Anda di halaman 1dari 12

Makalah PPKn Bab 1 Semester 1

Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka


praktik penyelenggaraan
pemerintah negara

Ahya Thaariq Fathurrohman


X IPA 6 Angkatan 37
I. Kata pengantar
Alhamdulillahirabil’alamin, Kalimat pujian yang selalu kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, Tuhan yang maha esa. Yang tanpa keadaannya tidak mungkin ada
saya, anda, kita semua. Serta dengan izinnya yang menjadikan saya bisa
mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini.
Salawat serta salam kita ungkapkan dengan penuh cinta, rindu, kepada
baginda, nabi besar, rasulluallah Muhamad SAW, Semoga kelak kita bisa
mendapatkan syafa’at dari-Nya.

Adapun makalah yang saya buat dengan tujuan agar teman teman bisa
paham dan tau mengenai Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintah negara, dalam pembelajaran PPKn kelas 10 Semester
1. Juga untuk bisa melengkapi tugas yang diperintahkan.

Ahad 1 Agustus 2021

Ahya Thaariq Fathurrohman

1 | Makalah
II. Daftar Isi

Kata pengantar ………………………………………………………………………… 1


Daftar isi ………………………………………………………………………………… 2
Rangkuman …………………………………………………………………………….. 3

Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia ……………………… 3


Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan Lembaga
Pemerintahan Non-Kementerian …………………………………………………….. 5
Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan …………………….. 9

2 | Makalah
III. Rangkuman. Nilai-Nilai Pancasila dalam Kerangka Praktik
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

A. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara Republik Indonesia

Secara sederhana, kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang


untuk memengaruhi orang lain supaya melakukan tindakantindakan yang
dikehendaki atau diperintahkannya.

Kekuasaan negara banyak sekali macamnya.

1. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk


undang-undang
2. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang
3. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk mempertahankan
undangundang, termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran
terhadap undangundang

Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia, Dalam sebuah praktik


ketatanegaraan tidak jarang terjadi pemusatan kekuasaan pada satu orang saja,
terjadi pengelolaan sistem pemerintahan dilakukan secara absolut atau otoriter.
menyatakan bahwa istilah pemisahan kekuasaan (separation of powers) dan
pembagian kekuasaan (divisions of power) merupakan dua istilah yang memiliki
pengertian berbeda satu sama lainnya. Legislatif, eksekutif, dan yudikatif merupakan
lembaga yang terpisah satu sama lainnya, berdiri sendiri tanpa memerlukan
koordinasi dan kerja sama.Pemisahan kekuasaan berarti kekuasaan negara itu
terpisah-pisah dalam beberapa bagian, baik mengenai organ maupun fungsinya.
Berbeda dengan mekanisme pemisahan kekuasaan, di dalam mekanisme
pembagian kekuasaan, kekuasaan negara itu memang dibagibagi dalam beberapa
bagian (legislatif, eksekutif, dan yudikatif), tetapi tidak dipisahkan.

Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut


fungsi lembaga-lembaga tertentu (legislatif, eksekutif, dan yudikatif).

1. Kekuasaan konstitutif, yaitu kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan


Undang-Undang Dasar.
2. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk menjalankan undangundang
dan penyelenggraan pemerintahan negara.
3. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membentuk undangundang.
4. Kekuasaan yudikatif atau disebut kekuasaan kehakiman yaitu kekuasaan
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
5. Kekuasaan eksaminatif/inspektif, yaitu kekuasaan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
tentang keuangan negara.
6. Kekuasaan moneter, yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
serta memelihara kestabilan nilai rupiah.

3 | Makalah
Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal Pembagian kekuasaan secara vertikal
merupakan pembagian kekuasaan berdasarkan tingkatannya, yaitu pembagian
kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan. Pembagian kekuasaan secara
vertikal muncul sebagai konsekuensi dari diterapkannya asas desentralisasi di
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Intisari Materi Pada dasarnya sistem pemerintahan yang diterapkan di Republik


Indonesia adalah sistem pemerintahan presidensial. Akan tetapi, terdapat
perbedaan dalam hal operasionalisasi sistem pemerintahan seperti yang tercantum
dalam Undang- Undang Dasar NRI Tahun 1945 sebelum perubahan dengan yang
tercantum dalam Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 sesudah perubahan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan


bahwa sistem pemerintahan Indonesia menganut sistem pembagian kekuasaan
bukan pemisahan kekuasaan. Pembagian kekuasaan di negara kita dilakukan
dengan dua cara, yaitu secara horisontal (pembagian kekuasaan negara antara
lembaga-lembaga negara yang sederajat) dan vertikal (pembagian kekuasaan
negara antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah/provinsi/kabupaten/kota)

4 | Makalah
B. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian

Tugas dan kewenangan presiden yang sangat banyak ini tidak mungkin
dikerjakan sendiri. Oleh karena itu, presiden memerlukan orang lain untuk
membantunya. Dalam melaksanakan tugasnya, Presiden Republik Indonesia
dibantu oleh seorang wakil presiden yang dipilih bersamaan dengannya melalui
pemilihan umum, serta membentuk beberapa kementerian negara yang dipimpin
oleh menteri-menteri negara.

Menteri-menteri negara ini dipilih dan diangkat serta diberhentikan oleh presiden
sesuai dengan kewenangannya. Keberadaan Kementerian Negara Republik
Indonesia diatur secara tegas dalam Pasal 17 UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan:

1. Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.


2. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
3. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
4. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur
dalam undang-undang.

Selain diatur oleh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, keberadaan
kementerian negara juga diatur dalam sebuah undang-undang organik, yaitu
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
Kementerian Negara.

Kementerian Negara Republik Indonesia mempunyai tugas menyelenggarakan


urusan tertentu dalam pemerintahan di bawahnya dan bertanggung jawab kepada
presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Pasal 17 ayat (3) UUD
NRI tahun 1945 menyebutkan bahwa “setiap menteri membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan.

Klasifikasi Kementerian Negara Republik Indonesia, jumlah kementerian negara


dibentuk cukup banyak. Hal ini dikarenakan urusan pemerintahan pun jumlahnya
sangat banyak dan beragam. Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara secara tegas menyatakan bahwa
jumlah maksimal kementerian negara yang dapat dibentuk adalah 34 kementerian
negara.

Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang nomenklatur/ nama


kementeriannya secara tegas disebutkan dalam UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 adalah sebagai berikut.

1) Kementerian Dalam Negeri

2) Kementerian Luar Negeri

3) Kementerian Pertahanan

Kementerian yang mempunyai tugas penyelenggaraan urusan tertentu dalam


pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan

5 | Makalah
negara dengan upaya pencapaian tujuan kementerian sebagai bagian dari tujuan
pembangunan nasional.

1) Kementerian Agama 12) Kementerian Pekerjaan Umum


dan Perumahan Rakyat
2) Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia 13) Kementerian Perhubungan

3) Kementerian Keuangan 14) Kementerian Komunikasi dan


Informatika
4) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan 15) Kementerian Pertanian

5) Kementerian Riset, Teknologi, 16) Kementerian Lingkungan Hidup


dan Pendidikan Tinggi dan Kehutanan

6) Kementerian Kesehatan 16 17) Kementerian Kelautan dan


Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Perikanan

7) Kementerian Sosial 18) Kementerian Desa,


Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
8) Kementerian Ketenagakerjaan Transmigrasi

9) Kementerian Perindustrian 19) Kementerian Agraria dan Tata


Ruang
10) Kementerian Perdagangan

11) Kementerian Energi dan


Sumber Daya Mineral

Kementerian yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam


pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara serta menjalankan fungsi perumusan dan penetapan kebijakan di bidangnya,
koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidangnya,

1) Kementerian Perencanaan 5) Kementerian Pariwisata


Pembangunan Nasional
6) Kementerian Pemberdayaan
2) Kementerian Pendayagunaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi 7) Kementerian Pemuda dan
Olahraga
3) Kementerian Badan Usaha Milik
Negara 8) Kementerian Sekretariat Negara

4) Kementerian Koperasi dan


Usaha Kecil dan Menengah

Lembaga Pemerintah Non-Kementerian Selain memiliki kementerian negara,


Republik Indonesia juga memiliki Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK)

6 | Makalah
yang dahulu namanya Lembaga Pemerintah Non-Departemen. Keberadaan LPNK
diatur oleh Peraturan Presiden Republik Indonesia, yaitu Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-
Departemen. Berikut ini Daftar Lembaga Pemerintah Non -Kementerian yang ada di
Indonesia.

1) Arsip Nasional Republik 12) Badan Nasional Penempatan


Indonesia (ANRI), di bawah koordinasi dan Perlindungan Tenaga Kerja
Menteri Pendayagunaan Aparatur Indonesia (BNP2TKI).
Negara dan Reformasi Birokrasi.
13) Badan Pengawas Obat dan
2) Badan Informasi Geospasial Makanan (BPOM), di bawah
(BIG). koordinasi Menteri Kesehatan.

3) Badan Intelijen Negara (BIN). 14) Badan Pengawas Tenaga


Nuklir (BAPETEN), di bawah
4) Badan Kepegawaian Negara koordinasi Menteri Riset, Teknologi,
(BKN), di bawah koordinasi Menteri dan Pendidikan Tinggi.
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi. 15) Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP).
5) Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional 16) Badan Pengendalian Dampak
(BKKBN), di bawah koordinasi Menteri Lingkungan (BAPEDAL), di bawah
Pemberdayaan Perempuan dan koordinasi Menteri Lingkungan Hidup.
Perlindungan Anak.
17) Badan Pengkajian dan
6) Badan Koordinasi Penanaman Penerapan Teknologi (BPPT), di
Modal (BKPM), di bawah koordinasi bawah koordinasi Menteri Riset dan
Menteri Koordinator Bidang Teknologi.
Perekonomian.
18) Badan Perencanaan
7) Badan Koordinasi Survei dan Pembangunan Nasional
Pemetaan Nasional (BAPPENAS),di bawah koordinasi
(BAKOSURTANAL), di bawah Menteri Koordinator Bidang
koordinasi Menteri Riset dan Perekonomian.
Teknologi.
19) Badan Pertanahan Nasional
8) Badan Meteorologi, Klimatologi, (BPN), di bawah koordinasi Menteri
dan Geofisika (BMKG). Dalam Negeri.

9) Badan Narkotika Nasional 20) Badan Pusat Statistik (BPS), di


(BNN). bawah koordinasi Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian.
10) Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB). 21) Badan SAR Nasional
(BASARNAS).
11) Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT). 22) Badan Standardisasi Nasional
(BSN), di bawah koordinasi Menteri
Riset dan Teknologi.
7 | Makalah
23) Badan Tenaga Nuklir Nasional 28) Lembaga Kebijakan
(BATAN), di bawah koordinasi Menteri Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Riset dan Teknologi. (LKPP).

24) Badan Urusan Logistik 29) Lembaga Penerbangan dan


(BULOG), di bawah koordinasi Menteri Antariksa Nasional (LAPAN), di bawah
Koordinator Bidang Perekonomian. koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi.
25) Lembaga Administrasi Negara
(LAN), di bawah koordinasi Menteri 30) Lembaga Sandi Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan (LEMSANEG), di bawah koordinasi
Reformasi Birokrasi. Menteri Koordinator Bidang Politik,
Hukum dan, Keamanan.
26) Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI), di bawah koordinasi 31) Perpustakaan Nasional
Menteri Riset dan Teknologi. Republik Indonesia (PERPUSNAS), di
bawah koordinasi Menteri Pendidikan
27) Lembaga Ketahanan Nasional dan Kebudayaan
(LEMHANAS).

Intisari mater. Kementerian negara dibentuk bertujuan untuk membantu presiden


dalam melaksanakan berbagai urusan pemerintahan. Setiap kementerian dipimpin
oleh seorang menteri yang bertanggung jawab kepada presiden. d. Pemerintahan
daerah baik itu provinsi ataupun kabupaten/ kota merupakan wujud dari pola
pembagian kekuasaan secara vertikal. Pemerintahan daerah menyelenggarakan
semua urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya berdasarkan pada asas
otonomi dan tugas perbantuan.

8 | Makalah
C. Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

Sistem Nilai dalam Pancasila Sistem secara sederhana dapat diartikan


sebagai suatu rangkaian yang saling berkaitan antara nilai yang satu dan nilai yang
lain. ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, keadilan. Kelima nilai tersebut merupakan
satu kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan mengacu kepada tujuan yang satu. .

Implementasi Pancasila Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD


1945 merupakan landasan bangsa Indonesia yang mengandung tiga tata nilai
utama, yaitu dimensi spiritual, dimensi kultural, dan dimensi institusional

Aktualisasi nilai spiritual dalam Pancasila tergambar dalam Sila Ketuhanan


Yang Maha Esa. Hal ini berarti bahwa dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan
tidak boleh meninggalkan prinsip keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Nilai ini menunjukkan adanya pengakuan bahwa manusia, terutama
penyelenggara negara memiliki keterpautan hubungan dengan Sang Penciptanya.
Artinya, di dalam menjalankan tugas sebagai penyelenggara negara tidak hanya
dituntut patuh terhadap peraturan yang berkaitan dengan tugasnya, tetapi juga harus
dilandasi oleh satu pertanggungjawaban kelak kepada Tuhan di dalam pelaksanaan
tugasnya. Hubungan antara manusia dan Tuhan yang tercermin dalam sila pertama
tersebut sesungguhnya dapat memberikan rambu-rambu agar tidak melakukan
pelanggaran-pelanggaran, terutama ketika dia harus melakukan korupsi,
penyelewengan harta negara, dan perilaku negatif lainnya. Nilai spiritual inilah yang
tidak ada dalam doktrin good governance yang selama ini menjadi panduan dalam
praktek penyelenggaraan pemerintahan di Info Kewarganegaraan Nilai-Nilai
Pancasila dijabarkan dalam setiap peraturan perundang undangan yang telah ada,
baik itu ketetapan, keputusan, kebijakan pemerintah, program program
pembangunan dan peraturan-peraturan lain yang pada hakikatnya merupakan
penjabaran nilai-nilai dasar Pancasila. Tiga nilai utama yang tertuang dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 tersebut di atas harus senantiasa menjadi
pertimbangan dan perhatian dalam sistem dan proses penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan bangsa. Pancasila sebagai falsafah bangsa dalam
bernegara Indonesia masa kini. Nilai spiritual dalam Pancasila ini sekaligus menjadi
nilai lokalitas bagi Bangsa Indonesia yang seharusnya dapat teraktualisasi dalam
tata kelola pemerintahan

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Sila Persatuan Indonesia, dan Sila
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan merupakan gambaran bagaimana dimensi kultural dan institusional
harus dijalankan.

Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Sila Persatuan Indonesia, dan Sila
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan merupakan gambaran bagaimana dimensi kultural dan institusional
harus dijalankan.

Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara


Pengkajian Pancasila secara filosofis dimaksudkan untuk mencapai hakikat atau
makna terdalam dari Pancasila.

9 | Makalah
Nilai Sila Persatuan Indonesia
Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa 1) Nasionalisme.

1) Pengakuan adanya causa 2) Cinta bangsa dan tanah air.


prima (sebab pertama) yaitu Tuhan
Yang Maha Esa. 3) Menggalang persatuan dan
kesatuan bangsa.
2) Menjamin penduduk untuk
memeluk agama masing-masing dan 4) Menghilangkan penonjolan
beribadah menurut agamanya. kekuatan atau kekuasaan, keturunan
dan perbedaan warna kulit.
3) Tidak memaksa warga
negara untuk beragama, tetapi 5) Menumbuhkan rasa senasib
diwajibkan memeluk agama sesuai dan sepenanggulangan.
hukum yang berlaku.
Nilai Sila Kerakyatan yang
4) Atheisme dilarang hidup dan Dipimpin oleh Hikmat
berkembang di Indonesia. Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5) Menjamin berkembang dan
tumbuh suburnya kehidupan 1) Hakikat sila ini adalah
beragama, toleransi antarumat dan demokrasi. Demokrasi dalam arti
dalam beragama. umum, yaitu pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat.
6) Negara memfasilitasi bagi
tumbuh kembangnya agama dan iman 2) Permusyawaratan, artinya
warga negara dan menjadi mediator mengusahakan putusan bersama
ketika terjadi konflik antar agama. secara bulat, baru sesudah itu
diadakan tindakan bersama. Di sini
Nilai Sila Kemanusiaan yang terjadi simpul yang penting yaitu
Adil dan Beradab mengusahakan putusan bersama
secara bulat.
1) Menempatkan manusia
sesuai dengan hakikatnya sebagai 3) Dalam melakukan putusan
makhluk Tuhan karena manusia diperlukan kejujuran bersama. Hal
mempunyai sifat universal. yang perlu diingat bahwa keputusan
bersama dilakukan secara bulat
2) Menjunjung tinggi sebagai konsekuensi adanya kejujuran
kemerdekaan sebagai hak segala bersama.
bangsa, hal ini juga bersifat universal.
4) Perbedaan secara umum
3) Mewujudkan keadilan dan demokrasi di negara barat dan di
peradaban yang tidak lemah. Hal ini negara Indonesia, yaitu terletak pada
berarti bahwa yang dituju masyarakat permusyawaratan rakyat.
Indonesia adalah keadilan dan
peradaban yang tidak pasif, yaitu perlu Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi
pelurusan dan penegakan hukum yang Seluruh Rakyat Indonesia
kuat jika terjadi penyimpangan-
penyimpangan, karena keadilan harus 1) Kemakmuran yang merata
direalisasikan dalam kehidupan bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis
bermasyarakat. dan berkelanjutan.

10 | Makalah
2) Seluruh kekayaan alam dan 3) Melindungi yang lemah agar
sebagainya dipergunakan bagi kelompok warga masyarakat dapat
kebahagiaan bersama menurut bekerja sesuai dengan bidangnya.
potensi masing-masing.

Intisari materi. Pancasila sebagai falsafah bangsa dalam bernegara


merupakan nilai hakiki yang harus termanisfestasikan dalam simbol-simbol
kehidupan bangsa, lambang pemersatu bangsa, dan sebagai pandangan hidup
bangsa. Dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan, nilai falsafah harus
termanifestasi kan di setiap proses perumusan kebijakan dan implementasinya.

11 | Makalah

Anda mungkin juga menyukai