Anda di halaman 1dari 78

TUGAS DAN FUNGSI

UPKP
KEMENTERIAN KEUANGAN

DISUSUN OLEH
VO TALENT: EDI NUGROHO
A. Kedudukan, Tugas, Susunan Organisasi, Tugas dan FungsiMasing-masing
Unsur, Ketentuan yang MengaturOrganisasi Kementerian Keuangan

VO TALENT: DIDING ARIADI DAMANIK


B. Tata Kerja Kementerian, Dasar Hukum, Tugas dan Fungsi Kementerian
Keuangan, Visi dan Misi, Struktur Organisasi
ISI RATFAD
VO TALENT: VERI GUNAWAN SINAGA
C. Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Pajak,

VO TALENT: NIDA VANIA


D. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan

VO TALENT: GUSTIN TJINDRAWASIH


E. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko,
Inspektorat Jenderal, Badan Kebijakan Fiskal , Badan Pendidikan dan
Pelatihan Keuangan ,

VO TALENT: IIN KURNIAWATI


F. Staf Ahli Menteri Keuangan, Pusat Sistem Informasi dan Teknologi
Keuangan, Pusat Pembinaan Profesi Keuangan, Pusat Analisis dan
Harmonisasi Kebijakan,

VO TALENT: HANA RICHA


F. Lembaga National Single WIndow (LNSW), Sekretariat Pengadilan Pajak,
Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan, Sekretariat Komite Stabilitas Sistem
Keuangan, Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, A.
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ,

VO TALENT: RIMA BUDIARTI


G. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, Badan Pengelola Dana
Lingkungan Hidup, Pusat Investasi Pemerintah , Lembaga Manajemen Aset
Negara, Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional, Politeknik
Keuangan Negara STAN

Sobat Pembelajar bisa


mendengarkan versi
podcastnya di halaman
terakhir modul ini yah...
UPKP HALAMAN 3

Bab I.
Kedudukan,
Tugas, Fungsi,
dan Struktur
Organisasi
Kementerian
Keuangan
Sebagaimana diatur dalam pasal 17 UUD
1945, Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan dibantu menteri-menteri.
Menteri-menteri itu diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden. Setiapmenteri
membidangi urusantertentu dalam
pemerintahan. Sebagai tindak lanjutdari
pembidangan dalam urusan-urusan
pemerintahan tersebut maka dibentuklah
kementerian- kementerian dan Lembaga
Pemerintah Non Kementerian.
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan B. Tugas
tugas penyelenggaraan pemerintahan maka Kementerian mempunyai tugas
Presiden menganggap perlu untuk menyelenggarakan urusan tertentu dalam
mengatur mengenai tugas, susunan pemerintahan untuk membantu Presiden dalam
organisasi, dan tata kerja dari kementerian- menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam
kementerian yang berada di bawahnya. melaksanakan tugas, Kementerian
Peraturan dimaksud ditetapkan dalam menyelenggarakan fungsi:
Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2015 1.perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
tentang OrganisasiKementerian Negara. kebijakan dibidangnya;
2.pengelolaan barang milik/kekayaan negara
A. Kedudukan yang menjadi tanggung jawabnya;
Dalam Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 3.pengawasan atas pelaksanaan tugas di
2015 disebutkan bahwa Kementerian dalam bidangnya;
4.pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pemerintahan Negara Republik Indonesia
pelaksanaan urusan kementerian di daerah; dan
berada di bawah dan bertanggung jawab
5.pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala
kepada Presiden.
nasional.
UPKP HALAMAN 4

C. Susunan Organisasi
Susunan organisasi Kementerian, terdiri atas unsur:
1.pemimpin, yaitu Menteri;
2.pembantu pemimpin, yaitu Wakil Menteri;
3.koordinator pelaksana, yaitu sekretariat jenderal;
4.pelaksana, yaitu direktorat jenderal;
5.pengawas, yaitu inspektorat jenderal; dan
6.pendukung, yaitu badan dan/atau pusat.
Sebagai kementerian yang melaksanakan
urusanpemerintah pusat, Kementerian Keuangan,
selain memiliki unsur-unsur di atas, juga memiliki unsur
pelaksana tugas pokok di daerah.
D. Tugas dan Fungsi Masing-masing Unsur
Adapun tugas dan fungsi masing-masing unsur di atas
adalah sebagai berikut:
1.Menteri
Menteri mempunyai tugas memimpin Kementerian
sesuai dengan bidang tugas Kementerian.

D. Tugas dan Fungsi Masing-masing Unsur

2.Wakil Menteri
Wakil Menteri mempunyai tugas membantu Menteri dalam memimpin penyelenggaraan urusan
kementerian.

3.Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri. Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan,
dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian.
Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan Kementerian;
b. koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian;
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Kementerian;
d. pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerjasama, dan hubungan masyarakat;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

Berdasarkan Perpres No 7 tahun 2015, rentang kendali (span of control) Sekretariat Jenderal terdiri atas
paling banyak 5 (lima) Biro. Masing-masing Biro terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional . Masing-masing Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga)Subbagian dan/atau
Kelompok Jabatan Fungsional.
UPKP HALAMAN 5

D. Tugas dan Fungsi Masing-masing Unsur

4. Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal dipimpin oleh Direktur Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri.Direktorat Jenderal mempunyaitugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakandan standardisasi teknis di bidangnya. Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidangnya;
b. pelaksanaan kebijakan di bidangnya;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidangnya;
d. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikanoleh Menteri.
Selain menyelenggarakan fungsi di atas, Direktorat Jenderalyang melaksanakan
urusanpemerintahan yang bersifatkonkuren menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan norma, standar,prosedur, dan kriteriadi bidangnya;
b. pemberian bimbingan teknisdan supervisi di bidangnya.
Berdasarkan Perpres Nomor 7 tahun 2015, rentang kendali (span of control) jumlah Direktorat
Jenderal didasarkan pada analisis organisasi dan beban kerja. Direktorat Jenderal terdiri atas
Sekretariat Direktorat Jenderal serta paling banyak 5 (lima) Direktorat. Sekretariat Direktorat
Jenderal terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional,
dan Bagian terdiriatas paling banyak3 (tiga) Subbagian dan/atau Kelompok JabatanFungsional.
Direktorat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/ataudapat terdiri atas paling banyak
5 (lima) Subdirektorat dan 1 (satu) Subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan.
Subdirektorat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau terdiriatas 2 (dua) Seksi.

5.Inspektorat Jenderal
Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri.Inspektorat Jenderal mempunyaitugas menyelenggarakan pengawasan internal
atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknispengawasan internal;
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuanganmelalui audit, reviu,evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentuatas penugasan Menteri;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan ; dan
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
Rentang kendali (span of control): berdasarkan Perpres Nomor 7 tahun 2015, Inspektorat
Jenderal terdiri atas Sekretariat Inspektorat Jenderal dan paling banyak 5 (lima) Inspektorat.
Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan Bagian terdiri
atas 2 (dua) Subbagian. Inspektorat terdiri atas 1 (satu) Subbagianyang menangani ketatausahaan
dan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.
UPKP HALAMAN 6

D. Tugas dan Fungsi


Unsur-unsur

6. Badan dan/atau Pusat

Badan dipimpin oleh Kepala Badan berada di bawah


dan bertanggung jawab kepada Menteri. Berdasarkan
Perpres Nomor 7 tahun 2015 rentang kendali (span of
control) Badan terdiri atas Sekretariat Badan dan paling
banyak 4 (empat) Pusat/Biro. Sekretariat Badan terdiri
atas paling banyak 4 (empat) Bagian, dan Bagian terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. Pusat/Biro terdiri
atas kelompok jabatanfungsional dan/atau dapat terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Bidang/Bagian serta
subbagian yang menangani fungsi ketatausahaan.
Bidang/Bagian terdiri atas paling banyak2 (dua)
Subbidang/Subbagian.
Pusat yang tempat kedudukannya tidak satu lokasi
dengan tempat kedudukan Sekretariat Badan, fungsi
yang menangani ketatausahaan dapat diwadahi dalam
bentuk bagian.yang terdiri atas 2 (dua) Subbagian, dan
Kelompok Jabatan Fungsional dan/atau dapat terdiri
atas paling banyak 3 (tiga) Bidang yang masing-masing
Bidang terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbidang.
UPKP HALAMAN 7

E. Ketentuan yang Mengatur


Organisasi Kementerian
Keuangan

Berdasarkan Peraturan PresidenNomor 57 Tahun 2020,


susunan dan jumlah unit organisasi Kementerian Keuangan
ditetapkan sebagai berikut:
1.Sekretariat Jenderal, terdiri atas paling banyak 8
(delapan) Biro, masing-masing Biro terdiri atas palingbanyak
8 (delapan) Bagian, dan masing-masing Bagian terdiri atas
paling banyak4 (empat) Subbagian.

3.Direktorat Jenderal, terdiri dari Sekretariat


2.Inspektorat Jenderal, terdiri dari
Ditjendan Direktorat-direktorat:
Sekretariat Itjendan Inspektorat-inspektorat:
Sekretariat Ditjen, terdiri atas paling banyak 6
Sekretariat Itjen, terdiri atas paling banyak 6
(enam) Bagian, dan masing-masing Bagian
(enam) Bagian dan/atau Kelompok Jabatan
terdiri atas paling banyak 4 (empat)Subbagian.
Fungsional. Masing-masing Bagian tersebut
Direktorat, paling banyak 8 (delapan), masing-
terdiri atas paling banyak 5 (lima) Subbagian
masing Direktorat terdiri atas paling banyak 6
dan/atau Kelompok Jabatan Fungsional.
(enam)Subdirektorat dan Subbagian Tata Usaha,
· Inspektorat, paling banyak 8 (delapan).
dan masing-masing Subdirektorat terdiri atas
Masing-masing Inspektorat tersebut terdiri
palingbanyak 4 (empat)Seksi.
atas Subbagian yang menangani fungsi
Khusus Direktorat Jenderal Pajak terdiri atas
ketatausahaan dan Kelompok Jabatan
paling banyak 15 (lima belas) Direktorat
Fungsional Auditor.
sedangkan Direktorat Bea dan Cukaipaling
banyak 10 (sepuluh) Direktorat.
4. Badan, terdiri dari Sekretariat Badan dan
Pusat-pusat. 5. Staf Ahli
Sekretariat Badan terdiri atas paling banyak Menteri dibantu oleh Staf Ahli, yang merupakan
5 (lima) Bagian, dan masing-masing Bagian satu kesatuan dalam susunan organisasi
terdiri atas paling banyak 4(empat) Kementerian. Staf Ahli berada di bawah dan
Subbagian. bertanggung jawab kepada Menteri dan secara
Pusat paling banyak 7 (tujuh), masing-masing administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris
Pusat terdiri atas kelompok jabatan Jenderal. Staf Ahli mempunyai tugas memberikan
fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling telaahan kepada Menteri mengenai masalah
banyak 5 (lima) Bidang, dan masing-masing tertentu sesuai bidang keahliannya.
Bidang terdiri atas paling banyak 4 (empat)
Subbidang.
UPKP HALAMAN 8

D. Tugas dan Fungsi Unsur-unsur

6.Pusat yang berada di bawah dan


bertanggung jawab kepada Menteri terdiri atas
Bagian Tata Usaha yang terdiri atas paling banyak
3 (tiga) Subbagian, dan Kelompok Jabatan
Fungsional dan/atau dapat terdiri atas paling
banyak 4 (empat) Bidang, masing-masing Bidang
terdiriatas paling banyak 4 (empat)Subbidang.

7.Instansi Vertikal
Kewenangan Pemerintah Pusat dalam kedudukannya
sebagai perumus dan pelaksana kebijakan, dilakukan
oleh kementerian-kementerian. Bagi kementerian yang
kewenangannya tidak diserahkan kepada daerah sesuai
peraturan perundangan yang berlaku seperti telah
dijelaskan diatas dapat dibentuk Instansi Vertikal yang
merupakan perangkat kementerian yang berada di
daerah. Pembentukan, susunan organisasi, formasi dan
tata laksana instansivertikal di lingkungan kementerian
ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

8.Unit Pelaksana Teknis


Selain Unit-unit organisasi yang telah disebutkan
diatas tadi, Kementerian secara selektif dapat
membentuk Unit Pelaksana Teknis sebagai pelaksana
tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis
penunjang. Pedoman Organisasi Unit Pelaksana
Teknis ditetapkan oleh Menteri yangbertanggung
jawab di bidang pendayagunaan aparatur Negara.
UPKP HALAMAN 9

Jabatan struktural adalah jabatan yang


secara tegas ada dalam struktur organisasi

9.Jabatan
seperti Sekretaris Jenderal, Direktur, Kepala
Seksi dan sebagainya. Jabatan fungsional
adalah jabatan yang ditinjau dari sudut
Fungsional fungsinya sangat diperlukan oleh suatu
organisasi agar dapat menjalankan tugas-
tugas pokoknya dengan lancar dan mandiri.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 stdd. Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2020 tentang Pegawai Negeri Sipil adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.
Unit yang melaksanakan tugas pembinaan JF di lingkungan Kementerian Keuangan dapat
dikategorikan menjadi:

b.Unit Pembina Teknis yaitu Unit


a.Unit Koordinator Pembinaan JF yang melaksanakan tugas
yaitu Unit yang melaksanakan tugas pembinaan teknis terkait JF yang
koordinasi pembinaan terkait JF di Instansi Pembinanya Kemenkeu (JF
lingkungan Kemenkeu, dalam hal Kemenkeu Pembina), dalam hal ini
ini dilaksanakan oleh Biro Organta. dilaksanakan oleh Unit Eselon I.

c.Unit Pembina Internal, yaitu Unit yang melaksanakan tugas pembinaan terkait JF
yang Instansi Pembinanya K/L lain (JF Kemenkeu Pengguna), dalam hal ini
dilaksanakan oleh unit yang memiliki kedekatan fungsi dengan JF berkenaan.
Dilihat dari sisi pembinaan JF di atas, secara umum JF yang diimplementasikan di
lingkungan Kementerian Keuangan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu:
JF Kemenkeu Pembina
JF Kemenkeu Pengguna
UPKP HALAMAN 10

a. JF Kemenkeu 3) JF Penilai Pajak


Pembina, yaitu JF yang Berdasarkan PermenPANRB Nomor 11 Tahun 2018, JF Penilai
memiliki fungsi dan tugas di Pajak adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
bidang pengelolaan tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan penilaian
dan/atau pemetaan pada unit Direktorat Jenderal Pajak. JF
keuangan negara yang
Penilai Pajak merupakan JF yang bersifat tertutup dengan UPTJF
pembinaannya dilakukan oleh
adalah Direktorat Jenderal Pajak.
Kementerian Keuangan. Saat
ini terdapat 16 (enam belas) 4) JF Asisten Penilai Pajak
JF Kemenkeu Pembina Berdasarkan PermenPANRB Nomor 12 Tahun 2018, JF Penilai
dengan rincian sebagai Pajak adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
berikut: tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan penilaian
dan/atau pemetaan pada unit Direktorat Jenderal Pajak. JF
Asisten Penilai Pajak merupakan JF yang bersifat tertutup
1) JF Analis Anggaran
dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal Pajak.
Berdasarkan Peraturan Menteri
PAN-RB (PermenPANRB)
5) JF Penyuluh Pajak
Nomor 21 Tahun 2016, JF Analis
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 49 Tahun 2020, JF Penyuluh
Anggaran adalah jabatan yang
Pajak adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
mempunyai ruang lingkup
tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan
tugas, tanggung jawab,
penyuluhan perpajakan. JF Penyuluh Pajak merupakan JF yang
wewenang dan hak untuk
bersifat tertutup dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal Pajak.
melakukan kegiatan analisis di
bidang penganggaran dalam
6) JF Asisten Penyuluh Pajak
pengelolaan Anggaran
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 50 Tahun 2020, JF Asisten
Pendapatan dan Belanja
Penyuluh Pajak adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup,
Negara (APBN). JF Analis
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan
Anggaran merupakan JF yang
penyuluhan perpajakan. JF Asisten Penyuluh Pajak merupakan JF
bersifat terbuka dengan UPTJF
yang bersifat tertutup dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal
adalah Direktorat Jenderal
Pajak.
Anggaran.

7) JF Pemeriksa Bea dan Cukai


2) JF Pemeriksa Pajak
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 31 Tahun 2016, JF Pemeriksa
Berdasarkan PermenPANRB
Bea dan Cukai adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup
Nomor 17 Tahun 2016, JF
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan
Pemeriksa Pajak adalah jabatan
pemeriksaan bea dan cukai, pencegahan pelanggaran peraturan
yang mempunyai ruang
perundang-undangan, penyidikan tindak pidana, pelayanan
lingkup, tugas, tanggung
informasi, kepatuhan internal, dan pengelolaan informasi di
jawab, wewenang, dan hak
bidang kepabeanan dan cukai. JF Pemeriksa Bea dan Cukai
untuk melakukan pemeriksaan,
merupakan JF yang bersifat tertutup dengan UPTJF adalah
pemeriksaan Bukti Permulaan,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
dan/atau penyidikan pada unit
Direktorat Jenderal Pajak. JF
Pemeriksa Pajak merupakan JF
yang bersifat tertutup dengan
UPTJF adalah Direktorat
Jenderal Pajak.
UPKP HALAMAN 11

a. JF Kemenkeu 9) JF Pranata Keuangan APBN


Pembina, yaitu JF yang Berdasarkan PermenPANRB Nomor 54 Tahun 2018, JF Pranata
memiliki fungsi dan tugas di Keuangan APBN adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup
bidang pengelolaan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan
kegiatan pengelolaan keuangan APBN pada satuan kerja
keuangan negara yang
kementerian negara/lembaga sesuai kewenangan dan peraturan
pembinaannya dilakukan oleh
perundang-undangan. JF Pranata Keuangan APBN merupakan JF
Kementerian Keuangan. Saat yang bersifat terbuka dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal
ini terdapat 16 (enam belas) Perbendaharaan.
JF Kemenkeu Pembina
dengan rincian sebagai 10) JF Analis Perbendaharaan Negara
berikut: Berdasarkan PermenPANRB Nomor 52 Tahun 2018, JF Analis
Perbendaharaan Negara adalah jabatan yang mempunyai ruang
lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk
8) JF Analis Pengelolaan
melaksanakan analisis pelaksanaan anggaran, pengelolaan kas
Keuangan APBN
negara, sistem manajemen investasi, pembinaan pengelolaan
Berdasarkan PermenPANRB
Nomor 53 Tahun 2018, JF keuangan Badan Layanan Umum, laporan keuangan Bendahara
Analis Pengelolaan Keuangan Umum Negara, dan pembinaan pengelola perbendaharaan. JF
APBN adalah jabatan yang Analis perbendaharaan Negara merupakan JF yang bersifat
mempunyai ruang lingkup tertutup dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal
tugas, tanggung jawab, Perbendaharaan.
wewenang dan hak untuk
melaksanakan kegiatan analisis 11) JF Pembina Teknis Perbendaharaan Negara
di bidang pengelolaan Berdasarkan PermenPANRB Nomor 51 Tahun 2018, JF Pembina
keuangan APBN pada satuan Teknis Perbendaharaan Negara adalah jabatan yang mempunyai
kerja kementerian ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
negara/lembaga sesuai untuk melakukan pembinaan/bimbingan teknis di bidang
kewenangan dan peraturan perbendaharaan negara. JF Pembina Teknis Perbendaharaan
perundang-undangan. JF Analis Negara merupakan JF yang bersifat tertutup dengan UPTJF
Pengelolaan Keuangan APBN adalah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
merupakan JF yang bersifat
terbuka dengan UPTJF adalah
12) JF Pelelang
Direktorat Jenderal
Berdasarkan PermenPANRB Nomor 43 Tahun 2014, JF Pelelang
Perbendaharaan.
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas,
tanggungjawab, dan wewenang untuk melaksanakan lelang
dalam lingkungan instansi pemerintah. JF Pelelang merupakan JF
yang bersifat tertutup dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara.

13) JF Penilai Pemerintah


Berdasarkan PermenPANRB Nomor 18 Tahun 2016, JF Penilai Pemerintah adalah jabatan yang mempunyai
ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melakukan kegiatan di bidang penilaian
properti dan/atau bisnis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. JF Penilai Pemerintah
merupakan JF yang bersifat terbuka dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
UPKP HALAMAN 12

a. JF Kemenkeu Pembina
JF yang memiliki fungsi dan tugas di bidang pengelolaan
keuangan negara yang pembinaannya dilakukan oleh
Kementerian Keuangan. Saat ini terdapat 16 (enam belas) JF
Kemenkeu Pembina dengan rincian sebagai berikut:

14) JF Penata Laksana Barang


Berdasarkan PermenPANRB Nomor 23 Tahun 2018, JF Penata
Laksana Barang adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk melaksanakan
kegiatan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. JF Penata
Laksana Barang merupakan JF yang bersifat terbuka dengan
UPTJF adalah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

15) JF Analis Keuangan Pusat dan Daerah


Berdasarkan PermenPANRB Nomor 42 Tahun 2014, JF Analis
Keuangan Pusat dan Daerah adalah jabatan yang mempunyai
ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk
melaksanakan analisis keuangan pusat dan daerah dalam
lingkungan instansi Pusat dan Daerah. JF Analis Keuangan Pusat
dan Daerah merupakan JF yang bersifat terbuka dengan UPTJF
adalah Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.

16) JF Analis Pembiayaan dan Risiko Keuangan


Berdasarkan PermenPANRB Nomor 50 Tahun 2018, JF Analis
Pembiayaan dan Risiko Keuangan adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, wewenang
dan hak untuk melaksanakan kegiatan analisis di bidang
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Keuangan. JF Analis
Pembiayaan dan Risiko Keuangan merupakan JF yang bersifat
tertutup dengan UPTJF adalah Direktorat Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko.

HALAMAN
5
UPKP HALAMAN 13

b. JF Pengguna

a. JF Kemenkeu
Pengguna,
Yaitu JF yang digunakan oleh
Kementerian Keuangan yang
pembinaannya dilakukan oleh
Kementerian/Lembaga
lainnya. Pada awal tahun
2021, terdapat 19 (sembilan
belas) jenis JF Kemenkeu
Pengguna yang sudah
diimplementasikan dengan
rincian sebagai berikut:
UPKP HALAMAN 14

10. Staf Khusus


a. Sekretariat Jenderal;
b. Direktorat Jenderal Anggaran;
Berdasarkan Peraturan
c. Direktorat Jenderal Pajak;
Presiden Nomor 57 Tahun
2020 tentang Kementerian d. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
Keuangan, di lingkungan e. Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
Kementerian Keuangan dapat f. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
diangkat paling banyak 5
g. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;
orang Staf Khusus Menteri
yang bertanggung jawab h. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
kepada Menteri Keuangan. Risiko.
Staf Khusus Menteri i. Inspektorat Jenderal;
mempunyai tugas memberikan j. Badan Kebijakan Fiskal;
saran dan pertimbangan
k. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
kepada Menteri sesuai
penugasan Menteri dan bukan l. Staf ahli Bidang Peraturan dan Penegakan
merupakan bidang tugas unsur- HukumPajak
unsur organisasi Kementerian m. Staf Ahli BidangKepatuhan Pajak;
Keuangan. Staf Khusus Menteri
n. Staf Ahli BidangPengawasan Pajak;
dapat berasal dari PNS atau
dapat berasal dari selain PNS o. Staf Ahli BidangPenerimaan Negara;
dengan masa bakti paling lama p. Staf Ahli BidangPengeluaran Negara;
sama dengan masa jabatan q. Staf Ahli BidangEkonomi Makro dan Keuangan
Menteri. Internasional;
r. Staf Ahli BidangJasa Keuangan dan Pasar Modal;
Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor s. Staf Ahli BidangOrganisasi, Birokrasi, dan Teknologi
217/PMK.01/2018 Informasi;
tentangOrganisasi dan Tata t. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan Kelembagaan;
Kerja Kementerian Keuangan
u. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan;
sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan v. Pusat Pembinaan ProfesiKeuangan; dan
Peraturan Menteri w. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan
KeuanganNomor
229/PMK.01/2019
tentangPerubahan Kedua Atas
Peraturan MenteriKeuangan
Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan,
susunanorganisasi Kementerian
Keuangan terdiri dari:
UPKP HALAMAN 15

F. TATA KERJA
KEMENTERIAN
KEUANGAN
Dalam rangka penyelenggaran tugas-tugas
pemerintahan, tujuan atau sasaran yang harusdicapai
oleh pemerintah selalu memerlukan kegiatan-kegiatan
yang menyangkut tugas atau fungsi lebih dari satu
kementerian. Dengan perkataan lain setiap tujuanatau
sasaran yang harus dicapaioleh pemerintah, perlu
diperlukan dengan pendekatan multifungsional.
Artinya bahwa setiap permasalahan harus dipandang
dari fungsi berbagaikementerian yang terlibatdi
dalamnya. Ini berarti bahwa setiap pelaksanaan tugas-
tugas pemerintahan dan pembangunan wajib
mengikutsertakan berbagai kementerian yang terlibat
didalamnya.
Tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang
seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan
mempertimbangkan segi-segi tujuan,peralatan,
fasilitas, tenagakerja, waktu, ruang, dan biayayang
tersedia (LAN, 1997-b). Secara umum, pengaturan di
bidang tata kerja, prosedur kerja, adalah sebagai
berikut:

1.Setiap pimpinan instansi pemerintah wajib


menerapkan prinsipkoordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi baik dalam lingkungan instansi masing-
masing maupuninstansi lain.
2.Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung
jawab memimpindan mengkoordinasikan bawahannya
masing-masing dan membimbing serta memberikan
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
UPKP HALAMAN 16

F. TATA KERJA
KEMENTERIAN
KEUANGAN

3.Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk-petunjuk dan bertanggung


jawab kepada atasan masing-masing dengan menyampaikan laporan berkala tepat pada
waktunya.
4.Setiap pimpinan organisasi wajib mengolah dan memanfaatkan laporan-laporan lebih
lanjut untuk bahan pengambilan keputusan penyusunan laporanlebih lanjut dan
memberikan petunjuk- petunjuk kepadabawahan.
5.Dalam menyampaikan suatu laporan,setiap satuan organisasi wajib memberikan
tembusankepada satuan organisasi lainnya yang secarafungsional mempunyai
hubungankerja.

Sehubungan dengan itu dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan maupun


dalam rangka menggerakkan pelaksanaan tugas-tugas pembangunan, kegiatan
berbagai kementerian perlu dipadukan, diserasikan, dan diselaraskan. Hal ini penting
untuk mencegah timbulnya tumpang tindih,kekakuan, dan kesimpangsiuran atau adanya
tugas-tugas yang tidak tertangani. Oleh karena itu dalam melaksanakan tugas, fungsi,
dan kewenangannya, Menteri yang memimpin kementerian harus berkoordinasi dan
saling berkonsultasi sesama Menteri Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, dan Pimpinan Lembaga terkait.

Demikian pula pimpinan satuan organisasi dalam melakukan tugasnya wajib


menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi (KIS) serta bekerja sama
baik intern maupun ekstern kementerian dan wajib melaksanakan pengawasan
melekat. Dengan demikian koordinasi dalam pemerintahan dapat diartikan sebagai
fungsi untuk memadukan (mengintegrasikan) serta menyerasikan dan
menyelaraskan (menyinkronkan) berbagai kepentingan dan kegiatan yang yang
salingberkaitan beserta segenapgerak, langkah, dan waktunya dalam rangka
pencapaikan tujuan dan sasaran bersama yang akan dicapai.
UPKP HALAMAN 17

F. TATA KERJA
KEMENTERIAN KEUANGAN
Koordinasi harus diterapkan mulai dari proses perumusan kebijaksanaan,
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasannya. Koordinasi
dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pengembangan dapat
dibedakan dalam:

1.Koordinasi hirarkis (vertikal) merupakankoordinasi yang dilakukanoleh


seseorang pejabatpimpinan dalam suatu instansi pemerintah terhadap
pejabat (pegawai)atau instansi bawahannya. Misalnya Kepala Biro terhadap
Kepala Bagian dalam lingkungannya, atau Kantor Wilayahterhadap kantor
operasional di bawahnya.

2.Koordinasi fungsional adalah koordinasi yang dilakukan oleh seorang


pejabat pimpinanatau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya
yang bidang tugasnyasaling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi.
Koordinasi fungsional dibedakan atas:

3.Koordinasi fungsional horizontal adalah koordinasi yang dilakukan oleh


seorang pejabatpimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi
lain yang setingkat baik dalam suatu instansi maupun dengan instansilain.
Misalnya: Sekretaris Jenderal mengkoordinasi para Direktur Jenderal,
Inspektur Jenderal dan Kepala Badan dalam lingkungan kementeriannya
dalam bidang kesekretariatan. Contoh lain, Kementerian
Keuanganmengkoordinasikan kegiatan Kementerian/Instansi lain yang
mempunyai kaitan tugas dengan pelaksana kegiatan di bidang keuangan
atau pelaksanaan APBN.

4.Koordinasi fungsional diagonal adalah koordinasi yang dilakukan oleh


seorang pejabat Pimpinan atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi
lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi bukan bawahannya. Misalnya:Biro
Keuangan pada Sekretariat Jenderalmengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
Bagian Keuangan dari Sekretariat Direktorat Jenderal dalam lingkungan
kementerian yang bersangkutan, Badan Kepegawaian Negara
mengkoordinasikan Biro-BiroKepegawaian pada Kementerian atau Instansi
pemerintah lainnya.

5.Koordinasi fungsional teritorial (authority type) adalah koordinasi yang


dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan atau suatu instansi terhadap
pejabat atau instansi lainnnya yang berada dalam suatu wilayah (teritorial)
tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah (teritorial) tersebut
menjadi wewenang atau tanggungjawabnya selaku penguasa atau
penanggung jawab tunggal. Misalnya: koordinasi yang dilakukan oleh
Administrasi Pelabuhan terhadap Kantor Pelayanan Bea Cukai.
BAB II
TUGAS FUNGSI DAN
SUSUNAN ORGANISASI
KEMENTERIAN
KEUANGAN

A. DASAR HUKUM

Dasar hukum keuangan negara yang menjadi landasan pengelolaan keuangan negara dan susunan
organisasi kementerian keuangan adalah:
1.Undang-Undang Dasar1945
2.Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
3.Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharan Negara.
4.Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.
5.Peraturan PresidenNomor 57 Tahun 2020 Tentang Kementerian Keuangan.
6.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.

Undang-Undang dan Peraturan tersebutdi atas menjadi landasan pengelolaan negara termasuk ruang
lingkup yang membatasi keuangan negara. Batasan mengenai keuangan negara tersebut dinyatakan
dalam pengertian keuangan negara menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 yaitu semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilaidengan uang, serta segala sesuatubaik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Halalman 18
UPKP HALAMAN 19

Undang-Undang dan Peraturan ini juga yang akan A. Dasar


menjadilandasan dalam menyusunstruktur organisasi,

tugas dan fungsi,serta tata kerjaKementerian yang


Hukum
mengelolakeuangan negara.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 antara lain

mengatur tentang lingkup KeuanganNegara yaitu

pengelolaan fiskal, moneter, dan kekayaan Negara yang

dipisahkan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara tersebut,Presiden selaku

kepala pemerintahan memegang kekuasaan

pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari

kekuasaan pemerintahan. Dalam upaya menjalankan

kekuasaan tersebut Presiden:

1.Menguasakan kepada menteri keuangan pengelolaan

fiskal dan mewakili pemerintah dalam kepemilikan

kekayaannegara yang dipisahkan.

2.Menguasakan kepada menteri/pimpinan lembaga

selaku pengguna angaran / pengguna barang

lembagayang dipimpinnya.

3.Menyerahkan kepada gubernur/bupati/walikota

selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola

keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah

dalam kepemilikan kakayaan daerahyang dipisahkan.


UPKP HALAMAN 20

TUGAS DAN FUNGSI


KEMENTERIAN Dengan dikuasakannya pengelolaan fiskal dan

KEUANGAN penugasan mewakili Pemerintah dalam


kepemilikan kekayaan Negara yang dipisahkan
kepada Menteri Keuangan oleh Presiden.
Tugas Kementerian Keuangan menurut
Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020
adalah menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangannegara untuk
membantu Presidendalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.

Tugas Kementerian Keuangan menurutPeraturan


MenteriKeuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan
MenteriKeuangan Nomor 229/PMK.01/2019
tentang Perubahan Kedua Atas
PeraturanMenteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan adalah
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang keuanganNegara dan kekayaan Negara
untuk membantu presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan Negara.

Dalam melaksanakan tugas pemerintah tersebut


Kementerian Keuangan sesuai dengan Peraturan
MenteriKeuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan
MenteriKeuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan
UPKP HALAMAN 21

Kementerian Keuangan, menyelenggarakan fungsi:

Fungsi 1.perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang


penganggaran, pajak, kepabeanan dan cukai, perbendaharaan,
kekayaan negara, perimbangan keuangan, dan pengelolaan
Kementerian pembiayaan dan risiko;
2.perumusan, penetapan, dan pemberian rekomendasi

Keuangan kebijakan fiskal dan sektor keuangan;


1.koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Keuangan;
2.pengelolaan barang milik/ kekayaan negara yangmenjaci
tanggung jawabKementerian Keuangan;
3.pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Keuangan.
4.pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan
urusan Kementerian Keuangan di daerah;
5.pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampaike daerah;
6.pelaksanaan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi
di bidang keuangan negara; dan
7.pelaksanaan dukungan yang bersifatsubstantif kepada
seluruhunsur organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2020,
Menteri Keuangan dalam melaksanakan tugasnyadibantu oleh
Wakil Menteri Keuangan.
UPKP HALAMAN 22

C. Visi

Dalam rangka mewujudkan amanat perundang-undangan


tersebutkementerian keuangan telah menyusun visi dan misinya.
Visi Kementerian Keuangan berdasarkan PMK Nomor
77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian
Keuangan 2020-2024 adalah Menjadi Pengelola Keuangan Negara
untuk Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif,
Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan untuk Mendukung Visi dan
Misi Presiden dan Wakil Presiden: "Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong".

Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Keuangan mempunyai 5


(lima) misi yaitu :
1.Menerapkan kebijakan fiskal yang responsif dan berkelanjutan;
2.Mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi melalui pelayanan
prima serta pengawasan dan penegakan hukum yang efektif;
3.Memastikan belanja negara yang berkeadilan, efektif, efisien, dan
produktif;
4.Mengelola neraca keuangan pusat yang inovatif dengan risiko
minimum;
5.Mengembangkan proses bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan
Sumber Daya Manusia yang adaptif sesuai kemajuan teknologi.
UPKP HALAMAN 23

D. Struktur organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan, susunan organisasi Kementerian Keuangan terdiri dari:

1.Sekretariat Jenderal;
2.Direktorat Jenderal Anggaran;
3.Direktorat Jenderal Pajak;
4.Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
5.Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
6.Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
7.Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan;
8.Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaandan Risiko;
9.Inspektorat Jenderal;
10. Badan Kebijakan Fiskal;
11. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan;
12. Staf Ahli BidangPeraturan dan Penegakan HukumPajak;
13. Staf Ahli BidangKepatuhan Pajak;
14. Staf Ahli BidangPengawasan Pajak;
15. Staf Ahli Bidang Kebijakan Penerimaan Negara;
16. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara;
17. Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional;
18. Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal; dan
19. Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi, dan Teknologi Informasi.
20. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan;
21. Pusat Pembinaan ProfesiKeuangan;
22. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan.

06
UPKP HALAMAN 24

BAGAN ORGANISASI
KEMENTERIAN KEUANGAN

Di samping itu terdapat organisasi lain di lingkungan Kementerian Keuangan yang diamanatkan
oleh Peraturan Perundang-Undangan, yaitu:
1. Lembaga National Single Window
2. Sekretariat Pengadilan Pajak
3. Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
4. Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan
5. Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah
6. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan
7. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
8. Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup
9. Pusat Investasi Pemerintah
10. Lembaga Manajemen Aset Negara
11. Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional
12. Politeknik Keuangan Negara STAN
Bab
III

TUGAS, FUNGSI, VISI,MISI


DAN STRUKTUR
ORGANISASI TINGKAT
ESELON SATU
KEMENTERIAN KEUANGAN
UPKP HALAMAN 26

A. SEKRETARIAT JENDERAL

1.Tugas
Tugas Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan pada umumnya adalah memberikan
pelayanan organisasi Kementerian secara internal kepada unit Eselon I lainnya. Dengan
pelayanan internal ini, unit Eselon I lainnya dapat memberikan pelayanan yang prima kepada
pihak eksternal sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, tugas Sekretariat
Jenderal adalah menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan.

2.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut,Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi-fungsi
antara lain sebagai berikut:
a. pengoordinasian kegiatan Kementerian Keuangan;
b. pengoordinasian dan penyusunan rencana dan program dan anggaran Kementerian
Keuangan;
c. pembinaan dan pemberiandukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi
Kementerian Keuangan;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundangundangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/ kekayaan negara dan layanan pengadaan
barang/jasa; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
UPKP HALAMAN 27

A. SEKRETARIAT JENDERAL

3.Struktur Organisasi
Susunan organisasi Sekretariat Jenderal berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan PeraturanMenteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019
tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan MenteriKeuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan,terdiri dari :
a.Biro Perencanaan dan Keuangan;
b.Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan;
c.Biro Hukum;
d.Biro Advokasi;
e.Biro Sumber Daya Manusia
f.Biro Komunikasi dan Layanan Informasi;
g.Biro Manajemen Barang MilikNegara dan Pengadaan; dan
h.Biro Umum.

4.Unit Pelaksana Teknis


a. Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara (Kantor Pengelolaan
TIK dan BMN)
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 230/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelolaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara, Kantor Pengelolaan TIK dan BMN merupakan unit
pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Pusat Sistem
Informasi dan Teknologi Keuangan.
Kantor Pengelolaan TIK dan BMN mempunym tugas melaksanakan pengelolaan teknologi informasi dan
komunikasi, barang milik negara, dan pelayanan pengadaan secara elektronik. Saat ini terdapat 5 Kantor
Pengelolaan TIK dan BMN yang berlokasi di Medan, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Makassar.

b. Kantor Pengelolaan Pemulihan Data (Kantor Pengelolaan Disaster Recovery Center/DRC)


Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.4/PMK.01/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Pengelolaan Pemulihan Datasebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
1/PMK.01/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.4/PMK.01/2014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelolaan Pemulihan Data, Kantor Pengelolaan Pemulihan Data
merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat
Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan.
Kantor Pengelolaan Pemulihan Data mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan Disaster Recovery Center
Kementerian Keuangan. Saat ini terdapat 1 Kantor Pengelolaan Pemulihan Data yang berlokasi di
Balikpapan.
B. Direktorat Jenderal
Anggaran

2.Fungsi
1.Tugas
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat
Salah satu tugas pentingdari Kementerian
Jenderal Anggaranmenyelenggarakan fungsi:
Keuanganadalah menyusun Anggaran a. perumusan kebijakan di bidang penyusunan
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tugas anggaran pendapatan negara, anggaran belanja
Kementerian Keuangan ini dilaksanakan oleh negara, anggaran pembiayaan, standar biaya,
Direktorat Jenderal Anggaran. Berdasarkan dan penerimaan negara bukan pajak;
Peraturan Menteri KeuanganNomor b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyusunan
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata anggaran pendapatan negara, anggaran belanja
Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah negara, anggaran pembiayaan, standar biaya,
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan dan penerimaan negara bukan pajak;
Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan
tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan kriteria di bidang penyusunan anggaran
MenteriKeuangan Nomor 217/PMK.01/2018 pendapatan negara, anggaran belanja negara,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian anggaran pembiayaan, standar biaya, dan
Keuangan, Direktorat Jenderal Anggaran penerimaan negara bukan pajak;

mempunyai tugas menyelenggarakan d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di


bidang penyusunan anggaran pendapatan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
negara, anggaran belanja negara, anggaran
penganggaran dan sesuai dengan ketentuan
pembiayaan, standar biaya, dan penerimaan
peraturanperundang- undangan.
negara bukan pajak;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang penyusunan anggaran
pendapatan negara, anggaran belanja negara,
anggaran pembiayaan, standar biaya, dan
penerimaan negara bukan pajak;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Anggaran; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Menteri Keuangan.

UPKP HALAMAN 28
B. Direktorat Jenderal
Anggaran

3.Struktur Organisasi
Susunan organisasi Sekretariat Jenderal berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan,
terdiri dari :
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Penyusunan AnggaranPendapatan dan BelanjaNegara;
c. Direktorat Anggaran Bidang Perekonomian dan Kemaritiman;
d. Direktorat Anggaran BidangPembangunan Manusia dan Kebudayaan;
e. Direktorat Anggaran Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan, dan Bagian Anggaran Bendahara
Umum Negara;
f. Direktorat Penerimaan NegaraBukan Pajak sumberdaya alam dan kekayaan negaradipisahkan;
g. Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak Kementerian/Lembaga;
h. Direktorat Sistem Penganggaran; dan
i. Direktorat Harmonisasi PeraturanPenganggaran.

UPKP HALAMAN 29
C. Direktorat Jenderal Pajak
1.Tugas
Salah satu tugas utama Kementerian
2.Fungsi
Keuangan yang paling berat adalah
Dalam melaksanakan tugas tersebut DJP
menghimpun dana untuk membiayai APBN.
menyelenggarakan tujuh fungsi:
Sebagian besar sumber dana untuk
a. perumusan kebijakan di bidang perpajakan;
membiayai APBN berasal dari pajak. Tugas
b. pelaksanaan kebijakan di bidang
menghimpun dana dari pajak dibebankan
perpajakan;
kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
c. penyusunan norma, standar,prosedur dan
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian
kriteriadi bidang perpajakan;
Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri
d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang
di bidang perpajakan;
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
Keuangan sebagaimana telah beberapa kali
pelaporan di bidang perpajakan;
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
f. pelaksanaan administrasi Direktorat
Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang
Jenderal Pajak; dan
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang
oleh Menteri Keuangan.
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

UPKP HALAMAN 30
C. Direktorat Jenderal Pajak
1.Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan,
Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Peraturan Perpajakan I;
c. Direktorat Peraturan Perpajakan II;
d. Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan;
e. Direktorat Penegakan Hukum;
f. Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian;
g. Direktorat Keberatan dan Banding;
h. Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan;
i. Direktorat Penyuluhan, Pelayanandan Hubungan Masyarakat;
j. Direktorat Data dan Informasi Perpajakan
k. Direktorat Kepatuhan Internaldan Transformasi Sumber Daya Aparatur;
l. Direktorat Teknologi InformasiKomunikasi
m.Direktorat Transformasi ProsesBisnis.
n. Direktorat Perpajakan Internasional; dan
o. Direktorat Intelijen Perpajakan.

UPKP HALAMAN 31
C. Direktorat Jenderal Pajak
1.Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak
Berdasarkan Peraturan Menteri KeuanganNomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 184/PMK.01/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
210/PMK.01/2017 tentang Orgaisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, telah
diatur susunan dan tugas fungsi instansi vertikal Direktorat JenderalPajak. Instansi Vertikaltersebut
adalah:
a).Kantor Wilayah
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak yang selanjutnya disebut Kantor Wilayah merupakan
instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Jenderal Pajak.
Kantor Wilayah (Kanwil) terdiri atas:
1) Kanwil Wajib Pajak Besar dan Kanwil Jakarta Khusus yang berlokasi di Jakarta; dan
2) Kanwil selain KanwilWajib Pajak Besar dan Kanwil Jakarta Khusus yang lokasinyatersebar di
seluruhwilayah Indonesia.
Kantor Wilayah Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Jakarta Khusus dan Kantor Wilayah selain
Kantor Wilayah Wajib Pajak Besar dan Kantor Wilayah Jakarta Khusus mempunyai tugas
melaksanakan analisis, penjabaran, koordinasi, bimbingan, evaluasi, dan pengendalian kebijakan
serta pelaksanaan tugas di bidang pajak dalam wilayah kerjanya berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
Jumlah Kanwil Direktorat JenderalPajak terdiri dari 1 Kanwil Wajib Pajak Besar, 1 Kanwil
JakartaKhusus, 32 Kanwil selain KanwilWajib Pajak Besar dan Kanwil Jakarta Khusus.

UPKP HALAMAN 32
C. Direktorat Jenderal Pajak
b).Kantor Pelayanan Pajak
Kantor Pelayanan Pajak yang selanjutnya disingkat KPP merupakan instansi vertikal Direktorat
Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor
Wilayah.
KPP Khusus terdiri dari:
Jenis KPP terdiri atas:
a. KPP Penanaman Modal Asing Satu
a. KPP Wajib Pajak Besar b. KPP Penanaman Modal Asing Dua
b. KPP Khusus c. KPP Penanaman Modal Asing Tiga
c. KPP Madya d. KPP Penanaman Modal Asing
d. KPP Pratama Empat
KPP Wajib Pajak Besar terdiri dari: e. KPP Penanaman Modal Asing Lima
a. KPP Wajib Pajak Besar Satu f. KPP Penanaman Modal Asing Enam
b. KPP Wajib Pajak Besar Dua g. KPP Badan dan Orang Asing
c. KPP Wajib Pajak Besar Tiga h. KPP Minyak dan Gas Bumi
d. KPP Wajib Pajak Besar Empat i. KPP Perusahaan Masuk Bursa

KPP Wajib Pajak Besar dan KPP Khusus mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, edukasi, pengawasan,
dan penegakan hukum Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan
atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Selain melaksanakan tugas dimaksud, KPP Minyak dan Gas Bumi juga melaksanakan tugas edukasi, pelayanan,
pengawasan, dan penegakan hokum Wajib Pajak di bidang Pajak Bumi dan Bangunan, Minyak dan Gas Bumi
areal perairan lepas pantai (offshore) dan tubuh bumi serta Pajak Bumi dan Bangunan Sektor lainnya.
KPP Madya mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, edukasi, pengawasan, dan penegakan hukum Wajib
Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak
Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, edukasi, pengawasan, dan penegakan hukum Wajib
Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak
Langsung lainnya, dan Pajak Bumi dan Bangunan, dan melaksanakan penguasaan informasi subjek dan objek
pajak dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Jumlah KPP terdiri dari 281 KPP Pratama kelompok I, 20 KPP Pratama kelompok II, 38 KPP Madya, 9 KPP
khusus, dan 4 KPP Wajib Pajak Besar.

UPKP HALAMAN 33
C. Direktorat Jenderal Pajak
c.Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan
Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) merupakan instansi vertikal
Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala
KPP Pratama.
Untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh
KPP maka pelaksanaan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi perpajakan dilaksanakan oleh unit
KP2KP.
KP2KP mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan
potensi pajak, dan penyajian informasi perpajakan, melakukan edukasi dan konsultasi pajak,
pelayanan, pengawasan dan ekstensifikasi pajak, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya,
dan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KPP Pratama.
Sampai saat ini jumlah KP2KP sebanyak 204 unit tersebardi seluruh Indonesia.

5. Unit Pelaksana Teknis (UPT)


UPT yang berada dalam lingkungan Direktorat Jenderal Pajak saat ini adalah
a.Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (PPDDP)
Berdasarkan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakansebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.01/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 167/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data dan
Dokumen Perpajakan, PPDDP merupakan unit pelaksana teknis di bidang pengolahan data dan
dokumen perpajakan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Pajak. Pembinaan teknis fungsional PPDDP dilaksanakan oleh dan administratif Direktorat yang
membidangi data dan informasi perpajakan pada Direktorat Jenderal Pajak.
PPDDP mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, pemindaian, perekaman, penjaminan kualitas
hasil pengolahan, backup data, transfer data, dan penyimpanan dokumen perpajakan dengan
memanfaatkan teknologi informasi berdasarkan peraturan perundangan-undangan.
PPDDP berlokasi di Jakarta. Wilayah Kerja PPDDP meliputi unit kerja di wilayah Jawa, Madura,
dan Kalimantan.

UPKP HALAMAN 35
C. Direktorat Jenderal Pajak
b.Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (KPDDP)
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 166/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 166/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data
dan Dokumen Perpajakan, KPDDP merupakan unit pelaksana teknis di bidang pengolahan data
dan dokumen perpajakan, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Pajak.
Pembinaan teknis fungsional dan administratif KPDDP dilaksanakan oleh Direktorat yang
membidangi data dan informasi perpajakan pada Direktorat Jenderal Pajak.
KPDDP mempunyai tugas melaksanakan penenmaan, pemindaian, perekaman, back up data,
transfer data, dan penyimpanan dokumen perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Saat ini DJP mempunyai 2 unit KPDDP yang berlokasi di Makassar dan Jambi.

a.Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak (KLIP)


Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 165/PMK.01/2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Layanan Informasi dan Pengaduan Direktorat Jenderal Pajak, KLIP merupakan unit pelaksana teknis
di bidang layanan pemberian informasi perpajakan, penanganan pengaduan, dan pemberian
himbauan kepada Wajib Pajak dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak.
KLIP secara teknis fungsional dibina oleh Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan
Masyarakat.
KLIP mempunyai tugas melaksanakan kegiatan layanan pemberian informasi umum perpajakan,
penyampaian informasi perpajakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan, dan
pengelolaan pengaduan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
KLIP berlokasi di Jakarta yang wilayah kerjanya meliputi seluruh Indonesia.

UPKP HALAMAN 36
UPKP HALAMAN 36

D. DIREKTORAT
JENDERAL BEA
DAN CUKAI
1.Tugas
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan
Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan MenteriKeuangan
Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan
Kedua Atas PeraturanMenteri Keuangan
Nomor 217/PMK.01/2018 tentangOrganisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan
mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanakan kebijakan di
bidang pengawasan, penegakanhukum,
pelayanan dan optimalisasi penerimaan
negara di bidang kepabeanan dan cukai
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan, DJBC menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi
penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
b. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang
kepabeanan dan cukai;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan
optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang
kepabeanan dan cukai;
e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
UPKP HALAMAN 37

D. DIREKTORAT
JENDERAL BEA
DAN CUKAI
i. Direktorat Audit Kepabeanan dan Cukai;
j. Direktorat Penindakan dan Penyidikan; dan
k. Direktorat Penerimaan dan Perencanaan
Strategis.
raturan perundang-undangan.
a. Kantor Wilayah
Kantor Wilayah Direktorat Jendeal Bea dan
Cukai yang selanjutnya disebut Kantor Wilayah
merupakan instansi vertikal yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Tugas unit Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai adalah melaksanakan koordinasi,
bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan
pelaksanaan tugas di bidang kepabeanan dan
cukai dalam wilayah kerja Kantor Wilayah yang
bersangkutan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
3. Struktur Organisasi Unit instansi ini terdiri dari:
Berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan Nomor 1)Kantor Wilayah
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata 2)Kantor Wilayah Khusus
Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah Sampai saat ini terdapat 18 Kantor Wilayah dan
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan 2 Kantor Wilayah Khusus dingkungan DJBC.
MenteriKeuangan Nomor 229/PMK.01/2019
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri a. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang (KPU)
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, KPU merupakan instansi vertikal yang berada di
Direktorat Jenderal Bea dan Cukaiterdiri dari: bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
a. Sekretariat Direktorat Jenderal; Jenderal Bea dan Cukai.
b. Direktorat Teknis Kepabeanan; KPU mempunyai tugas melaksanakan pelayanandan
c. Direktorat Fasilitas Kepabeanan; pengawasan, penelitian atas keberatan,
d. Direktorat Teknis dan Fasilitas Cukai; memberikan bantuan hukum, dan melaksanakan
e. Direktorat Kepabeanan Internasional dan Antar audit di bidang kepabeanan dan cukai dalam
Lembaga; daerahwewenang Kantor Pelayanan Utama
f. Direktorat Keberatan Banding dan Peraturan; berdasarkan peraturanperundang-undangan.
g. Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai; KPU di Lingkungan DJBC terdiri dari:
h. Direktorat Kepatuhan Internal; 1)KPU Tipe A TanjungPriok;
2)KPU Tipe B Batam; dan
3)KPU Tipe C Soekarno-Hatta.
UPKP HALAMAN 38

D. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

i. Direktorat Audit Kepabeanan dan Cukai;


j. Direktorat Penindakan dan Penyidikan; dan
k. Direktorat Penerimaan dan Perencanaan
Strategis.
raturan perundang-undangan.
a. Kantor Wilayah
Kantor Wilayah Direktorat Jendeal Bea dan
Cukai yang selanjutnya disebut Kantor Wilayah
merupakan instansi vertikal yang berada di
bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Tugas unit Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai adalah melaksanakan koordinasi,
bimbingan teknis, pengendalian, evaluasi dan
pelaksanaan tugas di bidang kepabeanan dan
cukai dalam wilayah kerja Kantor Wilayah yang
bersangkutan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
3. Struktur Organisasi
Unit instansi ini terdiri dari:
Berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan Nomor
1)Kantor Wilayah
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata
2)Kantor Wilayah Khusus
Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah
Sampai saat ini terdapat 18 Kantor Wilayah dan
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
2 Kantor Wilayah Khusus dingkungan DJBC.
MenteriKeuangan Nomor 229/PMK.01/2019
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang a. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, (KPU)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukaiterdiri dari: KPU merupakan instansi vertikal yang berada di
a. Sekretariat Direktorat Jenderal; bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
b. Direktorat Teknis Kepabeanan; Jenderal Bea dan Cukai.
c. Direktorat Fasilitas Kepabeanan; KPU mempunyai tugas melaksanakan pelayanandan
d. Direktorat Teknis dan Fasilitas Cukai; pengawasan, penelitian atas keberatan,
e. Direktorat Kepabeanan Internasional dan Antar memberikan bantuan hukum, dan melaksanakan
Lembaga; audit di bidang kepabeanan dan cukai dalam
f. Direktorat Keberatan Banding dan Peraturan; daerahwewenang Kantor Pelayanan Utama
g. Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai; berdasarkan peraturanperundang-undangan.
h. Direktorat Kepatuhan Internal; KPU di Lingkungan DJBC terdiri dari:
1)KPU Tipe A TanjungPriok;
2)KPU Tipe B Batam; dan
3)KPU Tipe C Soekarno-Hatta.
UPKP HALAMAN 39

D. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

5. Unit Pelaksana Teknis (UPT)


a. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea
a. Pangkalan Sarana Operasi (PSO)
dan Cukai (KPPBC)
Keberadaan PSO dalam strukturorganisasi
KPPBC merupakan instansi vertikal yang berada di
DJBC diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Kantor
Nomor 24/PMK.01/2018 tentang Organisasi
Wilayah.
dan Tata Kerja Pangkalan Sarana Operasi Bea
KPPBC mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
dan Cukai. PSO merupakan unit pelaksana
dan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai
teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Bea
dalam daerah wewenang Kantor Pengawasan Dan
dan Cukai yang berada di bawah dan
Pelayanan yang bersangkutan berdasarkan peraturan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
perundang-undangan.
Bea dan Cukai.
KPPBC terdiri dari:
PSO mempunyai tugas melaksanakan
1) KPPBC Tipe Madya Pabean;
pengelolaan dan pengoperasian sarana operasi
2) KPPBC Tipe Madya Cukai;
Bea dan Cukai dalam menunjang patroli dan
3) KPPBC Tipe Madya Pabean A;
operasi pencegahan dan penindakan di bidang
4) KPPBC Tipe Madya Pabean B; dan
kepabeanan dan cukai berdasarkan peraturan
5) KPPBC Tipe Madya Pabean C.
perundang-undangan.
Jumlah masing-masing KPPBC saat ini yaitu:
PSO terbagi dalam dua tipe yaitu PSO Tipe A
1) 7 KPPBC Tipe Madya Pabean;
dan PSO Tipe B. PSO di lingkungan DJBC
2) 3 KPPBC Tipe Madya Cukai;
terdiri dari:
3) 10 KPPBC Tipe Madya Pabean A;
a.PSO Tipe A Tanjung Balai Karimun;
4) 21 KPPBC Tipe Madya Pabean B; dan
b.PSO Tipe B Tanjung Priok;
5) 63 KPPBC Tipe Madya Pabean C.
c.PSO Tipe B Pantoloan;
d.PSO Tipe B Batam; dan
e.PSO Tipe B Sorong.
UPKP HALAMAN 40

D. DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

a.Balai Laboratorium Bea dan Cukai (BLBC)


Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.01/2018 tentang Balai Laboratorium Bea dan
Cukai, BLBC merupakan UPT dibawah Ditjen Bea dan Cukai yang mempunyai tugas melaksanakan pengujian
barang secara laboratoris dan/atau identifikasi barang, dan pengembangan laboratorium berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Antara lain: Pre Entry Classification, proses keberatan dan banding,
keperluan audit, keperluan penyelidikan, penindakan dan penyidikan dan pelayanan kepabeanan dan cukai.
BLBC diklasifikasikan dalam 2 (dua) kelas meliputi:
1).Balai Laboratorium Bea dan Cukai Kelas I; dan
2).Balai Laboratorium Bea dan Cukai Kelas II.
BLBC yang ada saat ini yaitu:
a).Balai Laboratorium Bea dan Cukai Kelas I yaitu BLBC Jakarta.
b).Balai Laboratorium Bea dan Cukai Kelas II yaitu BLBC Medan dan Surabaya.
UPKP Halaman 41

1.Tugas
E. Direktorat Tugas Kementerian Keuangan di bidang Perbendaharaan
Jenderal menjadi tanggung jawabDirektorat Jenderal Perbendaharaan
(DJPb).
Perbendaharaan Berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentangOrganisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri KeuanganNomor
229/PMK.01/2019 tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan
MenteriKeuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, DJPb mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidangpelaksanaan anggaran, pengelolaan kas dan investasi,
pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum dan
akuntansidan pelaporan keuangan pemerintah sesuai dengan
ketentuan peraturanperundang-undangan.

2. Fungsi
Berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentangOrganisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri KeuanganNomor 229/PMK.01/2019 tentangPerubahan Kedua Atas
Peraturan MenteriKeuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan, DJPb menyelenggarakan fungsi antara lain:
a. perumusan kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran, pengelolaan kas dan investasi,
pembinaan pengelolaan keuangan Badan LayananUmum dan akuntansi dan pelaporan
keuanganpemerintah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pelaksanaan anggaran, pengelolaan kas dan investasi,
pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum dan akuntansidan pelaporan
keuanganpemerintah;
c. penyusunan norma, standar,prosedur, dan kriteriadi bidang pelaksanaan anggaran,
pengelolaan kas dan investasi, pembinaan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum dan
akuntansi danpelaporan keuangan pemerintah;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelaksanaan anggaran, pengelolaan
kas dan investasi, pembinaan pengelolaan keuangan badan layanan umum, serta akuntansi dan
pelaporan keuangan pemerintah;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelaksanaan anggaran,
pengelolaan kas dan investasi, pembinaan pengelolaan keuangan badan layanan umum, serta
akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
UPKP Halaman 42

3. Struktur Organisasi

Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdiri dari:


a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Pelaksanaan Anggaran;
c. Direktorat Pengelolaan Kas Negara;
d. Direktorat Sistem ManajemenInvestasi;
e. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;
f. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan;
g. Direktorat Sistem Perbendaharaan; dan
h. Direktorat Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan.

4. Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.01/2016


tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan, Instansi Vertikal yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan (DJPB) adalah sebagai berikut.
a.Kantor Wilayah
Kantor Wilayah merupakan Instansi Vertikal DJPB yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal
Perbendaharaan.
Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan,
supervisi, asistensi, bimbingan teknis, dukungan teknis, monitoring,
evaluasi, analisis, kajian, penyusunan laporan, dan pertanggungjawaban
di bidang · perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
Kantor Wilayah mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan,
supervisi, bimbingan teknis,dukungan teknis, monitoring, evaluasi,
penyusunan laporan,verifikasi dan pertanggungjawaban di bidang
perbendaharaan berdasarkan peraturan perundang-undangan Jumlah
Kantor Wilayah DJPB secara keseluruhan sebanyak 34 unit
tersebardiseluruh wilayah Indonesia.
HALAMA
N 02
UPKP Halaman 43

b. Kantor Pelayanan 3)Kantor Pelayanan Perbendaharaan


Perbendaharaan Negara (KPPN)
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Khusus Pinjaman dan Hibah merupakan Instansi
(KPPN) merupakan Instansi Vertikal Direktorat Vertikal Direktorat J enderal Perbendaharaan
Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah yang secara administratif berada di bawah dan
dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor bertanggung jawab kepada Kepala Kantor
Wilayah. Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
KPPN terdiri dari 5 tipe yaitu sebagai berikut: Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan
1)Kantor Pelayanan Perbendaharaan secara fungsional bertanggung jawab kepada
Negara (KPPN) Tipe Al Direktur Pengelolaan Kas Negara.
Kantor Pelayanan Perbenclaharaan Negara 4)Kantor Pelayanan Perbendaharaan
(KPPN) Tipe Al mempunyai tugas melaksanakan Negara (KPPN) Khusus Penerimaan
kewenangan perbendaharaan dan Bendahara Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
Umum Negara (BUN) , penyaluran pembiayaan (KPPN) Khusus Penerimaan merupakan Instansi
atas beban anggaran, serta penatausahaan Vertikal Direktorat · J enderal Perbendaharaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui yang secara administratif berada di bawah dan
dan dari kas negara berdasarkan peraturan bertanggung j awab kepada Kepala Kantor
perundang-undangan. Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
2) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan
Negara (KPPN) Tipe A2 secara fungsional bertanggung jawab kepada
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Direktur Pengelolaan Kas Negara.
(KPPN) Tipe A2 mempunyai tugas melaksanakan 5)Kantor Pelayanan Perbendaharaan
kewenangan perbendaharaan dan bendahara Negara (KPPN) Khusus Investasi.
umum negara, penyaluran pembiayaan atas Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
beban anggaran, serta penatausahaan (KPPN) Khusus Investasi merupakan Instansi
penerimaan dan pengeluaran anggaran melalui Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan
dan dari kas negara berdasarkan peraturan yang secara administratif berada di bawah dan
perundang-undangan.Kantor· Pelayanan bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah
Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus ' Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Pinjaman dan Hibah; Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan secara
fungsional bertanggung jawab kepada Direktur
Sistem Manajemen Investasi.

KPPN lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan terdiri dari:


a.98 (sembilan puluh delapan) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe Al;
b.81 (delapan puluh satu) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe A2;
c.1 (satu) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Pinjaman dan Hibah;
d.1 (satu) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Penerimaan; dan
e.1 (satu) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Khusus Investasi.
F. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

1.Tugas
Berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentangOrganisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri KeuanganNomor 229/PMK.01/2019 tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan
MenteriKeuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan serta pelaksanaan kebijakan di bidang barang milik negara,kekayaan negara yang
dipisahkan, kekayaannegara lain-lain, penilaian, piutang negara dan lelang sesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan.

UPKP/ HALAMAN 44
2. FUNGSI

Dalam melaksanakan tugas tersebut,berdasarkan


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
229/PMK.01/2019 tentangPerubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan, DJKN menyelenggarakan antara lain fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang barang milik negara,
kekayaan negara yang dipisahkan, kekayaan negara
lain- lain, penilaian, piutang negara, dan lelang;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang barang milik
negara, kekayaan negara yang dipisahkan, kekayaan
negara lain- lain, penilaian, piutang negara, dan
lelang;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang barang milik negara, kekayaan negara
yang dipisahkan, kekayaan negara lain-lain,
penilaian, piutang negara, dan lelang;
d.pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
barang milik negara, kekayaan negara yang
dipisahkan, kekayaan negara lain-lain, penilaian,
piutang negara, dan lelang;
e.pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di
bidang barang milik negara, kekayaan negara yang
dipisahkan, kekayaan negara lain-lain, penilaian,
piutang negara, dan lelang;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara; dan
g.pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
Keuangan.

3 .Struktur Organisasi
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara terdiri dari:
a. Sekretariat Direktorat Jenderal;
b. Direktorat Barang Milik Negara;
c. Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan;
d. Direktorat Piutang Negaradan Kekayaan Negara
Lain-lain;
e. Direktorat Pengelolaan KekayaanNegara dan Sistem
Informasi;
f. Direktorat Penilaian;
g. Direktorat Lelang; dan
h. Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat.

UPKP/ HALAMAN 45
UPKP Halaman 46

4. Organisasi Vertikal Direktorat


Jenderal Kekayaan Negara.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor


170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
263/PMK.01/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,
ditetapkan instansi vertikal dalam lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara,yakni sebagai berikut:
a. Kantor Wilayah
Kantor Wilayah adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara. Kantor
Wilayah mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, bimbingan
teknis, pengendalian, evaluasi dan pelaksanaan tugas di bidang
kekayaannegara, piutang negara, dan lelang.
Sampai saat ini Kantor Wilayah DJKN berjumlah 17 kantor yang
tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

b.Kantor Pelayananan Kekayaan Negara dan Lelang


(KPKNL).
KPKNL merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
kepada Kepala Kantor Wilayah.
KPKNL mempunyai tugas melaksanakan pelayanan di bidang
kekayaan negara, penilaian, piutang negara dan lelang.
KPKNL sampai saat ini berjumlah 85 kantor tersebar diseluruh
wilayah Indonesia.
UPKP Halaman 47

G. DIREKTORAT JENDERAL
PERIMBANGAN KEUANGAN

1.Tugas
Berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan PeraturanMenteri Keuangan
Nomor 229/PMK.01/2019 tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang alokasi dan pengelolaan dana perimbangan dan
transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang alokasi dan pengelolaan dana perimbangan
dan transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi daerah;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang alokasi dan pengelolaan dana
perimbangan dan transfer ke daerah lainnya, dan pajak daerah dan
retribusi daerah;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
alokasi dan pengelolaan dana perimbangan dan transfer ke
daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi daerah;
d.pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang alokasi
dan pengelolaan dana perimbangan dan transfer ke daerah
lainnya, dan pajak daerah dan retribusi daerah;
e.pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
alokasi dan pengelolaan dana perimbangan dan transfer ke
daerah lainnya, dan pajak daerah dan retribusi daerah;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan; dan
g.pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri
Keuangan.

3.Struktur Organisasi
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan terdiri atas:
a.Sekretariat Direktorat Jenderal;
b.Direktorat Dana Transfer Umum;
c.Direktorat Dana Transfer Khusus;
d.Direktorat Kapasitas dan Pelaksanaan Transfer; dan
e.Direktorat Evaluasi dan Sistem Informasi.
UPKP Halaman 48

H. DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN


DAN PEMBIAYAAN RISIKO

2. Tugas
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan MenteriKeuangan
Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko mempunyai
tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pengelolaan pinjaman, hibah, surat berharga negara, dan risiko keuangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pengelolaan pinjaman, hibah, surat berharga
negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan pembangunan, dan risiko
keuangan;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan pinjaman, hibah, surat berharga
negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan pembangunan dan risiko
keuangan;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan
pinjaman, hibah, surat berharga negara, dukungan pembiayaan dan
penjaminan pembangunan dan risiko keuangan;
d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengelolaan pinjaman,
hibah, surat berharga negara, dukungan pembiayaan dan penjaminan
pembangunan dan risiko keuangan;
e. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan
pinjaman, hibah, surat berharga negara, dukungan pembiayaan dan
penjaminan pembangunan dan risiko keuangan;
f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

3. Struktur Organanisasi
e.Direktorat Pengelolaan Risiko Keuangan
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
Negara;
dan Risikoterdiri dari:
f.Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah
a.Sekretariat Direktorat Jenderal;
dan Pembiayaan Infrastruktur;
b.Direktorat Pinjaman dan Hibah;
g.Direktorat Strategi dan Portofolio
c.Direktorat Surat Utang Negara;
Pembiayaan; dan
d.Direktorat Pembiayaan Syariah;
h.Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen.
.
I. INSPEKTORAT
JENDERAL
1.Tugas 2.Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat
217/PMK.01/2018 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Jenderal menyelenggarakan fungsi antara lain:
Kementerian Keuangan sebagaimana telah a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan internal atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Menteri KeuanganNomor 229/PMK.01/2019 Kementerian Keuangan;
tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan b.pelaksanaan pengawasan internal atas
MenteriKeuangan Nomor 217/PMK.01/2018
pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan terhadap kinerja dan keuangan melalui
Keuangan, Inspektorat Jenderal Kementerian
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan
pengawasan lainnya;
pengawasan internal atas pelaksanaan tugas di
c.pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu
lingkungan Kementerian Keuangan sesuai dengan
atas penugasan Menteri Keuangan;
ketentuan peraturan perundang-undangan.
d.penyusunan laporan hasil pengawasan atas
pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian
3.Struktur Organisasi Keuangan; dan
Inspektorat Jenderal terdiridari: e.pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.
a. Sekretariat Inspektorat Jenderal;
b. Inspektorat I;
c. Inspektorat II ;
d. Inspektorat III;
e. Inspektorat IV;
f. Inspektorat V;
g. Inspektorat VI;
h. Inspektorat VII; dan
i. Inspektorat Bidang Investigasi.

UPKP HALAMAN 49
J. BADAN
KEBIJAKAN FISKAL

1.Tugas
Sesuai Peraturan Menteri KeuanganNomor 217/PMK.01/2018 tentangOrganisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri KeuanganNomor 229/PMK.01/2019
tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan MenteriKeuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan,
Badan Kebijakan Fiskal mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan,
penetapan, dan pemberian rekomendasi atas kebijakan fiskal dan sektor keuangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan Kebijakan Fiskal menyelenggarakan
fungsi antara lain :
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana program analisis, dan rekomendasi
kebijakan dalam bidang fiskal, sektor keuangan, serta kerja sama ekonomi dan
keuangan internasional;
b. pelaksanaan analisis dan perumusan rekomendasi kebijakan dalam bidang fiskal
dan sektor keuangan;
c. pelaksanaan kerja sama ekonomi dan keuangan internasional:
d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan dalam bidang fiskal, sektor
keuangan serta kerja sama ekonomi dan keuangan internasional;
e. pelaksanaan administrasi Badan Kebijakan Fiskal; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

3.Struktur Organisasi
Badan Kebijakan Fiskal terdiri dari :
a. Sekretariat Badan;
b. Pusat Kebijakan Pendapatan Negara;
c. Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
d. Pusat Kebijakan Ekonomi Makro;
e. Pusat Kebijakan Sektor Keuangan;
f. Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral; dan
g. Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral.

UPKP HALAMAN 50
K. BADAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN KEUANGAN
1.Tugas
Dalam rangka meningkatkan kualitaspelayanan Kementerian Keuangankepada
para stakeholder, Kementerian Keuangan memberikan pelatihan kepada para
pegawainya. Tugas melatih para pegawaiini diberikan kepada Badan Pendidikan
dan Pelatihan Keuangan (BPPK).
Berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
229/PMK.01/2019 tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan mempunyai tugas
menyelenggarakan melaksanakan pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi
di bidang keuangan negara.

2.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPPK menyelenggarakan fungsi antara lain :
a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program pendidikan, pelatihan dan
sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara;
b. pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan sertifikasi kompetensi di bidang
keuangan negara;
c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan, pelatihan dan
sertifikasi kompetensi di bidang keuangan negara; dan
d.pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

UPKP HALAMAN 51
3.Struktur Organisasi
BPPK terdiri dari:
a. Sekretariat Badan;
b. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia;
c. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan Perbendaharaan;
d. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak;
e. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai;
f. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan;
dan
g. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum.

4.Unit Pengelola Teknis (UPT) dalam lingkungan BPPK


a. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BDK)
Dalam rangka memberikan kesempatan pendidikan dan pelatihan yang lebih luas bagi pegawai
kementerian keuangan yang ditempatkan pada instansi-instansi vertikal unit eselon I dalam lingkungan
kementerian keuangan di daerah, BPPK juga memilikiunit Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BDK)
yang merupakan unit pelaksana teknis setingkat eselon III.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 177/PMK.01/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.01/2009
tentang Organisasi dan tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Keuangan, BDK mempunyai
tugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan penataran keuangan negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BDK tersebar di 11 tempat yaitu BDK Medan,
BDK Pekanbaru, BDK Palembang, BDK Cimahi, BDK Yogyakarta, BDK Malang, BDK Denpasar, BDK
Pontianak, BDK Balikpapan, BDK Makassar, dan BDK Manado.

UPKP HALAMAN 52
a. Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Balai Diklat Kepemimpinan)
Selain itu, terdapat pula Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Balai Diklat
Kepemimpinan) yang berlokasi di Magelang. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.01/2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.01/2011 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan, Balai Diklat Kepemimpinan merupakan unit
pelaksana teknis Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Balai
Diklat Kepemimpinan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan.

UPKP HALAMAN 53
L. STAF AHLI
KEMENTERIAN KEUANGAN

Staf Ahli Menteria dalah Pegawai Negeri Sipil di


lingkungan Kementerian Keuangan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan. Staf Ahli dalam pelaksanaan kegiatan
sehari-hari didukungoleh Sekretariat Jenderal
Kementerian Keuangan.

1.Tugas

Staf Ahli mempunyaitugas memberikan rekomendasi


terhadap isu-isu strategis kepada Menteri Keuangan
di bidang peraturan dan penegakan hukum
penerimaan pajak, kepatuhan penerimaan pajak,
pengawasan penerimaan pajak, kebijakan
penerimaan negara, pengeluaran negara, makro
ekonomi dan keuangan internasional, kebijakan dan
regulasi jasa keuangan dan pasar modal, dan
organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi serta
hukum dan hubungan kelembagaan.

UPKP HALAMAN 54
UPKP HALAMAN 55

2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Staf Ahli menyelenggarakan fungsi antara lain:
a. pengolahan dan penelaahan masalah-masalah di bidang peraturan dan penegakan hukum
penerimaan pajak, kepatuhan penerimaan pajak, pengawasan penerimaan pajak, kebijakan
penerimaan negara, pengeluaran negara, makro ekonomi dan keuangan internasional, kebijakan dan
regulasi jasa keuangan dan pasar modal, organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi, dan hukum
dan hubungan kelembagaan serta penyiapan penalaran secara konsepsional;
b. penalaran konsepsional suatu masalah di bidang keahliannya atas inisiatif sendiri dan pemecahan
persoalan secara mendasar dan terpadu untuk bahan kebijakan Menteri Keuangan sebagai
penelaahan staf;
c. pemberian bantuan kepada Menteri Keuangan dalam penyiapan bahan untuk keperluan rapat,
seminar, dan lain-lain yang dihadiri oleh Menteri Keuangan;
d. pelaksanaan tugas-tugas lain atas petunjuk Menteri Keuangan.

3.Susunan dan Tugas Staf Ahli


Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 433/KMK.01/2020 tentang Penugasan Staf Ahli
Menteri Keuangan untuk Membantu Pimpinan Unit Eselon I dan/atau Pimpinan Unit Non Eselon yang
Bertanggung Jawab Langsung Kepada Menteri Keuangan dalam Pelaksanaan Tugas Kementerian,
susunan Staf Ahli dan tugasnya
No Staf Ahli Penugasan UE1

membantu Direktur Jenderal Pajak


mengoordinasikan dan memimpin
Staf Ahli Bidang Peraturan dan
1 pelaksanaan tugas di bidang
DJP
Penegakan Hukum Pajak
perumusan peraturan pajak,
penegakan hukum pajak, dan
pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh Direktur Jenderal Pajak.

membantu Direktur Jenderal Pajak


mengoordinasikan dan memimpin
pelaksanaan tugas di bidang
2 Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak kepatuhan penerimaan pajak dan
DJP
pelaksanaan tugas lain yang diberikan
oleh Direktur Jenderal Pajak.

membantu Direktur Jenderal Pajak


mengoordinasikan dan memimpin
pelaksanaan tugas pada:
a. bidang pengawasan penerimaan
pajak;
3 Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak b. bidang transformasi proses bisnis DJP
dan organisasi, transformasi teknologi
informasi, dan transformasi sumber
daya aparatur di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak; dan
bidang lain yang diberikan oleh
Direktur Jenderal Pajak.

membantu Kepala Badan Kebijakan


Fiskal mengoordinasikan pelaksanaan
tugas penyusunan rekomendasi
kebijakan di bidang penerimaan pajak, BKF
kepabeanan dan cukai, serta kebijakan
fiskal pengembangan ekonomi digital;

membantu Direktur Jenderal Anggaran


mengoordinasikan pelaksanaan tugas
penyusunan kebijakan di bidang DJA
PNBP;
4 Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara

membantu Direktur Jenderal


Anggaran, Direktur Jenderal Pajak,
Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dan
Direktur Jenderal Kekayaan Negara
DJA, DJP,
mengoordinasikan pelaksanaan
sinkronisasi perumusan kebijakan DJBC dan
pemungutan penerimaan pajak,
kepabeanan dan cukai baik domestik DJKN
maupun internasional, serta PNBP;
No Staf Ahli Penugasan UE1

membantu Direktur Jenderal Pajak,


Direktur Jenderal Perbendaharaan,
dan Direktur Jenderal KN
mengoordinasikan pelaksanaan DJP, DJPB,
4
sinkronisasi di bidang penyederhanaan
Staf Ahli Bidang Penerimaan negara
tata cara perpajakan dan perumusan dan DJKN
insentif pajak sektor-sektor tertentu,
sentralisasi pengelolaan penerimaan
negara secara elektronik, dan
optimalisasi penerimaan negara dari
pengelolaan aset.

membantu Direktur Jenderal Anggaran


mengoordinasikan pelaksanaan tugas DJA
di bidang penganggaran;

membantu Direktur Jenderal


Perbendaharaan mengoordinasikan
pelaksanaan tugas di bidang belanja,
pengelolaan kas negara, dan
DJPB
pendanaan sektor-sektor tertentu;

5 Staf Ahli Bidang Pengeluaran negara membantu Direktur Jenderal Kekayaan


Negara mengoordinasikan
pelaksanaan tugas di bidang kekayaan DJKN
negara;

membantu Direktur Jenderal


Perimbangan Keuangan
mengoordinasikan pelaksanaan tugas DJPK
di bidang hubungan keuangan pusat
dan daerah; dan

membantu Kepala Badan Kebijakan


Fiskal:
a.mengoordinasikan pelaksanaan
tugas di bidang ekonomi makro,
asesmen dampak kebijakan fiskal
6 Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro dan
Keuangan Internasional
terhadap ekonomi makro, dan
hubungan internasional; dan BKF
b.sebagai focal point Kementerian
Keuangan dalam kerja sama
internasional di bidang ekonomi dan
keuangan.
No Staf Ahli Penugasan UE1

membantu Kepala Badan Kebijakan BKF dan


7 Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan
Fiskal dan Direktur Jenderal Anggaran
Pasar Modal
terkait dengan bidang jasa keuangan DJA
dan pasar modal.

membantu Sekretaris Jenderal,


Inspektur Jenderal, dan Kepala Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan SETJEN,
8 Staf Ahli Bidang OBTI mengoordinasikan pelaksanaan tugas
di bidang sumber daya aparatur, ITJEN, BPPK
reformasi birokrasi, dan sistem logistik
nasional sektor ekonomi digital.

membantu Sekretaris Jenderal


mengoordinasikan pelaksanaan tugas
9 Staf Ahli Bidang Hukum dan Hubungan
Kelembagaan
penanganan bidang hukum di
lingkungan Kementerian Keuangan dan
SETJEN
hubungan kelembagaan.
UPKP| HALAMAN 59

M. PUSAT SISTEM INFORMASI


DAN TEKNOLGI KEUANGAN
1.Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri KeuanganNomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
PeraturanMenteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019
tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan MenteriKeuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan, Pusat Sistem Informasidan Teknologi Keuangan(Pusintek)
mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan
rencana strategis dan kebijakan Teknologi Informasi dan
Komunikasi, pengembangan sistem informasi, manajemen layanan
Teknologi Informasi dan Komunikasi, operasional Teknologi
Informasi dan Komunikasi, keamanan informasi dan kelangsungan
Teknologi Informasi dan Komunikasi, manajemen layanan data, dan
pengelolaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer.
Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Sistem Informasi dan
Teknologi Keuangan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Keuangan melalui Sekretaris Jenderal.
2.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusintek
menyelenggarakan fungsi:
a.koordinasi penyusunan dan pemutakhiran rencana strategis
Teknologi Informasi dan Komunikasi;
b.koordinasi penyusunan dan pemutakhiran arsitektur Teknologi
Informasi dan Komunikasi;
c.koordinasi penyusunan analisis kapasitas Teknologi Informasi dan
Komunikasi;
d.koordinasi penyusunan dan pemutakhiran kebijakan dan
standardisasi tata kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi;
e.koordinasi pelaksanaan manajemen program Teknologi Informasi
dan Komunikasi;
f.koordinasi pengembangan sistem informasi;
g.koordinasi manajemen layanan Teknologi Informasi dan
Komunikasi;
h.koordinasi pelaksanaan operasional Teknologi Informasi dan
Komunikasi;
i.koordinasi penyusunan dan pelaksanaan tata kelola dan
manajemen keamanan informasi;
j.koordinasi pelaksanaan bina kepatuhan dan manajemen risiko
Teknologi Informasi dan Komunikasi;
k.koordinasi manajemen layanan data;
l.pembinaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer; dan
m. pelaksanaan administrasi pusat.
O. Pusat analisis dan
Harmonisasi Kebijakan

1.Tugas
Berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan Nomor
217/PMK.01/2018 tentangOrganisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri KeuanganNomor 229/PMK.01/2019
tentangPerubahan Kedua Atas Peraturan
MenteriKeuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan,
Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan(Pushaka)
mempunyaitugas melaksanakan analisis,harmonisasi
dan sinergikebijakan atas pelaksanaanKementerian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Pushaka berada di
bawah dan bertanggung jawab kepadaMenteri
Keuangan melaluiSekretaris Jenderal.

2.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pushaka
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi
kebijakan atas program dan kegiatan Menteri
Keuangan di bidang Pendapatan Negara dan
Pembiayaan Negara;
b.pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi
kebijakan atas program dan kegiatan Menteri
Keuangan di bidang Belanja Negara dan Kekayaan
Negara;
c.pelaksanaan analisis, harmonisasi, dan sinergi
kebijakan atas program dan kegiatan Menteri
Keuangan di bidang Sumber Daya Aparatur dan
Pengawasan;
d.pelaksanaan pengelolaan program dan kegiatan
Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Keuangan; dan
e.pelaksanaan administrasi Pusat Analisis dan
Harmonisasi Kebijakan.

UPKP Halaman 60
BAB IV
ORGANISASI LAIN DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KEUANGAN
YANG DIAMANATKAN OLEH
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
UPKP Halaman 62

a. Lembaga Nasional single window


Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang ekspor, impor dan logistik
berbasis transparan, konsisten, efisien dan simpel, berdasarkan amanat Peraturan Presiden Nomor
44 Tahun 2018 tentang Indonesia National Single Window, di lingkungan Kementerian Keuangan
telah dibentuk Lembaga National Single Window (LNSW) melalui Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 180/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga National Single Window.

1.Tugas
Berdasarkan PMK 180/PMK.01/2018, LNSW mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
Indonesia National Single Window dan penyelenggaraan Sistem Indonesia National Single
Window dalam penanganan dokumen kepabeanan, dokumen kekarantinaan, dokumen perizinan,
dokumen kepelabuhanan/kebandarudaraan, dan dokumen lain, yang terkait dengan ekspor
dan/atau impor secara elektronik.

2.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas dimaksud, LNSW
menyelenggarakan fungsi:
a.perumusan dan pelaksanaan pedoman dalam
pengelolaan Indonesia National Single Window dan
penyelenggaraan Sistem Indonesia National Single
Window;
b.penyediaan fasilitas untuk pengajuan, pemrosesan, dan
penyampaian keputusan secara tunggal, dalam
penanganan dokumen kepabeanan, dokumen
kekarantinaan, dokumen perizinan, dokumen
kepelabuhanan/kebandarudaraan, dan dokumen lain, yang
terkait dengan ekspor dan/atau impor;
c.penyediaan fasilitas untuk penyampaian, pencantuman,
dan penghapusan ketentuan tata niaga post border pada
Sistem Indonesia National Single Window;
d.pelaksanaan simplifikasi dan standardisasi dalam
Indonesia National Single Window mengenai pelaksanaan
kebijakan yang terkait dengan ekspor dan/atau impor;

UPKP
UPKP Halaman 63

e. penyiapan dukungan teknis melalui Indonesia National Single Window dalam peningkatan fasilitasi
perdagangan, pengawasan lalu lintas barang, dan optimalisasi penerimaan negara, yang berkaitan
dengan kegiatan ekspor dan/atau impor;
f. pelaksanaan pengelolaan informasi mengenai peraturan perundang-undangan sebagai acuan
utama pengajuan dokumen kepabeanan dalam kegiatan ekspor dan/atau impor;
g. pelaksanaan tata kelola data dan informasi elektronik yang terkait dengan ekspor dan/atau impor;
d. pelaksanaan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama di bidang sistem National Single Window
dalam forum nasional dan internasional;
h. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi dan teknis
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Lembaga National Single Window;
i. pelaksanaan harmonisasi dan sinkronisasi proses bisnis antar kementerian/lembaga dalam
pelaksanaan Indonesia National Single Window; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
b. Sekretariat
pengadilan pajak
Dalam rangka mengemban amanat Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, di Kementerian Keuangan
terdapat Sekretariat Pengadilan Pajak (Set-PP). Adanya Set-PP
bertujuan agar proses penyelesaian sengketa perpajakan melalui
Pengadilan Pajak dapat dilakukan secara adil, cepat, murah, dan
sederhana dengan pemberian pelayanan administrasi sengketa
pajak yang lebih tertib, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

1. Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri KeuanganNomor 122/PMK.01/2018
tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Pengadilan Pajak,
Sekretariat Pengadilan Pajak mempunyai tugas memberikan pelayanan di
bidang tata usaha, kepegawaian, keuangan, rumah tangga, administrasi
persiapan berkas banding dan/atau gugatan, administrasi persiapan
persidangan, administrasi persidangan, administrasi penyelesaian putusan,
dokumentasi, administrasi peninjauan kembali, administrasi yurisprudensi,
pengolahan data, dan pelayanan informasi.

2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Set-PP menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan program kerja dan pelaporan serta pelaksanaan
administrasi di bidang tata usana, kepegawaian, keuangan dan
rumah tangga;
b.pelayanan administrasi persiapan berkas banding dan/atau
gugatan;
c.penghimpunan dan pengklasifikasian Putusan Pengadilan Pajak
dan penyelenggaraan perpustakaan;
d.pelayanan administrasi peninjauan kembali Putusan Pengadilan
Pajak;
e.pelayanan administrasi yurisprudensi Putusan Pengadilan Pajak;
f.pengolahan data dan pelayanan informasi;
g.pelayanan administrasi persiapan persidangan;
h.pelayanan administrasi persidangan; dan
i.pelayanan administrasi penyelesaian putusan.

HALAMAN 64
c. Sekretariat Komisi Pengawas
Perpajakan
Untuk mengemban amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 serta untuk
mendukung dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas Komite
Pengawas Perpajakan, di Kementerian Keuangan telah dibentuk Sekretariat
Komite Pengawas Perpajakan (Setkomwasjak) yang mempunyai tugas untuk
melaksanakan pelayanan teknis dan administratif dalam rangka mendukung
pelaksanaan tugas Komwas Perpajakan yang bersifat mandiri dalam
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Instansi Perpajakan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.01/2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan,
Setkomwasjak merupakan unit organisasi di lingkungan Kementerian
Keuangan yang secara fungsional bertanggung jawab kepada Ketua Komite
PengawasPerpajakan, dan secara administratif berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal.

1.Tugas
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 117/PMK.01/2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan
Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan mempunyai tugas memberikan
dukungan teknis dan administratif dalam pelaksanaan tugas Komite Pengawas
Perpajakan.

2.Fungsi
Dalammelaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sekretariat
KomitePengawas Perpajakan menyelenggarakan fungsi:
a.perumusan kebijakan teknis dan program kerja pengawasan terhadap
kebijakan perpajakan dan pelaksanaan administrasi perpajakan;
b.pelaksanaan pengamatan, pengkajian, dan penanganan pengaduan, masukan,
dan mediasimasyarakat;
c.penyusunan konsep dan pelaksanaan pemantauan (monitoring) dan evaluasi
atas saran dan/atau rekomendasi yang terkait dengan kebijakan perpajakan dan
penyelenggaraan administrasi perpajakan;
d.pelaksanaan edukasi kepada masyarakat;
e.pelaksanaan manajemen data dan informasi;
f.penyusunan rencana strategis dan rencana kerja; dan
g.pengelolaan anggaran, organisasi dan tata laksana,sumber daya
manusia,kepatuhan internal, risiko,kinerja, tata usaha, dan rumah tangga.

HALAMAN 65
d. Sekretariat komite stabilitas sistem
keuangan
Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Pencegahan dan Penanganan
Krisis Sistem Keuangan, dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Komite Stabilitas Sistem
Keuangan baik secara substantif maupun administratif, di lingkungan Kementerian Keuangan telah
dibentuk Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (Sekretariat KSSK).
Sekretariat KSKK merupakan unit organisasi non eselon di lingkungan Kementerian Keuangan yang
bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan selaku Koordinator Komite Stabilitas Sistem Keuangan
dan secara administratif berada di bawah Sekretaris Jenderal.

1. Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat KSSK, Sekretariat KSSK mempunyai tugas membantu pelaksanaan tugas Komite Stabilitas
Sistem Keuangan baik secara substantif maupun administratif.

2.Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat KSSK menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan tata kelola Komite Stabilitas Sistem Keuangan dan Sekretariat KSSK ;
b. perumusan kerangka kerja, termasuk kriteria dan indikator, penilaian kondisi stabilitas sistem
keuangan ;
c. penyiapan bahan untuk penilaianterhadap kondisi stabilitas sistem keuangan berdasarkan masukan
dari setiap anggota Komite Stabilitas SistemKeuangan, beserta data dan informasi pendukung ;
d. penyiapan usulan langkah koordinasi untuk mencegah krisis sistem keuangan dengan
mempertimbangkan rekomendasi dari setiap anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan;

HALAMAN 66
e. penyiapan rekomendasi kepada Presiden untuk memutuskan perubahan statusstabilitas sistem
keuangan,langkah penanganan krisissistem keuangan, sertapenyelenggaraan dan pengakhiran
Program Restrukturisasi Perbankan;
b.penyiapan penyerahan penanganan permasalahan solvabilitas bank sistemik kepada Lembaga
Penjamin Simpanan beserta usulan langkah yang harus dilakukan oleh anggota Komite Stabilitas
Sistem Keuangan untuk mendukung pelaksanaan penanganan permasalahan bank sistemik oleh
Lembaga Penjamin Simpanan;
c.penyiapan keputusan pembelian Surat Berharga Negara yang dimiliki LembagaPenjamin Simpanan
oleh Bank Indonesia guna penanganan bank;
d.penyiapan masukan bagi anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan mengenai materi peraturan
perundang-undangan di bidang jasa keuangan uang dapat mempengaruhi stabilitas sistem
keuangan;
e.penyiapan bahan monitoring dan evaluasi pelaksanaan keputusan Komite Stabilitas Sistem
Keuangan;
f.Pengelolaan data dan informasi terkait Stabilitas SistemKeuangan;
g.pelaksanaan kajian risiko dan hukum atas kebijakan KomiteStabilitas Sistem Keuangan;
h.pengelolaan komunikasi publik dan hubungan antar lembaga;
i.pelaksanaan urusan administrasi Sekretariat KSSK dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan; dan
pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan Komite Stabilitas Sistem Keuangan

HALAMAN 67
HALAMAN 68

E. SEKRETARIAT KOMITE
NASIONAL EKONOMI DAN
KEUANGAN SYARIAH
Dalam rangka memberikan dukungan
administrasi kepada KNEKS (Pimpinan,
Anggota, Manajemen Eksekutif) yang
ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 28
Tahun 2020 tentang Komite Nasional Ekonomi
dan Keuangan Syariah, di lingkungan
Kementerian Keuangan telah di bentuk
Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan
Keuangan Syariah (Sekretariat KNEKS) melalui
penetapan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
74/PMK.01/2020 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan
Keuangan Syariah.
1. Tugas
Berdasarakan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 74/PMK.01/2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Sekretariat Komite Nasional
Ekonomi dan Keuangan Syariah, Sekretariat
KNEKS mempunyai tugas memberikan dukungan
administrasi kepada Manajemen Eksekutif
KNEKS, serta memberikan dukungan
administrasi kepada Pimpinan KNEKS dan
anggota KNEKS dalam pelaksanaan tugas
KNEKS.

2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Set KNEKS
menyelenggarakan fungsi:
a. pengoordinasian, fasilitasi, dan pengelolaan
perencanaan, keuangan, organisasi, sumber
daya manusia, dukungan teknologi informasi,
kinerja, kepatuhan internal, risiko, dan
kerumahtanggaan Manajemen Eksekutif
KNEKS dan Sekretariat KNEKS;
b.pengoordinasian, fasilitasi, dan pelaksanaan
pemantauan program dan kinerja Manajemen
Eksekutif KNEKS; dan
c.pemberian dukungan administrasi kepada
Pimpinan dan Anggota KNEKS dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi KNEKS.
F. LEMBAGA PENGELOLA
DANA PENDIDIKAN
Dalam rangka menjamin keberlangsungan program pendidikan
bagi generasi berikutnya sebagai bentuk pertanggungjawaban
antar generasi (intergenerational equity), serta sebagai tindak
lanjut Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2019 tentang Dana
Abadi Pendidikan, di lingkungan Kementerian Keuangan juga
terdapat Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang
mempunyai tugas untuk melaksanakan pengelolaan Dana
Pengembangan Pendidikan Nasional baik dana abadi pendidikan
(endowment fund) maupun dana cadangan pendidikan sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

1.Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
47/PMK.01/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan, LembagaPengelola Dana
Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dana
abadi (endowment fund) pendidikan yang bersumber dari
Dana Pengembangan Pendidikan Nasional, pendapatan
investasi, dan/atau sumber lain yang sah untuk menjamin
keberlangsungan program pendidikan bagi generasi
berikutnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
Dewan Penyantun, Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2.Fungsi
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan menyelenggarakan fungsi:
a.perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan di bidang
investasi;
b.perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan beasiswa;
c.perencanaan, pelaksanaan, dan pengembangan fasilitasi
pendanaan riset;
d.koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi dan teknis kepada seluruh unsur organisasi
di lingkungan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan;
e.pelaksanaan pemeriksaan intern atas pelaksanaan tugas
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; dan
f.pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

UPKP HALAMAN 69
G. BADAN PENGELOLA
DANA PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit yang selanjutnya disebut BPDPKS
merupakan unit organisasi non eselon di lingkungan Kementerian Keuangan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal
Perbendaharaan.

1.Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, BPDPKS mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan dan berdasarkan keterituan peraturan perundang-undangan.

2.Fungsi
BPDPKS menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan Rencana Strategis Bisnis, Rencana
Bisnis Anggaran tahunan, serta rencana kerja dan
anggaran satuan kerja;
b. penghimpunan Dana termasuk rencana dan
strategi pemungutan biaya dan pengembangan
Dana;
c. pengelolaan Dana yang . meliputi ·
penempatan/ investasi Dana;
d. perencanaan dan penyaluran Dana;
e. penyusunan dan pelaksanaan anggaran,
akuntansi dan penyelesaian transaksi (setelmen) ,
serta pelaporan; dan
f. pengendalian intern dan penerapan manajemen
risiko dengan prinsip kehati-hatian terhadap
pelaksanaan tugas BPDPKS.

UPKP HALAMAN 70
H. BADAN PENGELOLA
DANA LINGKUNGAN HIDUP

Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH)


adalah badan yang dirancang untuk menghimpun
pendanaan perlindungan lingkungan hidup serta
memiliki kemampuan untuk menyalurkannya pada pos-
pos prioritas yang berkomitmen pada kepentingan
pemulihan dan pelestarian lingkungan hidup. BPDLH
akan menyalurkan dana di antaranya terkait dengan
upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, konservasi,
keragaman hayati, dan berbagai kearifan lokal yang
harus dilindungi.
Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup merupakan
unit organisasi non-Eselon di bidang pengelolaan Dana
Lingkungan Hidup yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan melalui
Direktur Jenderal Perbendaharaan.

1.Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
137/PMK.01/2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 24/PMK.01/2021 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 137/PMK.01/2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola
Dana Lingkungan Hidup, BPDLH mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan Dana Lingkungan Hidup di
bidang kehutanan, energi dan sumber daya mineral,
perdagangan karbon, jasa lingkungan, industri,
transportasi, pertanian, kelautan dan perikanan, dan
bidang lainnya terkait lingkungan hidup sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan..

UPKP HALAMAN 71
H. BADAN PENGELOLA
DANA LINGKUNGAN HIDUP

1.Fungsi
BPDLH menyelenggarakan fungsi:
a.pelaksanaan penyusunan rencana strategis bisnis,
rencana bisnis dan anggaran tahunan, serta rencana
kerja dan anggaran satuan kerja, pengelolaan anggaran,
akuntansi, dan pelaporan keuangan, pengelolaan
sumber daya manusia, urusan umum, kerumahtanggaan,
kehumasan, dan layanan informasi, pengelolaan sistem
informasi teknologi dan basis data Dana Lingkungan
Hidup, serta koordinasi pelaksanaan tugas;
b.penyusunan, pelaksanaan, pengawasan, dan
pelaporan rencana penghimpunan dan pengembangan
dana, mobilisasi sumber-sumber pendanaan, perumusan,
perencanaan, dan pelaksanaan pengembangan dan
pemasaran layanan, pengembangan dan penempatan
dana pada instrumen investasi, pengelolaan kerja sama
pendanaan, setelmen Dana Lingkungan Hidup,
pelaksanaan restrukturisasi pinjaman, serta pengelolaan
kerja sama dengan bank kustodian, bank umum,
dan/atau pihak lainnya;
c.penyusunan dan pelaksanaan rencana penyaluran
dana, analisis kelayakan proposal, penetapan objek
penyaluran dana, penyampaian hasil analisis ke
Kementerian/Lembaga, bank kustodian, bank umum,
dan/atau pihak lainnya, penyaluran dana pinjaman, dana
program, dana bagi hasil dan syariah, monitoring dan
evaluasi atas penyaluran dana, serta pembinaan kepada
penerima dana;
d.penelaahan aspek hukum atas peraturan dan
perjanjian, penyusunan rumusan peraturan, perjanjian,
dan kajian hukum, penanganan permasalahan hukum,
pendokumentasian atas seluruh dokumen hukum,
peraturan, dan perjanjian, serta pelaksanaan manajemen
risiko; dan
e.pelaksanaan pemeriksaan intern atas pelaksanaan
tugas Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup.

UPKP HALAMAN 72
Pusat Investasi Pemerintah (PIP) merupakan
unit organisasi non eselon di bidang
I. PUSAT INVESTASI pembiayaan usaha mikro, kecil, dan
menengah yang berada di bawah dan
PEMERINTAH bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan
melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan. PIP
merupakan satuan kerja pada Kementerian
Keuangan yang menerapkan Pola Pengelolaan
1.Tugas
Keuangan Badan Layanan Umum sesuai
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
dengan ketentuan peraturan perundang -
Nomor 91/PMK.01/2017 tentang
undangan. PIP dipimpin oleh Direktur Utama.
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi
Pemerintah, PIP mempunyai tugas
melaksanakan· koordinasi di bidang
pembiayaan usaha mikro, kecil, dan
menengah sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan,dan
berdasarkan ketentuanperaturan
perundang undangan.

1.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, PIP
menyelenggarakan fungsi:
a.pelaksanaan penyusunan rencana strategis bisnis dan
Rencana Bisnis dan Anggarantahunan, rencana kerja dan
anggaransatuan kerja, pengelolaan anggaran, akuntansi,
transaksi dan pelaporan keuangan, penyelesaian (setelmen),
pengelolaan sumber daya manusia, urusan umum, harmonisasi
fungsi internal organisasi, kehumasan dan layanan informasi,
serta pengelolaan sisteminformasi dan teknologi;
b.pelaksanaan kerjasama pendanaaan pembiayaan usaha
mikro, kecil, dan menengahdengan Pemerintah Daerah dan/
atau pihak lain, pengelolaan pembiayaan kepada usahamikro,
kecil, dan menengah, kerjasama penyaluranpembiayaan
dengan lembaga penyalur dan pengembangan bisnis
pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah;
c.pelaksanaan perikatan dan monitoring Jamlnan piutang yang
diserahkan oleh lembaga penyalur;
d.pelaksanaan penelaahan aspek hukum, penyusunan rumusan
dan perubahan perjanjian, melakukan kajian hukum,
penanganan masalah hukum dan penyusunan kebijakan serta
pengelolaan risiko; dan
e.pelaksanaan pemeriksaan internal atas pelaksanaan tugas
PIP.

UPKP HALAMAN 73
I. LEMBAGA MANAJEMEN
ASET NEGARA

Lembaga Manajemen Aset Negara yang


selanjutnya disebut LMAN merupakan unit
organisasi non eselon di lingkungan
Kementerian Keuangan yang menerapkan
pengelolaan keuangan badan layanan umum
yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Menteri Keuangan melalui
Direktur Jenderal Kekayaan Negara.

1.Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2017 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Manajemen Aset Negara, LMAN mempunyai
tugas melaksanakan:
a. pelayanan pengembangan usaha, analisis pasar properti, pengembangan strategi
bisnis Jasa penilaian dan konsultasi manajemen aset;
b. penelitian di bidang properti;
c. pemanfaatan dalam bentuk pendayagunaan dan kerjasama operasional aset
negara termasuk pinjam pakai;
d. pemindahtanganan;
e. pelaporan, monitoring dan evaluasi manajemen aset negara;
f. pengadaan, konstruksi, pengamanan, pemeliharaan, pengurusan perizinan,
pendokumentasian, publikasi, pemasaran, dan penanganan hukum;
g. penyusunan perjanjian; dan
h. perencanaan kebutuhan dan pengembangan lahan/tanah, pengel-olaan dana
investasi pemerintah termasuk pendanaan pengadaan tanah untuk Proyek
Strategis Nasional sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan.

Aset yang dikelola oleh LMAN meliputi:


a. barang milik negara dan/ atau kekayaan negara lain yang diserahkelolakan oleh
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara kepada LMAN;
b. aset yang perolehannya dibiayai dengan dana yang bersumber dari Bagian
Anggaran BUN Pengelolaan Investasi Pemerintah (Bagian Anggaran 999.03); dan
c. aset hasil pengadaan tanah untuk Proyek Strategis Nasional sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.

UPKP HALAMAN 74
I. LEMBAGA MANAJEMEN
ASET NEGARA

1.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, LMAN
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan dana investasi pemerintah yang dialokasikan pada
LMAN tetmasuk pendanaan pengadaan tanah untuk Proyek Strategis Nasional
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, pengelolaan
keuangan dan akuntansi, pengelolaan teknologi informasi, pengelolaan
kerumahtanggaan, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan sumber daya
manusia (SDM) dan organisasi, serta pengelolaan kinerja dan kepatuhan internal;
b. pelaksanaan perencanaan aset, penelitian dan analisis pasar properti, pelayanan
jasa konsultasi dan penilaian aset, pengelolaan risiko, pengamanan aset,
perencanaan pengadaan dan pelaksanaan konstruksi aset, pemeliharaan aset,
penyusunan perjanjian, monitoring perjanjian, serta dokumentasi hukum;
c. pelaksanaan perencanaan dan pelaksanaan pendanaan tanah untuk Proyek
Strategis Nasional sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan,
monitoring dan evaluasi pendanaan pengadaan tanah, sertifikasi dan
pengadministrasian tanah, serta litigasi; dan
d.pelaksanaan perencanaan dan pengembangan usaha, pengelolaan strategi
komunikasi, pelaksanaan pemanfaatan dalam bentuk pendayagunaan dan
kerjasama operasional termasuk pinjam pakai, dan pemindahtanganan aset,
perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasaran dan publikasi aset, serta
monitoring dan evaluasi pencapaian target.

UPKP HALAMAN 75
K. LEMBAGA DANA
Dalam rangka tindak lanjut amanat KERJA SAMA
Peraturan Pernerintah Nornor 48 Tahun PEMBANGUNAN
2018 tentang Tata Cara Pemberian
INTERNASIONAL
Hibah kepada Permerintah
Asing/Lembaga Asing, di lingkungan
Kementerian Keuangan telah dibentuk
Lembaga Dana Kerja Sama 1.Tugas
Pembangunan Internasional. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 143/PMK.01/2019 tentang Organisasi
Lermbaga Dana Kerja Sarma
dan Tata Kerja Lembaga Dana Kerja Sama
Pernbangunan Internasional yang
Pembangunan Internasional, LDKPI
selanjutnya disingkat LDKPI rnerupakan
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
unit organisasi non-Eselon yang
dana kerja sama pembangunan internasional
rnenerapkan pola pengelolaan
(endowmentfund) dan dana dalam rangka
keuangan badan layanan umum.
pemberian hibah kepada pemerintah
LDKPI berada di bawah dan asing/lembaga asing sesuai dengan kebijakan
bertanggung jawab kepada Menteri yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan
Keuangan melalui direktur jenderal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
yang melaksanakan tugas dan fungsi di undangan.
bidang pengelolaan pembiayaan dan
risiko. 2.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud di atas, LDKPI menyelenggarakan
fungsi:
a. pelaksanaan pengelolaan dana investasi
pemerintah yang dialokasikan pada dana
kerja sama pembangunan internasional
(endowment fund);
b. pengelolaan keuangan, organisasi, sumber
daya manusia, kinerja dan risiko, kepatuhan
internal, komunikasi, data, dan informasi
LDKPI, pengoordinasian dan pemberian
fasilitas penyusunan peraturan dan perjanjian
dan kerja sama LDKPI, serta pelaksanaan
hubungan kelembagaan LDKPI;
c. pelaksanaan pengelolaan investasi,
perencanaan dan pelaksanaan penyaluran
dana untuk pemberian hibah, penyiapan
bahan penyusunan perjanjian dan kerja sama,
pelaksanaan pengadaan untuk keperluan
hibah, dan penyelesaian transaksi
(settlement), serta pemantauan dan evaluasi
efektivitas pemberian hibah; dan
d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan
Menteri Keuangan.

UPKP HALAMAN 76
J. POLITEKNIK
KEUANGAN NEGARA
STAN

Politeknik Keuangan Negara STAN yang


selanjutnya disebut PKN STAN merupakan
perguruan tinggi di lingkungan Kementerian
Keuangan, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri
Keuangan melalui Kepala Badan Pendidikan
dan Pelatihan Keuangan. Pembinaan PKN
STAN secara:
a.teknis akademik dilaksanakan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan; dan
b.teknis operasional dan administratif
dilaksanakan oleh Menteri Keuangan.

1.Tugas
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/PMK.01/2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Politeknik Keuangan Negara STAN, PKN STAN mempunyai tugas
menyelenggarakan pendidikan vokasi, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di
bidang keuangan negara..

2.Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, PKN STAN menyelenggarakan
fungsi:
a.penyusunan rencana dan program pendidikan;
b.penyelenggaraan pendidikan vokasi di bidang keuangan negara;
c.pelaksanaan penelitian;
d.pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;
e.pelaksanaan sistem penjaminan mutu;
f.pelaksanaan sistem pemeriksaan intern;
g.pelaksanaan pembinaan sivitas akademika;
h.pengelolaan laboratorium, perpustakaan, sistem informasi, dan penerbitan, serta sarana
dan prasarana penunjang lainnya;
i. pelaksanaan administrasi akademik dan kemahasiswaan;
j. pelaksanaan administrasi keuangan dan umum; dan
k.pelaksanaan evaluasi dan pelaporan.

UPKP HALAMAN 77
Para VO Talent di bawah ini telah
Membuatkan anda podcast

Edi Nugroho

Diding Ariadi Damanik

Veri Gunawan Sinaga

Nida Vania
Gustin Tjindrawasih
Iin Kurniawati

Hana Richa

Rima Budiarti
KLIK BINTANG YAH...

KASIH MASUKAN

PARA
VO TALENT

Anda mungkin juga menyukai