Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan Kepala Negara, pembentukan


kementerian menjadi sangat penting. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor
39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, kementerian adalah perangkat pemerintah yang
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Dalam suatu kementerian terdapat menteri
yang memimpin kementerian tersebut sekaligus pihak yang bertanggung jawab kepada
Presiden. Kementerian berada di ibu kota negara dan berada di bawah Presiden.

Negara Republik Indonesi memiliki Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK),


disamping adanya kementerian negara. Lembaga tersebut, sebelumnya dikenal sebagai
Lembaga Pemerintah Non-Departemen. LPNK merupakan lembaga negara yang dibentuk
untuk membantu presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Lembaga
Pemerintahan Non-Kementerian berada di bawah presiden dan bertanggung jawab langsung
kepada presiden melalui menteri atau pejabat setingkat menteri lainnya.

Organisasi Kementerian Negara Indonesia adalah organisasi Kementerian


Negara Republik Indonesia yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2015
tentang Organisasi Kementerian Negara. Organisasi Kementerian Negara ditetapkan dalam
rangka mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara. Dalam Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2015 Kementerian Negara dikelompokan
menjadi empat kelompok yakni: Kementerian Kelompok I; Kementerian Kelompok II;
Kementerian Kelompok III; dan Kementerian Koordianator.
BAB II
PEMBAHASAN

KEDUDUKAN DAN FUNGSI KEMENTERIAN RI


DAN LEMBAGA PEMERINTAHAN NON KEMENTERIAN
A. KEMENTERIAN
Untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan dan Kepala Negara,
pembentukan kementerian menjadi sangat penting. Berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, kementerian adalah
perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. Dalam
suatu kementerian terdapat menteri yang memimpin kementerian tersebut sekaligus pihak
yang bertanggung jawab kepada Presiden. Kementerian berada di ibu kota negara dan
berada di bawah Presiden.
Tugas kementerian negara Kementerian negara memiliki beberapa tugas, yaitu:
Mengikuti dan mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan dan program yang sudah diletakkan
pada bidang tertentu yang menjadi ranah dan tanggung jawab. Menampung berbagai
masalah yang muncul dan mengusahakan penyelesaian masalah dengan mengikuti semua
perkembangan keadaan dibidang yang membutuhkan koordinasi. Melakukan koordinasi
dengan berbagai direktur jenderal dan pemimpin lembaga lain untuk bekerja sama dalam
menyelesaikan berbagai masalah. Terlebih yang berkaitan dengan lembaga atau bidang
dalam negara.
1. Urusan pemerintahan nomenklatur Kementerian yang menangani urusan
pemerintahan yang nomenklatur atau nama kementeriannya secara tegas disebut
dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945. Kementerian tersebut adalah:
a. Kementerian Dalam Negeri
b. Kementerian Luar Negeri
c. Kementerian Pertahanan

2. Tujuan kementerian sebagai bagian dari tujuan pembangunan nasional Kementerian


yang memiliki tugas penyelenggaraan urusan penyelenggaraan urusan tertentu dalam
pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
negara dengan upaya pencapaian tujuan kementerian sebagai bagian dari tujuan
pembangunan nasional. Kementerian yang menangani urusan pemerintahan yang
ruang lingkupnya disebutkan dalam UUD 1945, sebagai berikut:
a. Kementerian Agama
b. Kementeruan Hukum dan Hak Asasi Manusia
c. Kementerian Keuangan
d. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
e. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
f. Kementerian Kesehatan
g. Kementerian Sosial
h. Kementerian Ketenagakerjaan
i. Kementerian Perindustrian
j. Kementerian Perdagangan
k. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
l. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
m. Kementerian Perhubungan
n. Kementerian Komunikasi dan Informatika
o. Kementerian Pertanian
p. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
q. Kementerian Kelautan dan Perikanan
r. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
s. Kementerian Agraria dan Tata Ruang

3. Tujuan kementerian menangani urusan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan


sinkronisasi program pemerintah. Kementerian yang memiliki tugas menyelenggarakan
urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara serta menjalankan fungsi perumusan dan
penetapan kebijakan di bidangnya, koordinasi dan sinkronisasi, pengelolaan barang
milik atau kekayaan negara dan pengawasan tugas di bidangnya. Kementerian ini
menangani urusan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah. Kementerian tersebut adalah: Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Kementerian Parisiwata Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Kementerian Pemuda dan Olahraga Kementerian Sekretariat
Negara.
a. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
b. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
c. Kementerian Badan Usaha Milik Negara
d. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
e. Kementerian Parisiwata
f. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
g. Kementerian Pemuda dan Olahraga
h. Kementerian Sekretariat Negara

4. Kementerian koordinator
Selain kementerian yang menangani urusan pemerintahan, terdapat kementerian
koordinator yang bertugas melakukan sinkronisasi dan koordinasi urusan kementerian
yang berada di dalam lingkup tugasnya. Yaitu;
a. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
b. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
c. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
d. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman

B. LEMBAGA PEMERINTAHAN NON KEMENTERIAN

Negara Republik Indonesi memiliki Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK),


disamping adanya kementerian negara. Lembaga tersebut, sebelumnya dikenal sebagai
Lembaga Pemerintah Non-Departemen. LPNK merupakan lembaga negara yang dibentuk
untuk membantu presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan tertentu. Lembaga
Pemerintahan Non-Kementerian berada di bawah presiden dan bertanggung jawab
langsung kepada presiden melalui menteri atau pejabat setingkat menteri lainnya.

Lembaga Pemerintahan Non-Kementerian di Indonesia adalah sebagai berikut;

1. Badan Nasinal Penanggulangan Bencana (BNPB)


Badan Nasinal Penanggulangan Bencana (BNPB) mempunyai tugas dan fungsi;
Tugas:
a) Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana
yang mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi,
dan rekonstruksi secara adil dan setara;
b) Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan
bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c) Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada masyarakat;
d) Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap
sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat
bencana;
e) Menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan
internasional;
f) Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
g) Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
h) Menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

Fungsi:
a) Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien
b) Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, dan menyeluruh

2. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)


Lembaga Penerbangan dan Antriksa Nasional (LAPAN) mempunyai tugas dan fungsi;
Tugas : LAPAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya serta
penyelenggaraan keantariksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Fungsi :
Dalam mengemban tugas pokok di atas LAPAN menyelenggarakan fungsi-fungsi :
a) Penyusunan kebijakan nasional di bidang penelitian dan pengembangan sains
antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan antariksa, dan penginderaan
jauh serta pemanfaatannya;
b) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi
penerbangan dan antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya;
c) Penyelenggaraan keantariksaan;
d) Pengoordinasian kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN;
e) Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan LAPAN;
f) Pelaksanaan kajian kebijakan strategis penerbangan dan antariksa;
g) Pelaksanaan penjalaran teknologi penerbangan dan antariksa;
h) Pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan sistem informasi penerbangan dan
antariksa;
i) Pengawasan atas pelaksanaan tugas LAPAN; dan
j) Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang penelitian dan
pengembangan sains antariksa dan atmosfer, teknologi penerbangan dan
antariksa, dan penginderaan jauh serta pemanfaatannya.

3. Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)


Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) mempunyai tugas dan fungsi;
Tugas : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang kearsipan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan.
Fungsi :
a) Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kearsipan;
b) Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas lembaga;
c) Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang
kearsipan;
d) Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, kehumasan, hukum, organisasi dan tata
laksana, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga, persandian,
dan kearsipan;
e) Penyelenggaraan pembinaan kearsipan nasional;
f) Pelindungan, penyelamatan, dan pengelolaan arsip statis berskala nasional dan;
g) Penyelenggaraan sistem dan jaringan informasi kearsipan nasional;

4. Badan Ekonomi Kreatif


Badan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas dan fungsi;
Tugas:
a) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan ekonomi kreatif
b) Membantu presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan
sinkronisasi kebijakan dalam bidang ekonomi kreatif.
Fungsi:
a) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang ekonomi kreatif
b) Perancangan dan pelaksanaan program di bidang ekonomi kreatif.
c) Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan kebijakan
dan program di bidang ekonomi kreatif.
d) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan dan
program di bidang ekonomi kreatif.
e) Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan kepada semua pemangku
kepentingan di bidang ekonomi kreatif.
f) Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dengan Lembaga Negara, Kementerian,
Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pemerintah Daerah, dan pihak lain yang
terkait.
g) Pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan Presiden yang terkait dengan ekonomi
kreatif.

5. Badan Informasi Geospasial


Badan Informasi Geospasial mempunyai tugas dan fungsi;
Tugas : Badan Informasi Geospasial mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang Informasi Geospasial.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Perpres Nomor 94
Tahun 2011, BIG menyelenggarakan fungsi :
a) Perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang informasi geospasial;
b) Penyusunan rencana dan program di bidang informasi geospasial;
c) Penyelenggaraan informasi geospasial dasar yang meliputi pengumpulan data,
pengolahan, penyimpanan data dan informasi, dan penggunaan informasi
geospasial dasar;
d) Pengintegrasian informasi geospasial tematik yang diselenggarakan oleh instansi
pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
e) Penyelenggaraan informasi geospasial tematik yang belum diselenggarakan selain
BIG meliputi pengumpulan data, pengolahan,penyimpanan data dan informasi, dan
penggunaan informasi geospasial tematik;
f) Penyelenggaraan infrastruktur informasi geospasial meliputi penyimpanan,
pengamanan, penyebarluasan data dan informasi, dan penggunaan informasi
geospasial;
g) Penyelenggaraan dan pembinaan jaringan informasi geospasial;
h) Akreditasi kepada lembaga sertifikasi di bidang informasi geospasial;
i) Pelaksanaan kerjasama dengan badan atau lembaga pemerintah, swasta, dan
masyarakat di dalam dan/atau luar negeri;
j) Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di lingkungan BIG;
k) Pelaksanaan koordinasi perencanaan, pelaporan, penyusunan peraturan
perundang-undangan dan bantuan hukum;
l) Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata
laksana, kepegawaian, keuangan, keprotokolan, kehumasan, kerjasama, hubungan
antar lembaga, kearsipan, persandian, barang milik negara, perlengkapan, dan
rumahtangga BIG;
m) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta
promosi dan pelayan produk dan jasa di bidang informasi geospasial;
n) Perumusan, penyusunan rencana, dan pelaksanaan pengawasan fungsional.

6. Badan Keamanan Laut


Badan Keamanan Laut (Bakamla) bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
Tugas: Melakukan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia
dan wilayah yurisdiksi Indonesia
Fungsi:
a) Menyusun kebijakan nasional di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah
perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;
b) Menyelenggarakan sistem peringatan dini keamanan dan keselamatan di wilayah
perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;
c) Melaksanakan penjagaan, pengawasan, pencegahan dan penindakan pelanggaran
hukum di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia;
d) Menyinergikan dan memonitor pelaksanaaan patroli perairan oleh instansi terkait;
e) Memberikan dukungan teknis dan operasional kepada instansi terkait;
f) Memberikan bantuan pencarian dan pertolongan di wilayah perairan Indonesia dan
wilayah yurisdiksi Indonesia;
g) Melaksanakan tugas lain dalam sistem pertahanan nasional.

7. Badan Kepegawaian Negara (BKN)


Badan Kepegawaian Negara mempunyau tugas dan fungsi;
Tugas : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian negara
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Fungsi : Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BKN menyelenggarakan fungsi :
a) Penyusunan dan penetapan kebijakan teknis di bidang manajemen kepegawaian.
b) Penyelenggaraan pengadaan, mutasi, pemberhentian dan pensiun, serta status
dan kedudukan hukum Pegawai Negeri Sipil.
c) Penyelenggaraan administrasi pensiun, Pejabat Negara dan mantan Pejabat
Negara.
d) Penyelenggaraan sistem informasi manajemen kepegawaian.
e) Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan manajemen
kepegawaian.
f) Penyelenggaraan pemetaan potensi dan penilaian kompetensi Pegawai Negeri Sipil.
g) Penyelenggaraan dan pengembangan sistem rekrutmen Pegawai Negeri Sipil.
h) Penelitian dan pengembangan di bidang manajemen kepegawaian.
i) Pelaksanaan bantuan hukum.
j) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang manajemen kepegawaian;
k) Pembinaan dan penyelenggaraan dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan BKN.
l) Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya.

8. Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)


Tugas : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana
Fungsi :
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BKKBN menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional, pemaduan dan sinkronisasi kebijakan di bidang
KKB;
2. Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang KKB;
3. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan KB;
4. Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang KKB;
5. Penetapan perkiraaan pengendalian penduduk secara nasional;
6. Penyusunan desain Program KKBPK;
7. Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB);
8. Pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk kebutuhan Pasangan
Usia Subur (PUS) nasional;
9. Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga
10. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan
tingkatnasional dalam pengendalian pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB
dan Kesehatan Reproduksi (KR);
11. Pengembangan desain program pembangunan keluarga melalui pembinaan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
12. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat
nasional dalam pembangunan keluarga melalui ketahanan dan kesejahteraan
keluarga;
13. Standardisasi pelayanan KB dan sertifikasi tenaga penyuluh KB/petugas lapangan
KB (PKB/PLKB);
14. Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk
dankeluarga berencana; dan
15. Pembinaan, pembimbingan dan fasilitas di bidang KKB.

9. Badan Koordinasi Penanaman Modal


Tugas : Melaksanakan koordinasi kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman
modal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Fungsi :
1. Pengkajian dan pengusulan perencanaan penanaman modal nasional
2. Koordinasi pelaksanaan kebijakan nasional di bidang penanaman modal
3. Pengkajian dan pengusulan kebijakan pelayanan penanaman modal
4. Penetapan norma, standar, dan prosedur pelaksanaan kegiatan pelayanan
penanaman modal
5. Pengembangan peluang dan potensi penanaman modal di daerah dengan
memberdayakan badan usaha
6. Pembuatan peta penanaman modal di Indonesia
7. Koordinasi pelaksanaan promosi serta kerjasama penanaman modal
8. Pengembangan sektor usaha penanaman modal melalui pembinaan penanaman
modal. antara lain meningkatkan kemitraan, meningkatkan daya saing,
menciptakan persaingan usaha yang sehat, dan menyebarkan informasi yang
seluas-luasnya dalam lingkup penyelenggaraan penanaman modal
9. Pembinaan pelaksanaan penanaman modal, dan pemberian bantuan penyelesaian
berbagai hambatan dan konsultasi permasalahan yang dihadapi penanam modal
dalam menjalankan kegiatan penanaman modal
10. Koordinasi dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu
11. Koordinasi penanam modal dalam negeri yang menjalankan kegiatan penanaman
modalnya di luar wilayah Indonesia
12. Pemberian pelayanan perizinan dan fasilitas penanaman modal
13. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tata laksanan, kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan, keuangan, hukum, kehumasan, kearsipan, pengolahan data dan
informasi, perlengkapan dan rumah tangga; dan
14. Pelaksanaan fungsi lain di bidang penanaman modal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

10.Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)


Tugas : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undngan yang berlaku.
Fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan
informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
6. Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenaan dengan perubahan iklim;
7. Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta
masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi,
dan geofisika;
8. Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
9. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika;
10. Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan
komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
11. Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
12. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di
bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
13. Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika;
14. Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
15. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
16. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
17. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
18. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi,
dan geofisika.

11.Badan Narkotika Nasional (BNN)


Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah lembaga yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui koordinasi dengan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia, mempunyai tugas dan fungsi;
Tugas :
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
2. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
3. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika
dan Prekursor Narkotika;
4. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
pecandu Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
masyarakat;
5. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
6. Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam
pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika
Narkotika;
7. Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun internasional,
guna mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
8. Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;
9. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan
10. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.
Fungsi:
1. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan
prekursor serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol yang selanjutnya disingkat dengan P4GN.
2. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria dan prosedur
P4GN.
3. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.
4. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan
masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang P4GN.
5. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis P4GN di bidang pencegahan,
pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama.
6. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di
lingkungan BNN.
7. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam
rangka penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di
bidang P4GN.
8. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN.
9. Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah peran serta masyarakat.
10. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika.
11. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang narkotika,
psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk
tembakau dan alkohol.
12. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masarakat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta
perawatan lanjutan bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan
psikotropika serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol di tingkat pusat dan daerah.
13. Pengkoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya,
kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan masyarakat.
14. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu
narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif
tembakau dan alkohol berbasis komunitas terapeutik atau metode lain yang telah
teruji keberhasilannya.
15. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan perumusan peraturan perundang-
undangan serta pemberian bantuan hukum di bidang P4GN.
16. Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan internasional di bidang P4GN.
17. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di lingkungan
BNN.
18. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah terkait dan
komponen masyarakat di bidang P4GN.
19. Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik pegawai BNN dan kode etik profesi
penyidik BNN.
20. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional penelitian dan pengembangan,
serta pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN.
21. Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif
lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.
22. Pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika dan prekursor  serta bahan
adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol.
23. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang
P4GN.

12. Badan Nasional Penanggulangan Trorisme


Tugas:
a) Menyusun kebijakan, strategi, dan program nasional di bidang penanggulangan
terorisme;
b) Mengkoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam pelaksanaan dan
melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan terorisme;
c) Melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan terorisme dengan membentuk
satuan-satuan tugas yang terdiri dari unsur-unsur instansi pemerintah terkait
sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing. Bidang
penanggulangan terorisme meliputi pencegahan, perlindungan, deradikalisasi,
penindakan, dan penyiapan kesiapsiagaan nasional.

13. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan


Tugas Sesuai Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2016 tentang Badan Nasional
Pencarian dan Pertolongan, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan memiliki tugas
membantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pencarian dan pertolongan.
Fungsi:
1. Perumusan dan penetapan norma, standar, prosedur, kriteria, serta persyaratan
dan prosedur perizinan dan/atau rekomendasi penyelenggaraan operasi pencarian
dan pertolongan
2. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan
operasi pencarian dan pertolongan, pembinaan tenaga dan potensi, sarana dan
prasarana dan sistem komunikasi
3. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan standarisasi siaga, latihan, dan
pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan
4. Perumusan dan penetapan kebutuhan siaga, latihan, dan pelaksanaan operasi
pencarian dan pertolongan
5. Koordinasi pelaksanaan penyelenggaraan operasi pencarian dan pertolongan,
pembinaan tenaga dan potensi, sarana dan prasarana dan sistem komunikasi
6. Pengembangan dan pelaksanaan sistem informasi dan komunikasi  pencarian dan
pertolongan
7. Pelayanan informasi penyelenggaraan pencarian dan pertolongan
8. Pemantauan, analisis,evaluasi, dan pelaporan di bidang pencarian dan pertolongan
9. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan bidang pencarian dan pertolongan
10. Pengelolaan barang milik atau kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan
11. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Badan Nasional Pencarian dan
Pertolongan
12. Pengawasan intern atas pelaksanaan tugas di bidangnya
13. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan

14.Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia


Fungsi dan Tujuan:
1. Melakukan penempatan tenaga kerja atas dasar perjanjian secara tertulis antara
pemerintah dan pemerintah negara pengguna tenaga kerja Indonesia (TKI) atau
pengguna berbadan hukum di negara tujuan penepatan
2. Memberikan pelayanan dalam koordinasi dan pengawasan mengenai dokumen,
pembekalan akhir pemberangkatan, penyelesaian masalah, sumber-sumber
pembiayaan, pemberangkatan sampai pemulangan
3. Bertanggung jawab dalam perlindungan dan pemberdayaan TKI dan kompetensi
TKI

15. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)


Sesuai dengan Pasal 2 dan 3 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun
2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). BPKP
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.
Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan yang bersifat lintas
sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan
penugasan dari Presiden;
2. pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya
terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas
penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan
negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh
atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau
subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat
kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/ daerah;
3. pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah;
4. pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan
tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan program/ kebijakan
pemerintah yang strategis;
5. pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan
yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga,
audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi
merugikan keuangan negara/daerah, audit penghitungan kerugian keuangan
negara/daerah, pemberian keterangan ahli,dan upaya pencegahan korupsi;
6. pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama
dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;
7. pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;
8. pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem
pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan
lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
9. pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah sesuai
peraturan perundang-undangan;
10. pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi jabatan
fungsional auditor;
11. pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang
pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
12. pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi hasil
pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
13. pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di BPKP;
dan
14. pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum,
ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,
hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.     

Anda mungkin juga menyukai