KEMENTERIAN NEGARA
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Kelembagaan Negara
Disusun oleh :
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat meyelesaikan makalah yang
berjudul “KEMENTERIAN NEGARA” ini tepat pada waktunya. Rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada dosen pembimbing mata kuliah Hukum Kelembagaan Negara yang telah
memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan makalah dalam mata kuliah ini.
Semoga dengan penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun dan
pembacanya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Hukum Kelembagaan Negara. Makalah ini membahas mengenai Kementerian Negara. Proses
penulisan makalah ini. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan kami sendiri. Oleh
karena itu, kami harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 4
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan memegang peranan penting
dalam merumuskan kebijakan negara. Konsep kekuasaan yang dimiliki Presiden
dirumuskan di dalam Pasal 4 Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945 yaitu “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan”, yang dimana dalam melakukan
kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden. Adapun dalam
menjalankan kekuasaan tersebut Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara yang
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. 1 Menteri-Menteri Negara tersebut membidangi
urusan tertentu dalam pemerintahan yang pembentukan, pengubahan, dan pembubarannya
diatur menurut Undang-Undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang
Dasar NRI Tahun 1945. Undang-Undang ini memudahkan Presiden dalam menyusun
Kementerian Negara karena secara jelas dan tegas mengatur kedudukan, tugas, fungsi, dan
susunan organisasi Kementerian Negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan landasan hukum kementerian negara?
2. Bagaimana pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara?
3. Apa jenis, kedudukan dan fungsi kementerian negara?
4. Bagaimana hubungan antar Kementerian negara dengan lembaga negara lainnya?
C. Tujuan
1
Rahmat Gaib, Posisi Wakil Menteri Dalam Sistem Pemerintahan Presidensial Menurut UUD 1945, Lex et
Societatis, Vol 3 No. 10 Tahun 2015, hal. 5.
4
1. Memahami pengertian dan landasan hukum kementerian negara
2. Memahami pembentukan perubahan dan pembubaran kementerian negara
3. Memahami jenis, kedudukan dan fungsi kementerian negara
4. Memahami hubungan antar kementerian negara dengan lembaga negara lainnya
5
BAB II
PEMBAHASAN
2
Pasal 1 ayat (1) UU No 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara
3
Pasal 4 dan Pasal 5 UU No 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara
6
3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan; dan
4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur
dalam undang-undang.
Dari ketentuan tersebut dapat dipahami bahwa, Presiden dan Wakil Presiden
memangku jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih lagi untuk masa jabatan yang
sama hanya untuk satu kali masa jabatan. Jadi Presiden dan Wakil Presiden hanya dapat
memangku jabatan dalam dua kali masa jabatan, dan sesudahnya tidak dapat lagi dipilih
sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Maka dapat dipahami bahwasanya pengangkatan
dan pemberhentian menteri juga dilakukan oleh presiden pada periode masa jabatannya
tersebut.6
4
Pasal 3 UU No 39 tahun 2008 Tentang Kementerian Negara
5
Pasal 7 UUD NRI 1945
6
Noviantika Tria, Taufiq M. Shofwan, “Eksistensi Kementerian Negara Dalam Sistem Presidensil Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara”, Jurnal Ilmu Hukum Universitas
Muhammadiyah Metro, Vol. 5 No. 1 (Januari, 2021), 3-4.
7
Pasal 1 angka 4 UU No 39 tahun 2008 Tentang Kementerian Negara
7
sudah terbentuk.8 Pembubaran Kementerian adalah menghapus Kementerian yang
sudah terbentuk.9 Presiden membentuk Kementerian luar negeri, dalam negeri, dan
pertahanan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Presiden membentuk Kementerian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Kementerian Negara. Dalam
pembentukan Kementerian yang dimaksud dengan mempertimbangkan efisiensi dan
efektivitas; cakupan tugas dan proporsionalitas beban tugas; kesinambungan,
keserasian, dan keterpaduan pelaksanaan tugas; serta perkembangan lingkungnan
global. Presiden dalam melakukan sinkronisasi dan koordinasi urusan kementerian
dapat membentuk kementerian koordinasi. Dalam kementerian juga telah diatur
mengenai jumlah keseluruhan yakni sebanyak 34 (tiga puluh empat) dan pembentukan
kementerian paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak Presiden mengucapkan
sumpah/janji.
8
Pasal 1 angka 5 UU No 39 tahun 2008 Tentang Kementerian Negara
9
Pasal 1 angka 6 UU No 39 tahun 2008 Tentang Kementerian Negara
8
kecuali Kementerian yang menangani urusan agama, hukum, keuangan, dan keamanan
harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.10
1) Kementerian Agama
2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
3) Kementerian Keuangan
10
UU No 39 tahun 2008 Tentang Kementerian Negara
11
Perpres No.68 Tahun 2019
9
4) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
5) Kementerian Kesehatan
6) Kementerian Sosial
7) Kementerian Ketenagakerjaan
8) Kementerian Perindustrian
9) Kementerian Perdagangan
10) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
11) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Masyarakat
12) Kementerian Perhubungan
13) Kementerian Komunikasi dan Informatika
14) Kementerian Pertanian
15) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
16) Kementerian Kelautan dan Perikanan
17) Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi
18) Kementerian Agraria dan Tata Ruang
Pada Paragraf 2 terkait tugas dalam Pasal 4 yaitu (1) Kementerian Kelompok I
dan Kementerian Kelompok II mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu
dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara. Tugas kementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan
upaya pencapaian tujuan Kementerian sebagai bagian dari tujuan pembangunan
nasional.
Kemudian pada paragraph 3 tekait fungsi dari kementerian agama terdapat pada
Pasal 5:
10
b. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;
c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya; dan
d. Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah.
2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1),
Kementerian Kelompok II menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawabnya;
c. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;
d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian di daerah; dan
e. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.
3) Selain menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2), Kementerian Kelompok I dan Kementerian Kelompok II juga
menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian; dan
b. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian.
4) Berdasarkan ketentuan peraturan perundangang-undangan dan/atau tugas lain
yang diberikan oleh Presiden, Kementerian dapat menyelenggarakan fungsi
yang menunjukkan karakteristik tugas dan fungsi masing-masing Kementerian.
12
Perpres 68/2009 pasal 2 ayat 4
11
4) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokmasi
Indonesia
5) Kementerian Perencanaan Pembangunan Indonesia
6) Kementerian Badan Usaha Milik Negara
7) Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia
8) Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia
9) Kementerian Investasi Indonesia
Hal ini terdapat dalam BAB III Kementerian Kelompok III pada paragraf pertama
terkait kedudukan dalam Pasal 30 yaitu, Kementerian Kelompok III sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
12
3) Berdasarkan ketentuan peraturan perundanganundangan dan/atau tugas lain
yang diberikan oleh Presiden, Kementerian dapat menyelenggarakan fungsi
yang menunjukkan karakteristik tugas dan fungsi masing-masing Kementerian.
Pada paragraf ke 2 terkait tugas yang terdapat pada pasal 48 yaitu Kementerian
Koordinator mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, sinkronisasi, dan
pengendalian urusan Kementerian dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidangnya.
13
D. Hubungan Antar kementerian dengan Lembaga Negara Lainnya
14
d. Mahkamah Agung (MA)
Kewenangan Mahkamah Agung diatur dalam Pasal 24 UUD Tahun 1945. MA
merupakan Lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman. Kekuasaan
kehakiman merupakan Kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan
guna menegakkan hukum dan Keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi
di negara Indonesia. Yang Membawahi badan-badan peradilan antara lain: peradilan
umum, peradilan agama, peradilan Militer, dan peradilan tata usaha negara (PTUN).
e. Dewan Pertimbangan Agung ((DPA)
Kewenangan DPA diatur dalam Pasal 16 UUD Tahun 1945. DPA merupakan dewan
yang Dibentuk berdasarkan undang-undang yang ditetapkan, dengan tugas dan fungsi
member Jawab atas pertanyaan Presiden dan berhak memajukan usuk kepada
pemerintah (sering Dikenal dengan Dewan Pertimbangan Agung Presiden.
f. BPK
Kewenangan BPK diatur dalam Pasal 23 Ayat (5) UUD Tahun 1945. BPK merupakan
badan Yang bertugas untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara, di
mana hasil Pemeriksaan tersebut kemudian diberitahukan kepada DPR.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai hubungan fungsional antara Menteri dan lembaga
pemerintah nonkementerian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan Peraturan Presiden.”
15
kerangka sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi daerah sesuai peraturan
perundang-undangan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Rahmat Gaib, Posisi Wakil Menteri Dalam Sistem Pemerintahan Presidensial Menurut UUD
1945, Lex et Societatis, Vol 3 No. 10 Tahun 2015, hal. 5.
18