Anda di halaman 1dari 18

Unsur, Senyawa, dan

Tabel Periodik Unsur


1.1 Teori Atom Dalton
Teori atom telah digunakan untuk menjelaskan beberapat sifat materi, sebelum adanya
fakta-fakta eksperiment tentang kebedaaan atom. Sekitar 2500 tahun yang lalu filsuf
Yunani telah menyatakan bahwa materi tersusun atas partikel kecil yaang tidak dapat
dipecah lagi. Partikel kecil yang tidak dapat dibagi ini disebut atom. Konsep atom tetap
menjadi pandangan filosofis dan hampir tidak ada saintifiknya, sampai ditemukannya
hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Kedua hukum ini dilandasi
bukti-bukti eksperimen yang dilakukan oleh peneliti pada abad ke-18 dan awal abad
ke-19.

Hukum kekekalan massa


Massa tidak bertambah atau berkurang dalam reaksi kimia.
Tidak ada perubahan massa yang teramati dalam suatu reaksi kimia. Jika reaksi kimia
dilakuan dalam wadah tertutup yang tidak dapat ditembus oleh materi, massa wadah
tersebut beserta isinya setelah reaksi akan sama dengan massanya sebelum reaksi. Tidak
ada massa yang bertambah atau berkurang dalam reaksi kimia. Contoh, 3,0 g serbuk
karbon (grafit) bereaksi dengan 64,0 g gas oksigen (O2) dalam wadah tertutup. Setelah
reaksi semua grafit habis bereaksi, dihasilkan 11,0 g gas karbon dioksida (CO2) dan
tersisa 56,0 g gas oksigen. Pada reaksi ini, massa campuran reaksi (grafit dan gas
oksigen) sebelum reaksi sama dengan massa setelah reaksi (CO2 dan sisa O2), yaitu
sama-sama 67 g.

Kukum Perbandingan tetap


Pada suatu senyawa, perbandingan masa atom yang membentukan memiliki nilai
tertentu dan tetap, tidak bergatung pada bagaimana senyawa itu dibuat atau darimana
asalnya.

Senyawa dibentuk oleh gabungan dua atom atau lebih dengan perbandingan massa
tertentu. Contoh, karbon dioksida dibentuk oleh unsur C dan O. Jika karbon dioksida
diuraikan menjadi unsur-unsur penyusunnya, akan diperoleh karbon dan oksigen dengan
perbandingan massa karbon terhadap oksigen sebesar 3 : 8. Glukosa dibentuk oleh
unsur C, H dan O, dengan perbandingan massa C : H : O = 6 : 1 : 8.

John Dalton menggunakan konsep atom untuk menjelaskan berlakunya hukum kekekalan
massa dan hukum perbandingan tetap. Untuk dapat menjelaskan kedua hukum ini,
menurut Dalton, atom harus memiliki beberapa sifat (karakteristik). Karakteristik atom
yang diajukan oleh Dalton ini kemudian dikenal sebagai teori atom Dalton, yaitu:

1. Materi terdiri atas partikel sangat kecil yang disebut atom.

2. Atom tidak dapat dimusnahkan. Dalam reaksi kimia hanya terjadi penyusunan
ulang atom, tidak terjadi pemecahan atom.

3. Semua atom dari unsur yang sama harus identik, memiliki massa dan sifat-sifat
yang sama.

iNyoman Marsih 1
4. Atom dari unsur yang berbeda memiliki massa dan sifat yang berbeda.

5. Jika atom dari unsur yang berbeda bergabung untuk membentuk suatu senyawa,
perbandingan jumlah atom harus tertentu dan tetap.

Teori atom ini dengan mudah dapat menjelaskan berlakunya hukum kekekalan massa.
Jika dalam reaksi kimia hanya terjadi perubahan susunan atom, tidak ada atom yang
terbentuk atau musnah, dan massa atom tidak dapat berubah, maka massa setelah
reaksi haruslah sama dengan massa sebelum reaksi.

Hukum perbandingan tetap dapat dijelaskan oleh sifat atom no.5 pada teori Dalton. Suatu
senyawa terdiri atas atom-atom tertentu dengan perbandingan jumlah atom yang tertentu
juga. Misalkan senyawa X terdiri atas atom A dan B, dengan perbandingan jumlah atom A
: B = 1 : 1. Jika massa atom A adalah 8 dan massa atom B adalah 20, maka
perbandingan massa atom dalam senyawa X adalah 8 : 20 = 2 : 5. Perbandingan massa
ini akan tetap berlaku tidak bergantung pada jumlah sampel X dan darimana senyawa X
ini berasal.

Hukum Perbandingan Kelipatan


Jika dua atom membentuk lebih dari satu senyawa, massa salah satu atom yang
bergabung dengan jumlah massa yang sama dari atom yang lainnya merupakan
perbandingan bilangan bulat.

Teori atom Dalton mendapatkan dukunga yang kuat ketika ditemukan hukum dasar ke-3
yaitu hukum perbandingan kelipatan. Hukum ini berlaku untuk beberapa atom yang dapat
membentuk lebih dari satu senyawa. Misalnya, atom sulfur (S) dan oksigen (O) dapat
membentuk dua senyawa yaitu sulfur dioksida dan sulfur trioksida. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa 2,0 g sulfur dioksida terurai menjadi 1,0 g sulfur dan 1,0 g oksigen.
Sedangkan, 2,5 g sulfur trioksida terurai menjadi 1,0 g sulfur dan 1,5 g oksigen. Pada
kedua senyawa ini, untuk massa sulfur yang sama (1,0 g), perbandingan massa oksigen
adalah 1,0 g : 1,5 g = 2 : 3.

Teori atom Dalton menjelaskan fakta ini dengan sederhana. Misalkan satu molekul sulfur
dioksida terdiri atas satu atom S dan dua atom O, sedangkan satu molekul sulfur
trioksida terdiri atas satu atom S dan tiga atom O. Karena satu molekul sulfur dioksida
dan sulfur trioksida sama-sama mengandung satu atom S, berarti kedua mengandung
massa sulfur yang sama. Sedangkan perbandingan jumlah atom O pada keduanya adalah
2 : 3. Perbandingan massa atom O pada kedua senyawa tersebut sama dengan
perbandingan jumlah atomnya, yaitu 2 : 3.

1.2 Atom tersusun atas Partikel Subatomik


Pada konsep atom Yunani dan teori atom Dalton, atom dibayangkan sebagai partikel
yang tidak dapat dimusnahkan dan dipecah menjadi bagian yang lebih kecil. Tetapi
beberapa eksperimen yang dilakukan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19
menunjukkan bahwa atom tersusun atas partikel yang lebih kecil atau partikel subatomik,
yaitu elektron, proton dan neutron.

Penemuan elektron

Crookes Tube (tabung Crookes) adalah tabung kaca yang yang dilengkapi dengan dua
elektroda logam, diisi gas pada tekanan rendah dan diberikan voltase (tegangan) tinggi.
Ketika arus listrik mengalir melalui kedua elektroda tersebut, gas di dalam tabung
iNyoman Marsih 2
cules scattered the rays. Thomson succeeded where his predecessors had failed by
achieving better vacuum conditions to minimize collisions with residual gas mole-
cules. Thomson varied the gases used in the third experiment; the deflections ob-
served were completely independent of the different gases used, suggesting that
these particles were a common constituent of all gases. Recalling that Faraday had
come to a similar conclusion in his electrochemistry experiments, Thomson next
set out to determine the charge-to-mass ratiotersebut
of these tampak berpendar
particles, which (bersinar)
have been dan
identified as electrons since at least 1897. ada partikel bermuatan negatif yang
mengalir dari elektroda negatif (katoda)
Charge-to-Mass Ratio of the Electron
menuju elektroda positif (anoda). Sinar ini
The cathode ray tube used to measure the charge-to-mass ratio of the electron is
shown schematically in Figure 1.9. The glass kemudian
tube is evacuateddikenal
to verysebagai sinar katoda.

low pressures
so that electrons can travel the length of the tube without being scattered by residual
gases. The glass face on the right side of the tube Pada 1897,
is coated withJ. J Thomson
a phosphor membuat
that emits
light when irradiated. Electrons emitted fromtabung the cathode Crookes yangtoward
are accelerated didesain
the khusus
anode, and those that pass through the hole inuntuk the anode form a collimated beam that
melakukan pengukuran kuantitatif
Gambar 1.1 Skemalights
tabungup Crookes
the phosphor where it hits. The electric deflection plates bend the beam
terhadap sinar katoda. Pada tabung
down, and the displacement is measured directly from the positions of the phospho-
rescent spots on the screen. The magnetic fieldThomson,
is then turnedsinar
on, andkatoda
the fielddiarahkan
strength ke
permukaan kaca yang dilapisi fosfor. Lapisan fosfor akan berpendar
required to restore the beam to its original position is recorded. The charge-to-mass ketika sinar katoda
mengenainya. Esperimen
ratio inican
of the electron menunjukkan
be calculated bybahwa
measuring sinar katoda dibelokan
the displacement and knowing oleh medan
listrik ke arahthekutub
strengths of the electric
positif, yang and magnetic
berarti fields applied.
partikel ini memang bermuatan negatif. Thomson
The voltage applied to the deflection plates establishes a uniform electric field
menggunakan berbagai gas yang berbeda pada eksperimennya dan mengamati partikel
between them that exerts a constant downward force on electrons in the region
yang dihasilkanthat ismengikuti
given by lintasan yang sama ketika dibelokan oleh medan listrik. Hasil ini
menunjukkan bahwa partikel ini merupakan sebuah komponen yang sama dari semua
FE = eE = ma [1.1]
gas. Partikel penyusun atom ini selanjutnya diberi nama elektron.

where e is the charge on the electron and E is the strength of the electric field. The
constant acceleration that results from this force is calculated using Newton’s sec-
Ratio muatan
ond lawterhadap massa elektron
a ! (eme)E [1.2]
Plat listrik (E)which
membelokan given byke bawah sejauh S. Medan magnet (B)
berkas elektron
results in a displacement
kemudian diaktifkan dan besarnya diatur agar tepat untuk mengembalikan berkas
1
elektron tersebut ke lintasan lurus. Parameter D = yang
at 2 ditetapkan dan diukur[1.3]
pada
2

U R E 1.9 Thomson’s apparatus, +


to measure the charge-to-mass

e/me, of the electron. Electrons Magnetic field coil
ed from the cathode (cathode − Fluorescent
travel across the tube from left S screen
ht. An electric field deflects the
down and a magnetic field
cts the beam up. The deflection
e to the electric field alone, was Cathode D Undeflected
ured. The beam was then Anode electron
+ beam
ed to its original position by

ing the magnetic field. The Deflection
N plates
e-to-mass ratio for the electron
etermined from these two
S
urements, as discussed in the Magnetic
ℓ is the length of the electric field coil
ction plates.)

Deflected
L electron beam

Gambar 1.2 Skema peralatan yang digunakan oleh Thomson untuk


Copyright 2011 Cengage Learning. All Rights Reserved. May not be copied, scanned, or duplicated, in whole or in part. Due to electronic rights, some third party content may be suppressed from the eBook and/or eChapter(s).
mengukur ratio muatan terhadap massa elektron.
Editorial review has deemed that any suppressed content does not materially affect the overall learning experience. Cengage Learning reserves the right to remove additional content at any time if subsequent rights restrictions require it.

iii-034.indd 18 eksperimen ini adalah panjang lintasan lurus (L), panjang plat listrik (l), dan besarnya
4/21/11 12:32 PM

penyimpangan (S). Berdasarkan prinsip Fisika dapat diperoleh persamaan untuk


menghitung ratio muatan elektron (e) terhadap massa elektron (me), sebagai berikut

e 2SE
=

m e lL B 2
iNyoman Marsih 3
Thomson orang pertama yang dapat menghitung nilai e/me menggunakan persamaan di
atas. Sampai saat ini, nilai yang disepakati untuk e/me = 1,7588202 x 1011 C kg−1.

Muatan elektron (e)


Thomson hanya berhasil mengukur nilai e/me, sehingga untuk mengetahui muatan
elektron (e) dan massa elektron (me) masih diperlukan eksperimen yang lain. Pada 1906,
Robert Millikan berhasil mengukur muatan elektron mengunakan perlatan seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3 Skema eksperimen tetes minyak yang digunakan untuk


mengukur muatan elektron.

Eksperimen ini menggunakan sebuah tabung yang dilengkapi dengan sepasang plat
listrik. Tetes minyak disemprotkan ke dalam tabung di atas plat yang bermuatan positif
(+). Beberapa tetes minyak jatuh ke daerah di antara kedua plat melalui lubang kecil pada
plat (+). Dalam perjalanannya tetes minyak ini menangkap elektron yang berasal dari
ionisasi gas di dalam tabung karena radiasi sinar-X. Tetes minyak yang bermuatan negatif
mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi yang menariknya ke bawah dan gaya listrik
yang menariknya ke atas. Beda potensial (V) antara kedua plat diatur agar ada beberapa
tetes minyak yang mengambang. Alat ini dilengkapi dengan miskroskop untuk mengamati
tetes minyak yang mengambang sekaligus untuk mengukur diameter tetes tersebut. Pada
tetes minyak yang mengambang, gaya gravitasi dan gaya listriknya yang dialaminya sama
besar; m.g = Q.E. Pada persamaan ini, m adalah massa tetes yang mengambang, g
kecepatan gravitasi Bumi, Q muatan pada tetes minyak, dan E kekuatan medan listrik.
Besarnya muatan, Q yang terukur berbeda-beda untuk tetes minyak yang berbeda, tetapi
nilainya selalu merupakan kelipatan dari suatu nilai muatan terkecil; Q = n q. Millikan
menyimpulkan bahwa nilai muatan terkecil (q) ini adalah muatan dari satu elektron (e).
Nilai q = e yang dilaporkan oleh Millikan adalah −1,59x10−19 C. Saat ini, nilai e yang
disepakati adalah −1,60217646x10−19 C. Dengan nilai e ini dan nilai e/me yang diperoleh
dari eksperimen sebelumnya, diperoleh nilai me = 9,10938291x10−31 kg.

iNyoman Marsih 4
Melalui beberapa eksperimen ini telah diketahui bahwa atom mengandung partikel
subatomik bermuatan negatif yang disebut elektron. Karena atom mengandung elektron
yang bermuatan negatif, secara logika dapat disimpulkan bahwa atom pasti mengandung
partikel subatomik lain yang bermuatan positif agar atom tetap netral. Partikel subatomik
bermuatan positif ini disebut proton. Eksperimen berikutnya berhasil mendeteksi
keberadaan proton dan mengukur muatannya yaitu sebesar +e dan massanya
1,67262x10−27 kg atau 1836 kali lebih besar daripada massa elektron. Eksperimen untuk
mengamati keberadaan proton tidak dijelaskan dalam catatan ini.

Sampai tahap ini telah disepakati bahwa atom tersusun atas elektron dan proton, tetapi
belum diketahui bagaimana kedua subpartikel ini tersusun untuk membentuk sebuah
atom.

Penemuan inti atom


Pada 1911, Ernest Rutherford mengamati apa yang terjadi jika partikel α ditembakan
pada lembaran logam emas yang sangat tipis (600 nm atau setebal 2000 atom). Partikel α
memiliki massa 4 kali massa proton dan bermuatan +2e. Hasil pengamatannya
menunjukkan bahwa hampir semua partikel α menembus lembaran emas dengan lintasan
lurus, tetapi ada sebagian kecil yang dibelokan dengan sudut yang cukup besar,
beberapa (1/8000) bahkan dipantulkan. Adanya partikel α yang dipantulkan benar-benar
di luar dugaan, karena partikel α dengan massa yang cukup besar dan bergerak dengan
kecepatan tinggi seharusnya dengan mudah menembus lapisan logam yang sangat tipis
itu, seperti peluru yang ditembakan ke selembar kertas.

CHAPTER 1 ■ The Atom in Modern Chemistry 23

Gold foil

Weakly deflected B
α particles
C
A
B A

A
More strongly B
deflected α particles A
Source of A
narrow beam C B
of fast-moving A
α particles Backscattered A
α particles ZnS fluorescent
screen

(a) (b)
F I G U R E 1.12 Schematic of Rutherford’s experiment on the scattering of particles by thin (600 nm) gold foils.
Gambar
(a) Flashes of1.4light
Skemamarkhampuran
the arrival ofpartikel α olehatlapisan
alpha particles emas setebal
the fluorescent 600than
screen. More nm.100,000
(a) Sebagian
alpha
besar partikel α menembus lapisan emas dengan lintasan lurus atau sedikit dibelokan.
particles per minute were weakly deflected, and only about 20 alpha particles per minute were deflected
backwards, under typical conditions. (b) Interpretation of the Rutherford experiment: Most of the alpha
Garis warna
particles merahthe
pass through mewakili partikel
space between α yang
nuclei dipantulkan,
and are sekitar
deflected only slightly1/8000 bagian.
(A). A few (b)to a
pass close
Interpretasi
nucleus and areeksperimen
more stronglyRutherford.
deflected (B). Sebagian
Some are evenbesar partikel
scattered α melalui
backward ruang
(C). The antarinti
size of dan
the nucleus,
hanya sedikit dibelokan (A), beberapa lewat cukup dekat ke inti dan mengalami perubahan
relative to the size of a gold atom, is much smaller than the diagram suggests.

lintasan yang lebih besar (B), hanya beberapa yang tepat menabrak inti dan dipantulkan-
balik (C).

number of the element. Atomic numbers are given on the inside front cover of this
book. The Rutherford model for a gold atom has 79 electrons (each with charge
iNyoman Marsih !1e) arranged about a nucleus of charge "79e. The electrons occupy nearly the 5
entire volume of the atom, whereas nearly all its mass is concentrated in the
nucleus.
The model of the atom Rutherford proposed is often called the “planetary
Partikel α ada yang terpantul karena menabrak partikel yang memiliki kerapatan massa
sangat tinggi dan bermuatan positif pada lembaran logam emas. Rutherford
menyimpulkan bahwa massa dan muatan positif emas terkumpul pada partikel-partikel
yang sangat kecil. Partikel tempat berkumpulnya massa dan muatan positif ini oleh
Rutherford diberi nama inti atom. Partikel α yang lintasannya berubah (dibelokan) adalah
partikel yang lewat cukup dekat ke inti atom. Sebagian besar partikel α menembus
lembaran emas tanpa dibelokan karena atom sebagian besarnya berupa ruang kosong.

Inti atom yang paling sederhana dan paling kecil adalah inti atom hidrogen (H), yang
disebut proton (p), karena hanya terdiri atas satu proton. Inti atom dari unsur yang lain
mengandung Z proton, dengan Z berupa bilangan bulat. Jumlah proton pada inti atom
disebut nomor atom (Z).

Model Atom Rutherford


68 Chapter 3 | Elements, Compounds, and the Periodic Table
Berdasarkan interpretasi hasil percobaan
Nucleus hamburan
As notedpartikel α pada
above, two lembaran
of the subatomic logam emas,
particles carry electri
(protons + Rutherford mengajukan sebuah model atom. Pada
carry a single unit of positive charge, and electrons carry a sin
neutrons)
model ini, muatan
charge. Two particlessebesar
that have +Ze e adalah
the (same muatan
electrical charge repel
satu elektron) berkumpul pada inti atom yang
particles that have opposite charges attract each other. In an
ukurannya jauh lebih
charged electrons kecil daripada
are attracted ukuran atom.
to the positively charged proton
Diameter atom sekitar 10.000 kali diameter inti.
attraction that holds the electrons around the nucleus. Neutrons
Inti neutral. oleh Z elektron (Z adalah
atom ini dikelilingi
are electrically
nomor atom).
Because Model
of their ini dikenal
identical sebagi
charges, model repel
electrons Tata each ot
Surya, karena elektron menempati hampir
between the electrons keep them spread out throughout the v seluruh
Electrons volume
and it isatom (seperti
the balance planet the
between dalam sistem Tata
attractions the electrons feel
Surya). Pada bagian pusat atom terdapat inti yang
Figure 3.5 | The internal and the repulsions they feel toward each other that controls the sizes o
sangat rapat dan ukurannya sangat kecil (seperti
Gambar 1.5 Model atom
structure of a atom. An atom is Rutherford. Protons also repel each other, but they are able to stay together in
Matahari yang berada di pusat sistem Tata Surya).
Atom tersusun
composed dari
of a tiny sebuah
nucleus inti dan the nucleus because their repulsions are apparently offset by power
that Sifat-sifat atom dari suatu unsur ditentukan oleh
elektron
all ofyang menempati (red)sebagian forces that involve other subatomic particles that are studied in partic
holds the protons and muatan sebesar +Ze pada intinya dan
besar ruang
neutrons di The
(grey). luar inti.
electrons are Matter as we generally find it in nature appears to be electrically n
that itkeberadaan
contains equal Z elektron
numbersdiofsekitar
positive intiand
tersebut.

negative charges. Th
in the space outside the nucleus.
atom, the number of electrons must equal the number of protons.
Model atom Rutherford berhasil menjelaskan beberapa sifat atom, tetapi model ini
memiliki satu kelemahan. Atom seperti Theyangproton and neutronoleh
digambarkan are model
much more ini tidakmassive than the electron
mungkin
ada
Thekarena elektron
binding energy akan jatuh
of nucleons is heavier,
ke inti.
so in any atom almost all of the atomic mass is contributed by
discussed in Chapter 21. This binding in the nucleus. It is also interesting to note, however, that the diam
energy is what allowed for the easy approximately 10,000 times the diameter of its nucleus, so almost all
Penemuan Neutron
formation of the elements up to iron. atom is occupied by its electrons, which fill the space around the nu
on a more meaningful scale, if the nucleus was 1 ft in diameter, it wo
Dari eksperimen hamburan partikel α oleh lembaran logam, Rutherford juga berhasil
of an atom with a diameter of approximately 1.9 miles or 10,000 feet
menentukan jumlah muatan positif pada inti atom logam tersebut. Dari muatan inti ini
dapat dihitung jumlah proton (Z) yang ada dalam inti sebuah atom. Tetapi, massa inti
atom yang dihitung berdasarkan massa proton yang ada selalu lebih kecil daripada
massa inti yang terukur. Rutherford Atomic
menemukan Numbers
bahwa massa andinti Mass
sekitarNumbers
dua kali massa
semua proton pada inti tersebut. Fakta ini menunjukkan
What distinguishes adanya from
one element partikel lain di
another dalam
is the inti of proton
number
yang massanya hampir sama dengan massa proton, tetapi tidak bermuatan. Karena tidak
atoms, because all of the atoms of a particular element have an identica
bermuatanNumber partikelofini diberi nama neutron. Keberadaan neutron akhirnya dapat
subatomic In fact, this allows us to redefine an element as a substance whose a
dibuktikan secara eksperimen
particles in atoms oleh James Chadwick pada 1932.

identical number of protons. Thus, each element has associated with i


which we call its atomic number (Z), that equals the number of proton
iNyoman Marsih each of its atoms. 6

Atomic number (Z ) number of protons


Dengan penemuan neutron ini maka tiga partikel subatomik dan bagaimana ketiga
partikel tersebut tersusun untuk membentuk sebuah atom telah dapat diketahui.
Gambaran tentang atom bukan lagi partikel terkecil dari suatu materi yang tidak dapat
dibagi-bagi. Atom terbentuk dari sebuah inti yang dikelilingi oleh sejumlah Z elektron.
Pada inti, yang ukurannya jauh lebih kecil daripada ukuran atom, terdapat Z proton dan
sejumlah neutron. Jumlah proton, Z kemudian disebut nomor atom, dan jumlah proton
dan neutron dalam inti disebut nomor massa (A).

Nomor Atom dan Nomor Massa

Sampai saat ini telah ketahui ada 118 unsur yang berbeda. Setiap unsur memiliki jumlah
proton tertentu yang berbeda dengan jumlah proton unsur yang lain. Jumlah proton
dalam atom setiap unsur disebut nomor atom dengan notasi Z. Jumlah proton dan
neutron dalam inti atom disebut nomor massa (A).

Nomor atom (Z) = jumlah proton

Nomor massa (A) = jumlah proton + jumlah neutron

Setiap unsur diberikan simbol kimia yang unik, yang digunakan untuk menuliskan nama
unsur tersebut secara singkat. Misalnya, unsur karbon diberi simbol C dan besi diberi
simbol Fe.

Di Alam, hampir semua unsur berada sebagai campuran beberapa atom yang disebut
isotop. Isotop dari unsur yang sama memiliki jumlah proton yang sama, tetapi jumlah

Tabel 1.1 Karakteristik partikel subatomik


Partikel Massa (kg) Muatan (C) Simbol

9,10938291 x 10−31 -1,60217646 x 10−19 0


−1e
Elektron

1,672621777 x 10−27 +1,60217646 x 10−19 1


1p
Proton

1,674927351 x 10−27 0
1n
Neutron 0

neutronya berbeda. Isotop dari unsur tertentu memiliki sifat fisik dan kimia yang sama.
Oleh karena itu, setiap isotop harus ditandai dengan dua nomor, yaitu nomor atom dan
nomor massa. Simbol kimia untuk isotop ditulis sebagai A Z X. X adalah simbol kimia untuk
unsur dengan nomor atom Z. Contoh, karbon (C) memiliki dua isotop yaitu 12 13
6 C dan 6 C.
Kedua isotop karbon ini memiliki jumlah proton, Z = 6, tetapi jumlah neutronnya berbeda.
Isotop 12 13
6 C memiliki (12 - 6) = 6 neutron, sedangkan isotop 6 C memiliki (13 - 6) = 7
neutron. Pada penulisan simbol isotop, nomor atom (Z) boleh tidak ditulis, karena jumlah
proton sudah dapat diketahui dari simbol unsurnya. Jadi, kedua isotop karbon cukup
ditulis 12C dan 13C; semua atom karbon pasti memiliki 6 proton.

Massa Atom Relatif (Ar)


Teori atom Dalton menyatakan bahwa atom dari setiap unsur memiliki massa tertentu,
yang berbeda dengan massa atom dari unsur yang lain. Konsep ini memicu upaya untuk
menentukan rumus kimia suatu zat dan mengukur massa atom dari suatu unsur. Massa
satu atom sangat kecil untuk dapat diukur dengan cara seperti kita menimbang berat
suatu benda. Tetapi, massa atom relatif suatu atom dapat ditentukan jika diketahui ratio
iNyoman Marsih 7
jumlah atom dalam suatu senyawa. Prinsip penentuan massa atom relatif ini dijelaskan
pada paragraf berikut.

Pada suhu dan tekanan tertentu, gas dengan volume tertentu mengandung jumlah
molekul yang sama, tidak bergantung pada jenis gasnya. Hasil eksperimen menunjukkan
bahwa satu liter gas hidrogen bereaksi dengan satu liter gas flor menghasilkan dua liter
gas hidrogen florida. Hasil ini menunjukkan bahwa hidrogen dan flor haruslah molekul
diatomik, H2 dan F2, sedangkan satu molekul hidrogen florida mengandung satu atom H
dan satu atom F. Jadi rumus kimia hidrogen florida adalah HF. Dalam senyawa hidrogen
florida ratio jumlah atom H terhadap F haruslah 1 : 1. Pada penguraian gas hidrogen
florida, massa gas flor yang dihasilkan selalu 9 kali lebih besar daripada massa gas
hidrogen, yang berarti massa atom F haruslah 9 kali massa atom H. Ratio jumlah atom F :
H = 1 : 1 akan memberikan ratio massa F : H = 9 : 1, jika massa 1 atom F = 9 x massa 1
atom H.

Latihan 1.1
Apakah yang dapat Anda simpulkan Jika 1 liter gas hidrogen bereaksi dengan 1 liter gas flor
menghasilkan 1 liter gas hidrogen florida.

Walaupun massa atom F dan H belum dapat ditentukan, tetapi kita sudah mengetahui
perbandingan massanya. Dengan cara yang sama, menggunakan senyawa yang lain,
kita dapat menentukan ratio massa dua atom yang lain. Selanjutnya, dengan menetapkan
massa dari salah satu atom, kita dapat mengetahui massa atom yang lain secara relatif.
Inilah yang kemudian dikenal sebagai massa atom relatif (Ar) dari suatu unsur. Awalnya,
atom H digunakan sebagai acuan dan massanya ditetapkan sebesar 1 sma (satuan
massa atom). Dengan demikian, maka massa atom relatif F adalah 9 sma, dan massa
atom relatif O adalah 16 (atom O sebilan kali lebih berat daripada atom H).

Skala Massa Atom Berdasarkan Karbon-12


Pada saat ini, penentuan massa atom relatif menggunakan acuan isotop karbon yang
paling melimpah, 12C yang massanya ditetapkan tepat 12 sma. Massa atom yang lain
diberikan relatif terhadap massa 12C. Secara internasional notasi yang disepakati untuk
satuan massa atom (sma) adalah u. Dengan menetapkan massa 1 atom 12C sebesar 12 u,
1 12
maka 1 u adalah massa 1 atom C.

12
1 12
1 u = 1 sma = x massa 1 atom C

12
Karena suatu unsur memiliki beberapa isotop, maka massa atom dari suatu unsur adalah
massa rata-rata dari isotop dari unsur tersebut relatif terhadap atom 12C. Jika rata-rata
atom dari suatu unsur memiliki massa dua kali massa atom 12C, maka massa atom unsur
tersebut adalah 24 u.

Secara umum, massa atom suatu isotop hanya sedikit berbeda dari nomor massa (A)
isotop tersebut. Contoh, massa isotop 35Cl adalah 34,968852 u. Satu-satunya isotop
yang massanya tepat sama dengan nomor massanya adalah isotop 12C, karena secara
definisi massa atom ini ditetapkan sebesar 12 u.

Latihan 1.2

Atom aluminium (Al) 2,24845 kali lebih berat daripada atom 12C. Tentukan massa atom Al.

iNyoman Marsih 8
Massa atom dari suatu unsur adalah massa atom rata-rata dari semua isotop unsur
tersebut, yang dihitung sesuai kelimpahannya di alam. Contoh, hidrogen memiliki tiga
isotop yaitu 1H, 2H dan 3H. Massa dan kelimpahan ketiga isotop hidrogen ditunjukkan
pada Tabel 1.2. Massa atom rata-rata hidrogen adalah 1,0079 u, hanya sedikit lebih besar
daripada massa atom isotop 1H, karena hampir seluruh hidrogen yang terdapat di alam
adalah 1H (99,985%). Massa atom H = (99,985% x 1,007825) u + (0,015% x 2,0140) u =
1,0079 u. Massa atom rata-rata dari suatu unsur biasanya cukup ditulis massa atom
(tanpa kata rata-rata). Contoh, massa atom rata-rata boron (B) cukup ditulis massa atom
boron.

Tabel 1.2 Kelimpahan isotop hidrogen


Isotop H Massa (u) %kelimpahan
1 1,007825 99,985
H
2 2,0140 0,015
H
3 3,01605 Sangat kecil
H

Latihan 1.3
Di alam, boron (B) terdiri atas isotop 10B dan 11B dengan kelimpahan masing-masing
19,9% dan 80,1%. Massa atom 10B dan 11B masing-masing adalah 10,0129 dan
11,0093 u. Hitung massa atom rata-rata boron.

Spektrometri Massa
Metode penentuan massa atom dan massa molekul yang paling akurat adalah metode
spektrometri massa mengguna instrumen yang disebut spektrometer massa (MS). Pada
instrumen ini, atom atau molekul dilewatkan melalui berkas elektron berkecepatan tinggi.

Gambar 1.6 Skema peralatan spektrometer massa

Tumbukan dengan berkas elektron ini menyebabkan atom atau molekul yang dianalisis
melepaskan elektron dan menjadi ion positif. Ion-ion ini kemudian dipercepat oleh medan
listrik menuju medan magnet. Interaksinya dengan medan magnet menyebabkan ion-ion
iNyoman Marsih 9
ini bergerak dengan lintasan melengkung.
Kelengungan lintasan bergantung pada massa ion.
Semakin berat ionnya, semakin kecil kelengkungan
lintasannya. Ion-ion akan terpisahkan sesuai
massanya dan sampai ke detektor pada posisi yang
berbeda-beda. Detektor merekam ion sesuai massa
dan intensitasnya. Intensitas sinyal berbanding lurus
dengan jumlah ion dengan massa tertentu yang
terdeteksi.

Gambar 1.7 menunjukkan spektrum massa yang


diperoleh ketika sampel gas Ne diinjeksikan ke
dalam spektrometer massa. Spektrum ini terdiri atas
3 sinyal (puncak) pada massa atom 20, 21 dan 22,
bukan satu puncak seperti yang diharapkan. Tiga Gambar 1.7 Spektrum massa neon.
puncak ini menunjukkan bahwa unsur Ne memiliki 3
isotop, yaitu 20Ne, 21Ne dan 22Ne. Intensitas puncak
menyatakan kelimpahan masing-masing isotop, 0,9092 untuk 20Ne, 0,00257 untuk 21Ne
dan 0,0882 untuk 22Ne. Jadi kelimpahan alami ketiga isotop neon dalam persen adalah
90,92% 20Ne, 0,257% 21Ne dan 8,82% 22Ne.

1.3 Tabel Periodik Unsur


Seiring berkembangnya kimia pada abad ke-18 dan awal abad ke-19, banyak unsur yang
ada di alam telah diidentifikasi beserta sifat-sifatnya yang sangat bervariasi. Pada
awalnya, deretan unsur-unsur dan sifat-sifatnya ini sangat membingungkan. Perlahan-
lahan beberapa pola yang dibentuk oleh sifat-sifat unsur ini mulai terungkap. Tabel
periodik dibuat untuk menunjukkan pola atau trend yang diamati pada sifat-sifat unsur.
Tabel periodik yang kita gunakan saat ini didasarkan pada tabel yang disusun oleh Dmitri
Mendeleev dan Julius Meyer secara terpisah pada waktu yang hampir bersamaan.
Mendeleev menemukan bahwa ketika unsur-unsur yang telah diketahui pada saat itu
disusun berdasarkan massa atomnya, sifat kimia yang mirip berulang setiap interval
tertentu. Misalnya, unsur litium, natrium, kalium, rubidium dan cesium sama-sama berupa
logam yang lunak dan sangat reaktif terhadap air. Ke-5 logam ini membentuk senyawa
dengan klor dengan perbandingan jumlah atom 1 : 1. Mendeleev meletakan unsur-unsur
yang memiliki kemiripan sifat pada kolom yang sama. Beberapa tempat pada tabel itu
dibiarkan kosong, dengan alasan bahwa unsur yang seharusnya mengisi kekosongan itu
belum ditemukan. Ketika Mendeleev mempublikasikan tabel periodiknya, unsur galium,
scandium dan germanium belum diketahui. Mendeleev memprediksi keberadaan dan
sifat-sifat ketiga unsur ini secara akurat berdasarkan kekosongan pada tabel periodik
yang dibuatnya. Alasan untuk mengosongkan beberapa kotak pada tabel periodiknya itu
ternyata benar, karena beberapa tahun kemudian unsur-unsur tersebut berhasil
ditemukan dan sifat-sifatnya sesuai dengan yang diperkirakan oleh Mendeleev.

Mendeleev juga mengoreksi massa atom beberapa unsur, karena ketika unsur tersebut
diletakan sesuai massa atomnya yang diketahui saat itu, sifatnya tidak mirip dengan
unsur-unsur yang segolongan. Contoh, massa atom indium ketika itu dihitung
berdasarkan asumsi bahwa rumus oksidanya adalah InO. Hasil perhitungan ini
memberikan massa atom sebesar 76. Berdasarkan massa atom ini, indium berada pada
golongan nonlogam, padahal In bersifat logam. Dengan asumsi rumus oksida indium
adalah In2O3, Mendeleev menghitung ulang massa atom In dan memperoleh angka 113,
cukup dekat dengan massa atom In yang sebenarnya yaitu 114,8.

iNyoman Marsih 10
Tabel Periodik Unsur Modern
Tabel periodik unsur versi terkini ditunjukkan pada Gambar 1.8. Perbedaan mendasar
antara tabel periodik modern ini dengan tabel periodik Mendeleev adalah bahwa pada
tabel periodik modern unsur diurutkan berdasarkan nomor atomnya, bukan berdasarkan
massa atom seperti pada tabel periodik Mendeleev. Alasannya akan menjadi jelas ketika
kita sudah mempelajari konfigurasi elektron pada atom di bab berikutnya.

Gambar 1.8 Tabel Periodik Unsur modern.

Beberapa Istilah terkait Tabel Periodik


Setiap baris horizontal pada TPU disebut perioda, yang diberi nomor 1 - 7. Di bawah
bagian utama TPU terdapat dua dua baris yang digambarkan terpisah, masing-masing
berisi 14 unsur. Dua baris ini sebenarnya tidak terpisah dari TPU, posisinya ada di tengah
setelah La dan Ac. Kedua baris ini digambarkan terpisah agar TPU tidak terlalu panjang
dan bisa digambarkan dengan cukup jelas pada halaman buku.

Kolom vertikal pada TPU disebut golongan, juga diberi nomor dari kiri ke kanan. Ada dua
sistem penomoran untuk golongan; penomoran versi IUPAC dan versi Amerika Utara.
Pada versi IUPAC, golongan diberi nomor 1 - 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Pada
versi Amerika, kolom yang panjang diberi Nomor 1A - 8A, dan kolom yang pendek diberi
Nomor 1B - 8B. Ada juga cara penomoran seperti versi Amerika, tetapi menggunakan
Angka Romawi. Misalnya Golongan 3A ditulis IIIA.

Unsur-unsur pada kolom yang panjang (golongan A) dikenal sebagi unsur golongan
utama atau unsur representattif. Unsur-unsur pada kolom yang lebih pendek (golongan
B), dibagian tengah, disebut unsur transisi. Sedangkan dua baris unsur yang
digambarkan terpisah dari bagian utama TPU diberi nama sesuai posisinya pada TPU.
Unsur nomor 58 - 71 diberi nama unsur lantanida karena posisi setelah lantanum (La), dan

iNyoman Marsih 11
unsur nomor 90 - 103 disebut unsur aktinida karena berada disebelah kanan aktinium
(Ac).

Beberapa golongan juga diberi nama umum sesuai sifatnya. Misalnya, unsur-unsur
golongan 1 atau 1A adalah logam. Semuanya bereaksi dengan air menghasilkan larutan
yang bersifat basa atau alkaline, sehingga disebut unsur alkali. Unsur 2A juga berupa
logam. Senyawanya dengan oksigen juga bersifat basa, tetapi beberapa senyawanya
tidak larut dalam air dan ditemukan sebagai deposit di dalam tanah. Oleh karena itu,
unsur 2A disebut unsur alkali tanah. Unsur golongan 18 atau 8A adalah gas mulia, karena
berwujud gas pada temperatur ruang dan bersifat inert. Beberapa logam juga disebut
logam mulian seperti emas dan platina, karena kereaktifannya yang terbatas. Unsur
golongan 17 disebut halogen, yang dalam Bahasa Yunani berarti laut atau garam.
Misalnya, klor ditemukan sebagai garam dapur.

1.4 Logam, Nonlogam dan Semilogam


Tabel periodik merangkum sifat fisik dan kimia unsur dan senyawanya secara sistematik
berdasarkan posisinya. Dengan tabel periodik kita dapat mempelajari dan mengingat
persamaan dan perbedaan sifat-sifat unsur dan senyawa secara lebih mudah.
Karakteristik unsur yang paling mudah diperoleh dari tabel periodik adalah logam,
nonlogam dan semilogam. Semua unsur golongan 1 - 12, kecuali H, adalah logam.
Sedangkan unsur pada bagian atas golongan 13 - 17, dan semua unsur golongan 18
adalah nonlogam. Ada beberapa unsur yang sifatnya berada di antara logam dan non
logam. Unsur-unsur ini disebut semilogam atau metaloid. Unsur semilogam terletak pada
garis diagonal dari B ke At, yaitu B, Si, Ge, As, Sb, Te, Po dan At. Semua unsur di sebelah
kanan garis diagonal ini adalah unsur nonlogam.

Logam

Unsur-unsur yang dikelompokan sebagai logam memiliki beberapa sifat yang khas, yaitu
keras, berkilau, menghantarkan listrik dan kalor, dapat ditempa, ductile (dapat
memanjang jika ditarik dan melengkung jika dibengkokan). Logam emas dapat dibuat
menjadi lembaran yang sangat tipis karena logam emas dapat ditempa. Kabel listrik yang
panjang dan lentur dapat dibuat karena logam tembaga bersifat ductile. Kekerasan logam
sangat bervariasi, dari yang sangat keras seperti besi sampai yang cukup lunak dan
dapat dipotong dengan pisau seperti logan natrium. Semua logam, kecuali merkuri (Hg),
berwujud padat pada suhu ruang dan memiliki titik leleh tinggi. Logam dengan titik leleh
paling tinggi adalah tungsten (W, Tm = 3410oC) sehingga digunakansebagai filamen pada
lampu pijar.

Sifat kimia logam sangat bervariasi. Logam mulia seperti emas dan platina sangat tidak
reaktif (inert), tidak bereaksi dengan hampir semua zat yang lain. Beberapa logam sangat
reaktif seperti natrium, sehingga perlu perlakuan khusus agar dapat bertahan sebagai
unsurnya. Logam natrium sangat cepat bereaksi dengan oksigen atau uap air. Permukaan
beberapa logam, seperti Al dan Cu, tampak tidak berkilau karena terlapisi oleh senyawa
yang terbentuk dari reaksinya dengan oksigen atau uap air di udara.

Nonlogam
Unsur yang tidak memiliki sifat-sifat logam disebut nonlogam. Padatan nonlogam tidak
berkilau, bukan penghantar listrik dan kalor yang baik, tidak dapat ditempa dan getas.
Lebih banyak unsur nonlogam kita temukan sebagai senyawanya. Keberadaan beberapa
nonlogam sebagai unsurnya sangat penting bagi kehidupan. Komponen utama udara
yang kita hirup adalah oksigen dan nitrogen. Keduanya adalah gas takberwarna dan
iNyoman Marsih 12
takberbau sehingga sangat sukar untuk mengetahui keberadaannya. Unsur nonlogam
yang paling sering kita temui adalah karbon. Kita mendapati unsur karbon sebagai grafit
pada pensil, batubara, dan arang untuk barbequ. Unsur karbon juga terdapat dalam
wujudnya yang sangat indah dan paling disukai yaitu intan.

Pada temperatur ruang, hampir setengah unsur nologam berwujud padat, yang lainnya
berwujud gas. Hanya satu unsur nonlogam yang berwujud cair yaitu brom.

Kereaktifan nonlogam juga sangat bervariasi, dari yang paling reaktif yaitu flor sampai
yang paling inert yaitu helium. Flor berekasi hampir dengan semua unsur yang lain.
Sedangkan helium, gas yang digunakan untuk mengisi balon, tidak bereaksi dengan
apapun.

Semilogam
Sifat semilogam merupakan transisi dari sifat logam ke nonlogam, sesuai dengan
posisinya pada tabel periodik yang berada di antara logam dan nonlogam. Secara umum
sifat fisik dan kimia semilogam sama dengan sifat nonlogam. Hanya sifat hantaran
listriknya yang mirip dengan logam. Semilogam bersifat semikonduktor, menghantarkan
listrik tetapi tidak sebaik logam. Karakter semikonduktor terutama ditunjukkan oleh silikon
dan germanium.

Adanya unsur semilogam yang terletak di antara logam dan nonlogam adalah indikasi
yang kuat adanya tren sifat-sifat unsur pada tabel periodik. Dari kiri ke kanan pada satu
perioda dan dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat fisik dan kimia berubah secara
perlahan. Adanya unsur semilogam adalah contoh perubahan sifat yang terjadi secara
perlahan. Pada perioda ke-3, kita dapati Al dengan karakter logam, lalu Si yang
semilogam dan P yang nonlogam. Perubahannya tidak terjadi secara drastis dari logam
langsung ke nonlogam. Perubahan perlahan juga ditemui pada golongan 14 dari atas ke
bawah. Karbon adalah nonlogam, Si dan Ge semilogam, dan Sn dan Pb adalah logam.

1.5 Molekul dan Rumus Kimia


Atom dapat bergabung dengan berbagai cara untuk menghasilkan berbagai senyawa
yang terdapat secara alami dan yang disintesis di laboratorium. Secara sederhana,
senyawa dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu senyawa molekuler dan senyawa
ionik. Senyawa molekuler terdiri atas partikel diskret, yang disebut molekul. Contoh
senyawa molekuler adalah air. Satu molekul air terdiri atas satu atom oksigen yang
berikatan dengan dua atom hidrogen. Contoh yang lain adalah metana dan kloroform.
Molekul metana terdiri atas 1 atom C yang mengikat 4 atom H, dan molekul kloroform
teridiri atas 1 atom C, 1 atom H dan 3 atom Cl.

Seperti nama unsur yang secara singkat ditulis dengan simbol kimia, senyawa ditulis
menggunakan rumus kimia. Rumus kimia untuk molekul terdiri atas lambang unsur dan
jumlah masing-masing unsur pada satu molekul. Rumus kimia air adalah H2O, karena
satu molekul air terdiri atas dua atom H dan satu atom O. Rumus kimia metana dan
kloroform masing-masing adalah CH4 dan CHCl3.

Dari rumus kimia, kita hanya bisa mengetahui jenis dan jumlah masing-masing atom yang
membentuk suatu molekul. Kita tidak dapat mengetahui bagaimana atom-atom tersebut
saling berikatan. Informasi tentang ikatan dapat diperoleh dari rumus struktur dan struktur
3-dimensi. Pada rumus struktur, tanda garis ‘−’ digunakan untuk menggambarkan
bagaimana atom-atom saling berikatan pada suatu molekul.

iNyoman Marsih 13
Rumus struktur air dan metana.

Struktur 3-dimensi dari suatu molekul dapat digambarkan menggunakan model ‘bola-
dan-batang’ dan model ‘ruang-terisi’. Pada model bola-dan-batang, molekul
digambarkan sebagai bola-bola yang dihubungkan dengan batang. Setiap bola mewakili
satu atom dan batang yang menghubungkan dua bola mewakili ikatan antar dua atom.
Ukuran setiap bola menyatakan ukuran relatif masing-masing atom, dan bola dengan
warna berbeda mewakili atom yang berbeda. Model ruang-terisi lebih realistik karena
atom yang berikatan digambarkan sebagai bola-bola yang beririsan, bukan saling
berjauhan.

Gambar 1.10 Model ruang-


Gambar 1.9 Model bola-dan-batang (a) metana
terisi (a) air, (b) metana dan
dan (b) kloroform.
(c) kloroform.

Untuk senyawa yang lebih rumit, rumus


kimianya menggunakan tanda kurung
yang mengapit sekelompok atom.
Contoh, rumus kimia urea adalah
CO(NH2)2, karena pada molekul urea
terdapat 2 gugus -NH2.

Gambar 1.11 Model 3-dimensi molekul urea.

iNyoman Marsih 14
Senyawa Ion
Pada kondisi yang sesuai, elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom yang lain
menghasilkan partikel bermuatan yang disebut ion. Pada reaksi logam natrium dengan
gas klor, elektron berpindah dari natrium ke klor; lebih spesifiknya setiap satu atom Na
memberikan satu elektron ke satu atom Cl, menghasilkan ion Na+ dan Cl−. Ion-ion ini
kemudian bergabung membentuk padatan berwarna putih, natrium klorida. Padatan
yang terdiri atas ion-ion, seperti natrium klorida yang terdiri atas ion bermuatan positif 

(Na+) dan ion bermuatan negatif (Cl−) disebut senyawa ionik.

Pada transfer elektron untuk menghasilkan senyawa ionik, tidak semua atom melepas
atau menerima hanya satu elektron, beberapa atom melepas atau menerima lebih dari
satu elektron. Contoh, reaksi logam kalsium dan oksigen menghasilkan padatan kalsium
oksida, CaO. Pada reaksi ini setiap atom Ca melepaskan 2 elektron dan setiap atom O
menerima 2 elektron. Sehingga padatan ionik CaO terdiri atas ion Ca2+ dan O2−.
Sedangkan pada pembentukan padatan magnesium klorida, setiap atom Mg melepaskan
2 elektron dan setiap atom Cl menerima 1 elektron. Sehingga setiap atom Mg
memerlukan 2 atom Cl untuk bereaksi dan rumus kimia padatan magnesium klorida
adalah MgCl2.1 Padatan ini terdiri atas ion Mg2+ dan Cl− dengan ratio 1 : 2.

Karena semua senyawa harus netral, maka pada senyawa ionik ratio kation terhadap
anion harus sedemikian rupa agar jumlah muatan psitif sama dengan muatan negatif.
Karena itu, rumus senyawa natrium klorida adalah NaCl; dengan ratio kation terhadap
anion 1 : 1, karena muatan kation dan anion sama besar tetapi berlawanan tanda.
Magnesium klorida terdiri atas kation Mg2+ dan anion Cl−, agar neutral harus ada 2 anion
untuk setiap kation. Dengan demikian, rumus senyawa magnesium klorida adalah MgCl2.

Tabel 1.3 Ion unsur-unsur representatif


Golongan
1A 2A 3A 4A 5A 6A 7A

H+

Li+ Be2+ C4− N3− O2− F−


Na+ Mg2+ Al3+ Si4− P3− S2− Cl−
K+ Ca2+ Se2− Br−
Rb+ Sr2+ Te2− I−
Cs+ Ba2+

1 Pada senyawa magnesium klorida, ion Mg2+ tidak berinteraksi hanya dengan 2 Cl−, dan tidak ada partikel
yang terdiri atas 1 atom Mg dan 2 atom Cl. Rumus MgCl2 hanya menyatakan ratio kation : anion = 1 : 2.
iNyoman Marsih 15
Ion dari unsur representatif logam dan nologam
Tabel periodik dapat digunakan untuk menentukan muatan ion yang dibentuk oleh unsur-
unsur logam dan non logam. Contoh, pada senyawanya semua unsur alkali berada
sebagai kation +1, dan unsur alkali tanah sebagai kation +2. Pada senyawanya dengan
logam alkali atau alkali tanah, unsur halogen membentuk anion -1. Sedangkan unsur
golongan 16 membentuk anion -2. Kation dan anion yang dibentuk oleh unsur-unsur
representatif ditunjukkan pada Tabel 1.3.

Latihan 1.4
Tentukan rumus kimia senyawa yang dibentuk oleh (a) Al dan Cl, (b) Al dan O.

Kation Logam Transisi


Unsur transisi terletak di bagian tengah tabel peridok, golongan 3 - 12. Semua unsur
transisi adalah logam, sehingga disebut juga logam transisi. Sebagian besar logam
transisi kurang reaktif dibandingkan logam alkali dan alkali tanah. Ketika bereaksi dengan
unsur nonlogam, logam transisi melepaskan elektron dan membentuk senyawa ionik.
Tetapi muatan kation logam transisi tidak mengikuti aturan seperti logam golongan
utama. Salah satu ciri khas logam transisi adalah kemampuannya untuk membentuk lebih
dari satu macam kation. Misalnya, besi dapat membentuk kation Fe2+ dan Fe3+. Dengan
klor, besi membentuk dua macam senyawa yaitu FeCl2 dan FeCl3. Kedua senyawa ini
mengandung anion yang sama, yaitu Cl−, sehingga perbedaan koefisiennya menunjukkan
kation besi berada pada tingkat oksidasi (muatan) yang berbeda. Kation logam transisi
yang umum ditemukan dalam senyawa ionik ditunjukkan pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4 Kation logam transisi dan pos-transisi


Logam transisi Kation Logam transisi Kation
Titanium Ti2+, Ti4+ Perak Ag+
Kromium Cr2+, Cr3+ Cadmium Cd2+
Mangan Mn2+, Mn3+ Emas Au+, Au3+
Besi Fe2+, Fe3+ Merkuri Hg2+, Hg2+
2

Kobal Co2+, Co3+ Logam pos-transisi

Nikel Ni2+ Timah Sn2+, Sn4+


Tembaga Cu+, Cu2+ Timbal Pb2+, Pb4+
Seng Zn2+ Bismut Bi3+

Senyawa yang Mengandung Ion Poliatomik


Sampai halaman ini kita baru membahas senyawa ionik yang terbentuk dari dua atom
yang berbeda atau senyawa biner. Sebagian besar senyawa ionik mengandung lebih dari
dua macam atom, seperti MgSO4. Senyawa ini umumnya mengandung ion poliatomik,
yaitu ion yang terbentuk dari beberapa atom. Ion poliatomik sama seperti molekul hanya
iNyoman Marsih 16
dibedakan oleh adanya muatan. Molekul tidak bermuatan, sedangkan ion poliatomik
adalah molekul yang bermuatan; bermuatan positif untuk kation dan bermuatan negatif
untuk anion. Beberapa ion poliatomik dapat dilihat pada Tabel 1.5.

Tabel 1.5 Rumus dan nama ion poliatomik


Ion Nama Ion Nama

NH+
4
Ion amonium CO−
3
Ion karbonat

Hg2+
2
Ion merkuri(I) HCO−
3
Ion hidrogenkarbonat

H3O+ Ion hidronium SO2−


3
Ion sulfit

OH− Ion hidroksida HSO−


3
Ion hidrogensulfit

CN− Ion sianida SO2−


4
Ion sulfat

NO−
2
Ion nitrit HSO−
4
Ion hidrogensulfat

NO−
3
Ion nitrat SCN− Ion tiosianat

ClO− Ion hipoklorit S2O2−


3
ion tiosulfat

ClO−
3
Ion klorat CrO2−
4
ion kromat

ClO−
4
Ion perklorat Cr2O2−
7
Ion dikromat

MnO−
4
Ion permanganat PO3−
4
Ion fosfat

C2H3O−
2
Ion asetat HPO2−
4
ion hidrogenfosfat

C2O2−
4
Ion oksalat H2PO−
4
Ion dihidrogenfosfat

Hidrat: Kristal yang Mengikat Air dengan Proporsi Tertentu


Beberapa senyawa membentuk kristal yang mengandung air. Contoh, kalsium sulfat,
CaSO4 mengikat 2 molekul air untuk setiap CaSO4. Senyawa yang dalam wujud kristal
mengikat air dengan ratio tertentu disebut hidrat. Jumlah molekul air yang terikat pada
suatu hidrat harus dituliskan pada rumus kimianya. Rumus kimia untuk kalsium sulfat
hidrat adalah CaSO4.2H2O. Molekul air pada hidrat tidak terikat dengan kuat dan dapat
dihilangkan dengan pemanasan. Jika dibiarkan di udara terbuka, kristal CaSO4 kering
atau unhidrat akan menyerap uap air kembali membentuk hidrat dengan ratio H2O
terhadap CaSO4 = 2.

Pada beberapa hidrat, penghilangan air (dehidrasi) ditandai dengan perubahan warna.
Contoh, tembaga sulfat membentuk hidrat berwarna biru dengan rumus CuSO4.5H2O,
yang berarti ada 5 molekul air untuk setiap CuSO4. Jika kristal biru ini dipanaskan, semua
air kristalnya akan menguap menghasilkan kristal CuSO4 yang berwarna putih.

iNyoman Marsih 17
Latihan 1.5
Tentukan jumlah masing-masing atom yang terdapat pada; (a) (CH3)3COH, (b) hidrat
CoCl2.6H2O.

Tata Nama Senyawa Ionik


Penulisan nama senyawa ionik harus mengikuti aturan tertentu, agar dari namanya kita
bisa menuliskan rumus senyawa tersebut dengan benar. Aturan penulisan nama senyawa
ionik adalah sebagai berikut;

1. Nama senyawa ionik dibentuk dari nama kation dan nama anionnya. Nama kation
dituliskan lebih dahulu, diikuti nama anion.

2. Jumlah kation dan jumlah anion tidak perlu dinyatakan, karena dengan mengetahui
muatan kation dan anion, rumus senyawanya dapat dituliskan dengan benar. Contoh,
nama senyawa yang dibentuk oleh ion natrium (Na+) dan ion sulfat (SO2−4 ) cukup
ditulis natrium sulfat, bukan dinatrium sulfat. Karena ion natrium bermuatan +1 dan
ion sulfat bermuatan -2, maka rumus senyawa natrium sulfat pasti Na2SO4.

3. Nama kation logam yang hanya membentuk satu jenis kation (logam alkali dan alkali
tanah), sama dengan nama logamnya. Contoh, nama ion Ca2+ adalah ion kalsium.

4. Nama anion monoatomik adalah nama unsurnya ditambah akhiran -ida. Contoh, Cl−:
klorida, O2−: oksida, N3−: nitrida, S2−: sulfida.

5. Kation logam transisi, karena bisa memiliki tingkat oksidasi yang berbeda, adalah
nama logamnya diakhiri dengan muatannya. Muatan kation ditulis menggunakan
angka romawi dan diapit tanda kurung. Contoh, nama ion Fe2+ adalah besi(II).

Untuk memahami aturan di atas, perhatikan beberapa contoh pada Tabel 1.6.

Tabel 1.6 Nama beberapa senyawa ionik


Rumus Kimia Nama Rumus Kimia Nama
KBr Kalium bromida Cs3PO4 Cesium fosfat
MgCl2 Magnesium klorida CoPO4 Kobal(III) fosfat
K2CrO4 Kalium kromat Co(NO3)2 kobal(II) nitrat
FeCrO4 Besi(II) kromat CaHPO4 Kalsium hidrogenfosfat
Fe2(CrO4)3 Besi(III) kromat NH4NO3 Amonium nitrat
Na2S Natrium sulfida TiO2 Titanium(IV) oksida

Latihan 1.6
(a) Tuliskan nama senyawa berikut; Cu2O, PbSO4, CoF3, dan Fe2O3.
(b) Tuliskan rumus kimia senyawa berikut; kalium fosfat, krom(III) hidrogenfosfat, dan
aluminium nitrat heksahidrat.

iNyoman Marsih 18

Anda mungkin juga menyukai