Penerapan pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian kekuasaan
secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal.
a. Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal
Pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu
Pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang terdiri atas tiga jenis kekuasaan (legislatif,
eksekutif, dan yudikatif) menjadi enam kekuasaan negara, antara lain :
1) Kekuasaan Konstitutif,
Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar: MPR
Pasal 3 ayat (1) MPR berwenang untuk mengubah dan menetapkan UUD
2) Kekuasaan Eksekutif,
Menjalankan undang-undang dan penyelenggraan pemerintahan negara: Presiden
Pasal 4 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
“Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar.
3) Kekuasaan Legislatif,
Membuat UUD : DPR
Pasal 20 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
“Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.”
4) Kekuasaan yudikatif
Untuk menyelenggarakan peradilan: MA dan MK
Pasal 24 ayat (2) “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata
usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.”
5) Kekuasaan Eksaminatif/inspektif,
untuk melakukan penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara. Kekuasaan ini dijalankan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK)
Pasal 23 E ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa “untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.”
6) Kekuasaan Moneter
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran, serta memelihara kestabilan nilai rupiah: BI
Pasal 23 D UUD “Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dalam undang- undang.”
Keberadaan LPNK diatur oleh Perpres RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-
Departemen.
Tugas
LPND: melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengertian antara rakyat, penduduk, dan warga negara berbeda, satu dan yang lainnya merupakan
konsep yang serupa tapi tidak sama. Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda.
a. Penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal atau
menetap dalam suatu negara. Sedangkan yang bukan penduduk adalah orang yang berada di
suatu wilayah suatu negara dan tidak bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara
tersebut.
b.Warga negara dan bukan warga negara. Warga negara ialah orang yang secara hukum
merupakan anggota dari suatu negara. Sedangkan bukan warga negara disebut orang asing
atau warga negara asing.
c. Rakyat sebagai penghuni negara mempunyai peranan penting dalam merencanakan, mengelola
dan mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk maupun warga
negara.
Langsung.
Umum.
Bebas.
Rahasia.
Jujur.
Adil.
2. Kemanusian yang Adil dan Beradab a. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban
antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Tenggang rasa kepada orang lain.
d. Tidak semena-mena kepada orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
f. Berani membela kebenaran dan keadilan.
g. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan
bangsa lain.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
Perwakilan c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
d. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan
musyawarah.
e. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan
musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat a. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Indonesia b. Menghormati hak-hak orang lain.
c. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
d. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain.
e. Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah.
f. Rela bekerja keras.
g. Menghargai hasil karya orang lain.
Contoh perilaku yang tidak mencerminkan penerapan hak warga negara
a. Penangkapan seseorang yang tidak berlandaskan hukum
Kasus pelanggaran hak warga negara yang sering terjadi adalah kurangnya optimalisasi
penegakan hukum, sehingga sering terjadi kasus salah tangkap orang atau perbedaan
perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap para pelanggar hukum yang sering
terjadi dengan dasar kekayaan, jabatan, dan sebagainya.
b. Tindakan kekerasan oleh beberapa oknum yang mengatasnamakan agama
Tindakan kekerasan masih sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan tidak
sedikit yang mengatasnamakan kelompok hingga agama untuk memicu terjadinya
tindakan kekerasan. Beberapa kasus yang terjadi adalah pembakaran tempat ibadah,
peperangan antara agama yang satu dengan lainnya.
c. Plagiat hingga pelanggaran hak cipta
Penjualan barang-barang palsu, plagiat, hingga pelanggaran hak cipta masing sering
terjadi dan dijadikan sebagai sumber mata pencaharian oleh beberapa oknum. Contoh
yang sering terjadi adalah peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku plagiat dalam
membuat sebuah karya, dan sebagainya.
d. Pendidikan yang tidak merata
Dalam pasal 31 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi,
setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Sayangnya, di Indonesia sendiri tidak
semua anak mendapatkan pendidikan yang layak dan sesuai.
Pada beberapa desa terpencil, pendidikan yang layak sepenuhnya merata. Ini karena
keterbatasan dana dan sumber daya lainnya.
Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Pengingkaran kewajiban dalam bidang kehidupan berbangsa dan bernegara
Pengingkaran kewajiban warga negara
a. Membuang sampah sembarangan
b. Melanggar aturan berlalu lintas
c. Merusak fasilitas negara
d. Tidak membayar pajak kepada negara
e. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara
Pengingkaran kewajiban dengan nilai-nilai pancasila.
Sila 1. Tidak toleransi/menghormati antarumat beragama
1 2. Memaksa seseorang memeluk agama dan melaksanakan peribadatan tertentu
3. Tidak menghormati kebebasan beribadah
4. Tidak memiliki agama
Perlindungan dalam ilmu hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanakan
oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk memberikan rasa aman, baik fisik
maupun mental, kepada korban dan sanksi dari ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari
pihak manapun yang diberikan pada tahap penyelidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan di
sidang pengadilan. Penegakan hukum adalah proses pemungsian norma-norma hukum secara
nyata sebagai pedoman perilaku atau hubungan–hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Di Indonesia terdapat pengadilan umum maupun pengadilan khusus. Lembaga penegakan hukum
di Indonesia disebut pengadilan atau badan peradilan. Alat perlengkapan negara yang diberi tugas
mempertahankan tetap tegaknya hukum nasional disebut pengadilan atau lembaga peradilan.