cara mengukur massa tetesan minyak? Anggap kedua keping dihubungkan ke sumber tegangan melalui
saklar. Pertama, ketika tetesan minyak masuk melalui lubang, saklar penghubung ke sumber tegangan dalam
keadaan off. Tetesan minyak akan jatuh ke bawah oleh aksi dari gaya gravitasi, mg. Tetapi karena adanya
gaya gesekan udara yang makin membesar dengan membesarnya kelajuan tetesan minyak, maka pada suatu
kelajuan akhir vo, gaya gravitasi seimbang dengan gaya gesekan udara. Kelajuan tetap, vo , dapat diukur
dengan mudah.
Sebelum tetesan minyak menyentuh keping bawah, saklar dihubungkan. Sekarang antara kedua keping
terdapat medan listrik E berarah ke bawah. Tetesan minyak bermuatan negatif akan mengalami gaya
Coulomb neE berarah ke atas, sehingga tetes minyak tak akan menyenuhkeping bawah, tetapi malah
bergerak ke atas. Suatu saat, pada kelajuan akhir, v1 yang tetap, tiga gaya pada tetes minyak, yaitu gaya
Coulomb, neE, gaya gravitasi, mg, dan gaya gesekan udara mencapai keseimbangan. Kelajuan v1 ini akan
mudah diukur. Sekarang massa tetes minyak dapat dihitung dengan rumus :
𝑣𝑜 𝑚𝑔
=
𝑣1 𝑞𝐸 − 𝑚𝑔
Millikan mengulang percobaannya dengan mengamati ribuan tetes minyak. Akhirnya ia menyatakan dua
kesimpulan tentang muatan listrik pada tetes minyak, yaitu :
(1) Tidak pernah ditemukan tetes minyak yang mengandung muatan listrik yang lebih kecil dari suatu
nilaitertentui. Muatan listrik terkecil ini adalah muatan sebuah elektron dan dinamakan muatan
elementer (diberi simbol e).
(2) Semua muatan listrik tetesan minyak selalu merupakan kelipatan bulat dari muatan elementer.
Muatan listrik tetesan minyak yang diamati Millikan adalah e, 2e, 3e, . . . , ne, dengan n = 1, 2, 3, . . .,
dan tidak pernah bernilai 0,76e; 2,49e; . . . . ini sekaligus menyatakan sifat kuantum dari muatan
listrik.

Besar muatan listrik sebuah elektron (muatan elementer) yang diperoleh Millikan adalah

Muatan elektron 𝑒 = 1,602192𝑥10−19 𝐶


Karena muatan sebuah elektron, e, sudah diketahui, maka massa sebuah elektron dapat dihitung dari nilai
e/m Thomson.
𝑒
= 1,785804𝑥1011 𝐶/𝑘𝑔
𝑚
1,602192𝑥10−19 𝐶
𝑚=
1,785804𝑥1011 𝐶/𝑘𝑔
Massa elektron 𝑚 = 9,109543𝑥10−31 𝑘𝑔 ≈ 9,11𝑥10−31 𝑘𝑔

Model Atom Rutherford


Pada tahun 1911, Ernest Rutherford beserta dua orang asistennya yaitu Geiger dan Marsden melakukan
percobaan menembakkan seberkas partikel α melalui celah pelat timbal dan akan menumbuk lempeng emas.
Untuk mendeteksi partikel α yang keluar dari lempeng, dipasang lempeng
berlapis seng sulfida. Bila partikel α menumbuk lempeng. Akan tampak suatu
nyala sekilas yang dapat diamati secara visual.
Hasil pengamatan Rutherford adalah sebagian besar partikel α lewat tanpa
mengalami pembelokan/hambatan, sebagian kecil dibelokkan, dan sedikit
sekali yang dipantrulkan kembali. Kemudian Rutherford menyatakan tiga
kesimpulan sebagai berikut :
(1) Sebagian besar partikel α menembus lempeng logam tanpa dibelokkan.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa sebagian besar ruang dalam atom-atom
emas adalah ruang hampa.

Ernest Rutherford (2) Sedikit sekali partikel α yang dipantulkan kembali. Peristiwa ini menunjukkan
bahwa partikel α telah menumbuk bagian yang sangat keras dari atom, yang
disebut inti atom. Bagian ini mempunyai ukuran sangat kecil
dibandingkan dengan ukuran atomnya.
(3) Sebagian kecil partikel α dibelokkan. Peristiwa ini
menunjukkan bahwa muatan atom adalah sejenis dengan
muatan partikel α (positif). Partikiel α yang lewat dekat inti
atom dibelokkan oleh gaya tolak-menolak muatan-muatan
listrik yang sejenis.
Dari hasil percobaan Rutherford tampak bahwa model atom Thomson yang
menyatakan bahwa massa atom tersebar merata dalam seluruh atom tidak
dapat diterima lagi.
Berdasarkan tiga kesimpulan yang telah didapat dari percobaannya, Rutherford
mengajukan model atom baru yang
disebut model atom Rutherford, yaitu :
(1) Semua muatan positif dan sebagiann besar massa atom berkumpul
pada sebuah titik di tengah-tengah atom, yang disebut inti atom.
(2) Inti atom dikelilingi elektron-elektron pada jarak yang relatif jauh. Elektron-elektron berputar pada
lintasan-lintasan, seperti planet-planet yang bergerak mengelilingi Matahari dalam tata surya.
Atom secara keseluruhan bersifat netral , sehingga jumlah muatan positif inti harus sama dengan jumlah
muatan negatif elektron seluruhnya. Bila elektron mempunyai muatan sebesar satu muatan elementer, maka
muatan inti adalah kelipatan muatan elementer. Nomor atom Z menunjukkan jumlah atom positiof inti (∑ 𝑝)
atau jumlah elektron (∑ 𝑒) yang mengitari inti. Jadi :

𝑍 = (∑ 𝑝) = (∑ 𝑒)

Karena jumlah muatan inti sama dengan jumlah elektron-elektron yang mengitarinya, maka muatan inti sama
dengan nomor atom Z dikalikan dengan muatan elementer e (ev=v 1,60 x 10-19 C).
𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑡𝑖 = 𝑍𝑒
Dalam suatu reaksi kimia, hanya elektron-elektron di bagian luar sajalah yang mengalami perubahan,
sedangkan inti atom tidak berubah. Atom yang kehilangan atau kelebihan elektron disebut ion. Ion hidrogen
bermuatan positif karena kehilangan elektron terluarnya (H+), sedangkan ion klor bermuatan negatif karena
mendapat tambahan elektron (Cl-).
Karena inti atom bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif, maka secara listrik inti dan elektron tarik
menarik. Gaya ini menghasilkan suatu gaya sentripetal yang menahan elektron tetap pada lintasannya
masing-masing, seperti halnya dengan gaya gravitasi dalam tata surya, yang menahan planet tetap pada
orbitnya mengitari Matahari. Walaupun model atom ini cukiup berguna dalam banyak hal, model ini tidak
cukup menjelaskan susunan elektron-elektron.
Dua Kelemahan Model Atom Rutherford
Seperti halnya model atom Thomson, model atom Rutherford harus diuji apakah sesuai dengan kenyataan
atau tidak.
Elektron bermuatan negatif. Inti atom bermuatan positiof. Dengan
demikian akan timbul gaya Coulomb pada elektron. Gaya tersebut
berfungsi sebagai gaya sentripetal yang menjaga gerak elektron tetap
pada lintasannya. Gaya sentripetal ini menyebabkan elektron
dipercepat (percepatan sentripetal). Dari teori elektromagnetik
Maxwell, muatan (elektron) yang dipercepat akan memancarkan
gelombang elektromagnetik. Karena memancarkan gelombang
elektromagnetik (energi), maka energi elektron akan berkurang.
Akibatnya, jari-jari lintasannya akan mengecil. Lintasan tidak lagi
merupakan lingkaran dengan jari-jari yang tetap, tetapi merupakan
putaran yang berpilin (spiral) mendekati inti. Akhirnya elektron bersatu
dengan inti. Tetapi hal itu tentu tidak pernah terjadi. Planet-planet
beredar mengelilingi Matahari. Tetapi, tentu saja hal itu tidak pernah
terjadi. Planet-planet beredar mengitari Matahari, tetapi planet-planet tidak pernah mendekati dan masuk
bergabung dengan Matahari. Demikian juga halnya dengan elektron yang ebrgerak mengitari inti atom.
Mengapa elektron yang dipercepat tidak memancarkan gelombang elektromagnetik tidak mendekati dan
bersatu dengan inti atom? Fakta inilah yang tidak dapat dijelaskan oleh model atom Rutherford. Dengan kata
lain, model atom Rutherford tidak menjelaskan kestabilan atom. Inilah kelemahan pertama dari model atom
Rutherford.
Karena lintasan elektron makin mengecil, maka periodenya juga makin mengecil. Karena itu, frekuensi
gelombang yang dipancarkan atom bermacam-macam. Dengan kata lain, spektrum atom hidrogen akan
menunjukkan spektrum kontinu (contohnya spektrum gelombang elektromagnetik) dan bukan spektrum
garis.
Tetapi hasil pengamatan spektrum atom hidrogen
melalui spektrometer menunjukkan hasil yang
bertentangan, atom hidrogen memiliki spektrum
garis yang khas, kemudian dikenal sebagai deret
Balmer. Jadi, model atom Rutherford tidak dapat
menjelaskan spektrum garis atom hidrogen. Inilah
kelemahan kedua model atom Rutherford.

Spektrum emisi (garis berwarna dengan latar


belakang hitam) diperoleh dengan melewatkan gas
panas pada prisma, sedangkan spektrum absorpsi
(garis hitam dengan latar belakang berwarna)
diperoleh dengan melewatkan gas dingin pada
prisma.

Spektrum kontinu, spektrum emisi, dan spektrum absorpsi

SPEKTRUM ATOM HIDROGEN


Marilah kita pelajari spektrum yang
dipancarkan oleh atom hidrogen. Gas
hidrogen ditempatkn dalam tabung
lucutan gas. Tabung lucutan gas diberi
beda potensial tinggi, sehingga terjadi
lucutan muatan listrik. Gas hidrogen
menjadi bercahaya dan memancarkan
cahaya merah kebiru-biruan. Cahaya ini
dapat dianalisis dengan sebuah
spektograf (alat untuk menyelidiki
spektrum).
Gambar di sebelah menunjukkan spektrum garis yang diperoleh dalam daerah cahaya tampak. Spektrum ini
terdiri dari empat garis yaitu : 4103 Å, 4342 Å, 4830 Å, dan 6565 Å.
Pada tahun 1884, J. J. Balmer, seorang guru matematika Swiss bahwa panjang gelombang tersebut dapat
ditampilkan dalam satu rumus, rumus Balmer tersebut adalah :
𝑛2
𝜆𝑛 = 364,6
𝑛 2 − 22
Denagn n = 3, 4, 5, 6, . . .
Pada tahun 1890, Rydberg, menemukan unsur serupa pada unsur-unsur alkali (golongan IA) Li, Na, K, dan Cs.
Rydberg juga mengusulkan bahwa rumus deret Balmer ditulis dalam bentuk :

Deret Balmer 1 1 1
= 𝑅 ( 2 − 2) dengan n = 3,4,5,6, . . .
𝜆 2 𝑛
R = 1,097 x 107 m-1 disebut konstanta Rydberg.
Deret Balmer ditemukan pertama kali karena spektrumnya berada pada daerah cahaya tampak. Tetapi
spektrum garis yang dihasilkan oleh atom-atom hidrogen tidak hanya berada pada daerah cahaya tampak,
tetapi juga pada daerah ultraviolet (ditemukan oleh Lyman dan dinamakan deret Lyman), dan di daerah
inframerah, dan deret-deret yang ditemukan dinamakan sesuai dengan nama penemunya yaitu Paschen,
Brackett, dan Pfund.

1 1 1
Deret Lyman = 𝑅 ( 2 − 2) dengan n = 2, 3, 4, 5, 6, . . .
𝜆 1 𝑛

1 1 1
Deret Balmer = 𝑅 ( 2 − 2) dengan n = 3,4,5,6, . . .
𝜆 2 𝑛

1 1 1
Deret Paschen = 𝑅 ( 2 − 2) dengan n = 4, 5, 6, 7 . . .
𝜆 3 𝑛

1 1 1
Deret Brackett = 𝑅 ( 2 − 2) dengan n = 5,6, 7, 8 . . .
𝜆 4 𝑛

Deret Pfund 1 1 1
= 𝑅 ( 2 − 2) dengan n = 6, 7, 8, 9 . . .
𝜆 5 𝑛
Model Atom Menurut Niels Bohr
Balmer telah menawarkan rumus Deret Balmer untuk spektrum cahaya tampak. Rumus yang diperoleh
Balmer murni berdasarkan hubungan matematis yang sesuai dengan panjang gelombang deret. Balmer tidak
menurunkan rumusnya dari model fisika atau teori fisika. Tidak ada alasan fisika sama sekali mengapa
rumusnya sesuai dengan hasil pengamatan. Rumusan Balmer ini mengilhami terobosan besar Bohr pada tahu
1913.
Pada tahun 1911, Niels Bohr (1885 – 1962) seorang pemuda dari Denmark tiba di Inggris. Bohr mula-mula
bekerja dengan Thomson, kemudian dengan Rutherford. Ia tidak terkungkung dengan model atom
Rutherford yang saat itu ramai diperbincangkan. Intuisinya mengatakan bahwa seperti halnya spektrum
radiasi benda hitam yang tak dapat dijelaskan oleh fisika klasik, maka penjelasan fisika klasik pun tak dapat
diterapkan pada struktur atom. Itulah sebabnya mengapa model atom
Rutherford gagal menjelaskan kestabilan atom dan spektrum garis atom
hidrogen. Bohr yakin bahwa model atom Rutherford harus digabungkan
dengan konsep teori kuantum Planck – Einstein , bahwa energi adalah
diskret. Bohr juga tahu bahwa ia harus menggunakan pemikirannya itu
untuk menurunkan rumus deret Balmer secara fisika.
Akhirnya dengan menggunakan rumusan kuantum Planck – Einstein,
E=hf , Bohr dapat menurunkan rumus deret Balmer secara fisika.
Kesuksesannya menurunkan rumusan Balmer secara fisika memacu Bohr
untuk menyelesaikan makalahnya tentang model atom hidrogen. Kerja
berikutnya adalah pertemuan Bohr dengan J. W. Nicholson yang
membatasi harga momentum sudut elektron atom hidrogen hanya
dalam kelipatan bulat dari ħ=h/2π , ditulis L=mvr=nħ. Ide ini juga
menyumbang kepada ide Bohr tentang model atom Bohr.
Empat dasar yang dinyatakan Bohr dalam model atom Hidrogennya :
(1) Elektron bergerak dalam orbit-orbit melingkar di sekitar proton di bawah penaruh gaya Coulomb.
(2) Elektron tidak dapat berputar di sekitar inti melalui orbit, tetapi elektron hanya melalui orbit-orbit
stabil tertentu tanpa meradiasikan energi. Orbit stabil tersebut disebut orbit stasioner yang memiliki
energi tertentu yang tetap, karena itu fisika klasik dapat digunakan untuk menjelaskangerak elektron
pada orbit-orbit stasioner ini.
(3) Radiasi dipancarkan oleh atom ketika elektron melompat dari suatu keadaan stasioner (orbit
stasioner) yang energinya lebih tinggi, ke keadaan stasioner lain yang energinya lebih rendah.
Lompatan ini tidak dapat digambarkan atau diperlakukan seperti fisika klasik. Peristiwa ini adalah
khusus karena frekuensi f, dari foton yang dipancarkan dalam lompatan sama sekali tidak bergantung
pada frekuensi gerak elektron dalam orbitnya. Sebagai ganti,frekuensi foton cahaya yang
dipancarkan berhubungan dengan perubahan dalam energi atom, yang diberikan oleh rumus Planck
– Einstein sebagai berikut :
𝐸𝑎𝑤 − 𝐸𝑎𝑘 = ℎ𝑓

Dengan Eaw adalah energi pada keadaan awal dan 𝐸𝑎𝑘 adalah energi pada keadaan akhir.
(4) Ukuran orbit-orbit yang diperkenankan ditentukan oleh keadaan kuantum tambahan, yaitu
momentum sudut orbital elektron. Orbit-orbit yang diperkenankan terhadsap elektron adalah orbit-
orbit yang momentum sudutnya terhadap inti merupakan suatu kelipatan bulat dari ħ=h/2π.
mvr= nħ , dengan n = 1, 2, 3, . . . dan ħ=h/2π
dengan menggunakan keempat anggapan dasar model atom Bohr ini, kita sekarang dapat menghitung
tingkat-tingkat energi yang diperkenankan berikut panjang-panjang gelombang yang diradiasikan oleh atom
hidrogen.
Gambar di bawah melukiskan sebuah elektron dengan muatan –e , sedang bergerak dengan kelajuan v dalam
suatu orbit stasioner lingkaran dengan jari-jari r , mengitari sebuah inti atom dengan muiatan +e. Gaya
sentripetal untuk gerak melingkar berasal dari gaya tarik Coulomb antara elektron dan inti atom.
𝑘𝑞1 𝑞2 𝑘𝑒 2
-e 𝐹𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏 = = 2
𝑟2 𝑟
F
v 𝐹𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖𝑝𝑒𝑡𝑎𝑙 = 𝐹𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
+e
r 𝑚𝑣 2 𝑘𝑒 2
= 2
𝑟 𝑟
𝑘𝑒 2
𝑚𝑣 2 =
𝑟

Berdasarkan persamaan di atas, kita dapat menulis persamaan energi kinetik EK sebagai berikut :
1 2
1 𝑘𝑒 2
𝐸𝐾 = 𝑚𝑣 =
2 2 𝑟
Muatan elektron q = -e dan potensial listrtik V yang ditimbulkan oleh inti atom (q=e) pada jarak r adalah
V=kq/r. Jadi, energi potensial elektron adalah
𝐸𝑃 = 𝑞𝐸
𝑘𝑒
𝐸𝑃 = (−𝑒) ( )
𝑟
𝑘𝑒 2
𝐸𝑃 = −
𝑟
Energi total elektron adalah
𝐸 = 𝐸𝑃 + 𝐸𝐾
𝑘𝑒 2 𝑘𝑒 2 2𝑘𝑒 2 𝑘𝑒 2
𝐸=− + =− +
𝑟 2𝑟 2𝑟 2𝑟
𝑘𝑒 2
𝐸=−
2𝑟

𝑘𝑒 2
Perhatikan bahwa energi total elektron adalah negatif. Ini berarti bahwa energi sebesar harus
2𝑟
ditambahkan ke atom untuk memindahkan elektron ke tak berhingga dan meninggalkannya tanpa gerak.
Rumus jari-jari elektron , r, dapat diperoleh dari persamaan momentum sudut elektron :
𝑛ħ 𝑛 2 ħ2
𝑚𝑣𝑟 = 𝑛ħ → 𝑣= → 𝑣2 =
𝑚𝑟 𝑚2 𝑟 2

2
𝑘𝑒 2
𝑚𝑣 =
𝑟
𝑛2 ħ2 𝑘𝑒 2
𝑚( ) =
𝑚2 𝑟 2 𝑟

𝑛2 ħ2
Jari-jari atom hidrogen 𝑟𝑛 = 𝑛 = 1,2,3, . . .
𝑚𝑘𝑒 2
Persamaan di atas menunjukkan bahwa hanya orbit-orbit tertentu saja yang diperkenankan dan orbit-orbit
istimewa ini berasal dari langkah nonklasik dari keperluan momentum sudut menjadi suatu kelipatan bulat
dari ħ. Jari-jari orbit paling kecil terjadi untuk n=1 , disebut jari-jari Bohr, dan dilambangkan dengan ao . Nilai
ao diperoleh dengan memasukkan tetapan-tetapan
ℎ 6,62𝑥10 − 34
ħ= = 𝐽𝑠 , 𝑚 = 9,10𝑥10−31 𝑘𝑔 , 𝑘 = 9𝑥109 𝑁𝑚2 /𝐶 2
2𝜋 2𝜋
4ao
𝑒 = 1,6𝑥10−19 𝐶 , 𝑑𝑎𝑛 𝜋 = 3,14 , sehingga diperoleh -e
+e 9ao
ao

ħ2
Jari-jari Bohr 𝑎𝑜 = = 0,528 Å
𝑚𝑘𝑒 2

Fakta bahwa teori Bohr memberikan suatu nilai ao yang cocok dengan jari-jari atom hidrogen hasil
eksperimen dianggap sebagai suatu keberhasilan yang kuat untuk teori ini. Secara umum, rumus jari-jari orbit
stasioner dinyatakan dalam ao sebagai

Jari-jari orbit stasioner 𝑟𝑛 = 𝑛2 𝑎𝑜 = 𝑛2 . 0,528 Å 𝑛 = 1,2,3, . . .


Kuantisasi jari-jari orbit mengarah ke kuantissi energi elektron. Kita dapat menentukan rumus kuantisasi
energi elektron ini dengan memasukkan nilai r=n2ao , sehinggaiperoleh
𝑘𝑒 2 𝑘𝑒 2
𝐸=− =− 2
2𝑟 2𝑛 𝑎𝑜
𝑘𝑒 2 1
Energi kuantisasi atom hidrogen 𝐸𝑛 = − ( )
2𝑎𝑜 𝑛2

𝑁𝑚2
Dengan memasukkan nilai-nilai numerik, 𝑘 = 9𝑥109 𝐶2
𝑑𝑎𝑛 𝑒 = 1,6𝑥10−19 𝐶 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑜 = 0,528 Å
maka diperoleh :

Energi kuantisasi 13,6


𝐸𝑛 = − 𝑒𝑉 𝑛 = 1,2,3, . . .
atom hidrogen 𝑛2

Bilangan bulan n yang berhubungan dengan


kuantisasi energi jari-jari orbit, dan momentum
sudut disebut bilangan kuantum.
Energi pada keadaan dasar (ground state) atau
keadaan tanpa radiasi, n=1, adalah E = -13,6/12 =
-13,6. Keadaan berikutnya, yaitu n=2, adalah
keadaan eksitasi pertama, memiliki E = -13,6/22 =
-3,4 eV. Gambar di sebelah merupakan tingkat
energi yang menunjukkan energi-energi diskret ini
dan hubungannya dengan bilangan kuantum n.
Tingkat energi paling luar memiliki n= ~ dan E=0 ,
menunjukkan keadaan di mana elektron keluar
ddari atom dan dalam keadaan tak bergerak.
Energi minimum yang diperluklan untuk
mengionisasi elektron (mengeluarkan elektron
dari keadaan dasar, dari pengaruh proton)
disebut energi ionisasi. Energi ionisasi hidrogen berdasar teori Bohr adealah 13,6 eV. Ini merupakan prestasi
utama lain dari teori Bohr karena energi ionisasi hidrogen yang telahbdiukur secara teliti adalah 13,6 EV.
Selanjutnya Bohr membuktikan rumus deret Balmer. Dengan menggabungkan persamaan
𝑘𝑒 2 1
𝐸𝑛 = − 2𝑎 (𝑛2 ) dan asumsi dasar ketiga Bohr 𝐸𝑎𝑤 − 𝐸𝑎𝑘 = ℎ𝑓 dapat ditentukan panjang gelombang λ
𝑜
yang dipancarkan oleh elektron yang melompat dari orbit stasioner lebih luar le orbit stasioner lebih dalam.
Untuk elektron yang melompat dari orbit m ke n , dengan m>n, diperoleh :
ℎ𝑐
𝐸𝑚 − 𝐸𝑛 = ℎ𝑓 =
𝜆
𝑘𝑒 2 1 𝑘𝑒 2 1
𝐸𝑚 = − 2𝑎 (𝑚2 ) 𝑑𝑎𝑛 𝐸𝑛 = − 2𝑎 (𝑛2 ) ; maka diperoleh
𝑜 𝑜

𝑘𝑒 2 1 𝑘𝑒 2 1 ℎ𝑐
− ( 2 ) − (− ( 2 )) =
2𝑎𝑜 𝑚 2𝑎𝑜 𝑛 𝜆

𝑘𝑒 2 1 1 ℎ𝑐
( 2 − 2) =
2𝑎𝑜 𝑛 𝑚 𝜆

Panjang gelombang 1 𝑘𝑒 2 1 1
= ( 2 − 2)
radiasi hidrogen 𝜆 2𝑎𝑜 ℎ𝑐 𝑛 𝑚

jika dihitung
𝑘𝑒 2 (9𝑥109 )𝑥(1,6𝑥10−19 )2
= = 1,098𝑥107 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝑅𝑦𝑑𝑏𝑒𝑟𝑔 = 𝑅
2𝑎𝑜 ℎ𝑐 2(0,528𝑥10−10 )(6,62𝑥1034 )(3𝑥108 )
Dengan demikian rumus Balmer secara umum dinyatakan dengan

1 1 1
Panjang gelombang = 𝑅 ( 2 − 2) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 < 𝑚
deret hidrogen 𝜆 𝑛 𝑚

Keberhasilan Bohr dalam membuktikan rumus empiris Balmer secara fisis pada akhir tahun 1913 merupakan
puncak prestasi teori kuantum hidrogen Bohr.
Bohr segera mengembangkan model atom hidrogennya untuk atom-atom lain yang seluruh elektronnya
telah dikeluarkan hingga tingga satu. Atom-atom terionisasi seperti He+, Li2+, dan Be3+ diprediksi hadir dalam
atmosfer bintang panas, di mana tumbukan antar atom sering terjadi hingga energi antar tumbukan cukup
mampu mengeluarkan satu atau lebih elektron-elektron atom. Bohr menunjukkan bahwa beberapa
spektrum garis misterius yang diamati di Matahari dan bintang-bintang tidaklah berkaitan dengan hidrogen,
tetapi ia dapat memprediksi garis-garis tersebut dengan teorinya jika garis-garis ini dikaitkan dengan ion
helium bermuatan tunggal. Secara umum, untuk menjelaskan ion dengan elektron tunggalnya mengorbit
sebuah inti tetap bermuatan +Ze, teori Bohr memberikan :
𝑎𝑜
Jari-jari orbit ion 𝑟𝑛 = (𝑛2 ) 𝑛 = 1,2,3, . . .
elektron tunggal 𝑧

Energi orbit ion 𝑘𝑒 2 𝑧 2 𝑧2


𝐸 =− ( ) = −13,6 ( 2 ) 𝑛 = 1,2,3, . . .
elektron tunggal 𝑛 2𝑎𝑜 𝑛2 𝑛
LASER
Atom cenderung berada pada tingkat energi rendah, yaitu tingkat dasar
E1. Jika cahaya dengan energi foton hf = E2 – E1 diberikan pada atom, maka
atom dapat berpindah dari tingkat energi E1 ke E2. Perpindahan tingkat
energi atom ini disebut absorbsi.
Karena atom cenderung berada pada tingkat energi yang lebih rendah,
maka setelah atom tersebut berada di E2 selama beberapa saat (selama
waktu tinggal), atom akan turun ke E1. Turunnya atom ini dapat dengan
melepaskan energi melalui tumbukan, panas, atau cahaya. Jika
penurunan tingkat energi dengan sendirinya melalui pemancaran cahaya
maka gejala ini disebut emisi spontan.
Misalnya banyak atom telah naik ke tingkat E2 dan belum sempat turun
kembali ke tingkat E1. Semua atom ini sangat ingin turun ke bawah. Jika
pada keadaan ini datang cahaya dengan energi E2 – E1, maka cahaya ini
bertindak sebagai pemicu yang meruntuhkan atom-atom tadi ke E1 sambil
mengeluarkan sejumlah besar cahaya. Gejala ini disebut emisi
terangsang.

Pada emisi terangsang terjadi penguatan cahaya karena sedikit cahaya yang datang menyebabkan keluarnya
cahaya dalam jumlah yang jauh lebih besar. Gejala ini merupakan prinsip pembangkitan sinar laser. Nama
LASER merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation (penguatan cahaya
dengan pancaran sinar radiasi karena rangsangan).
Perbedaan antara emisi spontan dan emisi terangsang terletaki pada arah dan fase cahaya yang dipancarkan.
Pada emisi spontan, cahaya yang dipancarkan berarah sembarang dan tidak sefase (tidak koheeren),
sehingga perpaduan cahaya-cahaya ini menghasilkan intensitas cahaya yang tidak besar. Pada emisi
terangsang, cahaya-cahaya terpancar pada satu arah dan satu fase (kjoheren), sehingga perpaduan cahaya-
cahaya ini menghasilkan intensitas cahaya yang sangat tinggi. Jadi, sifat sinar laser dxadalah :
(1) Koheren
(2) Monokromatis
(3) Intensitas sangat tinggi
(4) Mempunyai satu arah tertentu
Penggunaan laser
Terdapat berbagai jenis energi laser, mulai dari orde beberapa mW (=miliWatt ; laser yang digunakan dalam
sistem audio laser disc) sampai dengan beberapa juta watt (laser yang dikembangkan untuk senjata).
Besarnya energi laser yang dipilih bergantung pada penggunaannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering
menjumpai pemakaiannya di supermarket. Barang-barang di supermarket ditempeli bar code. Ketika sampai
di meja kasir, barang-barang yang dibeli konsumen disinari dengan laser, yang meneruskan bar code ke
komputer, sehingga barang yang dibeli berikut harganya segera tampil di monitor.
Dalam bidang komunikasi, laser berfungsi untuk memperkuat cahaya sehingga dapat menyalurkan suara dan
sinyal gambar. Dengan serat optik, pengiriman sinar laser yang membawa sinyal komunikasi pun menjadi
semakin mudah dari satu stasiun relai ke stasiun relai lain tanpa banyak kehilangan energi.
Sifat laser dapat menghasilkan sinar monokromatis (yang tipis) dengan intensitas tinggi dan cukup kuat untuk
menguapkan apa saja yang dilaluinya, sangat berguna dalam pembedahan sebagai pisau. Kelebihan pisau
laser dibandingkan dengan pisau bedah konvensional adalah bahwa sinar laser memotong sekaligus
menggumpalkan darah pada saat yang bersamaan, sehingga mengurangi pendarahan. Laser juga dapat
digunakan untuk memilih jaringan-jaringan yang lunak, misalkan dalam pemusnahan tumor dan kanker kulit.
Sifat dan fakta bahwa gelombang laser yang berbeda dapat diserap oleh jaringan-jaringan tertentu digunakan
pada operasi (bedah) mata untuk mengatasi keadaan mata yang membesar yang disebut glaukoma.
Glaukoma disebabkan oleh tekanan cairan (fluida) yang tinggi dalam mata. Hal ini dapat mengarah pada
kerusakan saraf optik, dan akhirnya menyebabkan kebutaan. Suatu operasi (pembedahan) dengan laser
sederhana (iredectomy) dapat membakar dan membuka sebuah lubang tipis dalam selaput yang tersumbat
sehingga tekanan cairan yang merusak dapat diperkecil.
Sifat laser yang menghasilkan berkas sinar tipis tetapi
intensitasnya cukup untuk menguapkan apa saja yang
dilaluinya, dimanfaatkan dalam membetulkan retina yang
lepas dari koroid (lapisan pembuluh darah pada mata, yang
terletak antara retina dan sklera-lapisan luar mata yang
berwarna putih, berserat, tembus cahaya dan mengandung
kolagen). Suatu letusan radiasi laser yang singkat merusakkan
permukaan kecil retina, dan bekas luka jaringan yang
dihasilkan dapat mematri retina kembali pada koroid.

Dalam suatu endoskop serat optik (fibre-optic endoscope), serat optik digunakan menyalurkan berkas sinar
yang akan menyinari bagian dalam tubuh manusia yang akan dibedah (perut, usus, jantung, paru-paru, dan
ruang antar persendian) sehingga dokter dapat melihat dari terminal penglihat (viewing port). Pembedahan
dengan endoskop serat optik menghasilkan pembedahan yang presisi.
FISIKA ATOM
PILIHAN GANDA 5. Pernyataan berikut ini berhubungan dengan
model atom Thomson, kecuali . . . . .
1. Pernyataan berikut ini yang merupakan teori atom A. Atom bukan partikel terkecil dari suatu
menurut Darwin adalah . . . . . unsur
A. Bagian terkecil dari suatu atom adalah B. Muatan positif tersebar merata dalam isi
elektron atom
B. Elektron dari suatu unsur sama dengan C. Elektron pada atom tersebar merata di
elektron unsur lain antara muatan positif
C. Sebagian besar massa atom terkumpul D. Elektron adalah bagian dari atom yang
pada intinya
bermuatan negatif
D. Atom dari suatu unsur tidak dapat E. Elektron mempunyai massa yang sama
bergabung dengan atom unsur lain dengan muatan positif
E. Atom dari unsur-unsur yang sama 6. Perhatikan gambar berikut ini.
mempunyai sifat yang sama pula
2. Manakah satu dari pernyataan-pernyataan
berikut ini yang tidak tepat? Nilai yang diperoleh
Thomson untuk perbandingan antara muatan dan x x x
massa sinar katoda . . . . . (P) (Q) (R)
A. Tidak bergantung pada jenis gas dalam
tabung
B. Tidak bergantung pada jenis bahan x
elektroda x
C. Tidak bergantung pada jenis bahan tabung (S) (T)
D. Tidak bergantung pada tegangan
Ketika sebuah partikel alfa mendekarti suatu inti
percepatan
berat x, ia mungkin menempuh berbagai bentuk
E. Adalah lebih kecil daripada nilai yang
lintasan yang berbeda bebrgantung pada arah
diperoleh untuk proton
awal geraknya, seperti terlihat pada gambar.
3. Dua keping sejajar horizontal berjarak d. Keping di
Manakah satru dari pernyataan berikut yang
atas berada pada potensial +V sedang keping di
benar?
bawah dibumikan. Sebuah tetes minyak bermassa
m yang jatuh dalam ruang antarkeping ternyata A. Semua adalah mungkin
berada pada keadaan stasioner (seimbang). Jika B. Baik P dan Q tidak mungkin
potensial pada keping atas tiba-tiba diubah C. Keduanya R dan T adalah mungkin
1
menjadi − 𝑉 , maka percepatan yang dialami D. Keduanya Q dan S adalah mungkin
2
tetes minyak adalah (g = 20 m/s2) . . . . . E. Tidak satupun yang mungkin
A. 5,0 m/s2 D. 20 m/s2 7. Kesimpulan percobaan hamburan Rutherford
B. 10 m/s 2
E. 25 m/s2 adalah . . . . .
C. 15 m/s2 A. Partikel α hanya sedikit yang dipantulkan
4. Dalam suatu percobaan Millikan didapatkan oleh atom emas
bahwa tetesan minnyak bermuatan dengan massa B. Partikel α mempunyai daya tembus besar
1,6 x 10-15 kg tepat seimbang ketika beda potensial C. Atom dapat membelokkan partikel α
antarkeping yang terpisah sejauh 12 mm adalah D. Atom terdiri dari inti atom dan elektron
150 V. Jika tetesan tiba-tiba memperoleh E. Atom terdiri dari muatan positif dan
tambahan n elektron maka tegangan yang negatif
diperlukan untuk membawa tetes minyak kembali 8. Dalam model atomnya Bohr menganggap bahwa
seimbang adalah 120 volt. Nilai n adalah . . . . . elektron-elektron . . . . .
A. 1 D. 4 A. Didistribusikan secara seragam dalam
B. 2 E. 5 keseluruhan atom
C. 3 B. Dilokasikan hanya dalam inti atom
C. Dilokasikan hanya dalam sejemlah orbit- D. Mengalami transisi ke tingkat energi lebih
orbit tertentu rendah
D. Memancarkan cahaya ketika beredar E. Mengalami transisi ke tingkat energi lebih
dalam atom tinggi
E. Memancarkan cahaya ketika berpin-dah 13. Dari transisi dalam sebuah atom hidrogen berikut,
dari orbit dalam ke orbit luar satu yang menghasilkan pemancaran foton
9. Pada atom hidrogen yang berpindah dari lintasan dengan frekuensi terendah adalah . . . .
jari-jari besar ke lintasan jari-jari lebih kecil, A. n = 1 ke n = 2
memancarkan spektrum garis ultraviolet. Hal ini B. n = 2 ke n = 1
ditemukan pada . . . . . C. n = 2 ke n = 6
A. Deret Balmer D. Deret Lyman D. n = 6 ke n = 2
B. Deret Bohr E. Deret Planck E. n = 3 ke n = 2
C. Deret Paschen 14. Dari transisi dalam sebuah atom hidrogen berikut,
10. Diagram di bawah ini menunjukkan bagian dari satu yang menghasilkan penyerapan foton dengan
suatu spektrum garis emisi. Spektrum ini melebar frekuensi tertinggi adalah . . . . .
mulai dari daerah cahaya tampak gelombang A. n = 1 ke n = 2
elektromagnetik sampai ke daerah ultraviolet. B. n = 2 ke n = 1
C. n = 2 ke n = 6
D. n = 6 ke n = 2
E. n = 3 ke n = 2
15. Garis-garis spektrum Paschen dihasilkan bila
dalam atom hidrogen terjadi transisi elektron dari
Manakah pernyataan yang benar tentang tingkat yang lebih tinggi ke tingkat n = 3. Jika
spektrum garis emisi X? tetapan Rydberg = 1,097 x 107 m-1 , maka panjang
gelombang terbesar dari deret Paschen adalah . . .
A. Ia memiliki panjang gelombang ..
terpanjang dan ia ada pada ujung A. 8,2 x 10-7 m D. 16,7 x 10-7 m
-7
ultraviolet dari spektrum B. 11,3 x 10 m E. 18,8 x 10-7 m
-7
B. Ia memiliki frekuensi tertinggi dan ia ada C. 14,4 x 10 m
pada ujung ultraviolet dari spektrum 16. Jika konstanta Rydberg = 1,097 x 10-7 m-1 maka
C. Ia memiliki frekuensi terendah dan ia ada panjang gelombang terbesar pada deret Balmer
pada ujung merah dari spektrum adalah . . . . .
D. Ia memiliki panjang gelombang A. 5678 Å D. 6563 Å
terpendeik dan ia ada pada ujung merah B. 6000 Å E. 6850 Å
dari spektrum C. 6352 Å
(Cambridge) 17. Jika konstanta Rydberg = 1,1 x 10-7 m-1 maka
11. Menurut model atom Bohr, elektron bergerak panjang gelombang terkecil pada deret Paschen
mengelilingi inti hanya pada lintasan tertentu, dan adalah . . . . .
besarnya momentum anguler elektron pada A. 3300 Å D. 6500 Å
lintasan itu adalah . . . . . B. 4100 Å E. 8200 Å
A. Berbanding teerbalik dengan tetapan C. 5500 Å
Planck 18. Pada model atom Bohr, elektron atom hidrogen
B. Berbanding lurus dengan tetapan Planck bergerak dengan orbit lingkaran dengan kelajuan
C. Berbanding lurus dengan tetapan Rydberg sebesar 2,2 x 106 m/s. Besarnya arus pada orbit
D. Berbanding terbalik dengan tetapan tersebut adalah . . . .
Rydberg A. 1,06 pA D. 1,06 mA
E. Berbanding terbalik dengan momentum B. 1,06 nA E. 1,06 A
linear C. 1,06 μA
12. Sebuah atom akan memancarkan foton apabila 19. Jika jari-jari orbit kulit M sebuah atom hidrogen
salah satu elektronnya . . . . . adalah 4,752 Å maka jari-jari orbit kulit N adalah .
A. Meninggalkan atom itu ....
B. Bertumbukan dengan elektron lainnya A. 7,128 Å D. 11,880 Å
C. Bertukar tingkat energi dengan elektron B. 8,448 Å E. 14,256 Å
lainnya C. 9,504 Å
20. Tingkat energi terendah suatu atom disebut E
A. Keadaan dasar
B. Keadaan ionisasi
C. Keadaan energi awal λ4 λ5
D. Keadaan energi akhir
E. Keadaan eksitasi
λ1 λ3
21. Begitu atom-atom hidrogen tereksitasi kembali ke
keadaan dasarnya, atom-atom ini memancarkan . λ2
....
A. Elektron D. Neutron Pernyataan manakah yang benar?
B. Proton E. Positron A. Dapat disimpulkan dari diagram tingkat
C. Foton energi bahwa λ1 > λ2 .
22. Sebuah atom hidrogen mengalami suatu transisi B. Dapat disimpulkan dari diagram tingkat
dari n = 3 ke keadaan dasar. Jumlah kemungkinan energi bahwa λ3 = λ1 + λ5 .
energi foton berbeda yang boleh dipancarkan C. Fdari kelima panjang gelombang, λ4
adalah . . . . . adalah yang terpendek.
A. 1 D. 4 D. Perpindahan yang berkaitan dengan
B. 2 E. 5 panjang gelombang λ5 menampilkan
C. 3 ionisasi atom.
23. Jika sebuah foton dengan frekuensi f dipancarkan (Cambridge)
ketika ada sebuah elektron berpindah dari 5E ke E, 27. Pada atom hidrogen, elektron di lintasan dasar
maka frekuensi foton yang dihasilkan jika memiliki energi -13,6 eV. Atom hidrogen akan
terjaditransisi elektron dari 5E ke 4E adalah . . . . . memancarkan energi sebesar 12,1 eV bila
5𝑓 elektronnya . . . . .
A. D. 4𝑓
4
4𝑓 1 A. Berada padea lintasan yang memiliki
B. E. 𝑓 bilangan kuantum utama n = 1
5 4
C. 𝑓 B. Berpindah ke lintasan yang memiliki
24. Energi elektron atom hidrogen pada lintasan dasar bilangan kuantum n = 1
adalah E. Energi maksimum foton yang C. Berpindah lintasan dari bilangan kuantum
dipancarkan atom hidrogen berdasarkan deret utama n = 1 ke n = 3
Balmer adalah . . . . . D. Berpindah lintasan dari bilangan kuantum
5 1
A. 𝐸 D. 𝐸 utama n = 3 ke n = 1
16 4
B.
1
𝐸 E.
1
𝐸 E. Beerpindah ke lintasan yang memiliki
9 2 bialngan kuantum utama = 3
3
C. 𝐸 28. Jika energi elektron atom hidrogen pada tingkat
4
25. Sebuah atom memiliki tingkat tenaga eksitasi 2 eV dasar -13,6 eV, maka energi yang diserap atom
di atas tingkat dasarnya. Sebuah berkas cahaya hidrogen agar elektron atom hidrogen tereksitasi
yang ditembakkan menuju atom tersebut ternyata dari tingkat dasar ke lintasan kulit N adalah . . . . .
diserap panjang gelombang berkas cahaya adalah A. 8,53 eV D. 12,09 eV
..... B. 9,07 eV E. 12,75 eV
A. 540 nm D. 840 nm C. 10,20 eV
B. 620 nm E. 970 nm 29. Gambar berikut ini menunjukkan diagram tingkat
C. 730 nm energi elektron dari sebuah atom hidrogen. Jika
(SPMB 2005) sebuah elektron membebaskan energi foton
26. Diagram tingkat energi sebuah atom dilukiskan sebesar 2,55 eV, maka elektron tersebut
tanpa skala seperti ditunjukkan pada gambar. berpindah lintasan dari . . . . .
Perpindahan elektron membangkitkan pancaran
sebuah spektrum garis dengan panjang
gelombang λ1 , λ2 , λ3 , λ4 , λ5 .
2. Beda potensial antara anoda dan katoda dalam
E4 = -0,85 eV
tabung sinar katoda adalah 1000 V, maka elektron
yang dipancarkan dari katoda panas mencapai
n =4 kelajuan akhir 1,9 x 107m/s. Berapa kelajjuan akhir
E3 = -1,5 eV yang dapat dimiliki elektron jika beda potensial
n =3 antara anoda dan katoda diubah menjadi . . . . .
E2 = -3,4 eV (a) 250 V (b) 4000 V
n =2 3. Dalam sebuah tabung sinar katoda, elektron
E1 = -13,6 eV
n =1 keluar dari katoda menuju anoda dengan kelajuan
inti
8 x 107 m/s. Berapakah beda potensial antara
anoda dan katoda?
4. Sebuah partikel bermuatan bergerak melalui
A. Kulit ke-2 ke kulit ke-3 suatu selektot kecepatan dengan kelajuan konstan
B. Kulit ke-2 ke kulit ke-4 pada suatu garis lurus. Medan listrik dari selektor
C. Kulit ke-3 ke kulit ke-4 kecepatan aealah 5,60x103 N/C, sedangkan emdan
D. Kulit ke-4 ke kulit ke-2 magnetiknya adalah 0,114 T. Ketika medan listrik
E. Kulit ke-5 ke kulit ke-2 ditiadakan, partikel bermuatan itu bergerak pada
30. Dalam model atom Bohr, energi yang dibutuh-kan suatu lintasan melingkar dengan jari-jari 2,90 cm.
oleh elektron hidrogen untuk pindah dari orbit Tentukan nilai perebandingan antara muatan dan
dengan bilangan kuantum 1 ke 3 adalah (energi massa partikel itu.
dasar = -13,6 eV) . . . . . 5. Kapasitor keping sejajar yang difungsikan sebagai
A. 1,50 eV D. 12,10 eV selektor kecepatan mengandung medan listrik dan
B. 1,90 eV E. 13,60 eV medan magnetik dengan besar 1,0x10-3T. Ketika
C. 2,35 eV elektron dengan kelajuan 1,8x107 m/s memasuki
31. Sebuah atom hidrogen ada dalam keadaan energi lintasan lurus (tidak dibelokkan). Jika jarak
n = 5 menyerap sebuah foton 0,97 eV. Berapakah antarkeping adalah 2,0x10-2 m, berapakah beda
keadaan energi awal dari atom hidrogen? potensial yang terpasang di antara kedua keping?
A. n = 1 D. n = 4 6. Berat sebuah tetesan minyak bermuatan positif
B. n = 2 E. n = 5 adalah 6,4x10-13 N. Suatu medan listrik yang
C. n = 3 kuatnya 4,0x106 N/C menahan diam tetesan
32. sebuah foton dengan energi 15,5 eV datang pada minyak di udara.
sebuah atom hidrogen dalam keadaan dasar. (a) Berapakah muatan listrik yang terkandung
Foton diserap oleh atom dan . . . . . pada tertesan minyak?
A. mengionisasi atom (b) Berapa jumlah elektron yang hilang dari
B. mengeksitasi atom ke-n = 2 tetesan minnyak? (bermuatan positif
C. mengeksitasi atom ke-n = 3 karena kehilangan elektron)
D. mengeksitasi atom ke-n = 4 (c) Jika tiga lagi elektron dikeluarkan dari
E. mengeksitasi atom ke-n = 5 tetesan minyak, berapa besar kuat medan
33. elektron atom hidrogen mengadakan transisi listrik yang diperlukan untuk menyeim-
menghasilkan frekuensi terkecil pada deret bangkan tetesan minyak?
Paschen. Jika energi elektron pada tingkat dasar 7. Sebuah tetesan minyak yang massanya 4,0x10-15
adalah -13,6 eV, maka energi yang dipancarkan kg dan mengandung lima buah elektron, mema-
pada saat itu adalah . . . . . suki ruang di antara pasangan keping sejajar
A. 0,66 eV D. 1,13 eV melalui lubang pada keping A (lihat gambar).
B. 0,75 eV E. 1,32 eV Dengan mengatur besar tegangan antara kedua
C. 0,99 eV keping, tetesan minyak tersebut dibuat diam di
dalam ruang di antara kedua keping. Jarak antara
ESAI kedua keping d=4,0 cm.(massa elektron =9,1x10-31
1. Sebuah ptroton (partikel bermuatan positif)
kg, muatan elektron = 1,6x10-19C)
melewati daerah medan magnetik 0,6 T tanpa
mengalami pembelokan karena diseimbangkan Tetesan minyak
oleh medan listrik 4,2 x 103 N/C. berapa kelajuan A
gerak proton?
d
B
1 1 1
= 𝑅( 2 − 2)
(a) Keping manakah yang bermuatan positif? 𝜆 (𝑛⁄2) (𝑚⁄2)
(b) Hitung besar tegangan antara keping A
Dengan R adalah tetapan Rydberg. Tunjukkan
dan B.
bahwa garis-garis ini dapat dijelaskan oleh teori
8. Suatu tetes minyak dengan massa 4,0x10-15 kg
Bohr yang berkaitan dengan ion He+.
ditahan diam di udara ketika suatu medan listrik
18. Sebuah elektron bertumbukan dengan sebuah
diberikan di antara dua keping sejajar. Jika tetes
minyak membawa 6 elektron, hitung besar medan atom gas hidrogen, yang berada dalam keadaan
listrik itu (g = 9,8 m/s2). dasar. Berapakah energi minimum (dalam eV)
9. Hitung panjang gelombang dari : yang harus elektron berikan untuk menyebabkan
(a) Garis ke-5 deret Lyman hidrogen memancarkan sebuah foton garis
(b) Garis ke-6 deret Balmer Balmer.
(c) Garis ke-2 deret Paschen 19. Sebuah atom hidrogen pada keadaan dasar
10. Garis-garis spektrum Paschen dihasilkan bila menyerap sebuah foton sehingga mengalami
dalam atom hidrogen terjadi perpindahan 20. eksitasi ke orbit ke-4. Tentukan panjang
elektron dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat n gelombang dan frekuensi foton yang diserap
= 3. Tentukan dua panjang gelombang terbesar tersebut.
dalam deret Paschen.
21. Energi ionisasi atom hidrogen aalah 13,6 eV.
11. Berapakah panjang gelombang terpendek dan
Hitung :
terpanjang pada :
(a) Deret Brackett (a) Kelajuan sebuah elektron yang tepat
(b) Deret Pfund dapat mengionisasi atom hidrogen
12. Panjang gelombang terpendek dari sutau deret (b) Panjang gelombang minimum yang dapat
adealah 1,45 μm. Deret apakah ini? dipancarkan atom hidrogen
13. Untuk atom hidrogen pada orbit Bohr n = 3, 22. Tentukanlah ketiga panjang gelombang terbesar
tentukan . . . . . yang dipancarkan atom hidrogen, bila atom turun
(a) Jari-jari orbit ke tingkat n = 2 dari tingkat energi yang lebih
(b) Gaya listrik yang bekerja pada elektron tinggi.
(c) Gaya sentripetal pada elektron 23. Tingkat-tingkat energi atom hidrogen diberikan
(d) Kelajuan elektron. Bandingkan dengan oleh pernyataan
kelajuan cahaya
𝐸𝑛 = −2,16𝑥10−18 /𝑛2 𝐽
14. Jika jar-jari pada orbit ke-2 untuk atom hidrogen
Dengan n adalah suatu bilangan bulat positif.
aealah 2,112 Å, tentukanlah jari-jari pada orbit ke-
(a) Berapakah energi ionisasi atom hidrogen
3, 4, dan 5.
15. Hitung frekuensi putaran untuk sebuah elektron (b) Berapakah panjang gelombang dari garis
pada keadaan dasar dari atom hidrogen. Sebagai Hα , yang muncul dari transisi di antara
perbandingan, hitung juga frekuensi yang tingkat-tringkat n = 3 dan n = 2?
dipancarkan ketika sebuah elektron jatuh dari 24. Sebuah atom hidrogen dalam keadaan n = 4
keadaan n = 2 ke keadaan dasar. membuat transisi ke keadaan dasar dengan
16. Energi elektron pada orbit ke-n dirumuskan oleh memancarkan sebuah foton. Hitung panjang
−13,6
𝐸𝑛 = 2 𝑒𝑉 gelombang foton yang dipancarkan.
𝑛
(a) Hitung E1 , E2 , E3 , E4 , E5 , E6. 25. Gambar berikut menunjukan tingkat-tingkat
(b) Hitung energi foton yang dipancarkan jika energi sebuah atom tertentu. Jika suatru gas dari
elektron pindah dari : atom seperti ini disinari oleh seberkas cahaya
(i) Orbit ke-6 ke orbit ke-5 putih, garis-garis absorpsi apakah yang diharapkan
(ii) Orbit ke-6 ke orbit ke-3 dalam spektrum (hitung panjang gelombang-
(iii) Orbit ke-4 ke orbit ke-2 panjang gelombang yang mungkin), ketika
(iv) Orbit ke-5 ke orbit ke-2 percobaan dipandang sepanjang sumbu-sumbu
(v) Orbit ke-5 ke orbit ke-3 berkas cahaya.
17. Garis-garis aneh yang diamati oleh astronom
Edward Charles Pickering pada 1896 dalam
spektrum bintang Puppis cocok dengan rumus
E (eV)

7
5,3

3,5

Anda mungkin juga menyukai