Anda di halaman 1dari 29

Kisi-Kisi USBN PKN 2022

 Sistem Pembagian Kekuasaan Negara


Menurut John Locke sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273) bahwa kekuasaan negara itu
dapat dibagi menjadi tiga macam kekuasaan sebagai berikut :
a. Kekuasaan Legislatif : Kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang
b. Kekuasaan Eksekutif : Kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang, termasuk kekuasaan
untuk mengadili setiap pela00nggaran terhadap undang-undang
c. Kekuasaan Federatif : Kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.

Sedangkan menurut Montesquieu sebagaimana dikutip oleh Riyanto (2006:273) kekuasaan


negara dibagi menjadi berikut, antara lain :
a. Kekuasaan Legislatif : Kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang
b. Kekuasaan Eksekutif : Kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang
c. Kekuasaan Yudikatif: Kekuasaan untuk mempertahankan undang-undang, termasuk
kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-undang.

Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian kekuasaan
secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal.
a. Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal
 Pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu
 Pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang terdiri atas tiga jenis kekuasaan (legislatif,
eksekutif, dan yudikatif) menjadi enam kekuasaan negara, antara lain :

1) Kekuasaan Konstitutif, 
 Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar: MPR 
 Pasal 3 ayat (1) MPR berwenang untuk mengubah dan menetapkan UUD
2) Kekuasaan Eksekutif, 
 Menjalankan undang-undang dan penyelenggraan pemerintahan negara: Presiden 
 Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
“Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar.

3) Kekuasaan Legislatif, 
 Membuat UUD : DPR
 Pasal 20 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
“Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.” 

4) Kekuasaan yudikatif 
 Untuk menyelenggarakan peradilan: MA dan MK 
 Pasal 24 ayat (2) “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.” 

5) Kekuasaan Eksaminatif/inspektif, 
 untuk melakukan penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK)
 Pasal 23 E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa “untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.” 

6) Kekuasaan Moneter
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah: BI 
 Pasal 23 D UUD “Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dalam undang- undang.” 

b. Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal


 Pembagian Kekuasaan berdasarkan tingkatannya. 
 Pasal 18 ayat (1) 
 Dibagi atas: Provinsi, kabupaten/kota, dan tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. 
 Merupakan konsekuensi asas desentralisasi: pemerintah pusat menyerahkan wewenang
kepada pemerintah daerah otonom (provinsi dan kabupaten/kota) untuk mengurus dan
mengatur sendiri, kecuali politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama,
moneter, dan fiskal (Pasal 18 ayat (5) UUD) 

 Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah Non


Kementerian 
a. Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang nomenklatur:
 Dalam Negeri
 Luar Negeri
 Pertahanan 
b. Kementerian yang mempunyai tugas penyelenggaraan urusan tertentu dalam
pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara
dengan upaya pencapaian tujuan kementerian sebagai bagian dari tujuan
pembangunan nasional:
Kementerian : 
 Agama 
 Hukum dan Hak Asasi Manusia 
 Keuangan 
 Pendidikan dan Kebudayaan 
 Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 
 Kesehatan 
 Sosial Ketenagakerjaan 
 Perindustrian 
 Perdagangan 
 Energi dan Sumber Daya Mineral 
 Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 
 Perhubungan 
 Komunikasi dan Informatika 
 Pertanian 
 Lingkungan Hidup dan Kehutanan 
 Kelautan dan Perikanan 
 Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 
 Agraria dan Tata Ruang 
c. Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam
pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara
serta menjalankan fungsi perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya,
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya, pengelolaan barang
milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya, dan pengawasan atas
pelaksanaan tugas di bidangnya. 
Kementrian: 
 Perencanaan Pembangunan Nasional 
 Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 
 Badan Usaha Milik Negara 
 Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 
 Pariwisata 
 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 
 Pemuda dan Olahraga 
 Sekretariat Negara
Kementerian koordinator yang bertugas melakukan sinkronisasi dan koordinasi urusan
kementerian-kementerian yang berada di dalam lingkup tugasnya.
1) Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan:
Dalam Negeri 
Hukum dan HAM 
Luar Negeri 
Pertahanan 
Komunikasi dan Informatika 
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 

2) Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian:


Keuangan 
Ketenagakerjaan 
Perindustrian 
Perdagangan 
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 
Pertanian 
Lingkungan Hidup dan Kehutanan 
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional 
Badan Usaha Milik Negara 
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 

3) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan:


Agama 
Pendidikan dan Kebudayaan 
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 
Kesehatan
Sosial
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 
Pemuda dan Olahraga

4) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. 


Energi dan Sumber Daya Mineral 
Perhubungan 
Kelautan dan Perikanan 
Pariwisata

Pemerintah Non Kementerian 


 Lembaga negara yang dibentuk untuk membantu presiden dalam melaksanakan tugas
pemerintahan tertentu. 
 Berada di bawah presiden dan bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui
menteri atau pejabat setingkat menteri yang terkait. 

Keberadaan LPNK diatur oleh Perpres RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-
Departemen. 

Tugas
LPND: melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berikut ini Daftar Lembaga Pemerintah Non-Kementerian yang ada di Indonesia:


1. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 
2. Badan Informasi Geospasial (BIG). 
3. Badan Intelijen Negara (BIN). 
4. Badan Kepegawaian Negara (BKN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi. 
5. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di bawah koordinasi
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. 
6. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian. 
7. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), di bawah koordinasi
Menteri Riset dan Teknologi. 
8. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 
9. Badan Narkotika Nasional (BNN). 
10. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). 
11. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). 
12. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). 
13. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di bawah koordinasi Menteri Kesehatan. 
14. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), di bawah koordinasi Menteri Riset, Teknologi,
dan Pendidikan Tinggi. 
15. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). 
16. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL), di bawah koordinasi Menteri
Lingkungan Hidup. 
17. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi. 
18. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS),di bawah koordinasi Menteri
Koordinator Bidang Perekonomian. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 21 
19. Badan Pertanahan Nasional (BPN), di bawah koordinasi Menteri Dalam Negeri. 
20. Badan Pusat Statistik (BPS), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. 
21. Badan SAR Nasional (BASARNAS). 
22. Badan Standardisasi Nasional (BSN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi. 
23. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi. 
24. Badan Urusan Logistik (BULOG), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian. 
25. Lembaga Administrasi Negara (LAN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi. 
26. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi. 
27. Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS). 
28. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). 
29. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi. 
30. Lembaga Sandi Negara (LEMSANEG), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan, Keamanan. 
31. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PERPUSNAS), di bawah koordinasi Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.

 Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan


Aktualisasi nilai spiritual dalam Pancasila tergambar dalam 
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa = menggambarkan Aktualisasi nilai spiritual
 Praktik penyelenggaraan pemerintahan tidak boleh meninggalkan prinsip
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 
 Pengakuan bahwa manusia memiliki keterkaitan hubungan dengan Sang
Penciptanya. Artinya, di dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara negara
tidak hanya dituntut patuh terhadap peraturan yang berkaitan dengan tugasnya,
tetapi juga harus dilandasi oleh satu pertanggungjawaban kelak kepada Tuhan di
dalam pelaksanaan tugasnya.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Sila Persatuan Indonesia, dan Sila Kerakyatan
yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
merupakan gambaran bagaimana dimensi kultural dan institusional harus dijalankan.
 pengakuan terhadap sisi kemanusiaan dan keadilan (fairness) yang non diskriminatif; demokrasi
berdasarkan musyawarah dan transparan dalam membuat keputusan; dan terciptanya
kesejahteraan sosial bagi semua tanpa pengecualian pada golongan tertentu.

 Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (ZEE)


→ Deklarasi Djuanda, 13 Des 1957
Negara Sendiri
1. Hak Berdaulat :
  a. Eksplorasi dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan SDA baik hayati maupun non
      hayati dari perairan diatas dasar laut dan dari dasar laut dan tanah dibawahnya. 
2. Yurisdiksi berkenaan dengan :
  a. Pembuatan dan pemakaian pulau buatan, instalasi dan bangunan. 
   b. Riset ilmiah kelautan. 
   c. Perlindungan dan pelestarian lingkungan laut. 
3. Hak dan kewajiban lain sbgmn diatur dlm konvensi ini

Semua negara, baik berpantai maupun tak berpantai menikmati hak :


a. Kebebasan kebebasan pelayaran dan penerbangan,
b. Kebebasan meletakan kabel dan pipa dibawah laut
c. Penggunaan laut lainnya yg sah, seperti (pengoperasian kapal, pesawat udara, kabel
    dan pipa serta hak lainnya)

 Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia


Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2006. Menurut UU ini,
syarat orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah sebagai berikut : 
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI. 
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI. 
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing
(WNA), atau sebaliknya. 
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki
kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan
kepada anak tersebut. 
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI. 
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI. 
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah
WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun
atau belum kawin. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 49 
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya. 
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan
ibunya tidak diketahui. 
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki
kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. 
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang karena
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada
anak yang bersangkutan. 
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.

Pengertian antara rakyat, penduduk, dan warga negara berbeda, satu dan yang lainnya merupakan
konsep yang serupa tapi tidak sama. Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda.
a. Penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal atau
menetap dalam suatu negara. Sedangkan yang bukan penduduk adalah orang yang berada di
suatu wilayah suatu negara dan tidak bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara
tersebut. 
b.Warga negara dan bukan warga negara. Warga negara ialah orang yang secara hukum
merupakan anggota dari suatu negara. Sedangkan bukan warga negara disebut orang asing
atau warga negara asing. 
c. Rakyat sebagai penghuni negara mempunyai peranan penting dalam merencanakan, mengelola
dan mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk maupun warga
negara.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006, seorang


warga negara dapat kehilangan kewarganegaraannya jika melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu;
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonan sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di
luar negeri dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi tanpa
kewarganegaraan;
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
5. Secara sukarela masuk dalam dinas tentara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh
Warga Negara Indonesia;
6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau
bagian dari negara asing tersebut;
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk
suatu negara asing;
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat
diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya;
atau
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak
menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun itu
berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan
ingin tetap menjadi WNI kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut
telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan
tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

 Kemerdekaan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan YME di Indonesia.


Penerapan Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945 “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya
itu.”
a. Adanya pengakuan yang sama oleh pemerintah terhadap agama-agama yang dipeluk oleh
warga negara. 
b. Tiap pemeluk agama mempunyai kewajiban, hak dan kedudukan yang sama dalam negara
dan pemerintahan. 
c. Adanya kebebasan yang otonom bagi setiap penganut agama dengan agamanya itu, apabila
terjadi perubahan agama, yang bersangkutan mempunyai kebebasan untuk menetapkan dan
menentukan agama yang ia kehendaki. 
d. Adanya kebebasan yang otonom bagi tiap golongan umat beragama serta perlindungan
hukum dalam pelaksanaan kegiatan peribadatan dan kegiatan keagamaan lainnya yang
berhubungan dengan eksistensi agama masing- masing
Setiap individu mendapatkan perlakuan dan kesempatan yang sama dalam hal beragama sesuai
undang-undang yang berlaku. Contoh perwujudan pemerintah Indonesia dalam Pasal 29 Ayat 2
UUD 1945, antara lain menyediakan sarana peribadatan dan menetapkan hari besar keagamaan
sebagai hari libur nasional. Dengan begitu, setiap umat agama akan merasakan hak dan
kesempatan yang setara. Akhirnya, menciptakan kerukunan dan kedamaian antar umat beragama.

Berikut contoh penerapan Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945:


1. Memeluk agama sesuai kehendak hati dan melaksanakan segala kewajiban terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Toleransi terhadap penganut kepercayaan dan agama lain.
3. Tidak memaksakan kehendak orang lain dalam memeluk agama.
4. Sikap tenggang rasa dan membina kerja sama dengan pemeluk agama lain.

 Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia


Perubahan UUD 1945 semakin memperjelas sistem pertahanan dan keamanan negara kita. Hal
tersebut diatur dalam Pasal 30 ayat (1) sampai dengan ayat (5) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan sebagai berikut.
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. 
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
Info Kewarganegaraan Wilayah Indonesia yang sangat luas membutuhkan sistem pertahanan dan
keamanan untuk menjaga stabilitas nasional. Salah satu alat negara yang dapat menjaga
keamanan dan pertahanan negara adalah Tentara Nasional Indonesia yang diatur dalam UU
Nomor 34 Tahun 2004.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan
Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara. 
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum. 
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara
dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

 Kebhinekaan Bangsa Indonesia 


Pentingnya sikap/perilaku yang mencerminkan bentuk  penghargaan terhadap kebhinekaan: 
1. Menjaga integrasi masyarakat indonesia
2. Menguatkan toleransi dan rasa mencintai atas perbedaan agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat,
dan budaya yang ada di Indonesia.
3. Berlaku adil terhadap terhadap siapapun (di sekolah, rumah, masyarakat)
4. Tidak menghina berdasarkan SARA

 Konsep Integrasi Nasional 


Faktor pembentuk dan penghambat integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
a. Faktor pembentuk integrasi nasional
1) Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
2) Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila
dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
3) Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti
yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di
kalangan bangsa Indonesia.
5) Penggunaan bahasa Indonesia.
6) Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa, bahasa, dan tanah air
Indonesia.
7) Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
8) Adanya jiwa dan semangat gotong royong, solidaritas, dan toleransi keagamaan
yang kuat.
9) Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
10) Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri. 
b. Faktor penghambat integrasi nasional 
1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen. 
2) Kurangnya toleransi antargolongan. 
3) Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan
dari luar. 
4) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil
pembangunan.

 Tantangan dalam Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Tujuan nasional merupakan kepentingan nasional yang abadi dan menjadi acuan dalam
merumuskan tujuan pertahanan negara, yang ditempuh dengan tiga strata pendekatan
 Pertama, strata mutlak, dilakukan dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara dan keselamatan bangsa Indonesia. 
 Kedua, strata penting, dilakukan dalam menjaga kehidupan demokrasi politik dan
ekonomi, keharmonisan hubungan antar suku, agama, ras dan golongan (SARA),
penghormatan hak asasi manusia dan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup
dan 
 Ketiga, strata pendukung, dilakukan dalam upaya turut memelihara ketertiban dunia.

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :


 Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia
 Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.
 Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit.
 Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, dan Sang saka merah putih.
 Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan
persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek
sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
 Menaati peraturan. Salah satu cara menjaga keutuhan Indonesia adalah dengan menaati
peraturan. Peraturan dibuat untuk mengatur kehidupan berbangsa dan
bernegara.Tujuannya agar Indonesia menjadi lebih baik. Melalui peraturan, Indonesia
akan selamat dari kekacauan
 
 Konsep Wawasan Nusantara
1) Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim penyelenggaraan
negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif, dan
terpercaya yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat. 
 
2) Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi
yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat secara
merata dan adil. Di samping itu, implementasi Wawasan Nusantara mencerminkan tanggung jawab
pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antardaerah secara timbal
balik serta kelestarian sumber daya alam itu sendiri. 
 
3) Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah
dan lahiriah yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan
sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia sang Pencipta. Implementasi ini juga akan menciptakan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan suku, asal usul
daerah, agama atau kepercayaan, serta golongan berdasarkan status sosialnya. 
 
4) Implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan
menumbuhkembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap
bela negara pada setiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela
negara ini akan menjadi modal utama yang akan menggerakkan partisipasi setiap warga negara Indonesia
dalam menanggapi setiap bentuk ancaman, seberapapun kecilnya dan dari manapun datangnya, atau
setiap gejala yang membahayakan keselamatan bangsa dan kedaulatan negara
 
 Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara 
Trigatra 
1. Letak Geografis
Letak geografis Indonesia antara dua benua dan samudra yang penting itu, maka dikatakan bahwa
Indonesia mempunyai suatu kedudukan geografis di tengah-tengah jalan lalu lintas silang dunia.
Karena kedudukannya yang strategis itu, dipandang dari tiga segi kesejahteraan di bidang politik,
ekonomi dan sosial budaya, Indonesia telah banyak mengalami pertemuan dengan pengaruh
pihak asing (akulturasi)
2. Keadaan dan kemampuan Penduduk
a. Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk (Kematian, Kelahiran, Migrasi)
b. Faktor yang Mempengaruhi Komposisi Penduduk (Komposisi adalah susunan penduduk
    menurut umur, kelamin, agama, suku bangsa, tingkat pendidikan, dan sebagainya.)
c. Faktor yang Mempengaruhi Distribusi Penduduk (Distribusi penduduk yang ideal adalah
  distribusi yang dapat memenuhi persyaratan kesejahteraan dan keamanan yaitu penyebaran
  merata)
3. Keadaan dan kekayaan alam
Kekayaan sumber-sumber alam sebenarnya terdapat di atmosfir, di permukaan bumi, di laut, di
perairan, dan di dalam bumi. Sumber-sumber alam sesungguhnya mempunyai arti yang sangat
luas di mana Indonesia terkenal sebagai negara yang mempunyai sumber-sumber alam yang
berlimpah ruah
 
        Pancagatra/ Sosial
1. Ideologi
Ideologi dapat dijabarkan ke dalam sistem nilai kehidupan, yaitu serangkaian nilai yang tersusun
secara sistematis dan merupakan kebulatan ajaran dan doktrin
2. Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan
dan kekuasaan. Kehidupan politik  dapat dibagi kedalam dua sektor yaitu sektor masyarakat dan
sektor pemerintah.
3. Ekonomi
Ekonomi kerakyatan harus menghindari free fight liberalism, etatisme, dan tidak dibenarkan
adanya monopoli. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan selaras antarsektor.
4. Sosial Budaya
Esensi ketahanan budaya adalah pengaturan dan  penyelenggaraan kehidupan sosial budaya.
Ketahanan budaya merupakan pengembangan sosial budaya dimana setiap warga masyarakat
dapat mengembangkan kemampuan pribadi dengan segenap potensinya berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.
5. Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamika dalam kehidupan pertahanan dan
keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATHG yang
membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. 
 
 Peran serta warga negara dalam mendukung implementasi wawasan nusantara  
Peranan siswa dalam mendukung implementasi Wawasan Nusantara adalah sebagai berikut.
1. Mendukung persatuan bangsa.
2. Berkemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
individu atau golongan.
4. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam masyarakat.
5. Mempunyai kemampuan berfikir, bersikap rasional, dan dinamis, berpandangan luas
sebagai intelektual.
6. Mempunyai wawasan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membela negara yang
dilandasi oleh rasa cinta tanah air.
7. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
8. Memanfaatkan secara aktif ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, berbangsa dan bernegara. 
9. Mewujudkan kepentingan nasional. 
10. Memelihara dan memperbaiki demokrasi. 
11. Mengembangkan IPTEK yang dilandasi iman dan takwa. 
12. Menciptakan kerukunan umat beragama.
13. Memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakat. 
14. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan. 
15. Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekitar. 
16. Merubah budaya negatif yang dapat menciptakan perselisihan. 
17. Mengembangkan kehidupan masyarakat menuju ke arah yang lebih baik.
18. Memelihara nilai-nilai positif (hidup rukun, gotong-royong, dll) dalam masyarakat. 
 
 Konsep Hak dan Kewajiban Asasi Manusia 
Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus sebagai berikut : 
a. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah
ada sejak lahir. 
b. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status,
suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya. 
c. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan kepada
pihak lain. 
d. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil
dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.
 
 
 Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila
Hak dan kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila
→ Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila yaitu: nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal, sehingga di
dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar.
 
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Pancasila
→ Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. Nilai instrumental
sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan nilai dasar. Dengan kata lain, nilai instrumental
merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Perwujudan nilai instrumental pada
umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional
 
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
→ Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan
dan perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat.
 
 Kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia 
Contoh kasus pelanggaran HAM yang berkaitan dengan lingkungan: 
1. Kasus Pencemaran Laut Timor 
2. Pembakaran Hutan di jambi dan riau 
Berikut ini beberapa contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia. 
1. Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24 orang tewas,
36 orang luka berat, dan 19 orang luka ringan. Keputusan majelis hakim terhadap kasus
ini menetapkan 14 terdakwa seluruhnya dinyatakan bebas. 
2. Penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia tanggal 27 Juli 1996. Dalam kasus ini
lima orang tewas, 149 orang luka-luka, dan 23 orang hilang. Keputusan majelis hakim
terhadap kasus ini menetapkan empat terdakwa dinyatakan bebas dan satu orang
terdakwa divonis 2 (dua) bulan 10 hari. 
3. Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus
ini 4 (empat) orang mahasiswa tewas. Mahkamah Militer yang menyidangkan kasus ini
memvonis dua terdakwa dengan hukuman 4 (empat) bulan penjara, empat terdakwa
divonis 2 - 5 bulan penjara dan sembilan orang terdakwa divonis penjara 3 - 6 tahun. 
4. Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini enam orang
mahasiswa tewas. Kemudian terjadi lagi tragedi Semanggi II pada tanggal 24 September
1999 yang mengakibatkan seorang mahasiswa tewas. 
5. Penculikan aktivis pada 1997/1998. Dalam kasus ini 23 orang dinyatakan hilang (9
orang di antaranya telah dibebaskan, dan 13 orang belum ditemukan sampai saat ini.)
 
Faktor Internal atau Eksternal Pelanggaran HAM
a. Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari diri
pelaku pelanggar HAM, di antaranya sebagai berikut. 
1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri 
Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya, sementara
kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini akan
menghalalkan segala cara agar supaya haknya dapat terpenuhi, meskipun caranya
tersebut dapat melanggar hak orang lain. 
2. Rendahnya kesadaran HAM 
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran HAM berbuat seenaknya. Pelaku tidak
mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak asasi yang harus dihormati. Sikap tidak
mau tahu ini berakibat munculnya perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak
asasi manusia. 
3. Sikap tidak toleran 
Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan tidak menghormati
atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya akan mendorong
orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang lain. 
 
b. Faktor eksternal yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang atau
sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, di antaranya sebagai berikut. 
1. Penyalahgunaan kekuasaan 
Di dalam masyarakat terdapat berbagai macam kekuasaan. Kekuasaan ini tidak hanya
menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain. Salah
satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para pengusaha yang tidak
memperdulikan hak hak buruhnya jelas melanggar hak asasi manusia. Oleh karena itu,
setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran HAM. 
2. Ketidaktegasan aparat penegak hukum 
Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran HAM,
tentu saja akan mendorong timbulnya pelanggaran HAM lainnya. Penyelesaian kasus
pelanggaran HAM yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus
lain. Para pelaku pelanggaran HAM tidak akan merasa jera, karena mereka tidak
menerima sanksi yang tegas atas perbuatannya itu. Selain hal tersebut, aparat penegak
hukum yang bertindak sewenang-wenang juga dapat dikategorikan sebagai bentuk
pelanggaran HAM dan dapat menjadi contoh yang tidak baik. Hal ini dapat mendorong
timbulnya pelanggaran HAM yang oleh masyarakat pada umumnya. 
3. Penyalahgunaan teknologi 
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi bisa juga
memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan. Kalian
tentunya pernah mendengar terjadinya kasus penculikan yang berawal dari pertemanan
dalam jejaring sosial. Kasus tersebut menjadi bukti apabila pemanfaatan kemajuan
teknologi tidak sesuai aturan, tentu hal ini akan menjadi penyebab timbulnya pelanggaran
HAM. Selain itu, kemajuan teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat
menimbulkan dampak negatif, misalnya munculnya pencemaran lingkungan yang bisa
mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia.
4. Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
Kesenjangan menggambarkan terjadinya ketidakseimbangan yang mencolok di dalam
kehidupan masyarakat. Pemicunya adalah perbedaan tingkat kekayaan atau jabatan yang
dimiliki. Apabila hal tersebut dibiarkan akan menimbulkan terjadinya pelanggaran HAM,
misalnya perbudakan, pelecehan, perampokan bahkan pembunuhan.
 
 Upaya penegakkan HAM 
1. Pembentukan Komnas HAM 
Komnas HAM dibentuk pada 7 Juni 1993 melalui Kepres Nomor 50 Tahun 1993. Keberadaan
Komnas HAM selanjutnya diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia pada pasal 75 sampai dengan pasal 99. Komnas HAM merupakan lembaga
negara mandiri setingkat lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai lembaga pengkajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi HAM. 
 
Komnas HAM mempunyai wewenang sebagai berikut. 
a. Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah. 
b. Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi. 
c. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia kepada
pemerintah dan DPR untuk ditindaklanjuti.
d. Memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa di pengadilan.
 
2. Pembentukan Instrumen HAM
Instrumen HAM yang berupa peraturan perundang-undangan dibentuk untuk menjamin kepastian
hukum serta memberikan arahan dalam proses penegakan HAM. Adapun peraturan perundang-
undangan yang dibentuk untuk mengatur masalah HAM sebagai berikut :
a. Pada amandemen kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
telah ditetapkan satu bab tambahan dalam batang tubuh yaitu bab XA yang berisi
mengenai hak asasi manusia, melengkapi pasal-pasal yang lebih dahulu mengatur
mengenai masalah HAM. 
b. Dalam Sidang Istimewa MPR 1998 dikeluarkan Ketetapan MPR mengenai hak asasi
manusia yaitu TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998.
c. Ditetapkannya Piagam HAM Indonesia pada tahun 1998. 
d. Diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
yang diikuti dengan dikeluarkannya Perpu Nomor 1 Tahun 1999 tentang pengadilan
HAM yang kemudian ditetapkan menjadi sebuah undang-undang, yaitu Undang-Undang
RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. 
e. Ditetapkannya peraturan perundang-undangan tentang perlindungan anak yaitu: Undang-
Undang RI Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, Undang-Undang RI Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun
2012 tentang Sistem Peradilan Anak. 
f. Meratifikasi instrumen HAM internasional selama tidak bertentangan dengan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 
 
3. Pembentukan Pengadilan HAM
Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000.
Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang diharapkan
dapat melindungi hak asasi manusia, baik perseorangan maupun masyarakat. Pengadilan HAM
menjadi dasar bagi penegakan, kepastian hukum, keadilan dan perasaan aman, baik perseorangan
maupun masyarakat. Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan
perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Di samping itu, berwenang memeriksa dan
memutus perkara pelanggaran HAM yang dilakukan oleh warga negara Indonesia dan terjadi di
luar batas teritorial wilayah Indonesia. 
 
 Hakikat demokrasi 
Klasifikasi Demokrasi
a. Berdasarkan titik berat perhatiannya
1. Demokrasi formal (Negara Liberal)
    yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai
    upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
2. Demokrasi material (Negara komunis)
    yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya menghilangkan perbedaan dalam bidang
    ekonomi, sedangkan persamaan dalam bidang politik kurang diperhatikan.
3. Demokrasi gabungan (Non blok)
    yaitu bentuk demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang keburukan dari bentuk
    demokrasi formal dan material.
 
b. Berdasarkan Ideologi
1. Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal
    Yaitu demokrasi yang didasarkan pada kebebasan atau individualisme. Kekuasaan pemerintah
    dibatasi oleh konstitusi.
2. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar
    Yaitu demokrasi yang didasarkan pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat
    mencita citakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial.
 
c. Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat
1. Demokrasi langsung,
yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam
permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum negara atau undang-undang
secara langsung.
2. Demokrasi tidak langsung,
yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Penerapan
demokrasi seperti ini berkaitan dengan kenyataan suatu negara yang jumlah penduduknya
semakin banyak. Wakil dipilih melalui pemilu.
 
Prinsip Prinsip (Penerapan)
1. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. 
2. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang
berubah. 
3. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur. 
4. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. 
5. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman. 
6. Menjamin tegaknya keadilan. 
 
 Dinamika penerapan demokrasi di Indonesia 
Sejarah sistem pemerintahan Demokrasi Parlementer atau Liberal diterapkan di Indonesia pada
1950-1959. Ketika menganut sistem ini, pemerintahan Indonesia dipimpin oleh perdana menteri
bersama presiden sebagai kepala negara. Demokrasi Parlementer adalah sistem pemerintahan di
mana parlemen negara punya peran penting. Pada sistem ini, rakyat memiliki keleluasaan untuk
ikut campur urusan politik dan boleh membuat partai. Secara garis besar, kabinet-kabinet di
Indonesia terbagi menjadi tujuh era di bawah pimpinan perdana menteri, antara lain :
1. Kabinet Natsir (September 1950 - Maret 1951)
2. Kabinet Sukiman (April 1951-Februari 1952)
3. Kabinet Wilopo (April 1952-Juni 1953)
4. Kabinet Ali Sastroamidjojo I (Juli 1953-Juli 1955)
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955- Maret 1956) 
6. Kabinet Ali Sastoamidjojo II (Maret 1956-Maret 1957) 
7. Kabinet Djuanda (Maret 1957-Juli 1959) 
 
Singkatnya waktu periode pemerintahan kabinet-kabinet membuat keadaan politik Indonesia
tidak stabil, bahkan hal ini ditakutkan berimbas pada segala aspek lain negara. Hal tersebut
akhirnya terselesaikan setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959.
 
Pelaksanaan Pemilu pada Masa Reformasi
 Sejak tahun 1999 hingga sekarang. 
 Dengan cara pemilihan langsung oleh masyarakat yang memiliki hak pilih. 
 Kurun waktu 5 tahun sekali. 
 Yang dapat mengikuti pemilu adalah masyarakat Indonesia yang sudah memiliki
hak pilih. Hak pilih bisa didapatkan apabila masyarakat Indonesia sudah
memiliki KTP atau Kartu Tanda Penduduk. 
Dalam sebuah pemilu, terdapat beberapa asas-asas penting yang harus dilaksanakan dan
digunakan, yakni : LUBER JURDIL

 Langsung.
 Umum.
 Bebas.
 Rahasia.
 Jujur.
 Adil.

 Membangun Kehidupan yang Demokratis di Indonesia


Untuk menjalankan kehidupan demokratis, kita bisa memulainya dengan cara menampilkan
beberapa prinsip di bawah ini dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: 
a. Membiasakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku 
b. Membiasakan diri untuk bertindak demokratis dalam segala hal 
c. Membiasakan diri untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah 
d. Membiasakan diri untuk mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan 
e. Membiasakan diri untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis 
f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani dalam musyawarah
g. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah kepada Tuhan Yang Maha Esa,
masyarakat, bangsa, dan negara bahkan diri sendiri
h. Menuntut hak setelah melaksanakan kewajiban
i. Menggunakan kebebasan dengan rasa tanggung jawab
j. Menghormati hak orang lain dalam menyampaikan pendapat 
k. Membiasakan diri memberikan kritik yang bersifat membangun
 
 Ancaman terhadap Integrasi Nasional 
Potensi sekaligus ancaman bagi integrasi nasional.
1. Penduduk Indonesia berada di antara daerah berpenduduk padat di belahan utara dan daerah
berpenduduk jarang di belahan selatan. 
2. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme dan liberalisme. 
3. Demokrasi Pancasila berada di antara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan bagian utara)
dan demokrasi liberal di selatan. 
4. Ekonomi Indonesia berada di antara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem ekonomi
kapitalis di selatan. 
5. Masyarakat Indonesia berada di antara masyarakat sosialis di utara dan masyarakat individualis
di selatan. 
6. Kebudayaan Indonesia berada di antara kebudayaan timur di utara dan kebudayaan barat di
selatan. 
7. Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada di antara sistem pertahanan kontinental di
utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan, dan timur.
 
Bidang ancaman terhadap integrasi  nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika  
1. Ancaman di Bidang Ideologi
Ideologi dari bangsa lain dapat menjadi ancaman karena pada umumnya, pengaruh yang
diambil justru yang bernilai negatif, misalnya gaya hidup yang diliputi kemewahan,
pergaulan bebas, dan sebagainya. 
2. Ancaman di Bidang Politik
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam negeri. Dari
luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan
tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan
bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-
pihak lain untuk menekan negara lain.
3. Ancaman di Bidang Ekonomi
Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan
terhadap arus modal, barang, dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas
suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat
 Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar negeri seiring dengan
adanya perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya batas batas negara. 
 Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan
semakin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia. 
 Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya
persaingan bebas. 
 Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang,
koperasi semakin sulit berkembang
 Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
4. Ancaman Sosial Budaya
Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan
ketidakadilan. Isu tersebut menjadi permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan
bencana akibat perbuatan manusia.
Ancaman dari luar timbul sebagai akibat pengaruh negatif globalisasi :
 Munculnya gaya hidup konsumtif (boros)
 Munculnya sifat hedonisme (melakukan tindakan untuk kepuasan pribadi/ foya2)
 Adanya sikap individualisme
 Munculnya gejala westernisasi (budaya barat)
 Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial.
 Semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan
5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berupa
agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi
teror bersenjata, ancaman keamanan laut dan udara. Invasi merupakan bentuk agresi yang
berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan
untuk menyerang dan menduduki wilayah suatu negara. 
 
 
 Strategi dalam mengatasi berbagai ancaman terhadap bidang  ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dalam membangun integrasi
nasional 
1. Ideologi dan Politik
a. Mengembangkan demokrasi politik. 
b. Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik. 
c. Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan peranannya
secara baik dan benar. 
d. Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih dan
berwibawa. 
e. Menegakkan supremasi hukum. 
f. Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.
 
2. Ekonomi
a. Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik bagi pasar dalam negeri
sehingga dapat memperkuat perekonomian rakyat.
b. Pertanian dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk Indonesia bermatapencaharian
sebagai petani. Industri-industri haruslah menggunakan bahan baku dalam negeri sehingga tidak
bergantung impor dari luar negeri.
c. Perekonomian berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya, segala sesuatu yang menguasai
hajat hidup orang banyak harus terjangkau oleh daya beli masyarakat. 
d. Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti IMF, Bank Dunia, dan WTO. 
e. Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama menghadapi
kepentingan negara-negara maju. 
 
3. Pertahanan dan Keamanan
Pasal 30 ayat (1) sampai (5)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan sebagai berikut.
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara. 
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung. 
3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum. 
5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-
syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara,
serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.
 
        4. Sosial dan Budaya
Memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu keseimbangan
antara manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat, manusia dengan
Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin. Kesadaran akan perlunya
keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yang tinggi sehingga dapat menjadi
bangsa yang berbhinneka dan bertekad untuk selalu hidup bersatu.
 
 
 Makna persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia memiliki suku, bahasa, dan budaya yang beragam. Keberagaman ini dirangkai
dalam semboyan "Bhineka Tunggal Ika". Makna Bhinneka Tunggal Ika adalah, meskipun
berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap satu kesatuan. Semboyan ini
digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama, dan
kepercayaan. 
 
Keberagaman masyarakat Indonesia tidak membuat masyarakatnya mudah tercerai berai.
Hal ini tampak pada agama di Indonesia yang berbeda-beda. Persatuan berarti perkumpulan dari
berbagai komponen yang membentuk menjadi satu. Sedangkan kesatuan merupakan hasil
perkumpulan yang telah menjadi satu dan utuh. Maka dari itu, kesatuan erat hubungannya dengan
keutuhan.
 
Kesatuan berbangsa Indonesia, berarti keadaan yang merupakan satu keutuhan sebagai
bangsa Indonesia. Sementara kesatuan bertanah air, merupakan satu keutuhan di dalam wilayah
yang dihuni secara turun temurun oleh bangsa Indonesia. Persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia telah tumbuh dan terbentuk dalam nilai-nilai budaya masyarakat Indonesia. Persatuan
bagi bangsa Indonesia memiliki makna yang sangat mendalam sepanjang sejarah perjuangan
bangsa. Hal ini disebabkan, karena berkat persatuan dan kesatuan dari segenap bangsalah kita
dapat mengusir penjajah, mendirikan negara atas kehendak bangsa sendiri, berjuang
mempertahankan kemerdekaan, serta mengisi kemerdekaan dengan upaya-upaya pembangunan
nasional.
 
 Kehidupan bernegara dalam Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 
Negara Indonesia berbentuk negara kesatuan
Kesatuan Republik Indonesia dalam lima Pasal, yaitu: 
 Pasal 1 ayat (1)
 Pasal 18 ayat (1)
 Pasal 18B ayat (2)
 Pasal 25A
 pasal 37 ayat (5) 
Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam
alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu “…. dalam upaya membentuk
suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia”. 
Karakteristik Negara Kesatuan Indonesia juga dapat dipandang dari segi
kewilayahan. Pasal 25A UUD NRI Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan
wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang”. 
 
 Faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia s
Faktor Pendorong 
1. Sumpah Pemuda
2. Pancasila
3. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 
 
Faktor Penghambat
a. Kebhinekaan/keberagaman pada masyarakat Indonesia 
Kondisi ini menjadi penghambat apabila tidak diiringi dengan sikap saling menghargai,
menghormati, serta adanya toleransi yang telah menjadi karakter khas masyarakat
Indonesia. Keberagaman dapat mengakibatkan munculnya perbedaan pendapat yang
memicu lepas kendali, tumbuhnya perasaan kedaerahan yang berlebihan yang dapat
memicu terjadinya konflik antardaerah atau antarsuku bangsa. 
b. Geografis Wilayah 
Kondisi Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan karakteristik yang berbeda-beda
dapat menghambat apabila ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
masih belum dapat diatasi. 
c. Munculnya gejala etnosentrisme 
Etnosentrisme merupakan sikap menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain. 
d. Melemahnya nilai budaya bangsa 
Nilai-nilai budaya bangsa dapat melemah akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melalui kontak langsung maupun kontak
tidak langsung. Kontak langsung antara lain melalui unsur-unsur pariwisata. Kontak tidak
langsung antara lain melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik
(televisi, radio, film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas
lengkap). 
e. Pembangunan yang tidak merata 
Proses pembangunan yang terpusat di wilayah-wilayah tertentu dapat menimbulkan
kesenjangan dalam berbagai bidang. 
 
 Substansi Hak dan Kewajiban Warga Negara sesuai dengan Nilai nilai Pancasila  
N Sila Pancasila Sikap Positif yang Ditunjukkan
o

1. Ketuhanan Yang Maha Esa a. Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat


beragama sehingga terbina kerukunan hidup.
b. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya.
c. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
kepada orang lain.

2. Kemanusian yang Adil dan Beradab a. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban
antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Tenggang rasa kepada orang lain.
d. Tidak semena-mena kepada orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
f. Berani membela kebenaran dan keadilan.
g. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan


keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara .
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah
Air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang berBhineka Tunggal Ika.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
Perwakilan c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama. 
d. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan
musyawarah.
e. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan
musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat a. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Indonesia b. Menghormati hak-hak orang lain.
c. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
d. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain.
e. Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah.
f. Rela bekerja keras.
g. Menghargai hasil karya orang lain.
 
 
 
 
Contoh perilaku yang tidak mencerminkan penerapan hak warga negara
 
a. Penangkapan seseorang yang tidak berlandaskan hukum
Kasus pelanggaran hak warga negara yang sering terjadi adalah kurangnya optimalisasi
penegakan hukum, sehingga sering terjadi kasus salah tangkap orang atau perbedaan
perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap para pelanggar hukum yang sering
terjadi dengan dasar kekayaan, jabatan, dan sebagainya. 
 
b. Tindakan kekerasan oleh beberapa oknum yang mengatasnamakan agama
Tindakan kekerasan masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan tidak
sedikit yang mengatasnamakan kelompok hingga agama untuk memicu terjadinya
tindakan kekerasan. Beberapa kasus yang terjadi adalah pembakaran tempat ibadah,
peperangan antara agama yang satu dengan lainnya.
 
c. Plagiat hingga pelanggaran hak cipta
Penjualan barang-barang palsu, plagiat, hingga pelanggaran hak cipta masing sering
terjadi dan dijadikan sebagai sumber mata pencaharian oleh beberapa oknum. Contoh
yang sering terjadi adalah peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku plagiat dalam
membuat sebuah karya, dan sebagainya. 
 
d. Pendidikan yang tidak merata
Dalam pasal 31 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi,
setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Sayangnya, di Indonesia sendiri tidak
semua anak mendapatkan pendidikan yang layak dan sesuai.
Pada beberapa desa terpencil, pendidikan yang layak sepenuhnya merata. Ini karena
keterbatasan dana dan sumber daya lainnya.
 

 
 Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara 
Pengingkaran kewajiban dalam bidang kehidupan berbangsa dan bernegara  
Pengingkaran kewajiban warga negara 
a. Membuang sampah sembarangan 
b. Melanggar aturan berlalu lintas
c. Merusak fasilitas negara
d. Tidak membayar pajak kepada negara
e. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
 
Pengingkaran kewajiban dengan nilai-nilai pancasila. 
Sila 1. Tidak toleransi/menghormati antarumat beragama
1 2. Memaksa seseorang memeluk agama dan melaksanakan peribadatan tertentu
3. Tidak menghormati kebebasan beribadah
4. Tidak memiliki agama

Sila 1. Saling membenci sesama manusia


2 2. Membela yang salah
3. Tidak menghormati antara satu sama lain
4. Tidak menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan

Sila 1. Memilih-milih teman menurut SARA


3 2. Meninggalkan budaya gotong royong
3. Intoleran
4. Mementingkan diri sendiri dibandingkan kepentingan negara
5. Terlalu membanggakan negara lain dan menjelekan Indonesia
6. Lebih cinta produk luar
7. Sikap etnosentrisme dan primordialisme
Sila 1. Golput
4 2. Memaksakan kehendak
3. Main hakim sendiri
4. Egois dan tidak menerima hasil musyawarah

Sila 1. Tidak menghormati hak-hak orang lain


5 2. Melakukan pemerasan kepada orang lain
3. Memiliki sifat boros dan gaya hidup mewah
4. Tidak menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
 
Mengatasi pengingkaran kewajiban warga negara yang terjadi pada media social
saat  ini.
Iptek di bidang Politik
1. Mengembangkan demokratisasi dalam segala bidang.
2. Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
3. Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan
peranannya secara baik dan benar.
4. Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang
bersih dan berwibawa.
5. Menegakkan supremasi hukum.
6. Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.
Iptek 
 
 
Upaya warga negara/pemerintah dalam mencegah terjadinya pelanggaran sesuai
dengan kasus 
a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan
dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan
memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan kepada
setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan
hukum dalam rangka menegakkan hukum.
b. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang
dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah. 
d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
e. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal (kegiatan-
kegiatan keagamaan dan kursus-kursus).
f. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-
masing.
 
 Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian 
Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat mewujudkan hal-
hal berikut ini.
a. Tegaknya supremasi hukum
Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak dalam mengatur
pergaulan manusia dalam berbagai macam kehidupan. Dengan kata lain, semua tindakan warga
negara maupun pemerintahan selalu berlandaskan pada hukum yang berlaku. Tegaknya
supremasi hukum tidak akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku tidak ditegakkan baik
oleh masyarakat maupun aparat penegak hukum.
b. Tegaknya keadilan
Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara. Setiap warga negara
dapat menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya merupakan wujud dari keadilan
tersebut. Hal itu dapat terwujud apabila aturan-aturan ditegakkan.
c. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat 
Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan setiap orang. Perdamaian akan
terwujud apabila setiap orang merasa dilindungi dalam segala bidang kehidupan. Hal itu akan
terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku dilaksanakan.
 
 Dinamika Pelanggaran Hukum
Perlindungan Hukum 
 suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukum
 Bersifat preventif maupun yang bersifat represif
 Bersifat tertulis maupun tidak tertulis. 
 Perlindungan dan Penegakan Hukum Mewujudkan Tegaknya supremasi hukum
Tegaknya keadilan Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat

Perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan
oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman, baik fisik
maupun mental, kepada korban dan sanksi dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari
pihak manapun yang diberikan pada tahap penyelidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan di
sidang pengadilan. Penegakan hukum adalah proses pemungsian norma-norma hukum secara
nyata sebagai pedoman perilaku atau hubungan–hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Di Indonesia terdapat pengadilan umum maupun pengadilan khusus. Lembaga penegakan hukum
di Indonesia disebut pengadilan atau badan peradilan. Alat perlengkapan negara yang diberi tugas
mempertahankan tetap tegaknya hukum nasional disebut pengadilan atau lembaga peradilan.

A. Lingkungan Peradilan Umum


 Pengadilan Negeri
 Pengadilan Tinggi
 Mahkamah Konstitusi
 Mahkamah Agung
B. Lingkungan Peradilan Agama ; Peradilan agama berperan dalam memeriksa dan
memutus sengketa antara orang-orang yang beragama Islam mengenai bidang hukum
perdata tertentu yang harus diputuskan berdasarkan Syariat Islam.
C. Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara ;  Peradilan Tata Usaha Negara berperan dalam
proses penyelesaian sengketa tata usaha negara. Seperti sengketa yang timbul dalam bidang tata
usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha
negara.
D. Lingkungan Peradilan Militer ; Peradilan militer berperan dalam menyelenggarakan proses
peradilan dalam lapangan hukum pidana, khususnya bagi :
 Anggota TNI,
 Seseorang yang menurut undang-undang dapat dipersamakan dengan anggota
TNI,
 Anggota jawatan atau golongan yang dapat dipersamakan dengan TNI menurut
undang-undang,
 Seseorang yang tidak termasuk kedalam huruf 1, 2, dan 3 tetapi menurut
keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan yang ditetapkan berdasarkan
persetujuan Menteri Hukum dan Perundangun dangan harus diadili oleh
pengadilan
E. Mahkamah Konstitusi ; memiliki kewenangan sebagai berikut :
 Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
 Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh
Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Memutus pembubaran partai politik
 Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.

 Pengaruh positif dan negatif kemajuan   IPTEK terhadap Negara Kesatuan


Republik Indonesia 
a. Aspek Politik
Positif:
 Berkembangnya demokrasi dan kebebasan berpendapat
 Munculnya berbagai partai politik
 Transparansi politik berbangsa dan bernegara
 Kontrol politik bagi pemerintah yang menjalankan tugas dan fungsinya;
Negatif:
 Terganggunya stabilitas politik akibat menyebarnya isu hoax terkait pemerintah
 Munculnya gerakan radikalisme dan terorisme
 Muncul juga gerakan separatisme.
b. Aspek Ekonomi
Positif:
 Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita.
 Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri
 Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya tinggi.
 Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.
 Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
 Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
Negatif:
 Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar. Hal ini mengakibatkan makin terdesaknya
barang-barang lokal terutama yang tradisional karena kalah bersaing dengan barang-barang
dari luar negeri.
 Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin mudahnya
orang asing menanamkan modalnya di Indonesia, yang pada akhirnya mereka dapat mendikte
atau menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian, bangsa kita akan dijajah secara
ekonomi oleh negara investor.
 Akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan bebas.
Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan yang
menang. Yang menang akan dengan leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan
menjadi penonton yang senantiasa tertindas.
 Pemerintah hanya sebagai regulator pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan
oleh pasar.
 Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi makin sulit
berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya makin ditinggalkan.
c. Aspek Sosial Budaya
Positif:
 Peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan penggunaan iptek dalam
memproduksi potensi daerah setempat
 Kebutuhan hidup dapat tercapai dengan mudah misalnya dengan jual beli online
 Segala informasi di dunia adalah berkat perkembangan iptek
 Hubungan sosial antar masyarakat dapat dijangkau dengan mudah, karena kemunculan sosial
media seperti WhatsApp, Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, Line dan lain-lain.
Negatif:
 Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi barang-barang dari luar negeri.
 Munculnya sifat hedonisme
 Adanya sikap individualisme
 Munculnya gejala westernisasi
d. Aspek Hukum, Pertahanan, dan Keamanan
Positif:
 Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak
asasi manusia.
 Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang undangan yang memihak dan
bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
 Makin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa dan hakim) yang
lebih profesional, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
 Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas penjaga keamanan,
kedaulatan, dan ketertiban negara.
Negatif:
 Menimbulkan tindakan anarkis dari masyarakat yang dapat mengganggu stabilitas nasional,
ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
 Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban dan kedaulatan negara semakin
berkurang.
 
 Sikap selektif dalam menghadapi berbagai pengaruh kemajuan IPTEK  
a. Politik
1) Mengembangkan demokratisasi dalam segala bidang.
2) Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
3) Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan fungsi dan peranannya secara baik
dan benar.
4) Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
5) Menegakkan supremasi hukum.
6) Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.
 
b. Ekonomi
1) Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestik untuk pasar dalam negeri
sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
2) Pertanian dijadikan prioritas utama karena mayoritas penduduk Indonesia bermatapencaharian sebagai
petani. 
3) Industri-industri haruslah menggunakan bahan baku dari dalam negeri, sehingga tidak bergantung
impor dari luar negeri.
4) Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Artinya, segala sesuatu yang
menguasai hajat hidup orang banyak, haruslah bersifat murah dan terjangkau.
5) Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank Dunia, dan WTO.
6) Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama menghadapi
kepentingan negara-negara maju.
 
c. Sosial Budaya
1) Terbuka terhadap inovasi dan perubahan.
2) Berorientasi pada masa depan daripada masa lampau.
3) Dapat memanfaatkan kegunaan iptek.
4) Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi.
5) Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan berkelanjutan.
6) Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.
 
 Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia 
Indonesia merupakan negara kesatuan yang menganut sistem desentralisasi melalui mekanisme
otonomi daerah. Dengan sistem ini, pemerintah pusat memberikan sebagian kewenangan
pemerintahan kepada daerah otonom (provinsi dan kabupaten kota). Akan tetapi, ada
kewenangan yang tidak diberikan kepada daerah otonom, yaitu kewenangan dalam bidang
politik luar negeri, agama, yustisi, pertahanan, keamanan, moneter dan fiskal nasional.
 
Isi Pasal 25A UUD NRI Tahun 1945, dan karakteristik Negara Kesatuan Republik
Indonesia  
Pasal 25A UUD NRI Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan
hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang”.
 
Istilah Nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambarkan kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudra Pasifik dan
Samudra Indonesia serta di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kesatuan wilayah tersebut
juga mencakup: 1) kesatuan politik
2) kesatuan hukum
3) kesatuan sosial-budaya
4) kesatuan ekonomi
5) kesatuan pertahanan dan keamanan.
KATA KUNCI:  kedaulatan tidak terbagi-bagi baik ke luar maupun ke dalam dan kekuasaan pemerintah
pusat tidak dibatasi.
 Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari masa ke masa 
Menghubungkan  Sumpah Pemuda dengan persatuan dan kesatuan
Sumpah Pemuda yang dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hasil rumusan dari
Kongres Pemuda II Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak bersejarah di
negeri ini, dimana pada tanggal 28 Oktober 1928 lalu Sumpah Pemuda ini dikumandangkan
pemuda-pemudi Indonesia. Sumpah Pemuda menandai bersatunya perjuangan rakyat Indonesia
yang awalnya bersifat kedaerahan menuju ke persatuan Indonesia. Dan terbukti, pada tanggal 17
Agustus 1945, semangat Sumpah Pemuda itu terwujud dalam pendirian Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Berikut beberapa faktor dicetuskannya Sumpah Pemuda, antara lain:
a. Keinginan untuk lepas dari cengkraman penjajah
b. Munculnya rasa senasib dan seperjuangan
c. Munculnya rasa kebangsaan (nasionalisme)
d. Keinginan untuk merdeka dan mendirikan bangsa sendiri
e. Keinginan untuk bersatu dalam satu bangsa Indonesia
f. Manifesto Politik 1925, berisikan tentang prinsip perjuangan (Persatuan, Kesetaraan, dan
Kemerdekaan) yang dicetuskan oleh Partai Perhimpunan Indonesia
 
Kondisi persatuan dan kesatuan di masa Orde Baru/ Reformasi. 
Adapun kelebihan dari sistem pemerintahan Orde Baru:
a. Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang pada
tahun 1968 hanya 70 dolar Amerika Serikat dan pada 1996 telah mencapai
lebih dari 1.000 dolar Amerika Serikat.
b. Suksesnya program transmigrasi.
c. Suksesnya program Keluarga Berencana.
d. Sukses memerangi buta huruf.
 
Beberapa penyimpangan konstitusional yang paling menonjol pada masa Pemerintahan Orde
Baru sekaligus menjadi kelemahan sistem pemerintahan Orde Baru adalah sebagai berikut:
a. Bidang ekonomi: Penyelenggaraan ekonomi tidak didasarkan pada pasal 33 Undang-Undang
Dasar 1945. Terjadinya praktik monopoli ekonomi. Pembangunan ekonomi bersifat sentralistik,
sehingga terjadi jurang pemisah antara pusat dan daerah. Pembangunan ekonomi dilandasi oleh
tekad untuk kepentingan individu.
b. Bidang politik: Kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif. Presiden sebagai pelaksana
undang-undang kedudukannya lebih dominan dibandingkan dengan lembaga legislatif.
Pemerintahan bersifat sentralistik, berbagai keputusan disosialisasikan dengan sistem komando.
Tidak ada kebebasan untuk mengkritik jalannya pemerintahan. Praktik kolusi, korupsi, dan
nepotisme (KKN) biasa terjadi yang tentunya merugikan perekonomian negara dan kepercayaan
masyarakat.
c. Bidang hukum: Perundang-undangan yang mempunyai fungsi untuk membatasi kekuasaan
presiden kurang memadai, sehingga kesempatan ini memberi peluang terjadinya praktik KKN
dalam pemerintahan. Supremasi hukum tidak dapat ditegakan karena banyaknya oknum penegak
hukum yang cenderung memihak pada orang tertentu sesuai kepentingan. Hukum bersifat kebal
terhadap penguasa dan konglomerat yang dekat dengan penguasa.
 
Pemerintah konstitusional masa Reformasi bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi:
a. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif dan
b. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
 
Untuk lebih jelasnya, berikut dipaparkan perubahan-perubahan mendasar masa Reformasi
dalam ketatanegaraan Indonesia setelah perubahan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu:
a. Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang Dasar (Pasal 1 ayat (2)).
b. MPR merupakan lembaga bikameral, yaitu terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD (Pasal 2
ayat (1)).
c. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat (Pasal 6A ayat (1)).
d. Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama untuk satu kali masa jabatan (Pasal 7).
e. Pencantuman hak asasi manusia (Pasal 28A-28J).
f. Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi negara.
g. Presiden bukan mandataris MPR.
h. MPR tidak lagi menyusun GBHN.
i. Pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY) (Pasal 24B dan 24C).
j. Anggaran pendidikan minimal 20% (Pasal 31 ayat (4).
k. Negara kesatuan tidak boleh diubah (Pasal 37 ayat (5).
1. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dihapus.
 
 
 
 
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai